CHAPTER 1 : Start
HANA POV
“Hana!” deg.. setelah lama menunggu akhirnya namaku dipanggil.
Dadaku terasa sesak begitu memasuki ruangan, langsung bertatap muka dengan juri SM entertainment global audition. Aku berdiri ditengah didepan juri dengan gugup aku memberi hormat ala korea dengan setengah membungkuk lalu keempat juri membalas dengan anggukan.
“hello, my name is Hana” kurasa dengan hanya perkenalan singkat itu sudah cukup dan kemungkinan besar mereka sudah mengetahuo identis lengkapku dari formulir.
“oke Hana what whould you sing?(apa yang akan kamu nyanyikan)” tanya juri lelaki yang matanya paling sipit.
“i’ll sing ‘Let it go’ by demi lovato” jawabku kikuk, bahasa inggrisku tidak begitu bagus hngg,
“yaap let’s start”
Baiklah tarik nafas panjang dan ini dia..
Let it go let it go
Can’t hold back anymore
Let it go let it go
Turn my back and slam the door
Snow blows white on the mountaint tonight
Not footprint to be seen
A kingdom of isolation and it looks like i’m the queen
The wind is howling like the swirling storm inside
Couldn’t keep it in
Heaven knows i try
Don’t let them in, don’t let them see
Be the good girl you always have to be
Conceal don’t feel don’t let them know
Well know they know
Let it go let it go
Can’t hold back anymore
Let it go let it go
Turn my back and slam the door
And here i stand
And here i stay
Let it go let it go
The cold never bothered me anyway
Aku mengakhiri nyanyianku menyadari bahwa semua mata juri mengarah tajam kearahku sekarang, detak jantung ku hampir dalam hitugan maksimal dan aku rasa suaranya sudah memenuhi ruangan ini.
“your voice are really balance we really like it, but your breath still need practice(suaramu sangat seimbang kami sangat menyukainya, tapi nafasmu tetap perlu latihan)” ahh aku sudah tahu kemana arah komentar juri wanita ini, seharusnya aku tahu diri deng impianku.
“yes you will practice in SM building for second elimination with CEO” baiklah detak jantungku berhenti.
“benarkah?? Ehh really??” semoga aku tidak salah dengar.
“yes, the staff will give you more information” aaaaaaaaaaa aku senang sekaliiiiiii.
“yes, thank you very much” aku mebungkukan badanku hampir 90o kepada mereka (juri).
“ur welcome congrats” ucap juri wanita yang memang terlihat ramah.
Aku seperti melayang keluar ruang audisi tapi tiba – tiba salah satu staf menghampiriku yang mungkin di sebutkan tadi.
“Halo, aku Frizka Sumardiansyah staf SM untuk indonesia. Kamu pasti Hana adaya wijaya?” ucapnya sambil mengulurkan tangan kearahku, dengan cepat meraihnya.
“iya aku Hana, aku kira staf SM tidak ada yang dari Indonesia” sebelum aku melepaskan tangannya ia langsung menarikku ke sebuah ruangan di dalamnya terdapat banyak poster artis SM yang terpasang. kami duduk di sofa yang berada di salah satu sudut ruangan.
“selamat ya kamu udah lolos tahap pertama, aku disini bakal jadi guide, translator dan penanggung jawabmu selama di Seoul nanti”
“syukurlah aku merinding kalo kesana sendiri aku ngga ngerti apa – apa ehehe”
“gapapa Hana, oke ada beberapa file yang perlu kamu isi dan perlu tanda tangan orang tua atau wali kamu. setelah file ini selesai kamu telpon aku kita urus passport dan visa kamu, mengerti?” jelasnya tanpa jeda sedikit pun.
Aku hanya mengangguk menanggapi penjelasannya, lalu ia menyerahkan kartu namanya kepadaku.
“oh iya, umur kamu 18 tahun kan? Umurku 20 tahun jadi kamu harus memanggilku unni, unni itu panggilan kakak perempuan dari adik perempuan. Biar kita lebih akrab ya” dia terus tersenyum kepadaku, dia sepertinya baik dan ramah sekali.
“iya unni frizka ehehe kalo gitu aku pulang dulu unni, aku ngga sabar ngasih tau mama sama papa”.
“oke jangan lupa telpon ya hati – hati di jalan” aku langsung meninggalkan ruangan stelah membungkukan badanku sebagai hormat ala korea.
