How It Works?
Dreamland
>
Fan Fiction
I'm (not) A Princess
Posted by KaptenJe | Jumat,18 Mei 2018 at 15:19
55
234955
Status
:
Ongoing
Cast
:
Lyra (OC), Jung Taek Woon VIXX, Chansung 2PM, Seok Jin Ah , Min Yoongi BTS, Kim Jong In
I'm (not) a Princess

CHAPTER 2 : Hello! SEOUL!

Setelah ia mencari informasi dan dibantu GPS, Lyra pun berhasil sampai di Namsan tower. Menara tinggi salah satu daya tarik wisatawan yang terdapat banyak gembok-gembok cinta. Sesampainya, Lyra segera membeli 3 gembok. Untuknya, Ayah dan mendiang Ibunya, yang kemudian ia gembok bersama.

Dari atas tower, terlihatlah pemandangan sore Kota Seoul.

“Tapi pasti lebih indah kalau malam hari”Gumam Lyra.

“Bagaimana ya kabar para pengawal itu? Aku yakin mereka sedang mencariku haha”Ucapnya lagi.

Kebebasan, walaupun ia tidak pernah diizinkan hang out dengan teman-temannya. Setidaknya sebelumnya ia bisa pergi kemana saja dengan Ibunya. Tapi, saat ini ia harus mengubur segalanya. Tidak punya teman, ditambah harus diekori para pengawal, itu semakin menambah kata mustahil dalam kehidupan sosialnya.

Tiba-tiba dering ponselnya berbunyi. Lyra mengeluarkan ponsel yang berada di dalam tasnya.

Ayah!

“Aku tahu pasti Ayah akan memarahiku dan bertanya aku ada dimana”Gumam Lyra.

Lalu mereject dan kemudian mematikan ponselnya.

“Maaf Ayah, setidaknya biarkan aku berjalan-jalan sebentar”Ucap Lyra dalam Bahasa Indonesia.

Lyra bergegas meninggalkan Namsan Tower. Ia beralih tempat ke Sungai Han. Bukankah dia punya jiwa petualang sejati? Pertama kalinya di Korea, dan tanpa tersesat dapat menemukan tempat yang ia ingin kunjungi.

“Haaaah segarnya disini”Ucapnya.

Lyra duduk di tepian sungai, sampai seorang Pria duduk di sebelahnya.

“Kau sendirian atau menunggu seseorang?”Tanyanya.

“Nuguseyo? Apa mengenalku?”Tanya Lyra.

“Jika kau sendiri aku bisa menemanimu”Ucapnya.

Lyra mengernyitkan dahi.

“Tenang, aku bukan orang jahat. Hwang Chansung Imnida”Ucap Pria itu.

Lyra tak menjabat tangan Pria itu. Simple alasannya, siapa tahu dia berniat menghipnotisnya.

“Lyra Imnida”Balas Lyra.

Pria itu mengendikkan bahunya karena tangannya tak disambut Lyra.

“Kenapa sendirian?”Tanya Chansung.

“Karena ingin sendiri”Jawab Lyra.

Chansung menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

“Pasti kau sedang bosan?”Tanya Chansung.

Lyra melempar kerikil ke Sungai.

“Bosan dengan peraturan”Balas Lyra.

“Kutebak, orang tuamu memprotectmu?”Tanyanya.

“Kau tahu?”Tanya Lyra.

“Tertulis di atas kepalamu. Kalau kau sedang kesal karena dikekang”Jawab Chansung.

“Karena aku menyukai kebebasan”Balas Lyra.

“Mereka hanya khawatir padamu, sehingga berlebihan. Itu demi kebaikanmu”Ucap Chansung.

“Tidak mereka. Hanya ada Ayahku”Ucap Lyra.

“Ayah?”Tanya Chansung.

“Appa. Eommaku sudah tiada”Jawab Lyra.

“Mianhaeyo”Balas Chansung.

“No problem”Balas Lyra.

“Jika sedang kesal begitu, aku akan makan jjajangmyeon di dekat sini. Kau mau?”Tanya Chansung.

“Jika kau mentraktirku”Balas Lyra.

“Arasseo. Kajja!”Ajak Chansung.

Mereka pun bergegas menuju sebuah kedai jjajangmyeon di dekat Sungai Han. Diperjalanan, Lyra menceritakan dirinya adalah orang Indonesia yang harus ikut Ayahnya yang bekerja di Korea.

