CHAPTER 1 : Despondent
Aku masih saja mengingat kejadian di hari natal tahun lalu. Kejadian yang tak mungkin aku lupakan begitu saja.
“Oppa, kau janji kan, kalau natal tahun depan kita akan menikah eoh?” Kataku menagih janji padanya
“Tentu saja Kang Seungrin-ku sayang, sabarlah~” Kata kekasihku, sembari memegang kedua pipiku
“Oppa! Ayo kita jalan jalan!” Kataku
“Hmm? Kemana?” Jawab Siwon, namjachinguku
“Entahlah.. kau ada saran?” Jawabku polos
“Yak kau ini! Bukankah kau yang mengajak?” Jawabnya disertai jitakan pelan dikepalaku
“Ya oppa! Kau tahu, tangan besarmu itu bisa saja membuat kepalaku berlubang!” aku memegangi kepalaku dengan diselingi gerutuku pada priaku
Hahaha, itu kejadian yang menggembirakan. Setelahnya kami memutuskan untuk memilih berjalan-jalan keliling kota Seoul saja, karena natal tahun lalu adalah natal yang paling dingin yang pernah aku rasakan sebelumnya. Kami berkeliling sungai Han, belanja di pasar Myeongdong, dan terakhir kami makan bulgogi dan minum soju disebuah kedai. Yang aku ingat, kurang lebih kami minum 10 botol soju. Dan saat itu, kami benar benar mabuk.
“Sayang~” Kata Siwon terengah
“Ya sayangku? “Kataku sedikit merayu, walaupun aku tak sadar saat mengucapkannya
“Ay,,yo kita pulang..” Kata Siwon dengan lemas
“Ahh,, iya oppaa..”
Akhirnya kami berdua masuk kedalam mobil mewah milik namjaku. Saat itu kami tak sadar, bahwa kami sedang mabuk. Jika kami sadar kalau kami mabuk pasti kami memanggil taksi. Untunglah saat itu sudah pukul 11 malam jadi jalanan Seoul lumayan sepi. Namjaku mengendarai mobilnya dengan cukup datar menurutku saat itu. Tapi, tiba tiba sebuah suara tabrakan yang sangat kencang terdengar ditelingaku. Dan setelahnya denga cepat aku merasakan rasa sakit yang teramat sangat. Karenanya aku langsung tak sadarkan diri. Begitu lama mungkin aku pingsan, akhirnya kulihat dengan samar namjaku dikursi pengemudi sudah tak ada ditempatnya. Aku merasakan kepalaku pusing, aku raba sedikit dahiku, seperti cairan agak kental menempel ditanganku. Aku ambil dan aku lihat, ternyata itu darah. Darah segar yang baru saja keluar dari kepalaku. Segera aku melihat kedepanku. Ternyata, bagian depan mobil namjaku sudah ringsek yang mungkin terjadi karena melawan pohon yang sangat besar didepanku. Kepalaku terasa bertambah berat, mungkin karena kepalaku mengeluarkan banyak darah saat itu, hingga akupun kembali pingsan dan tak sadarkan diri.
-0-
Saat aku sadar, tiba tiba aku melihat warna putih. Saat aku mengarahkan penglihatanku, ternyata aku sedang berada di sebuah ruangan yang hanya berwarna putih saja. Namun, aku juga melihat dua selain warna putih. Seorang pria muda yang kuperkirakaan dia adalah seorang dokter dan seorang wanita yang mungkin adalah perawat.
“Eung,, “ Kataku terengah engah
“Ah nona, kau sudah sadar rupanya..” jawab si perawat tersebut
Mendengarnya sang dokter yang sedang sibuk menyiapkan cairan suntik langsung menoleh kearahku
“Nona, akhirnya kau sadar juga.. Selamat kau bisa melewati masa kritismu!” Kata dokter tersebut
Saat aku melihat wajahnya aku begitu terkejut, karena melihat wajahnya begitu mirip dengan Siwon, kekasihku. Saat aku mengedipkan mataku, tiba – tiba wajahnya berubah kembali. Aku mulai merasa ada yang tidak beres saat ini.