HANA POV END
***
AUTHOR POV
Setelah berselang 2 hari dari hari audition, Hana akhirnya menghubungi Frizka Staff SM entertainment bagian Indonesia yang akan mendampinginya selama ia menjalani Second Audition di Seoul Korea Selatan. Hari ini mereka akan bertemu di salah satu cafe di daerah Jakarta Selatan.
“aduuh aku telat, ga enak sama unni Friz” Hana berjalan cepat memasuki cafe.
“hey Hana disini” Hana langsung mengampiri gadis muda yang memanggilnya.
“maaf unni friz aku telat, jadi ga enak nih”
“iya gapapa woles aja, duduk duduk” sambil mengatur nafasnya hana mengambil kursi dihadapan Frizka.
“mau pesen apa?”
“ahh ngga unni, aku udah makan tadi di rumah”
“kalo gitu pesen minum aja, mumpung aku traktir loh” Hana tersenyum malu, mulai membuka buku menu.
“aku mau ini aja unni ehehe”
“oke bentar ya” Frizka langsung memanggil pelayan untuk memesankan minum untuk Hana.
“ohh iya unni ini berkasnya udah aku isi terus udah di tanda tangan sama papaku”.
Begitu menerima berkas dari Hana, Frizka langsung memeriksanya.
“oke boleh aku pinjem KTP kamu bisa han? Untuk membuat pasport juga visa untuk kamu”.
“tentu unni ini”
***
2 minggu kemudian
Hana dan semua Peserta yang sudah lulus audition pertama sampai di Bandara International Indonesia, Soekarno – Hatta. Peserta di bagi beberapa kelompok sesuai dengan pendamping dari staff SM bagian Indonesia yang sekaligus menjadi translator ketika mereka belum menguasai bahasa korea.
“Hanaa disini!” Teriak salah satu staff pendamping.
Hana berlari kearah staff itu yang sudah berkumpul dengan sekitar 3 peserta lainnya.
“baiklah, aku yakin kalian sudah kenal aku tapi apa salahnya aku perkenalkan diriku sekali lagi. Namaku Frizka Sumardiansyah, aku staff SM entertainment bagian Indonesia yang akan menjadi translator, wali dan mendampingi kalian selama second audition sampai nanti bila kalian lulus second audition dan mahir berbahasa korea. Nah silahkan kalian memperkenalkan diri sebelum aku membagikan passport dan visa kalian, karena kita kemungkinan akan bersama untuk waktu yang sedikit panjang”seperti biasa Frizka menjelaskan dengan nada yang cepat.
“namaku Fabio Anggara, aku dari Bandung umurku 19 tahun aku audisi di bagian Dance. Senang bertemu dengan kalian dan Noona Friz” sahut laki – laki berwajah chinese bermata sipit dengan rambut Hitam sambil tersenyum ramah membuat matanya semakin sipit.
Lalu anak perempuan berwajah manis di sebelahnya menyambung “hai namaku Danessa Salsabilla, aku dari Makassar umurku 13 tahun mungkin aku paling muda disini tapi jangan meremehkan kemampuan Rap ku, Senang bertemu dengan kakak – kakak semua”.
“hai namaku Regita Rahmawati, umurku 18 tahun aku audisi di bagian nyanyi” perempuan yang punya rambut agak ikal itu sedikit membungkukan badan sebagai penutup perkenalannya yang sangat singkat.
Sekarang giliran Hana memperkenalkan diri, sedikit gugup hana mulai memperkenalkan diri.
“halo, aku Hana Adaya Wijaya. Aku dari Jakarta umurku 18 tahun aku audisi bagian menyanyi. Senang bertemu dengan kalian”.
“baiklah 15 menit lagi kalian akan masuk pesawat melalui gate F jadi kalian boleh menunggu di sini usaha kan tetap bersama dan jangan jauh – jauh, aku mau mengambil tiket pesawat dan mengurus bagasi kalian dulu”
“oke unni,noona!” jawab mereka kompak.
Frizka meninggalkan mereka di ruang tunggu bandara.
“ehh Danessa kamu beneran pinter ngerap?” tanya pabio sangsi dengan pernyataan danessa saat perkenalan tadi.
“kak Pabio ngga percayaan banget, denger nih ya” merasa di tantang Danessa pun unjuk kebolehan dengan mengcover rap I Got A Boy.
“wooaaahhh” teriak Pabio dan Hana bersamaan.