Setelah memesan dua porsi, mereka pun larut kembali dalam percakapan.

“Kau harusnya beruntung mempunyai Ayah protective. Ayahmu perhatian”Ucap Chansung.

“Perhatian? Bahkan dia hanya bisa sarapan denganku. Karena sering pulang malam. Dan terkadang aku bersama dengannya hanya untuk menemaninya ke jamuan atau pertemuan”Jawab Lyra.

Chansung tersenyum.

“Setidaknya tindakan Ayahmu benar karena dia tidak bisa bersamamu sepanjang waktu. Apalagi dilihat dari sikapmu yang tidak menaruh curiga terhadap orang yang baru dikenal”Balas Chansung.

“Hey, maksudmu orang baru dikenal itu kau?”Tanya Lyra.

Chansung mengangguk.

“Dari wajahmu tidak tersirat kau orang jahat. Kalau pun kau berniat jahat, disini tempat umum. Aku bisa meminta pertolongan”Ucap Lyra.

“Maksudmu  aku tampan?”Tanya Chansung.

Lyra sedikit salah tingkah dengan pertanyaan Chansung.

“Pikiranmu itu sempit. Bagaimana jika aku langsung membekapmu atau menusukmu dengan pisau? Kau kan tak bisa meminta pertolongan”Tanya Chansung.

“Sudahlah. Kau berbicara seolah kau benar seorang penjahat”Jawab Lyra.

“Aku hanya memberi saran yang terbaik untukmu. Patuhilah Ayahmu”Ucap Chansung.

“Akan kucoba”Jawab Lyra.

“Katamu, kau baru belajar Bahasa Korea beberapa bulan. Tapi sepertinya kau fasih. Hanya saja aksennya yang berbeda”Ucap Chansung.

“Karena aku sudah terbiasa mempelajari Bahasa Asing. Kau tahu, aku bisa Bahasa Perancis, Inggris, dan sedikit Bahasa Jepang”Jawab Lyra.

“Permisi, ini makanan yang Anda pesan”Seorang Ahjumma dengan nampan dua mangkuk jjajangmyeon memutuskan percakapan.

“Kamsahamnida Ahjumma”Ucap Chansung.

“Selamat makan”Ucap Lyra lalu mengambil sumpitnya.

“Kau bilang tadi sedikit Bahasa Jepang?”Tanya Chansung.

“Karena aku lahir disana dan hanya tiga tahun. Balita itu susah belajar Bahasa”Jawab Lyra dengan mulut penuh makanan.

Chansung pun tertawa.

Kurasa kau bukan gadis pembangkang atau semacamnya. Kau hanya kurang perhatian. Gumam Chansung dalam hati.

Chansung memperhatikan gadis cantik di depannya itu. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Mungkin ia menyukai Lyra, perduli dengannya, atau yang paling buruk, berniat jahat pada Lyra. Lyra yang merasa diperhatikan bersikap acuh dan fokus pada makanan di depannya.

Aku tahu aku cantik. Gumam Lyra dalam hati.

“Sebaiknya setelah ini kau pulang. Katamu kau baru seminggu di Korea. Tidak baik berjalan-jalan sendiri”Ucap Chansung.

“Arasseo. Tenang, aku bisa pulang sendiri, tak perlu berniat mengantarku”Jawab Lyra.

Chansung tertawa.

“Waeyo?”Tanya Lyra.

“Kau sangat percaya diri Nona”Jawab Chansung.

Lyra meminum orange juicenya.

“Sudah ya, aku pulang. Pasti setelah ini aku kena hukuman Ayah. Gomawoeyo”Ucap Lyra lalu beranjak.

Ia memberi hormat lalu bergegas pulang.

Chansung yang belum menghabiskan makannya, langsung melahap dalam satu santapan. Meminum juicenya, lalu membayar makanan. Baru setelah itu berlari keluar kedai.

 

*********

 

“Hyung, tidak biasanya kau seperti ini. Apa kau sedang jatuh cinta?”Tanya seorang lelaki.

“Mwo? Aniyo Taehyung”Jawab seseorang yang di panggil Hyung itu.

“Benar yang dikatakan Taehyung Hyung. Sepulang dari Namsan Hanok Village kau terlihat sangat senang? Bukankah sebelumnya kau kesal karena harus belajar Upacara Darye sendiri?”Tanya seorang lagi yang berwajah imut.

