CHAPTER 2 : The End
***
Hari ini adalah hari ke 48 pasca kecelakaan, namun Hyesun belum juga bangun. Semua anggota keluarga sudah seperti kehilangan harapan. Hyesunpun menatapnya dengan iba. Ia hanya bisa pasrah dengan segalanya. Segala pengeluaran dan perjuangan keluarganya untuk membiayai pengobatan yang sangat mahal dan lain – lain, membuat Hyesun kehilangan harapan.
“Eomma, sepertinya aku tidak akan kembali. Jika aku sudah tidak bisa kembali, akhirilah semua ini ya Tuhan, aku tidak tega melihat pengorbanan keluargaku yang seperti itu “, kata Hyesun sambil mencoba untuk tegar.
Tiba – tiba Hyesun merasa pusing dan tubuhnya masuk ke raganya, ia bisa mengerakkan tangannya. Namun tidak lama ia keluar lagi. Melihat reaksi itu, appanya segera memanggil dokter. Sedangkan Hyesun hanya terdiam.
“Apa aku akan kembali ?”, tanya Hyesun, lalu ia memanggil nama Jaehyun. Jaehyunpun segera datang.
“Ikut aku “, kata Jaehyun lalu membawa Hyesun kebangku taman didekat sungai Han.
“Aku ingin mengatakan semuanya”, kata Jaehyun serius.
“Aku dulu, oppa tadi aku masuk ke ragaku, aku sangat senang, sepertinya aku akan segera kembali “, kata Hyesun sambil tersenyum
“Aku tau, chukai, kamu akan segera kembali Hyesun ah”, kata Jaehyun. Senyum Hyesun memudar saat melihat raut wajah Jaehyun.
“Oppa “, kata Hyesun lirih.
“Arraseo, tidak perlu ucapkan aku sudah tahu”, kata Jaehyun singkat.
“Gumawo jinjja gumawo, sudah menemaniku selama ini, aku tidak tahu harus bagaimana jika tidak ada dirimu. Walaupun aku tidak tau kapan aku akan sadar tapi .... “, kata Hyesun sambil memeluk Jaehyun erat – erat.
“Sudahlah, aku ingin menceritakan sesuatu denganmu “, kata Jaehyun sambil memeluk Hyesun.
“Ditempat inilah aku bertemu denganmu, saat itu aku merasa sedih sekali dan bersamaan aku melihatmu sedang bersedih, awalnya aku hanya menatapmu saja. Namun setiap hari kamu datang ketempat ini dan selalu menceritakan apa yang terjadi dihidupmu dan membuatku ingin berteman denganmu, ya intinya sampai saat ini kamu sudah menjadi temanku, aku bahagia saat kamu bisa menanggapku karena biasanya kamu tidak pernah melihatku. Sesekali kamu merasakan perasaan tidak enakkan ? perasaanmu itu benar, karena aku sedang berada di sampingmu, jangan takut, aku tidak akan pernah macam – macam denganmu. Jika kamu sudah bangun, kamu tidak akan mengingat apapun tentang diriku, kamu akan kembali pada dirimu yang sebenarnya. Sebenarnya aku hanya ingin mengatakan jika aku ingin pergi, terima kasih telah menjadi temanku dan ........”
“Kamu mau kemana oppa ? Terima kasih sudah menemaniku tapi oppa. ”, potong Hyesun sambil melepaskan pelukannya. Jaehyun hanya tersenyum. Entah kenapa kali ini senyumnya terlihat sangat tulus dan tampan. Tiba – tiba Hyesun merasakan pusing yang luar biasa, ia menggengam tangan Jaehyun, Jaehyun tetap tersenyum.
“Kenapa aku pusing luar biasa ?”, kata Hyesun sambil memegangi kepalanya.
“Hyesun ah, jangan pernah menahan semuanya, katakan apa yang ingin kamu katakan. Jangan merasa kamu sendirian, kamu punya banyak teman. Sadarlah. Sesekali pergilah mencari hiburan, jangan terlalu fokus pada kuliahmu. Belajar itu harus tapi main itu perlu, ingat itu “, kata Jaehyun sambil tersenyum, namun nampak air mata mengalir dipipinya.
