CHAPTER 1 : The Only One That I Want Is You
Eun. Byul. Itulah namaku. Orang-orang disekitarku selalu iri kepadaku. Mereka bilang aku beruntung karena selalu dikelilingi ‘tujuh pangeran’ yang selalu menguntitku. Terdengar menggelikan memang. Tetapi kenyataannya memang begitu. Di sekolah, mereka terkenal dengan sebutan GOT7. Mereka selalu ada saat keadaan apapun. Bersama mereka diriku selalu merasakan kehangatan yang sempurna. Namun, ada ‘satu pangeran’ yang selalu membuat hatiku berdebar dengan tidak wajar.
Dia adalah pilihanku.
Seperti biasanya.
‘Tok tok tok’
“Eun Byul-ah! Kita akan ketinggalan bus!”
“Ok! Wait a minute!” Eunbyul berlari kecil kearah Appa-nya lalu mencium pipi kanannya.
“Hati-hati! Jangan lupa habiskan bekalmu!”
“Arraseo! Bye Appa!”
“Ckck.. selalu seperti ini,” sambil tersenyum kecil melihat tingkah putri kesayangannya.
Eunbyul tinggal berdua bersama Appa-nya. Eomma-nya sudah meninggal sejak dia lahir. Eunbyul dan JB bertetangga dekat. Rumahnya pas berada di samping rumah Eunbyul. Setiap berangkat sekolah, mereka selalu berangkat bersama. Mereka sudah mengenal satu sama lain sejak kecil. Sehingga mereka tau rahasia satu sama lain.
Bel istirahat berbunyi. Eunbyul bersama JB, Mark dan Jinyoung segera menuju kantin.
“Hi my Snow White!” teriak Jackson.
“Please stop! Kau membuatku malu Jackson!” Eunbyul menutup mukanya dengan kedua tangannya karena malu.
“Eunbyul-ah! Sini duduk disampingku,” Bambam menggenggam tangan Eunbyul dengan cepat.
“Kenapa dia harus duduk disampingmu! Eunbyul lebih baik kau jauh-jauh dari Bambam,” Yugyeom menarik tangan Eunbyul sehingga genggamannya lepas.
Eunbyul menghela napas sambil terkikik kecil. Dia seperti ibu yang merawat dua anak yang tidak bisa diatur. Selalu bertengkar. Seperti inilah merawat dua maknae yang selalu tidak mau kalah.
“Kalian berdua lebih baik duduk bersamaku,” ucap Youngjae sambil menarik Bambam dan Yugyeom agar menjauh dari Eunbyul.
“Thank you, Youngjae,” ucap Eunbyul sambil mengedipkan mata kanannya. Youngjae selalu menjadi penengah jika kedua maknae sedang bertengkar.
“Your welcome, Snow White,” balas Youngjae dengan senyumnya yang lebar.
“Kenapa kalian selalu memanggilku Snow White?! Orang-orang selalu menatapku dengan aneh jika kalian memanggilku seperti itu!”
“Tentu saja kau Snow white! Kau cantik seperti Snow White dengan tujuh pangeran yang selalu ada bersamamu,” jawab Jackson dengan wajah cerianya.
“Bukankah Snow White selalu bersama dengan ketujuh dwarfs-nya?” balas Eunbyul sambil menahan tawa.
“Jadi kau bilang kami bertujuh adalah kurcaci?!?!” teriak Jackson sambil menghentakkan meja makan kantin. Semua mata langsung tertuju pada mereka. Eunbyul langsung menyembunyikan wajahnya di dada Jinyoung dengan memeluk Jinyoung dengan erat.
‘Deg deg deg’
Yap. Suara jantung itu milik Jinyoung. Jantungnya berdebar dengan cepat. Kedua telinganya seketika memerah. Ia hanya terdiam, kaku seketika. Ia belum menyadari perasaannya kepada sahabatnya itu.
“Oh my god, Jackson membuat kita malu, Jinyoung-ah apa semua orang masih menatap kita?” nanya Eunbyul. Jinyoung terkikik melihat tingkah Eunbyul yang menurutnya sangat lucu.
