CHAPTER 1 : 1-Oneshoot
Sudah sejak pukul 4 pagi tadi mataku terbuka dan tidak bisa kembali tidur, bahkan alarmku sendiri saja belum berbunyi di jam segitu. Hatiku dipenuhi dengan perasaan gelisah sekaligus bahagia yang tiada tara. Bagaimana tidak? Hari ini adalah hari dimana digelarnya fan-meeting boy group asal korea kesukaanku di kota tempat tinggalku sekarang. Boy group terdiri dari 7 orang yang menamakan diri mereka GOT7 itu sukses memporak-porandakan hatiku hampir setahunan belakangan ini.
“ah jadi makin gak sabar ketemu Jaebum-oppa, pasti ganteng banget deh...”
ucapku tersenyum kepada diri sendiri membayangkan wajah tampan biasku di GOT7 ditemani secangkir teh hangat di tangan.
“Jasmine, sini sarapan dulu. bekelnya udah siap nih!”
“iyaa bun sebentar!”
yap, aku Jasmine Agnesia mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri semester awal. Dan panggilan dari bundaku tadi menandakan bahwa aku harus segera turun ke lantai bawah dan segera berangkat. Namun, sebelumnya aku kembali mengecek daftar barang bawaan yang kubuat kemarin
Barang yang harus dibawa :
tiket Fan-Meeting siap
HP + Powerbank siap
jaebum fan siap
kado spesial siap
bekel makan siang siap
kenapa ada kado spesial? ah itu sengaja aku bawa karena siapa tau aku mendapat kesempatan untuk mengobrol langsung dan memberikan sesuatu kepada semua oppa di GOT7.
semuanya sudah siap dan waktunya sarapan. gatse oppa, im coming!
“wah! rame banget! untung berangkat duluan, kalo berangkat lebih siang yang ada gak dapet parkir dan kejebak macet pasti. ini aja perjalanan udah hampir 3 jam”
Sesampainya disana, aku mulai mencari seseorang yang kukenal lewat official account ahgase Indonesia yang memiliki nasib sama sepertiku, datang sendiri tanpa teman karena tidak ada yang suka gotse sebesar rasa sukaku....
“aku pake baju warna biru di depan starbucks” itu adalah chat terakhir dari Vanya, teman baruku. Aku pun pergi menuju starbucks dan saat kuliat...ah itu pasti dia!
“Vanya bukan?” tanyaku hati-hati kepada cewek berbaju biru tepat di depan starbucks
“Jasmine ya? ah akhirnya ketemu juga setelah chat terus..”
Aku cukup kaget melihat respon Vanya yang terbilang sangat ramah. Aku yang termasuk cewek bawel merasa senang mendapat teman baru yang setipe denganku. Tanpa membuang waktu aku dan Vanya langsung menuju hall tempat fanmeeting agar tidak ketinggalan untuk Hi-Touch dengan GOT7.
ah aku jadi makin degdegan
Setelah menemukan tempat yang dekat dengan akses masuk dan cukup bersih, aku dan Vanya langsung duduk dan membuka bekal makan siang yang kita bawa. Kita berdua memang sengaja membawa bekal untuk meminimalisir waktu beli makanan yang terbuang.
Author POV
Setelah menunggu cukup lama, saat ini Jasmine dan Vanya sedang dalam antrian untuk mendapatkan Hi-Touch dari seluruh member. Selang 10 menit mereka sedang asik mengobrol, tidak sengaja Jasmine melihat seorang ibu dan anak perempuannya yang masih sekitar umur 7 tahun mengenakan baju dengan gambar GOT7 kelelahan seperti habis lari. Pembicaraan mereka pun mengundang Jasmine untuk lebih mendengarnya
“mama, antrinya udah panjang banget. nanti kalo Aira gak dapet toss sama gatse gimana?”
keluh anak kecil itu kepada mamanya setelah melihat antrian yang begitu panjang. sang ibu yang merasa bersalah mencoba menghibur anaknya dan mulai mengantarkan si anak untuk antri di urutan paling belakang.