“Kenapa kamu mengatakan seolah – olah kita tidak akan pernah bertemu lagi? Aku bahkan masih belum sadarkan diri. Oppa, jangan berkata seperti itu, aku tidak menyukainya. Kenapa kamu seperti ingin meninggalkanku saja? Bukannya sebelumnya kamu slalu denganku, tidak apa – apa jika disaat aku sadar nanti aku tidak bisa menatapmu, tapi setidaknya kamu ada disampingku. Jika kamu seperti ini, kamu tidak seperti Jaehyun oppa yang aku kenal”, balas Hyesun sambil menghibur Jaehyun
“Selamat tinggal Hyesun ah “, kata Jaehyun singkat sambil mengecup dahi Hyesun. Hyesun menatap Jaehyun yang tersenyum didepannya. Lalu ia merasakan sesuatu yang aneh. Hyesun hanya bisa menutup matanya dan menahan rasa pusing yang luar biasa yang tiba – tiba ia rasakan lagi, ia merasa tubuhnya seperti ditarik dan diulur. Dan ia merasa seperti jatuh dari tebing lalu naik kembali. Tubuhnya terasa terombang ambing. Nafasnya terasa berat, sangat berat sampai ia berada disatu titik ia merasakan tubuhnya kembali normal. Tepat 48 hari, Hyesun akhirnya dapat membuka matanya kembali perlahan, Eommanya langsung teriak bahagia saat melihat anaknya kembali. Hyesun menatap sekitarnya, iapun menangis.
“Selamat datang kembali, Hyesun ah “, kata Nana sambil tersenyum. Hyesun terlihat sangat lemas dan akhirnya dokter memberikan perawatan lanjutan untuk Hyesun. Hyesun akhirnya kembali, siapa yang tau rencana Tuhan ?
***
Hari berganti hari Hyesun mulai menjalani hari – harinya, walaupun belum seutuhnya pulih, ia tetap mau menjalani aktivitasnya.
“Nah iyakan, kepalamu terasa pusing. Istirahatlah, kamu belum sembuh total “, kata Kang Joon pada Hyesun
“Arraseo, kenapa kamu ribet sekali? Pulanglah, apa kamu tidak bosan menemuiku setiap hari ?”, kata Hyesun pada Kang Joon.
“Hyesun ah, mari kita makan malam, aku tau ada tempat ayam goreng sangat enak”, pinta Kang Joon
“Tidak masalah, mari kita berangkat. Pusingku sudah lumayan hilang “, kata Hyesun sambil tersenyum
Merekapun masuk ke sebuah resto ayam goreng, dilihat dari tempatnya yang ramai sudah terlihat jika tempat ini memiliki menu yang menarik. Kang Joon dan Hyesun harus menunggu sangat lama, karena pembelinya tidak sedikit. Bahkan waktu menunjukkan tengah malam, mereka masih menunggu.
“Jinjja Joon ah, kamu ingin aku kelaparan?”, omel Hyesun
“Sabarlah, ini sudah biasa “, jawab Kang Joon
“Biasa? Memangnya kamu sudah pernah ketempat ini ?”, tanya Hyesun
“Sudah, dengan hyungku “, kata Kang Joon santai dan Hyesun tidak membalasnya.
Udara semakin dingin, walaupun mereka berada didalam ruangan sepertinya udara lebih dingin malam itu. Hyesunpun mulai merasa kedinginan dan dilihatnya Kang Joon yang pergi menuju toilet.
“Kenapa dingin sekali.. Joon ah, kembalilah “, kata Hyesun sambil memeluk dirinya sendiri
“Apa kamu kedinginan ?”, tanya seorang namja. Hyesun hanya terdiam tanpa membalasnya dan fokus pada pelukannya.
“Kamu mengabaikanku? Oke ya sudah “, kata namja itu, Hyesunpun menoleh dan menatap namja itu. Ponsel Kang Joon tiba – tiba berdering, Hyesun membaca nama penelpon tersebut. “MY BABY”, bacanya. Hyesun hanya tersenyum, lalu bangkit dari bangkunya dan pergi. Tak lama Kang Joonpun kembali, ia binggung melihat Hyesun yang sudah tidak ada dibangkunya, ia hanya melihat seorang pria yang berdiri di samping mejanya.
“Permisi, apa kamu melihat seorang gadis yang duduk ditempat ini ?”, tanya Kang Joon
“Buat apa kamu mencarinya jika kamu akan menyakitinya?”, jawab namja itu lalu meninggalkan Kang Joon.
“Siapa dia? Bisa berkata seperti itu, ikut campur masalah orang lain. Dasar muka tebal ! “, kata Kang Joon dengan dingin.
Hyesun berjalan menyusuri taman, satu – satu tempat yang ia tuju adalah sebuah bangku kesayangannya didekat sungai Han. Ia tetap berjalan tanpa melihat sekitarnya, sepertinya ia sedang mengingat – ingat sesuatu. Sampai akhirnya ia tiba dibangku taman tersebut.
“Kenapa ? ada sesuatu yang mengganjal? Tapi itu apa?”, katanya pada diri sendiri.