“Jaebum sudah mengamankan Jackson, tidak perlu khawatir mereka sudah mengabaikan kita,”
Eunbyul mengela napas pelan. Lalu melepaskan pelukannya dari Jinyoung.
“Oh.. syukurlah…”
Disatu sisi ada seseorang dengan raut wajah kaku melihat keduanya dengan tatapan tidak suka. Cemburu? Tentu saja. Orang tersebut sudah memendam perasaan cintanya pada Eunbyul sejak lama.
Semua orang berkeliaran keluar dari gerbang pintu sekolah. Youngjae dan Jinyoung pulang bersama karena arah rumah mereka sama.
“Eunbyul, sepertinya kita tidak bisa pulang bersama. Aku bersama Bambam dan Yugyeom akan latihan dance untuk kompetisi bulan depan. Kau tidak apa-apa sendirian?” tanya JB khawatir.
“Tentu saja tidak apa-apa! Tidak usah khawatirkan aku,”
“Eunbyul lebih baik kau pulang saja bersama Mark,” sela Yugyeom.
“Oh itu dia! Mark! Come here!” teriak Bambam.
“Kalian tidak pulang?” tanya Mark.
“Mark, kau bisa antar Eunbyul pulang? Kami bertiga akan berlatih dance hari ini,” tanya JB.
“Of course!” jawabnya dengan senang.
“Okay, Bambam, Yugyeom, let’s go!”
“Bye!” ucap mereka bertiga.
“Hey Markie, maaf merepotkanmu.”
“It’s okay. Hey Snow White sebelum aku mengantarkan kau ke rumahmu, aku ingin membeli kado for my mama karena hari ini adalah ulang tahunnya dan sekarang di rumahku ada pesta kecil untuk merayakannya.”
“Oh Really? Baiklah aku akan menemanimu membeli kado, dan sepertinya aku akan membeli kado juga untuk mama Tuan, sudah lama aku tidak berjumpa dengannya.”
Eunbyul sudah mendapatkan kado yang diinginkannya. Hanya Mark yang belum mendapatkannya. Mereka lalu mengunjungi sebuah tempat perhiasan. Saat mencari-cari Mark tanpa sengaja melihat Eunbyul menatap lama pada sebuah kalung yang sepertinya ia amat menyukainya.
“Oh Mark? Apa kau sudah menemukan kadonya?”
“Ya, aku sudah menemukannya. Hmm… apa kau suka kalung itu?”
“Oh? Hmm… yeah kalung itu sangat cantik.”
“Well.. jika kau mau aku akan membelikannya untukmu,”
“No! no! no! Itu sangat mahal Mark! Kau sudah selesai bukan? Ayo kita ke rumahmu!” sela Eunbyul. Sesungguhnya ia amat menyukai kalung itu.
Kemudian mereka menuju parkiran. Di dalam mobil, Mark melihat ke arah Eunbyul lalu memasangkan seatbelt-nya.
‘deg deg deg’
“Kau selalu lupa mengenakan seatbelt-mu,”
“O.. oh..yeah…mian,”
Mark terkikik kecil lalu mengusap kepala Eunbyul layaknya puppy yang menggemaskan.
'deg deg deg'
Lagi. Jantung Eunbyul berdetak cepat tidak karuan.
14 Februari. Tepat hari ini. Hari Valentine. Eunbyul sudah menyiapkan sebuah coklat untuk ketujuh sahabatnya. Begitu pun Jinyoung. Yap. Dia bertekad akan menyatakan cintanya pada Eunbyul.
Jinyoung membawa Eunbyul ke atap sekolah.
“Apa yang ingin kau bicarakan Jinyoung?” tanya Eunbyul dengan bingung.
“Sebenarnya aku menyukaimu, ani aku mencintaimu lebih tepatnya,” balas Jinyoung dengan penuh rasa cemas. Eunbyul terkejut seketika. Bagaimana tidak, sahabatnya sedang menyatakan cinta padanya?! Eunbyul tidak tahu harus berkata apa. Hatinya seketika bercampur aduk. Dan saat kejadian itu, Mark mendengar pengakuan Jinyoung pada Eunbyul. Ia merasa marah karena ia telat satu langkah untuk mendapatkan cinta Eunbyul. Ia sebenernya bertekad ingin menyatakan cintanya pada hari itu juga. Sebelum mendengar jawaban dari Eunbyul, Mark sudah pergi menjauh meninggalkan percakapan mereka yang amat sangat tidak ingin ia dengar.