“hebat kan ahahaha coba aku pengen liat dancenya kak Pabio?” balas Danessa menantang Pabio.
“ahh balik nantangin nih danes? Okee liat baik – baik ya” Pabio unjuk diri dengan freestylenya membuat Danessa dan Hana terpukau, selain dengan wajah Pabio yang manis.
“wahh kak Pabio hebat juga yaa ahaha” Hana dan Danessa mengacungkan dua jempolnya kepada Pabio.
Regita terlihat tidak tertarik sedikit pun dia hanya sibuk dengan ponselnya.
Setelah 10 menit mereka bercengkrama Frizka kembali dengan tiket pesawat di tangannya dan membagikannya pada Pabio, Hana, Regta dan Danessa beserta dengan visa masing – masing. Lalu frizka mengintruksikan mereka untuk bergabung degan barisan memasuki pesawat.
AUTHOR POV END
***
JUNG HANA POV
Akhirnya sampai juga di KOREAAAA!! Aku kira mimpi saja aku bisa sampai ke sini. Dari Bandara kami di jemput Bus yang bertuliskan SMTOWN wow… walaupun ini hanya bis biasa tapi tulisannya yang membuatku bangga menaikinya.
“Kak Hana sini duduk sama aku” mendengar ajakan Danessa aku langsung menghampirinya.
“hey aku mau duduk di sini juga” kata kak Pabio.
Untunglah danessa memilih kursi untuk bertiga jadi aku tidak harus pindah.
“kak Pabio centil deh pengen deket – deket kita ya kan kak Hana?” Danessa menggoda kak Pabio saat dia baru saja duduk di sebelahku.
“enak aja, yang lain udah penuh kursinyaa” sangkal Kak Pabio.
“itu kursi dekat Regita masih kosong, sana pindah kak Pabio disini sempit tau”
“udah – udah Danes biarin Kak Pabio disini lagian ini kan kursi emang buat bertiga” aku menengahi mereka, bisa gila jika aku terus mendengarkan pertengkaran mereka apalagi aku berada di tengah – tengah mereka.
Setelah 1 jam bus membawa kami dari bandara, kami sampai di depan gedung SMTOWN, kami turun bergantian sesuai Grup dan Staf Pendamping.
Giliran kami keluar unni Friz menyuruh kami untuk masuk dan menunggu di lobby, saat di dalam lobby aku memeriksa tas kecilku dan betapa terkejutnya aku ketika mengetahui Visaku tertinggal di bus saat pengecekan visa oleh staff SM Mati aku!. Aku langsung bergegas keluar menemui unni Friz.
“unni Dompet aku ketinggalan di bis”
“aduh kamu yaudah kamu ambil sendiri ya gapapa kan? Nanti kalo udah langsung ke lobby lagi unni harus ngambil nametag dulu” tanpa tanya lagi unni friz langsung meninggalkanku di dekat bus tadi, memang kelihatannya dia sedang buru – buru sekali.
Aku masuk ke dalam bus menuju kursi yang tadi aku duduki bersama Danessa dan Kak Pabio. Dan ternyata visaku tertingal di bawah kursi, aku langsung turun dan menuju lobby sedikit berlari karena di luar sudah tidak terlihat para peserta audisi.
BRUUKK…
“aduuuuuuuhh” Aku terduduk setelah menabrak sesuatu, pantatku sakit sekalii TT.TT.
“Gwenchanayo? Aggashi? (kamu gapapa? Nona?)” sepertinya bukan sesuatu yang aku tabrak.
Aku mendongakan kepalaku dan betapa terkejutnya aku sampai tidak bisa bernafas, yang aku tabrak adalah CHANYEOL, PARK CHANYEOL EXO ya tuhan dia tinggi sekaliii!.
“gwenchanayo?(kamu gapapa?)” dia mengulurkan tangannya kepadaku.
Bukannya meraihnya aku hanya memandangi tangan yang putih, dia mungkin khawatir melihatku yang terlihat Shock jadi dia berjongkok memandangi mukaku. Barulah aku sadar aku langsung berdiri dari posisi jatuhku yang agak memalukan dan dia berdiri mengikutiku.
“gwenchanayo? (kamu gapapa?)” mati aku, aku tidak mengerti apa yang dia katakan bagaimana ini.
“i’m sorry, i’m really sorry” aku berlari meninggalkannya, masuk menuju lobby menemui yang lain.
“dari mana aja Han?” tanya kak Pabio melihat aku dengan nafas tersengal – sengal.
