Dreamland
>
Lifestyle
>
Article

Kain Tradisional Dimanfaatkan Untuk Busana Muslim

15 November 2011 15:00 | 7019 hits

Dreamers.co.id  - Minggu ini merupakan hari-hari untuk pencinta fashion Indonesia menampilkan karyanya. Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menampilkan delapan desainer yang menampilkan koleksi busana muslim, dan 10 perancang busana siap pakai.

Dalam show pertama yang digelar  di Fashion Tent, Pasific Place, Jakarta, delapan desainer busana muslim memamerkan karyanya terlebih dahulu. Bahkan beberapa diantaranya mengekplorasi kain tradisional dari berbagai daerah.

Nieta Handayani, misalnya, mengangkat tema Efyption dari Kalimantan. Busana-busananya menggambarkan suasana padang pasir yang dipadukan dengan unsur etnik. Kain sifon yang ringan melambai dipadukan dengan kain motif

sasirangan, dengan detail lipit dan ruffles menghiasi koleksinya. Koleksi sepatu berbulu serta penutup kepala berupa turban menambah unik tampilan keseluruhan enam busana koleksinya.

Lia Afif menggunakan kain songket asli sasak sukarare untuk koleksi yang bertema Burning in The Dazzle.  Lia mengkombinasikan bahan sifon dan thomson silk dengan bahan stretch dengan warna biru dan gold untuk menggambarkan semangat yang kuat, dan niat untuk memancarkan aura pemakainya. Perpaduan warna terang dan hitam dengan songket lombok, juga diberi aksen manik dengan warna emas yang terangkai memberi kesan glamor.

Baca juga: akmu

Ida Royani memilih kain tenun dari NTT dengan tema tema From West to The East yang diusungnya. Dalam enam koleksi busananya, Ida memadukan warna rempah atau tumbuhan alami dengan unsur-unsur etnik. Mayoritas kain tradisional yang digunakan untuk memberi kesan etnik, yang diaplikasikan pada rok bawahan yang tetap mempertahankan bentuk asli kain. Hampir semua koleksi dilengkapi selendang dengan motif dan rok warna senada. Penutup kepalanya tampil dalam gaya turban dan topi berbentuk kotak, menambah keunikan busana-busana etnis yang modern ini.

Ada  juga Yessy Riscowaty terinspirasi Moslem Ready To Wear tahun 1950-an yang dipadukan dengan unsur etnik Bali. Koleksinya muncul dalam bentuk gaun terusan dengan siluet  hourglass, ditambah coat dan aksen lace. Bahan-bahan yang digunakan antara lain sifon, sutera, cerutti, linen, jacquard, dan tafetta yang memberi kesan feminin, edgy, dan classy.

Nuniek Mawardi, mengangkat tema Dystopia, karena terinspirasi dari tekstur alami bebatuan yang ada di gunung kapur.  Nuniek menggabungkan keteraturan dan ketidakteraturan pada detail. Pemilihan tone warna coklat, biru, hitam, dan abu-abu menambah kesan alam yang natural.

Bahkan, gaya nyentrik Lady Gaga rupanya memikat hati Irna Mutiara, yang mengolah koleksi busana gamisnya dengan kerudung-kerudung berbentuk tanduk rusa gelombang ombak. Meski memilih warna-warna dingin seperti silver, biru, dan broken white, namun teknik draperi yang diaplikasikan berbeda untuk masing-masing busana memberi kesan feminin dan lembut bagi pengguna busana muslimah. (way)

Komentar
RECENT ARTICLE
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio