CHAPTER 2 : #2 IT'S COLD
It’s cold here, it’s so cold
My heart is so frozen that my lips get cracked
It’s only cold for me, it’s so cold
I try to block the hole in my heart but the wind keeps coming in
Kala mengingat masa lalu, saat aku masih berada di sekolah menengah akhir, ada rasa sesak dan sakit di hati ini. Ketika engkau dituduh berkhianat karena tidak sependapat dengan teman sekelasmu. Ketika engkau hanya berusaha memperjuangkan aspirasi dan ketidakadilan yang membelenggu dirimu dan teman-temanmu tapi sekali lagi kau dianggap biang kekacauan. Ketika kau dipermalukan di depan kelas dan berusaha meminta maaf (karena kau dituduh bersalah) tapi tetap saja mereka memandang jijik padamu. Ketika kau melihat teman-teman yang selama hampir dua tahun kau sebut sebagai sahabat meninggalkanmu dalam kesendirian. Ketika kau dianggap tidak ada padahal kau jelas berdiri di depan mereka. Ketika kau dengan susah payah menghabiskan masa akhir di sekolahmu walau dihujat oleh ‘sahabat’mu yang berganti nama menjadi orang yang sangat membencimu. Dan, ketika kau jatuh dalam lubang tergelap di hatimu dan mulai meragukan apakah benar ada teman yang tulus menyayangimu apa adanya.
###
Lee Chaerin, itulah namaku. Aku berusaha setengah mati untuk meninggalkan masa lalu yang kelam dengan memilih universitas jauh dari sekolahku dulu. Prestasi dan janji-janji manis harus kugadaikan pada orang tuaku demi meyakinkan mereka bahwa aku bisa kuliah di gedung hadapanku ini. Senyum berhasil kugoreskan di wajah saat hasil kerja kerasku terbayarkan. Kutatap gedung itu dengan rona bangga dan bahagia walau terselip kekhawatiran apakah aku bisa melewati empat tahun ke depan dengan baik. Kulangkahkan kakiku perlahan. Udara dingin menyelimutiku karena aku datang ke kampus awal sekali. Aku hanya ingin memastikan ruang kelasku dimana dan bersiap mengambil bangku yang jauh dari pusat perhatian. Upacara penerimaan mahasiswa baru? Aku tidak tertarik dengan upacara itu. Aku akan menjadi manusia diam, dingin dan sulit untuk didekati agar tak ada lagi yang menyakitiku.
###
“Lee Chaerin. Senang berkenalan dengan kalian” ucapku pelan dengan nada suara yang sengaja kubuat datar. Perkenalanku sukses membuat semua teman-teman yang ‘katanya’ akan menjadi teman kelasku itu mengalihkan pandangan dan mengabaikanku.
Kuseret tubuhku dari depan kelas menuju bangku terdepan di depan meja dosen. Bangku yang tepat kuprediksi akan dibiarkan kosong karena hanya orang nekat yang mau bertatap muka dengan dosen. Aku menyorakkan nada kemenangan saat tau tak ada yang duduk disampingku. Skenario yang kurancang selama libur akhir tahun ajaran berjalan sukses sepanjang hari ini. Aku juga telah menyiapkan pertahanan saat sewaktu-waktu tugas kelompok memaksaku untuk bersosialisasi dengan anak-anak itu.
My hard personality is like the skin-cutting winter, the cold wind – you all know
To me, coldness is everything, it’s like the winter sea
Send a boat off and you’ll see that I’m not an island but an iceberg
I lost my focus because my eyes are frosted
The cold memories have been trampled
###