“Ini sudah tengah malam tapi kenapa aku malah ketempat ini, malam ini juga sangat dingin. Ah pabo!”, omel Hyesun lalu ia bangkit dari bangkunya.
Dilihatnya segerombol pria tampan yangberjalan sambil membawa bola basket. Sedikit berlebihan, dicuaca yang sangat dingin mereka malah ingin bermain basket. Chen, Do, Lay, Tao dan Sehun berjalan layaknya sedang berada di catwalk.
“Ingat, jangan main lama – lama “, perintah Tao dengan manja
“Semaunya sendiri mengatur, kalau tidak ingin bermain sebaiknya tadi kamu tinggal di dorm saja, jinjja “, omel Sehun
“Udara memang sangat dingin malam ini, tapi jika kita tidak berjalan – jalan dimalam hari, kita tidak memiliki waktu lagi “, kata Do
“AHHHHHHHHH”, teriak Tao saat melihat Hyesun yang sedang mengamati mereka. Mereka semuapun terkejut dengan teriakan Tao. Dan menuju arah yang ditunjuk oleh Tao.
“HANTUU!!”, teriak Tao. Hyesun yang merasa dikatakan seperti itupun hanya bisa memandanginya dengan aneh.
“Hantu? Aku ? “, kata Hyesun polos sambil berjalan mendekati mereka
“Ya kamu siapa aku lupa namamu, lihat aku punya kaki. Aku tidak hantu, seenaknya saja berkata seperti itu. Tunggu siapa namamu ya, Ta..Tao..aduh”, kata Hyesun sambil mengingat – ingat namun kepalanya malah terasa nyeri.
“Gwencanayo ?”, tanya Chen, Hyesunpun hanya tersenyum.
“Oh maafkan teman kami, dia sedikit..”, kata Sehun sambil memutarkan pergelangan tangannya didekat kepalanya. Lucu sekali
“Oh tidak apa, lupakan saja”, kata Hyesun sambil tersenyum dan meninggalkan mereka.
“Tunggu, bukankah dia? Aigoo”, batin Do sambil mengingat – ingat sesuatu.
“Kemana Jongin ?”, tanya Do
***
Sudah 2 bulan setelah Hyesun sadar, saat ini ia sedang berada dikafe milik Nana. Ia bekerja paruh ditempat itu.
“Hyesun ah, bagaimana dengan Kang Joon ? Sepertinya kalian tidak bersama lagi ?”, tanya Nana
“Kami hanya teman, tidak lebih. Entahlah, aku merasa tidak cocok saja dengannya”, jawab Hyesun
“Jinjja? Syukurlah. Hyesun ah, ada yang ingin aku tanyakan dari dulu tapi aku tidak berani menanyakannya”, kata Nana
“Tidak apa unni, ada apa ?”, tanya Hyesun sambil merapikan uang di kasir.
“Saat kamu koma, apa yang kamu lakukan ?”, tanya Nana tiba – tiba
“Aku? Aku hanya seperti tidur dan ketika bangun ternyata aku tidak sadar selama 48 hari, itulah yang aku rasakan “, kata Hyesun santai.
“Oh iya, ya sudahlah “, kata Nana
“Kamu sendirian sudah 2 bulan ini “, sambung Nana
“2 bulan ? bukannya aku selalu sendirian ? Akukan tidak punya kekasih”, kata Hyesun
“Kenapa kamu menolak Kang Joon?”, tanya Nana lagi
“Karena dia hanya sebatas temanku saja”, jawab Hyesun santai
“Kamu tidak merasakan sesuatu yang aneh selama 2 bulan terakhir ini ?”, tanya Nana
“Sebenarnya 2 hari sejak aku sadar, aku bermimpi bertemu seseorang. Aku memanggilnya oppa, aku masih ingat wajahnya hanya saja aku tidak tau siapa dia”, jawab Hyesun
“Dialah orang yang selalu mengikutimu dulu”, kata Nana santai sambil meninggalkan Hyesun menuju meja pelangan.
“Apa maksudmu unni ?”, teriak Hyesun penasaran.
Sebuah siaran ditelevisi memperlihatkan sebuah boyband pendatang baru. Hyesun dan Nanapun memperhatikan penampilan mereka Mereka cukup hebat untuk ukuran pendatang baru, mata Nana melihat sesuatu yang mengganjal. Satu dari 5 member itu. Terasa tidak asing.
“Kenapa sangat mirip”, batin Nana tidak percaya
“Kenapa aku seperti melihat dia ya ?”, tanya Hyesun pada Nana sambil menunjuk seorang pria. Nana hanya bisa terdiam tanpa menjawab.