“Jinyoung-ah… Mianhae.. tapi sejak aku mengenalmu, aku selalu menganggap kau sebagai sahabat. Mianhae Jinyoung-ah…”
Sesungguhnya Jinyoung sudah mengetahui hati Eunbyul sebenarnya. Eunbyul mencintai Mark.
“Gwaenchana... Aku tahu kau mencintai Mark..” balas Jinyoung sambil tersenyum sedih. “Mianhae Jinyoung-ah… Aku mencintainya,”
Sejak kejadian itu, Eunbyul dan Jinyoung semakin akrab. Dalam artian sebagai sahabat. Mark yang melihat kedekatan mereka menyimpulkan bahwa mereka benar-benar sudah menjalin hubungan. Sejak saat itu Mark menjadi lebih mendiam.
“Markeu… Apa kau sibuk hari ini? Kalau tidak, apa kau mau nonton bareng bersamaku?” Tanya Eunbyul penuh harap. Ia ingin menjalin kedekatannya dengan Mark, karena ia tidak bisa memendam perasaannya pada Mark terus-menerus. Namun disatu sisi, Mark tidak menyadari bahwa Eunbyul sebenarnya menyukai dirinya.
“Aku tidak bisa,” jawabnya dengan singkat lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Eunbyul. Sikap Mark yang tidak biasanya ini membuat orang disekitarnya merasa heran. Dan kini sudah 5 bulan ia mengabaikan Eunbyul. Ia bersikap dingin pada Eunbyul. Member GOT7 lainnya pun menyadari perubahan sikap Mark.
JYP School mengadakan tour ke pulau Jeju untuk murid-muridnya. Disana mereka berpencar bersama kelompok teman dekat mereka untuk melihat keindahan pemandangan pulau Jeju. Tentu saja Eunbyul ikut bersama GOT7. Disaat yang lainnya sedang sibuk bercengkrama dan berfoto bersama, Eunbyul melihat Mark diam tidak melakukan apapun. Eunbyul yang menyadari itu langsung mendekati Mark.
“Hey Mark! Kenapa kau diam saja? Apa kau tidak menyukai tempat ini?” tanyanya dengan hati-hati. Diam. Tidak ada respon apapun yang diterimanya dari Mark. Member GOT7 lainnya menyadari sikap dingin Mark dan Jinyoung yang melihatnya merasa geram. Namun JB menyadari sikap geram Jinyoung dan langsung menghentikan Jinyoung untuk berbuat yang tidak-tidak.
“Well.. Bagaimana kalau kita foto berdua? Sudah lama aku tidak berfoto bersamamu! Hey Bambam! Tolong foto aku bersama Mark!” seru Eunbyul sambil menyerahkan kameranya dan mendekat pada Mark lalu merangkul Mark dengan tangan kanannya. Namun Mark tiba-tiba melepaskan rangkulan Eunbyul dengan cepat dan Eunbyul hampir terjatuh akibat tingkahnya itu.
“Jangan sentuh aku.” ucapnya dingin.
“Mark.. Sorry.. A..aku tidak tahu kau..” ucap Eunbyul dengan terbata-bata, tiba-tiba air matanya jatuh begitu saja dan ia tidak bisa melanjutkan perkataannya. Ia langsung pergi meninggalkan Mark. JB yang melihatnya langsung mengejar Eunbyul dan Jinyoung tanpa basa-basi langsung menghajar muka Mark dengan penuh emosi.
“Aku tidak tahu kau seberengsek itu Mark!”
“Cih! Apa pedulimu? Oh ya, kau kan pacarnya tentu saja kau peduli padanya,” ucap Mark sambil tersenyum sinis.
“Mworago?! Pacar?! Apa yang kau pikirkan Mark?! Aku dan Eunbyul tidak berpacaran! Ya aku memang menyukainya, tapi ia menyukaimu Mark! Apa kau tidak menyadarinya? Aku tidak tahu kau sebodoh ini!”
