CHAPTER 1 : Oneshot
WARNING: BANYAK TYPO YANG TAK DIINGINKAN ><
***
Luhan POV
Aku sudah memutuskan keputusanku...
Bahwa aku keluar dari EXO. Aku sudah mempertimbangkannya beberapa kali, aku sudah memutuskan begini. Aku tak punya pilihan dan aku memutuskan keluar dari EXO. Maafkan aku...
Aku membuka mataku yang amat berat ku buka. Aku mulai membuka mataku, hari sudah pagi. Kulihat jam dinding sudah sekitar jam tujuh lebih lima menit. Suara air yang keluar deras dari shower terdengar ditelingaku, pasti Sehun sedang mandi sekarang.
Aku mengambil handphone ku yang kutaruh di meja dekat kasurku. Aku langsung menjelajahi seluruh artkel berita tentangku. Oh, baiklah.. berita tentangku bahwa akan keluar dari EXO sudah menyebar kemana-mana. Bahkan menjadi Hot Issue.
Aku mendongak menatap jendela yang sudah Sehun buka selambunya. Akhir-akhir ini aku memang kelelahan. Jadi selalu Sehun yang bangun duluan sehingga aku harus menunggu giliran untuk mandi. Aku menatap terik matahari yang cukup terang. Sepertinya hari ini tidak akan hujan —aku belum melihat ramalan cuaca hari ini.
Clek. Aku menoleh menatap Sehun yang keluar dari kamar mandi —sambil menggosok-gosokkan kepalanya dengan handuk kecil. Aku tersenyum kecil.
“Jam berapa kau bangun?” tanyaku.
“Hm.., mungkin sekitar lima belas menit lalu..” jawab Sehun. “Apa Hyung merasa baikan? Eoh?”
“Hm.., aku sudah istirahat dengan cukup” balasku dengan tersenyum.
“Hyung, ayo kita makan” ajak Sehun.
“Ne, tapi aku harus mandi dulu. Aku akan menyusul nanti” ucapku.
Aku berjalan menuju kamar mandi. Tanganku menempel ditembok sambil merasakan percikan air yang membasahi kepalaku. Air hangat. Sangat nyaman dengan situasiku yang penat.
Akhir-akhir ini aku terkena masalah dengan SM Entertainment. Kalian tahu kan? SM Entertainment agensi Korea yang sangatlah terkenal. Tentu saja kalian tahu. Ya, aku mendapat masalah dengan agensiku.
Yang kupikir, bagaimana caranya agar aku dapat menyelesaikan masalah ini dengan damai? Aku takut, seseorang membuat artikel lebih buruk tentangku. Aku takut. Aku takut para EXO-L akan sedih jika aku membuat suatu keputusan.
Aku memukul-mukul tembok didepanku melampiaskan semua kemarahanku.
Dug! Dug! Dug! Aku menyerah aku tak tahu bagaimana lagi caranya menyelesaikan semua masalah ini..
Aku menyenderkan kepalaku ditembok. Perlahan aku menangis sendirian dikamar mandi. Airmataku dengan air pancuran ini menjadi satu sehingga tak terlihat jika aku sedang menangis.
Setelah mandi aku berjalan menuju meja makan. Sedah ada sepuluh anggota yang sedang makan, bercanda bahkan main PSP sambil makan. Beginilah keadaan member EXO saat sarapan pagi. Aku menduduki salah satu kursi yang kosong disana. Aku menatap para member lainnya —mereka sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Tetapi tidak dengan Suho, dia menatapku miris. Ayolah, jangan menatapku kasihan seperti itu!
“Bagaimana dengan keputusanmu?” tanya Suho.
“Entahlah…” jawabku frustasi.
“Jika kau memutuskan untuk meninggalkan kami tak apa. Kami akan menerimanya” ucap Suho tegas tapi terlihat bahwa ia sedang berharap aku mengatakan ‘tidak’. Dia memang tak mudah berbohong, hihi.
“Aku tak punya pilihan lagi kurasa…., hufftt aku memutuskan untuk pulang ke rumah” Jawabku pasrah.
“Hyung!” suara menyentak tapi lucu itu keluar. Suara Sehun. Aku menatap Sehun. “Ya, Hyung! Kau jangan berkata sembarangan!” nadanya mulai memuncak tinggi.
“Aku tak punya pilihan, aku sudah cukup lelah!” aku membalas dengan nada tinggi juga.
“Yak! Tapi Hyung, kami membutuhkan kerja sama Hyung, tolong jangan seperti itu!”