kasian anak kecil selucu itu kalo harus ngantri kelamaan pikir Jasmine dalam hati
Jasmine mulai menyenggol Vanya dan menceritakan apa yang dia dengar barusan lalu berinisiatif untuk mengajak sang adik kecil untuk ikut masuk ke antriannya yang ditanggapi positif oleh Vanya
Sebelum si ibu berjalan menjauh, Jasmine mencoba memanggilnya
“Mamanya aira!” ibu yang dipanggil merasa kebingungan dan mencari siapa yang memanggil. Jasmine mencoba melambaikan tangannya dan sang ibu menatap Jasmine bingung
“Tante, maaf kalo lancang mendengar pembicaraan tante tadi tapi kalo mau Aira ikut bareng saya aja. Saya Jasmine dan tenang tante, saya ahgase juga kok. saya kasian kalo Aira ngantri paling belakang lama banget gitu.” ucap Jasmine meyakinkan
Ekspresi wajah Aira yang mendengar tawaran dari Jasmine langsung berubah menjadi gembira. Jasmine yang melihat perubahan tersebut terus berusaha meyakinkan sang ibu.
“beneran gapapa? gak ngerepotin kamunya?”
“enggak kok tante tenang aja, masa anak selucu Aira ngerepotin”
sang ibu akhirnya mempercayakan Aira untuk ikut antri bersama Jasmine walau tetap dengan jangkauan pengawasannya.
Tanpa disadari oleh Jasmine, seorang laki-laki mengamati semua tindakannya. Walaupun laki-laki tersebut tidak mengerti bahasa Indonesia, namun tindakan tersebut tetap mampu membuat senyuman terukir di bibirnya
Jasmine POV
Dengan satu kalimat ‘silahkan masuk’ dari penjaga di depan pintu tempat Hi-Touch berlangsung, sukses membuat jantungku berdetak tidak karuan. Aku melangkah pasti dengan senyum merekah bersama Aira dan Vanya. Yugyeom-oppa adalah orang pertama yang menyambut kami, selanjutnya adalah Youngjae-oppa dan Jackson-oppa. Mereka menyapa Aira terlebih dahulu dengan imutnya, membuatku merasa lemas
cowok ganteng + main sama anak kecil adalah paket komplit
Itu adalah prinsipku. Aira yang takut terpisah dariku selalu menggenggam tanganku dengan tangan kirinya dan hal itu membuat Jackson-oppa mengira Aira adalah adik perempuanku
“are you her sister? She is so cute” aku yang kaget ditanya seperti itu oleh seorang Jackson-oppa memasang wajah ramah dan menjawab sekedarnya “yes, i guess”
Saat sampai di depan Jaebum-oppa, aku mulai merasa wajahku berubah menjadi merah karena terkagum akan ketampanannya
ini orang apa malaikat sih, ganteng sama seksi bisa nyampur jadi satu gitu yaa
“hey, are you okay?” pertanyaan dari Jaebum-oppa membuatku tersadar.
ah bodohnya aku, ngapain pake acara bengong segala coba rutukku dalam hati
“ah im sorry. im okay, oppa. Nice to meet you” balasku sambil memberikan tanganku untuk Hi-Touch. Tidak kusangka, Jaebum-oppa tidak langsung melepaskan tanganku melainkan malah menarikku hingga wajah kami berdua hanya berjarak kurang dari 10 sentimeter.
Aku yang mendapat anugerah dapat melihat mata sipit dan wajah seksi milik Jaebum-oppa dari jarak sedekat ini hanya bisa meneguk ludak. Setelah memberikan senyuman manis, Jaebum-oppa mulai mengalihkan wajahnya ke samping wajahku
“See you at the stage” bisik Jaebum-oppa di telingaku
Setelah bisikan itu, Jaebum-oppa dengan lembut melepaskan genggaman tangannya dan aku melanjutkan Hi-Touch dengan Jinyoung-oppa, Mark-oppa, dan Bambam-oppa dengan tetap mencoba menetralkan ekspresi senangku disaat otakku sendiri sebenernya sudah blank dan tidak fokus.
jantung, kamu masih baik-baik sajakan? efek Jaebum-oppa mematikan banget dah
Sapaan mama Aira di luar ruangan menyadarkanku kembali ke muka bumi. Aku langsung loncat-loncat bahagia dan menutup mulutku untuk menahan suara teriakanku sekaligus tak percaya bahwa baru saja Jaebum-oppa berbisik di telingaku......perlu dicatat!