Karena tidak mampu menjawab aku hanya mengacungkan visaku.
“hah hah grup lain kemana kak?” tanyaku saat baru sadar hanya ada grup kami yang di lobby.
“mereka udah di giring sama pendampingnya, kalo kita masih nunggu noona friz lagi ngurusin yang pengen pulang katanya bzzz bego ya” aku tidak menanggapi perkataan kak Pabio karena terlalu sibuk mengatur nafasku.
Aku mengedarkan pandanganku pada keadaan lobby. aku mataku berhenti di pintu masuk ketika 3 orang laki – laki masuk mereka, Sehun, Baekhyun dan Chanyeol dia terlihat berbisik pada Sehun lalu memandangiku melihatnya Pikiran ku langsung mengingat kejadian tadi dan langsung menutupi mukamu dengan tas, hiiiiisssh memalukan.
“kaaaak Hana liat deh EXO kak, Ganteng bangeeeeettt” teriak danes agak pelan agar mereka tidak mendengar, tapi buat apa jika dengar juga mereka tidak akan mengerti yang danes ucapkan.
“ayoo aku akan tunjukan kamar kalian” ajak unni friz yang tiba – tiba datang entah dari mana.
“nah ini kamar Hana, Danessa dan Regita” tunjuk unni Friz pada sebuah pintu.
Dengan tidak sabar danessa langsung membuka pintu ruangan itu dan taraaaa kamarnya tidak terlalu special.
“lalu aku di mana noona??”
“tentu saja kau bergabung dengan peserta laki – laki yang lain, ayoo sini ikut aku. Kalian beres – beres dulu aja. Nanti akan ada staaf yang mengantar makanan dan kita bertemu lagi jam 7 nanti untuk menerima jatah ruang latihan bergilir”
“nee unni” jawab kami kompak.
Begitu unni friz meninggalkan kami, kami langsung memasuki kamar yang memang tidak terlalu luas tapi tidak terlalu sempit juga, dengan ranjang bertingkat dan satu ranjang biasa. Ada jendela di samping meja belajar di pojok ruangan.
***
Aku, kak Pabio, danessa dan regit sudah berkumpul di ruang latihan, kami berlatih secara bergantian.
“kita latihan kaya gini udah keliatan kaya trainee ya ahahaha” kata kak Pabio lalu menenggak minumannya.
“kalo kalian jadi trainee, kalian akan dilatih lebih – lebih dari ini siap – siap aja” timpal unni Friz membuat Danessa menghela nafas.
“tapi bawa enjoy aja pikirin masa depan cerah” unni Friz merangkul Danessa.
“oke cukup latihannya, ini udah jam 9 malem”.
“iyaa~”.
ketika kami keluar ruang latihan tiba – tiba ada yang bergejolak… AKU INGIN PIPISSSS!
“unni duluan aja ya aku ke kamar mandi dulu kebelet nih”.ung
“oke tapi kalo udah langsung ke kamar aja ya”.
“oke” tanpa pikir panjang aku berlari sekuat tenaga menuju kamar mandi yang berjarak sekitar 50 meter, aku sudah tidak tahan dan langsung memasuki bilik kamar mandi yang terdekat dari pintu.
Setelah menyelesaikan urusan gejolak itu, aku bermaksud membuka pintu kamar mandi dan ternyata TERKUNCI!! Bagaimana bisa?!.
“HELP ME HELP ME!!!!! (TOLONG AKU TOLONG AKU!!!!!)” aku berteriak berulangkali, tapi nihil tidak ada yang datang menolongku.
“Help me please!(tolong aku kumohon!)” suaraku memelan, tenagaku habisa tapi tetap tidak ada yang datang bagaimana ini?..
“Jogiyo! Sarami isseubnikka? (halo! ada orang disana?)” akhirnya ada mendengarnya, tapi bagaimana? Aku tidak bisa bahasa korea dan bahasa inggris ku buruk.
“help me please, i’m locked inside (tolong aku, aku terkunci di dalam)”
“(korean) baiklah karena tidak ada kunci aku akan mendobraknya, menjauhlah dari pintu” oh tuhan apa yang katakan.
“sorry i can’t understand what you say, english please (maaf aku tidak mengerti apa yang kau katakan, dalam bahasa inggris kumohon)”
“stay away from the door! (menjauh dari pintu!)”
“yes (iya)” aku menjauh dari pintu.