“Tapi Sehun, aku tak punya keputusan lagi. Aku sudah terlalu lelah dengan semuanya”
“Aku kecewa Hyung!” teriak Sehun. Baiklah, kata-kata Sehun membuat hatiku semakin pecah, rasanya sangat sakit.
“Yak! Kenapa kalian jadi bertengkar?! Sudah, sudah! Jika Luhan sudah memutuskan seperti itu yasudah!” sahut Suho bijak.
Tao yang tadinya semangat bermain PSP, ia menjadi lemas. Ia membuang PSPnya di meja makan lalu berlari menuju kamarnya. Ia menutup pintu kamarnya dengan keras sehingga…
BRAK! Suara pintu tertutup dengan keras itu terdengar menyakitkan ditelingaku.
“Ya, Tao! Ada apa denganmu?” teriak Suho.
“Ya, Suho! Kau seperti tak tahu Tao saja!” marah Xiumin. Ia berlari menjemput Tao yang entah sedang apa dikamarnya.
“Ya! Kau ini kenapa? Tidak ada apa-apa, semuanya akan baik-baik saja. Ayolah! Uljima~” suara Xiumin yang terdengar diruang tengah begitu menyakitkan. Jadi, Tao menangis? Ayolah, aku tak ingin membuat orang-orang menangis karenaku.
Aku menatapi Sehun yang juga kaget mendengar perkataan Xiumin Hyun tadi. ia menatapku tajam. Dan pergi dengan langkah cepat menuju kamar Tao. Kulihat Suho Hyung menggeleng-gelengkan kepalanya dan menyusul Tao juga.
Aku merasakan seseorang dibelakangku. Lay. Ia menatapku sambil tersenyum miris. Ia menepuk-nepuk pundakku. Setelah itu ia berjalan menuju kamar Tao juga. Tak lama member lain juga ikut menyusul Tao ikut masuk kedalam kamarnya.
Hanya aku diruang tengah —sambil beridiri—tertunduk dan sedih. Tes. Airmataku menetes dipipiku.
“Hiks, hiks… tak apa semuanya akan baik-baik saja…. Semuanya akan baik-baik saja” aku mendengar suara D.O sekarang. Ini terlalu menyakitkan! Akhirnya aku memutuskan untuk pergi menemui temanku —dia seorang EXO-L.
***
Aku membunyikan bel rumah temanku. Aku melihat sekitar, sepertinya tak ada yang mengenaliku aku menutupi wajahku dengan syalku. Tak lama pintu terbuka. Dia menatapku intens. Sepertinya ia tak mengenaliku? Berarti aku pintar menyamar? :D
“Siapa ya?” tanyanya.
“Yak! Bawa aku masuk!” bisikku.
“Yak! Jawab dulu pertanyaanku!” teriaknya.
“Aishhh…” dengan terpaksa aku mendorong si cerewet ini masuk kedalam rumahnya. Oke, dia berteriak meronta-ronta membuatku stress. Setelah aku menutup pintu rumahnya aku membuka kacamataku dan duduk disebelahnya. Aku menghela nafas.
Dia menatapku kaget. Dengan segera dia berdiri didepanku. “Luhan?!” kagetnya. Shin Rou Xian, temanku waktu masih bersekolah dasar di China. Dia baik hati, sekarang di bekerja keras di Seoul sebagai seorang model. Aku akui dia memang cantik. Dan dia salah satu fansku. Ya, aku beruntung.
“Kau kira aku siapa huh?!”
“Ku kira kau pria berhidung belang”
“Yak! Aku bukan pria seperti itu ya!”
“Luhan, apa kau benar-benar sakit? Apa kau akan keluar dari EXO?” sorot matanya terlihat sedih.
“Aku tak punya pilihan”
“Banyak artikel menyatakan bahwa kau sakit. Tapi aku tak pecaya”
“Aku sakit…”
Ia melangkah menujuku dan menempelkan tangannya di dahiku. Seketika airmatanya keluar. “Hiks, tidak. kau berbohong! Aku tahu bahwa kau mempunyai masalah dengan agensimu!” teriaknya. Aku terdiam.
“Kau tak tahu bagaimana rasanya menjadi seorang fans. Mereka semua sedih mendengar semua ini. Bahkan banyak yang tak rela. Mereka memang tak mau menangisimu tetapi hati ini rasanya sudah sangat sakit. Sehingga rasa sedih itu tak bisa ditutupi. Aku pun juga tak mau menangisimu jika kau memutuskan keluar dari EXO. Tapi tidakkah kau tahu? Aku dan para EXO-L lainnya sedih. Rasanya sangat sakit! Melihat kebahagiaan dulu, saat ada dirimu membuat para EXO-L ingin flashback. Aku ingin kebahagiaan yang dulu kembali” ucapnya terus terang. “Aku takut kau melupakanku dan para EXO-L lainnya. Aku sangat takut…..” ucapnya pelan.