Tiba – tiba pintu kafe terbuka, terdengar suara langkah gagah dari seorang namja ini. Iapun mendekat dan berdiri didepan kasir, tempat dimana Hyesun berdiri. Namja itu berdiri di depan Hyesun dan tersenyum.
“Mianhae, Hyesun ah “, kata pria itu dengan lirih.
“Bukankah dia sangat mirip dengan Jaehyun hyung ? Apa kamu ingat ?”, kata pria itu sambil tersenyum menatap Hyesun. Hyesunpun terkejut melihat pria ini. Nana yang melihatpun hanya tersenyum.
“Aku tahu ini akan terjadi “, kata Nana sambil tersenyum
“Anyong... Hyesun ah. Sudah lama tidak berjumpa ”, kata Kai sambil tersenyum .
Flashback
Jaehyun pergi menemui Kai dan mengatakan, “ Aku tau ini tidak benar, tapi aku sangat mencintainya, aku sudah terbiasa menemaninya kemanapun itu, kenapa ini bisa terjadi ? entahlah, akupun jug atidak tau awal mula semua ini. Yang aku ingat, aku melihatnya sendirian dibangku taman dekat sungai Han, ia sering sekali pergi kesana dan mengucapkan apapun yang ada dihatinya, dia jujur apa adanya. Aku mulai menyukainya karena kebaikan dia, dia benar – benar baik luar dan dalam, dia tidak hanya cantik tapi dia juga luar biasa. Aku ingin dia segera kembali, menjalani kehidupan seperti biasa. Jika dia itu sebuah kalimat, aku ingin menjadi sebuah spasi, yang selalu ada untuknya. Aku tau kamu mendengarkan semuanya, aku mengetahuinya dari awal dan aku mohon tolong jagalah Song Hyesun, dia benar – benar gadis yang baik. Aku yakin dia akan kembali. Melihatnya seperti ini hanya membuatku sakit. Lebih baik jika dia tidak melihatku namun dia sehat daripada keadaan seperti ini. Aku telah membantumu dan aku mohon kamu membantuku”.
“Jadi kamu tahu jika aku bisa mendengar kalian selama ini?”, tanya Kai santai
“Jelas aku tau, dari tatapan matamu. Apakah kamu lupa, saat kalian menabrak Hyesun, aku langsung masuk ke mobil kalian. kamu terkejut saat melihatku berada dimobil van kalian tiba – tiba. Jongin, aku telah membantumu masalah Wendy, aku mohon jagalah Hyesun. Dia teman terbaikku, dia akan segera kembali, aku yakin itu. Tolong temani dia ”, kata Jaehyun dengan berkaca – kaca.
“Kamu selalu dengannya tapi kenapa kamu seperti ingin pergi jauh saja ? Memangnya kamu ingin pergi kemana, lalu dimana Hyesun ?”, tanya Kai
“Dia akan segera kembali dan melupakan semuanya di duniaku. Aku akan pergi. Gumawo, Kai ssi “, kata Jaehyun sambil tersenyum.
“Aku akan membantumu di saat yang tepat nanti”, kata Kai sambil tersenyum
Dan Jaehyunpun menghilang semenjak saat itu.
***
“Nana, aku tau kamu bisa melihatku selama ini “, kata Jaehyun sambil berdiri disamping Nana.
“Jika kamu sidah tau jawabannya kenapa kamu bertanya?”, jawab Nana santai.
“Jangan bersikap dingin seperti itu denganku, apa kamu bisa melihat roh Hyesun juga ?”, tanya Jaehyun
“Anni”, balas Nana dengan sedih
“Jangan khawatir, aku akan menemani dia seperti biasanya”, kata Jaehyun sambil tersenyum
“Tolong temani dia, ku mohon”, pinta Nana dengan pandanga tetap lurus.
“Tanpa kau minta, aku akan selalu dengannya”, balas Jaehyun sambil tersenyum
***
“Aku tau semua ini diluar akal sehat, aku sangat menyadari itu. Namun inilah sisi lain kehidupan dan didalam dunia nyata jika kamu ceritakan pada orang lain kamu akan dikatakan seperti orang gila. Tapi apa? Aku mengalaminya? Terima kasih untukmu yang selalu menemaniku, apakah kita teman? Entahlah, teman itu harus menganal satu sama lain kan? bagaimana dengan kita? Aku tidak tau siapa dirimu, tapi kamu selalu membantuku. Bukankah itu tidak adil? Datanglah, aku ingin melihatmu dan mengucapkan terima kasih. Walaupun hanya sesaat saja. Aku tunggu dirimu. Dibangku taman “ – Song Hyesun
TAMAT