“Ya! Jungkook-ah, jika kau masih ikut-ikutan bertanya hal aneh, aku tak mau memasakkan makanan untuk kalian lagi”Omelnya.

“Eiy Jin Hyung, memang apa yang terjadi saat kau ke Namsan Hanok Village eoh?”Tanya seseorang yang lain.

Jungkook mengecilkan volume TV agar dapat mendengar jawaban Hyungnya itu.

“Tadi saat aku hendak kembali Yoongi-ah, ada seorang gadis yang meminta tumpangan padaku”Jawab Jin.

“Gadis? Yeoppo? Atau sexy?”

“Ya! Hoseok-ah, kau ini!”Omel seorang lelaki yang berbibir tebal.

“Nam Joon-ah, aku kan hanya bertanya”Jawab Hoseok.

“Lalu Hyung?”Lanjutnya.

“Meminta tumpangan? Kenapa? Apa dia fans kita?”Tanya Yoongi.

“Bukan, dia tak mengenaliku juga karena aku menggunakan penyamaran. Dia bilang, ingin menghindari beberapa pengawalnya”Jawab Jin .

“Pengawal?”Tanya seorang yang lain.

“Ne, Jimin-ah. Aku juga tak tahu siapa dia sebenarnya. Dia meminta tumpangan agar bisa kabur dan bisa berjalan-jalan”Jawab Jin.

“Lalu penampilannya bagaimana?”Tanya Yoongi.

“Menurutku dia unik, cantik, tapi dari wajahnya dia bukan orang Korea”Ucap Jin dengan lengkungan senyuman dibibirnya.

“Kurasa dia menyukainya”Gumam Hoseok.

“Siapa namanya Hyung? Kau berkenalan tidak?”Tanya Jungkook.

“Namanya…. Li…. Lila?”Jin mencoba mengingatnya.

“Seingatku Lila. Tapi aku tak mengucapkan namaku. Aku takut dia ternyata Sesaeng Fans”Lanjut Jin.

“Haiiissh kau ini”Ucap Nam Joon.

“Ya! Lalu lusa kita pergi kemana? Hari libur kita? Segera putuskan Hyung. Kau kan Leader”Ucap Taehyung.

“Aku juga sedang memikirkan”Jawab Nam Joon.

“Sepertinya aku tak bisa ikut”Ucap Yoongi.

“Waeyo?”Tanya Hoseok.

Sementara teman-temannya sedang terlibat pembicaraan, Jin masih sibuk mengingat dan membayangkan sosok gadis yang ia berikan tumpangan tadi.

“Orang tuaku memintaku untuk ikut makan malam dengan saudara jauhku. Kudengar aku mempunyai sepupu jauh. Orang tuaku sudah lama lost contact, dan baru-baru ini mereka bertemu”Jawab Yoongi.

“Sepupumu Yeoja atau Namja? Kalau Yeoja kenalkan padaku”Tanya Jungkook.

“Ya! Magnae, kau itu pikirannya”Omel Yoongi.

“Arasseo arasseo”Jawab Jungkook.

“Group kita tanpamu itu kurang ramai Hyung”Ucap Hoseok.

“Bagaimana lagi, aku tidak bisa menolak”Jawab Yoongi.

“Lihatlah Hyung kita, dia sepertinya menyukai gadis Lila itu”Ucap Taehyung.

Mereka pun menoleh ke arah yang dimaksud. Sementara yang dimaksud masih saja melamun dengan senyuman di bibirnya.

“Fallin’ in love”Gumam Jungkook.

“Aku jadi penasaran dengan gadis itu”Ucap Jimin.

 

********

 

Lyra melangkah mendekat ke pagar rumahnya, tapi ia disambut seorang penjaga di depan pagar rumahnya.

“Jweisonghamnida, Nona dari mana? Semuanya mencari Nona, dan Duta Besar sangat khawatir hingga ia pulang lebih awal”Ucap Penjaga itu.

“Aku hanya berjalan-jalan. Jadi Ayah sudah pulang?”Tanya Lyra.

“Nde Nona”Jawab Penjaga itu.

Tamatlah riwayatku. Gumam Lyra dalam hati.

Penjaga itu membukakan pintu untuk Lyra. Sepanjang jalan di halaman rumah dinas Ayahnya itu, beberapa Pengawal dan Maid yang melihatnya membungkuk tanpa menyapanya. Terlihat mereka sangat khawatir dan lega karena yang dicari sedari tadi sudah kembali dengan normal.