Aku menarik nafasku dahulu. “Jika aku memutuskan untuk keluar dari EXO. Apakah kau masih mau mendukungku?” tanyaku dengan harap.
“Aku masih tetap mendukungmu. Dan pastinya para EXO-L lainnya yang setia pasti akan mendukungmu apapun yang terjadi. Aku tahu, mereka semua yang setia akan terus mendukung semua idol mereka bahkan ketika mereka akan pensiun dan lainnya” ucapnya sambil tersenyum.
Aku terharu, jadi beginilah seorang fans? Pasti berita hengkang seperti Kris dan diriku membuat mereka semua sedih dan tetap harus bersabar. Aku terharu mereka sangatlah sabar dan mereka mau menerima kenyataan.
“Tapi aku minta satu hal…” ucapku.
“Apa?” tanyanya.
“Meski aku sudah keluar, jangan kau lupakan atau berhenti menyukai idol kalian yang lainnya. Karena EXO juga masih membutuhkan EXO-L. Bahkan aku lebih suka pada fans yang seperti itu”
“Aku berjanji..” ucapnya. Kami menautkan jari telunjuk kami. Tes. Meski sudah ku tahan, akhirnya airmataku menetes juga.
***
Malamnya aku tiduran sendiri dikamar. Aku tak melihat Sehun sama sekali, entah dia kemana, apa dia marah padaku? Oh, aku yakin tak lama lagi kita baikan.
Sudah jam sembilan malam bahkan Sehun belum datang kekamarnya. Biasanya dia sudah ingin tidur jika sudah jam sembilan malam. Aku menjadi gelisah. Aku mencoba bermain game agar aku tak gelisah soal Sehun lagi. Belum lama aku bermain, aku melihat jam lagi. Sudah jam setengah sepuluh malam! Aku sangat gelisah. Aku harus mencarinya! Aku bangkit dari kasurku.
Cklek. Aku langsung menatap pintu kamar dengan tersenyum bahagia. Jujur, bahagia jika Sehun —teman baikku sudah disini. Sekali lagi aku tersenyum bahagia pada Sehun —dan Sehun tak membalas dan hanya menatapku dingin.
“Sehun-ah, kau tidak tidur?” tanyaku lembut.
“Ne, aku akan tidur” aku senang dia menjawab pertanyaanku meski nadanya terdengar dingin. Ia berjalan mengambil bantal, guling, serta hanphonenya. Dia akan tidur dimana?
“Ya, Sehun!” panggilku.
Brak! Pintu kamar sudah ditutup oleh Sehun. Oke, kukira kita akan baikan lagi tapi ternyata semuanya salah?
------------------------------
Di suatu pagi aku membereskan semua baju dan barang barangku ke koperku. Mungkin barang-barang berharga selama di EXO. Hadiah dari para member EXO dan juga dari para fans. aku memakai jaket tebalku yang selama ini kupakai saat kedinginan, tak lupa memakai kacamata dan topi.
Ya, hari ini aku akan kembali ke rumahku. Aku sudah mempertimbangkannya tadi malam. Dan inilah keputusanku. Aku menggeret dua koperku. Di ruang tengah semua member sudah berdiri disana menungguku. Tunggu, satu orang yang tak kulihat disana. Sehun? Kemana anak itu?
Suho tersenyum padaku dia menepuk-nepuk punggungku dan memelukku. “Apa keputusanmu ini sudah matang?” tanya Suho.
Aku menganggukangguk. “Ne, aku sudah mempertimbangkannya tadi malam” jawabku.
“Kau benar-benar akan meninggalkan kami?” tanya Xiumin Hyung sedih. Aku hanya mengangguk dan menunduk.
Xiumin Hyung mengacak-acak rambutku. “Meski kau sudah tak bersama kami lagi, tapi aku masih menganggapmu dongsaeng-ku” ucapnya.
Aku menatapnya dan tersenyum “Gomawo”
“Jika Hyung meninggalkan kami, dengan siapa lagi aku berlatih dance?” tanya Kai. Matanya sudah berkaca-kaca. aku yakin, hatinya sangat sakit sekarang.
“Kau masih bisa dance dengan Lay dan Sehun kan?” ucapku.