BRAAKKKK!!
Pintu seketika terbuka, mataku yang sudah tidak fokus karena hampir satu setengah jam aku terperangkap di dalam sini. Kurasakan tangannya menggoyangkan bahuku.
“are you okay? (kau baik – baik saja?)”.
“i’m scared (aku ketakutan)” ucapku tanpa sadar.
“it’s oke, youre safe now (sekarang tidak apa apa, kau sudah aman)” ia memberikan pelukan penenang padaku.
“thank you for your help…” saat aku mendongak aku baru menyadari bahwa dia… SUHO EXO!.
JUNG HANA POV END
KIM JUNMYEON (SUHO) POV
Karena aku kalah batu kertas gunting aku di tugaskan atau lebih tepat di paksa membelikan mereka (member exo) camilan.
Ketika aku melewati kamar mandi terdengar suara minta tolong dalam bahasa inggris, mengerikan! Ini hampir jam 11 malam. Tapi suara itu terus terdengar dari dalam kamar mandi itu membuatku sedikit cemas, bagaimana jika seseorang memang sedang dalam kesulitan?. Haruskah aku memeriksanya?.
Aku melangkah masuk kedalam kamar mandi dengan seluruh keberanianku.
“Jogiyo! Sarami isseubnikka? (halo! ada orang disana?)” teriakku memastikan ada seseorang di dalam sini.
“help me please, i’m locked inside (tolong aku, aku terkunci di dalam)” ahhh~ dia memang seorang manusia.
“(korean) baiklah karena tidak ada kunci aku akan mendobraknya, menjauhlah dari pintu” aisshh apa dia mengerti ucapanku? bodoh.
“sorry i can’t understand what you say, english please (maaf aku tidak mengerti apa yang kau katakan, dalam bahasa inggris kumohon)”, tuh aku bilang apa.
“stay away from the door! (menjauh dari pintu!)”
“yes (iya)” suaranya makin terdengar lirih tanpa berlama – lama lagi aku langsung mendobrak pintu itu.
BRAAKKKK!!
Pintu seketika terbuka, mata gadis itu sayu sedikit demi sedikit mengeluarkan air mata.
“are you okay? (kau baik – baik saja?)” mengguncangkan bahunya pelan.
“i’m scared (aku ketakutan)” katanya lirih sambil menunduk.
“it’s oke, youre safe now (sekarang tidak apa apa, kau sudah aman)” agar ia tenang aku memeluknya tapi ada yang bergetar, ini aneh seperti ada kupu – kupu di dalam perutku.
“thank you for your help…” ia mendongak dan seketika matanya membulat melihatku.
“it’s something wrong? (apa ada sesuatu yang salah?)”.
“ahh nothing (tidak apa – apa)” ia langsung melepaskan pelukanku.
Suasana berubah jadi sedikit canggung.
“mmm thank you very much for your help s..s..Suho oppa? (terima kasih banyak untuk pertolonganmu)”.
“oppa?” kenapa ia memanggilku oppa kami kan baru saja bertemu.
“i guess oppa is brother in korean? Am i wrong? (aku rasa oppa adalah kakak laki – laki di bahasa korea? Aku salah?)” ahh aku lupa dia tidak mengerti bahasa Korea dan kurasa oppa memang kata yang populer di luar negeri.
“ahh yeah ahaha, but why you could be stuck in the bathroom? (tapi kenapa kamu bisa terjebak di kamar mandi?)”
“i don’t know (aku tidak tahu)…, astaga!” dia terlihat kaget ketika melihat jam tangannya dan mengeluarkan kata yang aneh.
“wae? Ehh why? (kenapa?)”
“i have to go, Frizka unni will Angry. Thank you very much Suho Oppa goodbye” ia membungkukan badannya lalu buru – buru meninggalkanku di kamar mandi.
Kejadian ini membuatku lupa bahwa AKU HARUS MEMBELI CEMILAN UNTUK EXO aiiiiiissssssssssssshhh mereka bisa marah padaku, tapi aku ini kan leader ahahaha santai saja. Sambil berjalan keluar membeli cemilan aku berfikir kenapa dia (Hana) ada disini, apa dia trainee? Mungkin juga karena dia benar – benar tidak mengerti bahasa Korea tapi jika dia memang trainee kenapa aku tidak pernah bertemu dengannya? dan bodohnya aku lupa menanyakan namanya, siaaaal~ yeoja itu membuatku penasaran dan getaran itu getaran aneh itu.