JAEBUM-OPPA BERBISIK KEPADAKU!
Namun tak berapa lama rasa senangku bercampur dengan bingung atas sikap Jaebum-oppa tadi. gak biasanya Jaebum-oppa ngasih fan service seromantis itu pikirku
“JASMINE!! Kamu tadi dibisikin apa sama Jaebum-oppa? Kok Kamu beruntung banget sih. Aku kira aku bakal dibisikin juga eh ternyata enggak, jadi bete.” keluh Vanya kepadaku.
Aku yang mendengarnya hanya tersenyum kikuk dan bingung harus menjawab apa. Tidak mungkinkan aku ceritakan yang sesungguhnya? Bisa-bisa Vanya makin kesal dengan Jaebum-oppa dan iri denganku
ah kepedean kamu min ucapku dalam hati
“enggak, itu tadi jaebum-oppa cuman bilang ‘dont be nervous’ doang kok gara-gara aku bengong. Kan juga jaebum-oppa mana lancar bahasa inggris, dia cuman bisa ngomong seadanya haha” maafkan aku Vanya karena sudah berbohong
“iyasiih, tapi tadi sumpah yaa kenapa sih mereka semua tuh........”
Vanya yang percaya mulai bercerita first impressionnya dan memuji masing-masing member GOT7. Aku sebagai pendengar sudah tidak menangkap apa isi dari cerita Vanya karena otakku diliputi rasa penasaran akan arti perkataan dari suara yang masih berdengung di telingaku sampai saat ini..
Disinilah aku mulai mengerti apa arti dari bisikan “See you at the stage” tadi, berada di atas panggung fan-meeting GOT7 tepatnya di samping orang yang mengambil nomor yang sama dengan yang ada di tiketku untuk menjadi ‘pasangan’nya saat ini dan orang yang membisikkan kata tersebut kepadaku, Jaebum-oppa.
“Annyeonghaseo, finally we meet again” sapa Jaebum-oppa sopan tak lupa dengan senyumnya
“Ah nde, annyeonghaseo” balasku
“Can you speak korean?”
“I can’t speak well, but I know lil bit”
“So what’s your name, sweety?” mendengar panggilan itu membuatku takbisa menyembunyikan rasa malu.
ini kenapa dia jadi lancar bahasa inggris dan romantis gini sih ucapku dalam hati
“My name is Jasmine, oppa”
“wow! am I your oppa?” pertanyaan sindiran itu membuatku spontan memberengutkan bibirku dan membuat Jaebum-oppa tertawa
“am I look older than you, OPPA?” balasku dengan menekan panggilan oppa.
“okay, I’m so sorry. I’m just kidding, bae” respon Jaebum-oppa setelah berhasil menghentikan tawanya.
“Oppa, did you just call me ‘bae’? My name is Jasmine not Bae....suzy” aku mulai mencoba lebih rileks untuk menghilangkan rasa gugupku dengan pura-pura memprotes panggilan Jaebum-oppa kepadaku walau sebenarnya....aku menyukainya. Namun, melihat aksi protesku bukannya meminta maaf, Jaebum-oppa malah tertawa seakan-akan aku sedang bercanda
“by the way Ms. Jasmine, I just saw you.” balas Jaebum-oppa setelah berhasil menghentikan tawanya dengan lebih menekan di panggilan ‘Ms. Jasmine’. Namun, bukan bagian itu yang menjadi fokusku sekarang namun lebih ke bagian selanjutnya
“nde?” tanyaku tidak mengerti
“I saw when you help a little girl outside the Hi-Touch’s room” pengakuan Jaebum-oppa membuatku melotot menatap wajahnya tidak percaya.
Jaebum-oppa melihat tindakanku? yang sama Aira? ucapku dalam hati
“Although I don’t understand bahasa, but from all your actions. I know you tried to help the little girl for not waiting too long” jelasnya lagi
yaampun, ini Jaebum-oppa les bahasa inggris dulu ya sama Jackson-oppa? kok lancar bener ngomongnya....fokus min fokus
Aku benar-benar membeku tidak percaya bahwa Jaebum-oppa melihat semua yang kulakukan tadi saat mencoba membantu Aira, dan sepertinya sudah menjadi hobinya untuk membuat jantung para ahgase tertutama aku berdetak tak karuan.