“Tapi.. dengan siapa jika aku duet dance lagu ‘Time Control’?” seketika airmataku menetes. Aku tak bisa menjawabnya lagi, ini terlalu menyedihkan.
“Luhan Hyung!” panggil Chen. Aku menatap Chen. Ia memelukku erat. “Jika Hyung meninggalkan kami, siapa yang akan berduet lagu ‘Moonlight’ denganku? Siapa yang akan menyanyi ‘What is Love denganku? Siapa Hyung?” kudapati ia menangis, bahuku basah.
“Mianhae..., mianhae” aku pun ikut menangis.
“Hyung, jika kau keluar dari EXO, bagaimana dengan EXO-M? EXO-M akan menjadi 4 member? Ayolah, Hyung 5 member saja menyakitkan apalagi 4 member?” tanya si panda Tao.
“Mianhae, mian!!” ucapku sekali lagi. Rasanya pertanyaan mereka seperti ratusan jarum menusuk dadaku. Dan aku hanya bisa mengucapkan ‘Mianhae’
“Hyung, jika ini keputusanmu.. aku akan menerimanya dengan ikhlas. Kau sudah mempertimbangkannya, berarti ini memang keputusanmu. Aku bisa terima semoga kau bahagia nanti” ucap Lay ia memelukku. Aku hanya mengangguk-angguk.
“Andwaeeeeeeeeeee!” teriak seseorang yang baru datang. Sehun. Matanya memerah, sangat merah. Tak pernah aku melihatnya sesedih ini. Rambutnya juga berantakan.
“Hiks, Hyung! Jika kau keluar siapa lagi yang akan bermain denganku? Siapa yang akan disisiku disaat dipanggung? Siapa yang akan menjadi roomateku? Siapa yang akan pergi membeli bubble tea bersamaku? Bagaimana dengan gelar kita sebagai HunHan? Bagaimana dengan HunHan shipper? Bagaimana dengan para EXO-L? Bagaimana dengan kami? Pikirkan itu Hyung!” ucapnya disela-sela tangisnya dengan nada bergetar.
“Aku minta maaf! Aku tak punya pilihan. Yang kupikirkan saat ini aku ingin pulang. Mianhae, mianhae..” teriakku keras aku berjongkok menangis. Sakit! Perkataan Sehun sangat membuatku sakit. Aku menangis menutupi wajahku.
“Hyung...” panggil Sehun aku mendongak. Ia mengulurkan tangannya padaku. “Berdirilah” ujarnya. Aku menatap tangan Sehun, aku menggenggam tangannya. Ia membantuku berdiri setelah itu kami berpelukan. Berpelukan perpisahan. Baekhyun yang hanya diam saja akhirnya ikut memelukku. Begitu juga dengan member yang lain, mereka memelukku.
****
Aku sudah sampai di bandara Incheon. Banyak paparazi disana. Oh, kuharap mereka tak mengenaliku. Aku menutupi wajahku dengan syal. Aku menggeret koperku.
Jepret! Jepret! Jepret! Mwo? Mereka masih mengenaliku? Langkahku terhenti aku melihat sekitar. Mereka semua mengenaliku? Apa penyamaranku ini kurang?
“Please stay!” ucap seseorang. Aku tak peduli, aku berjalan menggeret koperku lagi. “Luhan, please stay on EXO!” teriaknya lagi. Mwo? Itu pesan untukku?
“Luhan Oppa! Kita selalu mendukungmu!” teriak seseorang.
“Luhan Oppa! Luhan Oppa! Luhan Oppa!”
Jeprat! Jepret! Semua para paparazi jadi yakin itu aku dan para EXO-L mulai berkumpul ingin mengerubungiku. Dan untung saja penjaga bandara ini mengamankannya. Aku menunduk mempercepat langkahku.
Seseorang memegang tanganku. Aku menoleh kebelakang. Seorang anak laki-laki mungkin umurnya masih enam atau tujuh tahunan? “Hyung mau pergi kemana?” tanyanya polos. Siapa ibu dari anak ini? Ada saja yang menghambatku hari ini. Aku harus segera membeli tiket!
“Aku akan pulang kerumahku” aku berjongkok mengelus dahi anak itu.
“Hyung, Noona-ku akan sedih..” seorang wanita berjalan menujuku. Rou Xian? Dia menangis menggigit bawah bibirnya.
“Hiks, jadi ini keputusanmu?” tanyanya sedih. Tidak, jangan disini! Aku takut ada berita tidak-tidak! Mereka bisa saja memfotoku bahwa aku bertemu seorang yeoja di bandara, tidak!