“Hyung!!! lama sekali kami kelaparan tau!” omel Sehun begitu aku kembali ke ruang latihan.
“YAA! Beraninya kau.. aku tadi menye…”
“menye apa hyung??”
“ahh anio lupakan sudah makan saja snacknya kalo masih protes sini aku ambil lagi” hampir saja aku keceplosan, kalo mereka tahu mereka akan lebih membullyku daripada mempercayaiku.
“Pelatih, ada yang mencarimu di luar” ucap baekhyun yang baru kembali dari luar.
“siapa? Ahh pasti Frizka. Kalian ulang gerakan tadi 1 kali lagi, aku akan keluar sebentar” tunggu siapa Frizka? Kurasa gadis itu tadi menyebutkan nama itu juga?.
Karena penasaran aku mengintip mereka dari pintu, ahh… jadi yeoja itu yang bernama Frizka, tapi kenapa dai kenal pelatih dan kenapa yeoja tadi mengatakan bahwa dia akan di marahi oleh orang yang bernama Frizka ini.
“hyung kau sedang apa?” chanyeol berbisik di belakangku, hampir saja aku meloncat terkejut.
“ssssssstttttt” aku memberikan isyarat untuk menyuruhnya lebih tenang.
“ahh kau suka dengan yeoja di luar itu? Dia memang manis hyung …. ” aiiisssh anak ini =_=.
“aniooo kau diamlah atau aku akan menyumpal mulutmu dengan handuk ini hah?!”
“galak sekali kau hyung jika sedang jatuh cinta ahahaha” dia meledekku sambil berlalu begitu saja.
Saat pelatih masuk kembali aku langsung menghampirinya “pelatih siapa wanita tadi?”
“kenapa? Kau naksir? Ahahaha dia seorang staff pendamping dari Indonesia, dia manis dan baik kau ingin aku mengenalkannya padamu?”
“kau cepat sekali menyimpulkan pelatih, buakn itu maksudku tapi…”
“sudah nanti akan aku kenalkan dia padamu secepatnya” aiiissshhh kenapa orang – orang ini selalu menyimpulkan sendiri? -_- yasudahlah tidak ada salahnya aku mengenal Frizka itu lalu menanyakan tentang gadis kamar mandi tadi.
KIM JUNMYEON (SUHO) POV END
***
JUNG HANA POV
Hari ini hari second audition, aku sangat sangat gugup bahkan kebisingan ruang tunggu ini masih tidak bisa menutupinya. Disana pasti ada CEO SM dan tidak menutup kemungkinan jika akan ada para pelatih SM atau Artis SM.
“Hana kamu keringetan”
“aku gugup banget unni friz..”
“aigooo aku juga pernah merasakannya” unni friz menggenggam tanganku.
“maksud unni friz?” tidak mungkin kan seorang staff juga di audisi menyanyi.
“ya aku dulu kan seorang trinee ahahaha”
“hah beneran?? Kok unni ngga bilang – bilang sih..” aku terkejut dengan pernyataannya yang satu ini.
“ahaha nanti unni ceritain sekarang kamu pastiin dulu kalo kamu bisa lolos audisinya jadi unni bisa cerita pengalaman ini” ia tersenyum kepadaku membuatku lebih percaya diri dan tenang.
“ada apasih Han?” tanya kak Pabio penasaran.
“kepo deh kakak hahahaha”
“heh kamu, Kakak kan Cuma pengen tau masa ga boleh” protesnya sambil merengut sampai matanya tidak terlihat.
“sudah sudah Pabio bentar lagi giliran kamu masuk jadi siap – siap”
***
Aku merentangkan semua otot – ototku di atas kasur, ini sudah jam 7 malam. Danessa meninggalkanku sendirian di kamar untuk menemui temannya sesama peserta audisi sedangkan Regita entah kemana dia selalu menghilang dan akupun tidak begitu dekat dengannya.
Tok tok tok…
Aku menoleh pada pintu kamar dan muncul kepala unni Friz, yang menyembunyikan badannya di luar pintu.
“Hana, ada yang mau ketemu sama kamu.. ”
“siapa unni?”
“ini..” Unni Friz masuk dengan 2 orang laki – laki yang mengekor di belakangya, ASTAGA KENAPA MEREKA BISA MENCARIKU?? APA UNNI FRIZ TIDAK SALAH?.
-TO BE CONTINUED-