“Ada apa Nona?” Tanya sang dokter karena melihat wajahku yang sedikit ketakutan dan bingung
“Aa, tidak.. tidak ada” Jawabku dengan agak gugup
“Kau baik – baik saja?” Tanyanya lagi
“Iya,, aku baik saja..” Tambahku
Aku melihat sebuah pin nama yang terpampang di dada kiri si dokter. ‘김려욱’(Kim Ryeo Wook) itulah yang tertulis disana. hingga akhirnya akupun memberanikan diri untuk mebuka suaraku lebih banyak.
“Permisi, dok!” Kataku perlahan
“Ada apa?” Jawabnya
“Dokter, bolehkah aku bertanya sesuatu hal?”
“Tentu saja nona..”
“Ahh,, namaku Kang Seungrin..” pintaku dengan lembut
“Ahh,, iya.. Mau bertanya apa Nona *oops* Seungrin?” Katanya
“Kalau aku boleh tau kenapa aku bisa berada disini? Dan, dimana kekasihku?” Tanyaku penasaran
“Ahh,, kau disini karena kemarin saat malam natal kau terlibat kecelakaan parah dengan kekasihmu itu. Tapi untunglah kau tak terlalu parah dibandingkan kekasihmu..” Jawabnya
“Maksud dokter?? Memangnya Siwon kenapa?? Ia tak apa apa kan??” Tanyaku lebih penasaran disertai rasa cemas
Tanpa aba – aba si dokter tersebut menundukkan kepalanya dengan wajah yang sedikit murung. Aku pastinya sangat cemas dengan apa yang terjadi.
“YA! DOKTER KIM! AYOLAH CEPAT BERITAHU AKU!” Teriakku lumayan keras untuk orang yang sedang sakit
Aku berteriak hingga si perawat yang sedang mengisi data di luar ruanganku terkejut dan bergegas masuk, namun aku menyuruhnya keluar lagi agar tidak ada gangguan.
“Tolong dokter Kim,,” Aku memohon
“Sebenarnya aku tidak boleh mengatakan apapun tentangnya. Sebaiknya kau lihat saja keruangannya..”
“Cepat, antar aku kesana!” Paksaku pada Dokter Kim
“Tapi,,”
“Tidak,, antar saja aku! Ayolah dokter!” Hingga aku potong pembicaraannya karena aku saking cemas dengan keadaan namjaku
“Aa,, baiklah aku mengerti.” jawab dokter Kim yang aku dengar dengan nada terpaksa
Akhirnya, akupun diantar Dokter Kim ke ruang perawatan. Disana terbaring seorang pria yang sangat kukenal memakai berbagai jenis alat ditubunya. Kami pun masuk lebih jauh, hingga aku berada tepat disamping pria tersebut. Tanpa sadar, butiran kristal cair jatuh dikedua pipiku.
“Sebelum kecelakaan terjadi ia lupa memakai sabuk pengamannya. Dan juga Siwon saat itu terkena pagar pembatas jalan yang belum usai diperbaiki, hingga kepalanya terbentur sangat keras hingga beberapa kali. Dan saat menabrak pohon, ia terlempar hingga keluar mobil” Jelas dokter panjang lebar
“Ya Tuhan, oppa.. Kenapa bisa terjadi seperti ini?” butiran Kristal tadi hampir membanjiri seluruh wajahku
Saat itu aku sangat tak percaya akan apa yang aku dengar dan aku lihat. Namun apa dayaku, itulah kenyataan saat itu yang harus aku terima. Berat memang, tapi mau apa?
“Sabarlah Seungrin, tenangkan dirimu..” Kata dokter Kim menenangkanku sembari mengelus pundak kiriku.
Sambil masih menangis, aku beserta dokter Kim akhirnya kembali ke ruang perawatanku. Saat aku dirawat, tiap hari aku selalu memikirkan tentang satu hal ‘Bagaimana keadaan Siwon?’ namun tak ada satupun yang bisa menjawab pertanyaanku. Dua minggu lamanya aku tinggal disini, dan selama itu juga dokter Kim menjadi sahabatku hingga saat ini. Hingga akhirnya setelah hampir setengah bulan aku dirawat, aku bisa kembali pulang.