Saat Lyra masuk ke rumahnya, Kim Ahjumma menyambutnya.

“Aigoo Nona dari mana sajaaaaa? Syukurlah kau baik-baik saja”Ucap Kim Ahjumma.

“Tentu aku baik-baik saja. Aku hanya berjalan-jalan”Jawab Lyra.

“Tapi tidak perlu kabur dari….”

“Sudahlah Ahjumma, cukup Ayah saja yang nanti akan memarahiku. kalian berlebihan. Aku hanya ingin mencari ketenangan dan kebebasan”Potong Lyra.

“Yasudah sebaiknya masuk, Duta Besar Im menunggu kabar darimu di ruang tengah”Ucap Kim Ahjumma.

Lyra pun melangkahkan kakinya.

Dalam hati ia berdoa agar Ayahnya tidak menghukumnya dengan memperketat dirinya atau menambah jumlah pengawalnya. Jika soal dimarahi, itu pasti. Jadi ia tak perlu berdoa agar tak mendapatkan omelan dari Ayahnya.

Sesampainya di ruang tengah, Lyra melihat sosok Sang Ayah yang sedang berpangku tangan membelakanginya. Ya, ia memang mengkhawatirkan Lyra.

“Ayah, aku pulang. Maaf, aku tadi kabur. Aku hanya ingin berjalan-jalan sendiri, karena aku tahu mereka tak akan mengizinkanku berpergian sebelum mendapat izin darimu”Ucap Lyra dengan wajah menduduk.

Ia siap. Siap untuk mendapatkan rentetan kata-kata amarah dari Ayahnya. Kalimat yang dikatakan seakan sangat memperdulikannya dan tak ingin ia celaka. Tapi menurut Lyra itu berlebihan.

“Kau tak tahu seberapa khawatirnya Ayah? Bagaimana jika ada sesuatu yang buruk denganmu?”Tanya Ayah Lyra.

Beberapa Maid dan pengawal mendengar percakapan mereka. Ada yang mengerti, dan ada yang tidak. Karena jika mereka berdua terlibat percakapan, pasti mereka menggunakan Bahasa Indonesia. Hanya beberapa pegawai Korea yang bekerja di rumah dinasnya yang mengerti Bahasa Indonesia. Bahkan, Kim Ahjumma pun tak bisa.

“Lekaslah mandi, dan kembali kemari. Ada yang ingin Ayah kenalkan dan bicarakan”Ucap Ayah Lyra.

Lyra mengangkat wajahnya, terlihat keningnya berkerut mengartikan ucapan Ayahnya. Sedetik kemudian, ia bergegas masuk ke kamarnya.

Kenalkan? Bicarakan? Siapa? Bukan calon ibu baru kan? Tapi kenapa Ayah hanya bersikap biasa? Tidak memarahiku seperti biasa? Sejuta pertanyaan terus berputar di otaknya.

Setengah jam kemudian, ia keluar kamar dan menemui Ayahnya lagi di ruang tengah.

“Ayah aku sudah selesai. Apa yang akan Ayah bicarakan?”Tanya Lyra to the point.

Ayahnya yang sedang membaca buku, menutup bukunya dan menaruhnya di sampingnya.

“Pengawal Hwang, kemarilah”Ucap Ayah Lyra.

Lyra menoleh ke belakang ketika mendengar langkah sepatu mendekat.

Tada……..!

“Kau? Hwang Chansung?”Ucap Lyra terkejut.

Bagaimana tidak? Orang yang membuat moodnya lebih baik tadi, kini ada di hadapannya. Sama persis, hanya berbeda penampilan. Kalau tadi ia berpenampilan seperti lelaki pada umumnya. Kali ini ia berpakaian rapi khas seorang pengawal. Wait! Pengawal?

“Apa Ayah katakan tadi? Pengawal?”Tanya Lyra.

“Ne, mulai hari ini, Pengawal Hwang akan menjadi Pengawal pribadimu. Kau tidak perlu memerlukan banyak pengawal. Cukup dia saja. Pengawal Hwang akan menuruti kemana pun kau akan pergi. Tentunya dia akan setia menjagamu”Jawab Ayah Lyra.

“Mwoya?”Tanya Lyra.

“Jangan membantah. Ayah sudah menurutimu dengan hanya meminta satu pengawal yang menjagamu. Jangan pernah mencoba kabur, kau tak akan bisa kabur darinya. Ia paling terlatih dan terpilih dari 50 orang yang Ayah seleksi”Jawab Ayah Lyra.