Buktinya sekarang tangan Jaebum-oppa sudah mengelus-elus rambutku sambil tersenyum dengan sangat tulus membuat wajahnya terlihat sangat imut dengan mata sipit yang sudah hilang membentuk garis. Demi kesehatan jantung, aku pun menunduk malu tidak tahan melihat senyumannya lebih lama lagi
“wow wow, what’s going on here? hyung, its not the right time to find a girlfriend. We’re here for all Indonesian ahgasse” sindiran Jackson-oppa kepada Jaebum-oppa membuat kami teringat masih berada di panggung fan-meeting. Tangan Jaebum-oppa yang berada di kepalaku sudah digunakan untuk merangkul Jackson-oppa
“tidak tidak, bukan gitu. YA! Jackson-ah! Aku tadi hanya sekedar berkenalan dengan partnerku. Supaya nanti dapat melaksanakan apapun yang disuruh dengan baik” begitulah penjelasan Jaebum-oppa dalam bahasa korea yang sekilas dapat aku mengerti untuk mengklarifikasi sindiran Jackson-oppa kepada semuanya menggunakan microphone
“Okay, because Jaebum-hyung and.....sorry what’s your name, girl?” tanya Jackson-oppa kepadaku
“Jasmine. call her Jasmine”
oh tentu saja itu bukan aku yang menjawab, melainkan Jaebum-oppa. Semua member menggoda Jaebum-oppa yang terlihat salah tingkah setelah menyebut namaku, hal itu membuat aku tak bisa tidak tersenyum dan malu dengan perhatiannya.
“okay, Jasmine. Come here.”
melihat Jackson-oppa yang ingin menarik tanganku untuk berdiri di samping kanannya membuat Jaebum-oppa yang berada di kiri Jackson-oppa dengan sigap langsung memegang tanganku dan berdiri diantara aku dan Jackson-oppa. Aku berusaha menahan teriakanku dengan menutup mulut saking bahagianya.
“She is my partner. Jadi, aku harus berdiri di sampingnya kan?”
Magnae-team yang melihat itu ditambah Jackson-oppa mulai mengeluarkan suara ‘ciu-ciu-ciuuuu’ untuk menggoda Jaebum-oppa
Sebagai leader, Jaebum-oppa yang sudah tidak tahan dengan godaan dari yang lain mulai menyuruh Jackson-oppa melanjutkan acaranya. Jadi, karena Jackson-oppa merasa aku dan Jaebum-oppa sudah memiliki chemistry maka kami berdua menjadi pasangan kedua yang bermain game setelah sebelumnya adalah pasangan Yugyeom-oppa dan partner.
Permainan yang dibuat secara acak oleh Jaebum-oppa adalah ‘Membuat sebuah adegan romantis-tanpa-kissing dalam waktu 1 menit’. ah permainan macam apa ini
“Jasmine, can you sing Just Because?” tanya Jaebum-oppa kepadaku. Just Because yang dimaksud adalah lagunya dengan Baek A Yeon. Aku pun menganggukkan kepala tanda bisa menyanyikannya
“But I can’t remember all the lyrics” Jaebum-oppa dengan cepat mengambil handphone di kantongnya dan mencari lirik lagu tersebut dalam tulisan Roman. Setelah dapat, Jaebum-oppa memberikan handphonenya kepadaku. Setelahnya kami berdua mulai merencanakan adegan demi adegan yang sederhana namun tetap terlihat romantis
“Kami akan menyanyikan lagu Just Because dengan romantis”
lapor Jaebum-oppa kepada member dan ahgase bersorak iri mendengar hal itu. Jika aku ada di posisi mereka, aku pasti sudah menangis melihat sikap romantis Jaebum-oppa yang seperti ini
Demi tercapainya momen romantis tersebut, para member berinisiatif menyediakan 2 kursi yang saling membelakangi seperti adegan dalam video clip aslinya. Jaebum-oppa yang melihat hal itu tak dapat menyembunyikan raut wajah malunya dan berusaha untuk menutup wajahnya dengan tangan. Sedangkan aku tak kalah malunya hanya menutup mulut sambil tertawa dan berdoa semoga suaraku tidak sumbang nantinya.
