CHAPTER 2 : Extraordinary Miracle
Setelah pulang dari rumah sakit, kondisiku memang sudah pulih namun berbanding terbalik dengan kekasihku, Choi Siwon. Sudah hampir 5 bulan sejak kejadian natal saat itu, ia masih saja terbaring di rumah sakit. Hampir setiap hari aku menjenguknya, namun tak ada perubahan yang berarti pada keadaannya. Hingga aku sempat putus asa.
“Dimana ya benda itu?” Kataku sembari mengacak – acak lemari barang di dapur apartemenku
Akhirnya aku menemukan sebuah benda yang lumayan berbahaya. Aku mengarahkan benda tersebut kearah tangan kiriku. Aku sempat menorehkan sebuah garis dengan benda tersebut di pergelangan tanganku atau bisa dibilang pada nadiku. Aku terjatuh dan tertunduk lemas, karena banyak darah yang keluar. Namun, rencanaku kala itu dapat digagalkan. Berkat, kedatangan Dokter Kim.
“YA SEUNGRIN!!” Teriaknya sembari berlari ke arahku.
Ia mengambil dan membuang benda tersebut jauh jauh. Aku melihatnya samar – samar, akupun juga bergumam lemah dengan berkata ‘Siwon,, Siwon’ akhirnya aku merasa ada yang mengangkatku. Dan akupun tak sadarkan diri.
Saat aku membuka mataku, warna putih kembali mewarnai pengelihatanku. Aku tau pasti aku berada di tempat yang sama saat 5 bulan lalu. Lama kelamaan aku mulai dapat melihat dengan jelas. Aku arahkan pengelihatanku ketangan kiriku. Disana kulihat sebuah perban telah menempel sempurna tepat di tempat saat tadi aku menorehkan garis.
“Seungrin,,” Kata seseorang lembut
Aku mengalihkan mataku ke arah suara. Yup! Dokter Kim lah yang mengeluarkan suara lembut itu.
“Kau tak boleh seperti ini.. Kau harus kuat. Jika saja saat ini Siwon bangun, namun kau sudah putus asa, bayangkan,, apa yang akan ia rasakan..” Saran Dokter Kim membuatku menangis
“Ryeowook, aku juga tak ingin seperti ini.. tapi mau apa? Aku sudah tak punya harapan hidup lagi..” kataku
“Aku tau persis bagaimana perasaanmu saat ini.. Tapi aku mohon. Pikirkan masa depanmu! Pikirkan orang lain yang menyayangimu! Apa yang akan mereka rasakan jika kau cepat berputus asa seperti ini, Seungrin? Semua cobaan dari Tuhan, apapun itu bentuknya, pasti ada jalan keluar, meskipun hanya jalan tikus” Tambahnya lagi
Aku hanya bisa menangis mendengarnya. Dokter Kim, yang sekarang aku panggil dengan nama panggilan saja, begitu menyemangati hidupku yang mungkin saat itu sudah tak bahagia lagi. Beruntungnya hidupku saat itu, mempunyai seorang chingu yang begitu perhatian.
-0-
Keesokannya aku sudah bisa pulang dari tempat itu. 7 bulan telah berlalu. Untukku saat ini harapan sudah semakin menipis untuk hidup bersama dengan namjaku. Aku menjadi lebih sering pergi ke gereja untuk berdoa disana. Mendoakan Siwon oppa agar dia bisa kembali seperti dulu lagi. Tiap hari aku berdoa sambil menangis meminta keajaiban datang pada Siwon. Dan aku berharap semoga saja Tuhan mengabulkannya.
-0-
Saat ini adalah tanggal 24 Desember. Yaitu, tepat dimana satu tahun kejadian itu terjadi. Aku bergegas pergi menuju tempat dimana kejadian tragis itu terjadi. Setelah sampai, Aku memandangi tempat tersebut dalam dalam. Kuletakkan bucket bunga yang aku bawa di tempat tepatnya Siwon tergeletak.
Aku menangis tak karuan saat itu, namun aku harus kuat, aku ingat kata – kata Ryeowook. Tiba tiba renunganku terganggu oleh suara ponselku yang menandakan adanya panggilan masuk. Aku mengangkat tanpa melihat siapa yang menelpon.
“Halo..” Kataku sambil terisak
“Seungrin, cepatlah ke rumah sakit! Siwon kondisinya makin parah..” Sontak aku langsung membelalakan kedua mataku, dan bergegas ke rumah sakit.