“Ne, mianhae”
Dia tersenyum. “Tak apa, aku terima. Semoga kau bahagia nanti” dia tersenyum.
“Aku tak punya banyak waktu. Aku harus membeli tiket” dia menggendong adiknya dan melambaikan tangannya, begitu juga dengan adiknya. Aku hanya mengangguk.
Aku langsung pergi membeli tiket dan duduk menunggu giliran berangkat menuju negara kelahiranku lagi.
Kira-kira sebentar lagi pesawat menuju Beijing akan berangkat. Aku pun menggeret koperku berjalan menuju pesawat. Seseorang menggenggam tanganku lagi. Aku menengok ke belakang.
“Don’t go please!” ternyata Rou Xian. Adiknya ikutan
memegang tanganku. “Hyung..” ucapnya dengan tatapan polos itu. Seseorang lagi menggenggam tanganku.
Aku ingat dia, dia yang selalu memotretku saat aku memangung dimana-mana dia seorang Paparazi. “Oppa, aku akan selalu mendukungmu. Seseorang lagi datang memegang tanganku. “Oppa…” airmatanya menetes. Satu persatu mereka ikut memegang tanganku. Membuatku ingin menangis. Aku pun berkata pada mereka semuanya.
“Aku hanya ingin kalian semua tahu bahwa aku mencintai kalian semua” teriakku. Tes. Airmataku seketika menetes. Mereka semua menangis semakin menjadi. “Nado saranghaee!” teriak mereka bersamaan. Aku tersenyum.
Ning Nung Ning~
“Bagi penumpang menuju Beijing harap segara menuju pesawat. Pesawat akan berangkat dua menit lagi”
Mereka semuanya berhenti memegangi tanganku. Mereka, ada yang melambaikan tangan, ada yang masih menunduk menangis, ada yang masih mengusap ingusnya dengan tisu. Aku hanya membungkuk 90 derajat sebagai tanda terima kasihku pada mereka semua.
Aku berbalik menggeret dua koperku menuju pesawat.
“Oppa! Jangan lupa untuk menyapa kami dan para EXO-L lainnya! Aku dan para EXO-L lainnya masih akan terus mendukungmu! Jangan kau lupa itu!” teriak seorang yeoja. Aku tahu itu suara Rou Xian.
Aku duduk disalah satu bangku dekat jendela. Aku memang suka melihat pemandangan.
“Saudara-saudara mohon pakai sabuk pengaman kalian. Pesawat akan segera berangkat” ucap salah satu pramugari.
Akhinya pesawat terbang. Aku menatap kota Seoul yang terlihat dari atas sini. “Selamat tinggal teman-temaku dan semuanya yang berada Korea” ucapku pelan.
[14.10.10]
Aku memposting sebuah pesan di akun instagramku. Aku ingin memberitahu mereka bahwa aku masih mencintai mereka semua.
Tak lama para fans bekomentar…
‘Apa kau benar-benar sakit Luhan Oppa?’
‘Aku juga mencintaimu’
‘T^T’
‘Lu Oppa~’
‘I hate you!’
‘Kau tega! Jahat!’
‘Don’t go T^T We always love you’
‘Oppa, aku bahkan tak bisa menangis. Aku masih berpikir 'Oh, ini hanya mimpi, ini hanya sebuah mimpi’
‘Aku juga mencintaimu. Aku mendukungmu, selalu’
‘Biarkan saja SM dan lakukanlah aktifitasmu yang sehat di masa depan. Aku mencintaimu, Luhan’
‘Luhan.... the EXO L always love you!! Don't be gone. If you gone, the EXO L really miss you!! Upload your photo again and don't forget to say hello for EXO L! We always support you and miss you. EXO L love Luhan’ (*Itu komentar dari Author T^T)
Aku tersenyum. Aku sangat beruntung masih banyak fans yang mendukung keputusanku. Terima kasih untuk kalian semua yang masih mendukungku.
Luhan END POV
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Aku hanya ingin kalian semua tahu bahwa aku mencintai kalian semua” —Xi Luhan.
“10 in our eyes, but forever 12 in our heart :’)” —Sofi Kamila
END
Silahkan komentar ya! Panggil aku Sofi, Eonnie, Saeng (Btw, aku 01line).
Ini sebenernya udah aku bikin dulu pas Luhan baru-baru aja keluar dari EXO dan baru aja aku post disini karena aku baru bikin akun disini :D Ya, aku author baru. Halooo~ salam kenal ya semua readersku yang disini^^ mari kita berteman & saling mengenal^^