Jaebum-oppa menarikku lembut untuk duduk di bangku dan dia sendiri duduk membelakangiku. Jinyoung-oppa dengan baik hatinya memberikan microphonenya agar suaraku dapat terdengar dengan jelas.
Instrumen pun dimulai dan aku bersiap untuk bernyanyi
neo tto heeojyeotdeora geusae
chakhago yeppeonneunde geu ae
geureoke dwae beoryeosseo neowa heeojin huen
nugul mannaneun ge jom eoryeoweo
geunyang hanbeon jeonhwahaebolkka
geunyang niga gunggeumhaejyeosseo
yojeum eotteoke jinaeneunji
anbuna mutgo shipeo
dareun tteut itneun geon anigo
jakku saenggaknaseo
Bagian sesudah inil cukup aku takuti karena nada yang cukup tinggi untuk penyanyi perempuannya. Jaebum-oppa mulai melancarkan rencananya dengan menggenggam tangan kiriku yang menganggur, tanpa membalikkan wajah tak lupa bisikan ‘hwaiting’ diberikan Jaebum-oppa kepadaku. Sontak hampir semua orang di dalam hall berteriak gemas bercampur iri terutama dari para member yang jarang melihat sosok romantis Jaebum-oppa
gibun taseun aninji
geuttae saenggagi tteoolla
jakku
Di bagian ini aku spontan menggenggam tangan Jaebum-oppa makin erat karena takut akan sumbang atau fales. Namun, syukurnya aku dapat melewatinya dengan baik dan mendapat elusan tangan dari Jaebum-oppa
geunyang hanbeon uri mannalkka (uri mannalkka)
naega meonjeo mareul kkeonaelkka
bunwigie na ireon geonji
neol bomyeon al geot gata
dareun tteut saenggin ge manneunji
nado nal mollaseo
Demi tercapainya kemiripan dengan video clip aslinya, di bagian ini aku dan Jaebum-oppa mulai saling membalikkan badan untuk melihat satu sama lain sambil tersenyum malu.
isanghae isanghae nae mami
gunggeumhae gunggeumhae ni mamdo
Kami berdua menutupnya dengan ciuman-dahi membuat teriakan terdengar makin kencang. Setelahnya, aku spontan langsung melepaskan genggaman tangan kami dan menutup wajahku dengan tangan sambil menundukkan kepala saking malunya. Sedangkan Jaebum-oppa sudah menempel tembok, bersujud bahkan telungkup untuk menutup wajahnya.
“Kaja” ajak Jaebum-oppa untuk turun dari kursi.
“Oppa, its so embarassing” ucapku setelah agak menyingkir dari tengah panggung.
“No, its not. Your voice is really good” pujian tulus dari Jaebum-oppa membuatku malu sambil menundukkan kepala dan tak lupa aku berterima kasih.
Setelah diberikan bingkisan, aku dipersilahkan kepada crew untuk meninggalkan panggung. Namun langkahku terhenti saat Jaebum-oppa tiba-tiba menarik tanganku ke arah backstage dan meminta waktu sebentar kepada crew.
“Can I get your phone number?”
WOW! keajaiban macam apa ini, Jaebum-oppa meminta nomerku?... saat aku ingin merespon, ekspresi puppy-face terlihat disertai rasa gelisah karna takut dicari oleh member lain di atas panggung. Dengan cepat aku mengambil handphone di tangan Jaebum-oppa dan mengetikkan nomerku. Taklupa dengan acc twitterku, takut jika nanti Jaebum-oppa susah menghubungiku dengan nomor internasionalnya.
Jaebum-oppa yang melihat layarnya sudah terisi nomer dan acc twitterku langsung menampakkan wajah bahagia. Secara mendadak, Jaebum-oppa memelukku dengan erat yang langsung kubalas dengan tak kalah eratnya. Tak hanya sampai situ, Jaebum-oppa mengangkat tubuhku dan berputar-putar saking senangnya. Aku memejamkan mataku dan tersenyum bahagia saat aku rasakan putarannya makin cep....
*GEDEBUK*
“AWW!!” badanku terasa sakit semua seperti jatuh dari tempat yang cukup tinggi.
ah apa aku dan Jaebum-oppa jatuh karna terlalu cepat berputar ya?