Jackson, Youngjae, Bambam dan Yugyeom langsung memisahkan mereka berdua dan tercengang mendengar pengakuan Jinyoung. Begitu pun Mark. Ia hanya bisa terdiam. Ia amat menyesali perbuatan bodohnya itu.
“Dia sudah menyukaimu sejak lama dan kau menyakitinya Mark,”
“Aku tidak tahu harus berbuat apa.. Maafkan aku..” sesal Mark dan air matanya seketika terjatuh.
“Lebih baik kau selesaikan masalah ini sekarang juga atau kau tidak akan pernah bisa mendapatkan Eunbyul,” balas Jinyoung lalu ia meninggalkan tempat itu.
Hari semakin sore. Eunbyul dan JB terdiam di hamparan rumput yang luas. JB tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada sahabatnya itu.
“Eunbyul-ah.. gwaenchana?”
“Hmm.. gwaenchana..” balasnya dengan tersenyum.
“Kau tahu.. kau tersenyum seperti itu membuatku sakit. Aku tahu kau sedih Eunbyul-ah..” Mendengar perkataan sahabatnya itu, Eunbyul seketika menangis.
“Menangislah..”
“Aku sangat menyukainya.. apa yang harus aku lakukan..”
“Semua akan baik-baik saja Eunbyul-ah.. aku yakin Mark tidak sengaja melakukan itu..” JB lalu memeluk sahabatnya itu dengan erat.
Mereka berdua tiba di hotel. Di lobi keenam member GOT7 lainnya sudah menunggu mereka dengan khawatir.
“Eunbyul-ah! Are you okay?” tanya Jackson dengan cemas begitu pun yang lainnya. Mereka menanyakan pertanyaan yang sama kepada Eunbyul secara bertubi-tubi. Melihat tingkah childish mereka, Jinyoung langsung membawa mereka menuju kamar hotel dan menatap Eunbyul dengan tersenyum menyiratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Eunbyul yang melihatnya ikut tersenyum tipis.
“Eunbyul-ah.. sepertinya kau harus menyelesaikan masalah ini dengan Mark..” Eunbyul yang melihat JB akan meninggalkan mereka berdua langsung menggenggam ujung jaket JB dengan erat. Ia menatap JB dengan sedih.
“Semua akan baik-baik saja, percayalah padaku hmm?” JB lalu melepaskan genggaman Eunbyul dan mendekat pada Mark lalu berbisik.
“Kau bisa melakukannya Mark,” ucapnya sambil menepuk punggung Mark dengan pelan. Mark langsung menggenggam tangan Eunbyul dengan erat lalu membawanya ke sebuah taman di hotel itu. Eunbyul yang sedikit kaget atas perlakuan Mark hanya bisa pasrah dan langsung mengikuti arah Mark.
“Eunbyul-ah.. I’m sorry..”
“It’s okay Mark..”
“No.. Aku benar-benar minta maaf. Sesungguhnya aku mendengar percakapan kau dan Jinyoung saat ia menyatakan cinta padamu. Saat itu aku merasa marah hingga akhirnya aku langsung menyimpulkan bahwa kau juga menyukainya. Maaf atas kebodohanku ini. Aku tidak tahu..”
“Aku tidak apa-apa Mark.. sungguh..” sela Eunbyul.
“Sesungguhnya aku sangat menyukaimu sudah sejak lama,” Mark akhirnya mengungkapkan perasaannya itu.
“Aku juga menyukaimu Mark,” balas Eunbyul sambil tersipu malu.
“Would you be my girlfriend, Snow White?”
“Yes, my Prince.” Eunbyul dan Mark tersenyum satu sama lain. Mark tiba-tiba mencium kening Eunbyul dengan manis. Eunbyul sontak kaget namun kemudian ia tersenyum bahagia. Mark lalu menatap Eunbyul dengan bahagia.
“Finally I got it.” sambil tersenyum memperlihatkan gigi manisnya itu.
“Got what?”
“Got your love, Snow White.” Eunbyul tersipu malu mendengar kata-kata manisnya. Tiba-tiba ia mengeluarkan sebuah kalung.
“Untukmu.”
“How…”
“The only star that I want is you. This byul is you. Just you.”sambil menunjuk bintang berkilap yang tergantung dikalung itu.