Akupun akhirnya sampai diruangan Siwon. Disana sudah ada Ryeowook atau Dokter Kim, dan dua orang perawat. Aku berlari mendekati Siwon, aku lihat wajahnya makin pucat. Aku menangis tak karuan disana. tiba – tiba alat pendeteksi detak jantung yang tersambung dengan Siwon, hanya membentuk sebuah garis lurus. Akupun panik. Dokter Kim akhirnya mengambil sepasang alat pacu jantung untuk membuat Siwon sadar kembali. Aku hanya bisa menangis melihat keadaannya. Aku tahu Siwon pasti tersiksa dengan semua ini.
Alat pacu jantung tak berhasil juga untuk membuat Siwon kembali. Aku pasrah, dan aku tertunduk tepat disamping kepala Siwon. Aku berbisik pelan sambil menangis.
“Oppa,, jangan tinggalkan aku oppa.. Kau tau, aku masih dan selalu akan mencintaimu? Tolong oppa” Kataku
“Aku mencintaimu, dan akan selalu seperti itu” Tambahku lagi dengan nada yang lebih lembut dengan tangisan yang masih mengalir.
Akupun beranjak keluar dari ruangan Siwon, perlahan aku keluar, seakan tidak mau melepasnya.
Namun, Tuhan berkata lain.
Ajaib, alat pendeteksi detak jantung itu kembali membentuk gelombang yang menandakan kehidupan. Siwon pun terlihat mulai bernafas. Aku menghampirinya dengan cepat. Saat aku memerhatikan wajahnya, matanya mulai berkedip pelan.
“Seungrin~” Kata Siwon lemas
“Iya,,??”
“Saranghae..” Katanya lagi
Akupun antusias mendengarnya
“Ayo kita tepati janjimu!” Siwon yang mendengarnya pun berusaha tersenyum di balik
Akhirnya kami pun melangsungkan pernikahan tepat keesokan harinya. Kami melangsungkan pernikahan diruangan rumah sakit tempat Siwon berada. Dengan dihadiri oleh pendeta, Dokter Kim, beberapa Dokter, dan ganhosa, pernikahan yang kami gelar akhirnya berjalan dengan sangat lancar. Walaupun Siwon masih terbaring. Kami pasangan yang berbahagia saat itu.
-0-
Sudah sehari terlewati setelah kami melangsungkan pernikahan. Namun, setelah acara kemarin, tiba – tiba kondisi Siwon sangat drop, hingga ia kembali ke masa komanya. Saat itu aku sedih, bahkan sangat sedih. Saat malam, aku kembali datang untuk menjenguknya, dan kondisinya masih tetap, tak ada perubahan sama sekali. Tiba – tiba Dokter Kim datang dengan wajah murung.
“Seungrin..” Panggilnya dengan memegang bahuku
Tanpa jawaban, aku menoleh ke arahnya.
“Mianhae, sepertinya kondisi Siwon lebih buruk dari sebelumnya..”
Aku perlahan tertunduk lemas. Tak tau apa yang harus ku katakan
Tiba – tiba, alat pendeteksi jantung tersebut hanya menampakkan garis lurus saja. Kami yang melihatnya bagitu panik dengan keadaan Siwon yang terulang kembali. Dokter Kim pun berusaha dengan alat pacu jantungnya, namun tetap tidak ada reaksi dari Siwon, hingga percobaan ketiga dengan alat tersebut, tak ada respon dari Siwon. Aku sudah menangis hingga terisak mendengarnya. Begitu berat kenyataan yang harus aku terima, kalau suamiku tersayang harus hilang dari pelukanku selamanya. Belum satupun ada momen indah yang kami lalui setelah menikah. Tapi, inilah takdir Tuhan yang Ia berikan untukku dan Siwon. Saat melihat wajah suamiku untuk terakhir kalinya, hatiku hancur. Wajahnya begitu pucat. Namun, ada ssuatu yang membuatku bisa tersenyum. Suamiku meninggal dengan sebuah senyum manis yang menghiasi bibir dan wajahnya. Setidaknya hal kecil itu membuatku bisa lebih tegar, dari semua hal tragis dalam hidupku.
Untuk terakhir kalinya aku hanya berharap, agar suamiku tenang disana. Tak perduli hujan badai atau apapun, aku tetap mencintaimu. Tak ada sesuatu yang dapat memutuskan tali cinta kita, walaupun kita berbeda. Saranghae…