Aku pun mencoba membuka mata dan hal yang pertama kali yang ku lihat adalah wajah bingung laki-laki berpakaian kaos santai warna putih yang sekilas mirip......
eh tunggu dulu! kok bajunya beda? tadi kayaknya bajunya bukan putih deh.....dan ini kok bukan di backstage hall. Reflek aku langsung teriak ketakutan
“AAHH!!”
“hey hey, sayang kamu kenapa? kwaenchannah?” tanya laki-laki itu khawatir sambil memeriksa tubuhku
loh apa-apan ini, kenapa juga bisa ngomong bahasa Indonesia
Melihat wajah bingung dan kagetku, ekspresi khawatir laki-laki berubah menjadi ekspresi geli “jangan bilang kamu lupa..”
Aku yang tak kalah bingung merespon dengan kembali bertanya
“ha? lupa apa?”
“Aku Jaebum, suamimu. Kita udah menikah kemarin....”
................
WHAT?! SUAMI?! MENIKAH?! SAMA JAEBUM-OPPA?!
Aku pun mencoba memukul-mukul kepalaku untuk mencoba mengingat. Belum selesai ingatanku kembali, laki-laki yang mengaku Jaebum-oppa sudah menggendongku ala bridal kembali ke tempat tidur di sampingku yang anehnya tidak membuatku marah seperti hal itu bukanlah masalah besar.
eh tempat tidur? jadi tadi itu mimpi? ucapku sedih dalam hati
“hayo, kamu mikir apa lagi? kamu abis mimpi apa sih bisa sampe lupa begini...” tanya laki-laki tersebut
Aku mencoba memejamkan mata sebentar dan....
*TING*
semua ingatanku kembali seperti semula dan aku ingat bahwa baru saja kemarin diselenggarakannya resepsi pernikahanku dengan sosok Jaebum-oppa yang sedang memelukku saat ini
ah bodohnya aku sampe bisa gak ngenalin dan lupa gituu rutukku dalam hati
Aku pun langsung membuka mata dan menatap wajah laki-laki yang terlihat lebih tua 6 tahun dibandingkan dengan yang ada di mimpiku tadi namun tetap tidak mengurangi image sexy-nya
“hehe maaf ya sayang, aku tadi abis mimpi waktu pertemuan pertama kita di fan-meeting. Makanya aku kaget tadi pas bangun-bangun kamunya udah lancar bahasa Indonesia."
Jaebum-oppa....ah sepertinya aku sudah boleh memanggilnya dengan Jaebum saja atau Jaebum-daddy?
aku tersenyum membayangkan laki-laki yang mengenakan kalung hadiah spesial dariku saat fan-meeting 6 tahun lalu, dipanggil daddy atau appa oleh anak-anakku nanti.
“kamu tuh yaa bikin khawatir tau gak! mana sebelumnya kamu jatoh dari kasur, kan aku kira kamu amnesia...” ucap Jaebum dengan aegyo-nya sambil mencubit pipi chubbyku gemas.
mentang-mentang udah jadi suami-istri makin sering ngeluarin aegyo ya kamu ucapku dalam hati
“Mana rela aku ngelupain suami seganteng Im Jae Boemku ini”
Setelah rayuanku, Jaebum langsung memperlihatkan senyuman giginya yang makin membuat matanya hilang saking senangnya dan memberikan ‘morning kiss’ yang tertunda di bibirku sambil berkata
“Saranghae...”
dan tentunya aku balas dengan
“aku juga cinta kamu...”
Betapa indahnya perbedaan:)
Mau dimanapun aku berada, entah itu di alam mimpi, kehidupan nyata atau mungkin di kehidupan sebelum dan sesudah sekarang, sepertinya aku akan tetap jatuh kepelukan hangatnya. Pelukan suamiku, Im Jae Boem –JA
Dari awal aku melihat senyummu, tawamu, sikap manismu, kecerobohanmu, muka merahmu saat malu, suaramu saat memanggil namaku, bahkan sampai ekspresi bangun tidurmu sekarang adalah suatu keindahan dan pelengkap hidupku. Jadi, tetaplah mendampingiku wahai istriku, Jasmine Agnesia. -JB