“Ayah…. Yang ku mau itu tanpa pengawal”Ucap Lyra dengan Bahasa Indonesia.

Hwang Chansung yang berdiri tegak, melirik sekilas pada Lyra.

“Atau kau kembali dengan beberapa pengawal dan Ayah tambahkan jumlahnya?”Tanya Ayah Lyra.

Lyra mendengus kesal.

“Ayah tahu kau bosan dengan kegiatanmu dan terkadang hanya dirumah. Ayah sudah mendaftarkanmu di sebuah sekolah seni di Seoul. Lusa kau bisa sekolah”Ucap Ayah Lyra.

“Apalagi yang Ayah rencanakan? Bagaimana bisa aku sekolah? Setelah lulus Junior High School aku kan home schooling. Dan sekarang umurku 17 tahun. Kau ingin membuatku paling tua di kelas 1?”Tanya Lyra.

“Aniyo. Sudah, kau ikuti saja. Bukankah disana kau bisa memiliki banyak teman? Lagi pula kudengar, di Seoul High School of Arts banyak idolanya”Jawab Ayah Lyra santai.

“Tapi aku bukan idola atau seorang Trainee atau calon idola yang biasa sekolah disana”Balas Lyra tak mau kalah.

“Satu lagi, kau kan pandai menari tradisional. Kau kan secara tidak langsung memperkenalkan Indonesia”Balas Ayah Lyra.

“Tenang saja, kau tidak masuk ke kelas 1. Kau kelas 2 sesuai umurmu. Itu semua karena prestasimu di bidang akademik dan non-akademik. Pihak sekolah sangat memujimu karena kau masuk kelas akselerasi di Junior High School di Perancis”Lanjut Ayah Lyra.

“Terserah Ayah saja”Ucap Lyra.

“Sekarang, perkenalkan dirimu Pengawal Hwang”Ucap Ayah Lyra.

“Nde Duta Besar Im”Jawab Chansung.

“Annyeonghaseyo Nona Lyra, Jeoneun Hwang Chansung. Jika ada sesuatu yang Nona butuhkan, segera hubungi saya”Ucap Chansung.

“Apa dari tadi kau mengikutiku dan sengaja mendekatiku dan membela Ayah agar aku pulang?”Tanya Lyra sinis.

“Jweisonghamnida Nona, itu tugas saya”Jawab Chansung sambil menunduk.

“Semua itu Ayah yang meminta. Kemarin ia terpilih, dan hari ini Ayah memerikan test padanya. Kau pulang tanpa paksaan, bukankah itu berhasil. Dia Pengawal tepat untukmu”Ucap Ayah Lyra.

“Aku kekamar”Balas Lyra lalu berdiri.

“Fait vraiment chier (sungguh menyebalkan) ”Gumam Lyra yang bisa didengar Ayahnya dan Chansung.

Chansung tersenyum mendengarnya.

“Dialah yang harus kau jaga. Sifatnya begitu setelah pindah kemari, kau harus memahaminya”Ucap Ayah Lyra.

“Nde, Duta Besar Im”Jawab Chansung.

Begitulah, perkenalannya dengan Chansung jadi seperti terlupakan. Mereka dalam situasi canggung. Menurut Lyra, Chansung terlalu formal padanya, sedangkan ia seenaknya. Ia sudah meminta Chansung untuk bersikap biasa. Mungkin biasa saat ia bertemu saat itu, tapi Chansung menolaknya. Dia tidak bisa seperti itu pada Lyra.

Yasudahlah, Lyra pasrah. Dia harus extra terbiasa karena Chansung rela mengikutinya kemana pun. Bayangkan, saat Lyra terbangun, Chansung sudah bertengger manis di depan pintu kamarnya. Lalu kemana pun ia pergi, Chansung selalu berjalan di belakangnya. Sampai ia pulang dan beranjak tidur, Lyra masih melihatnya dari celah kunci kamarnya. Mungkin ia beristirahat setelah Lyra tertidur pulas. Dia gila!

 

 


Tags:
Komentar
RECENT FAN FICTION
“KANG MAS” YEOJA
Posted Rabu,16 Juni 2021 at 09:31
Posted Senin,20 April 2020 at 22:58
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 23:42
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:08
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
FAVOURITE TAG
ARCHIVES