CHAPTER 2 : Unexpected
"Acara tv tidak ada yang bagus hari ini" ucap Xiumin sambil duduk di sofa. Xiumin benar-benar merasa tidak bersemangat melakukan apapun hari ini. Ia mulai kehilangan mood nya sejak kemarin sehabis jam kuliah.
Waktu itu dosen memanggil Xiumin dan berbicara padanya
"Xiumin. Aku harap kamu tidak menolak lagi kali ini. Kamu akan dijadwalkan untuk ikut praktek di Jepang untuk 2 bulan. Kamu suka atau tidak.. tapi pihak kampus mendaftarkan mu secara sepihak untuk ikut dalam kegiatan ini. ada banyak dokter senior yang memintamu mendampingi mereka." ujar dosen nya dengan wajah serius
"Tapi pak.. begitu banyak mahasiswa lain yang bersedia ikut. Kenapa harus saya" Xiumin agak kurang setuju dengan keputusan tersebut.
"Saya sudah berusaha menjelaskannya pada pihak kampus sebelumnya. Namun mereka menolak. Ditambah lagi dengan kemampuan mu yang baik selama ini. Mereka mengatakan itu akan jauh lebih membantu kegiatan ini. Lagi pula pihak kampus yang membiayai semua sampai kamu pulang" jelas dosen tersebut.
Karena hal itu, Xiumin sedikit bingung dan juga kehilangan. Siapa yang tidak ingin melakukan kegiatan praktek bersama dokter senior di Jepang. Banyak yang bisa ia pelajari. Apalagi biaya yang sudah ditanggung sepenuhnya. Tapi bagaimana dengan Byul Yi. Xiumin tidak pernah meninggalkannya sejak peristiwa tempo dulu.
Tampak Byul yi keluar dari kamar nya, dengan gaya casual seperti biasa.
"Kau akan kemana sore-sore begini?" Xiumin bangun dari sofa dan berjalan ke arah Byul yi.
"Aku ingin berbelanja.. beberapa keperluan kita sudah mulai habis." Jawab Byul yi sambil membenarkan ikat rambutnya.
Xiumin tersenyum, dan kemudian memeluk adiknya itu "Hhh... Kau tau..?? Oppa sayang padamu. oppa akan selalu melindungi mu. Satu hari saja oppa tak melihat mu, oppa merasa takut"
Byul yi merasa heran terhadap apa yang Xiumin ucapkan tersebut. Kemudian berkata pada nya "Oppa.. ada apa..? apa sesuatu terjadi padamu..?? katakan padaku" ujar Byul Yi sambil melepaskan pelukan Xiumin.
"tidak... Oppa hanya rindu padamu. Kau ini terlalu sibuk dengan kegiatan mu. Berilah waktu untuk oppa mu ini " ujar Xiumin sambil mencubit pipi Byul yi.
"hmm.. lain kali aku akan mengatur jadwal untuk jalan dengan mu oppa" jawab byul yi dengan manis nya
"ooo..Kau bertingkah seperti seorang bos sekarang" ucap Xiumin sambil membesarkan mata
"ahaha... aku harus pergi sekarang, jika tidak, aku bisa pulang malam hari. dah oppa." byul yi keluar sambil melambai pada ximuin.
Xiumin pun mengikuti nya sambil berjalan santai keluar rumah. Ia memandang ke arah adik nya itu dari gerbang rumah. Tampak Byul yi berjalan dengan semangat. Melihat adik nya dari jauh, ia pun semakin merasa tak tega melihatnya apalagi untuk meninggalkannya.
"Gadis itu, saat keluar dari gerbang ini, ia membuat sosok nya berbeda. Tapi sebenarnya ia belum kuat untuk berdiri. Harus nya ia mempunyai penopang yang lain selain diri ku. Dia punya banyak teman.. tidak bisa kah ia mengambil satu saja..?? ckckc " ujar Xiumin membatin
Udara terasa agak dingin sore ini di tambah cuaca yang agak mendung. Sepertinya akan turun hujan sebentar lagi ucap Xiumin dalam hati. Xiumin kemudian melangkah masuk sambil menggenggam handphone nya dan mengirim pesan pada seseorang.
Byul Yi sekarang sedang pergi sendirian. tidak terlalu jauh.
Aku tidak tahu pasti hari ini akan turun hujan apa tidak.
jika ternyata hujan turun, tolong bantu aku.
***
Setelah semua barang byul yi dapatkan, ia segera bergegas pulang. Namun tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Byul yi berlari dengan cepat untuk berteduh di tempat terdekat. Tampak sebuah toko yang sedang tutup namun dengan tenda terbuka di teras nya. Ia memilih berteduh disana.
"huft.. aku lupa melihat ramalan cuaca hari ini." Byul yi memperhatikan bajunya, hampir basah secara keseluruhan.
tidak lama setelah itu, Byul yi menerima pesan dari seseorang.
"Kau ada dimana sekarang??"
Dengan cepat aku membalas pesan tersebut "Aku sedang berteduh di sebuah toko yang letaknya 9 blok dari blok rumah ku. tepat di persimpangan jalan. Ada apa?"
Tapi sampai saat ini, Byul yi belum menerima pesan balasan. Ia perhatikan sekelilingnya.. Jalanan mendadak sepi dari pejalan kaki. hanya beberapa orang yang berjalan dengan menggunakan payung. Seorang pria berlari kearah dimana Byul yi sedang berteduh. Pria tersebut terlihat basah kuyup dan sekarang berdiri tepat di sebelah Byul yi.
"Oh kau.." pria itu melihat kearah Byul yi. Byul yi tidak merasa asing. karena ia mengenalnya.
"kau wanita yang dikelas dan duduk di depan ku kan...??? kebetulan kita bertemu disini. Kau ingat aku kan..??" tanya pria itu pada Byul yi.
"hmm.. " Byul yi berpura-pura mencoba untuk menebak.padahal ia sama sekali tidak tau nama pria tersebut. Karena waktu itu Byul yi tidak mendengarkan nya di kelas.
"Aku Luhan.."
"aahh.. ya luhan... haha...Aku byul yi" Ucap Byul yi memperkenalkan diri. karena mereka memang belum berkenalan secara langsung sebelumnya
"Tapi apa yang kau lakukan disekitar sini?" byul yi pun memulai percakapan.
"Aku hanya berkeliling.. Sepertinya kau belanja banyak hari ini" ucap luhan sambil melihat barang bawaan byul yi
"tidak juga" jawab nya singkat sambil tersenyum tipis.
Untuk beberapa menit mereka tidak berbicara satu sama lain. Kalaupun harus Byul yi yang memulainya kembali, ia benar-benar tidak tau apa yang ingin ia tanyakan pada Luhan. Sejauh ini Byul yi masih terasa asing dengan nya.
"kemarin saat dilapangan, aku melihat mu duduk bersama dengan beberapa anak lainnya. tapi aku hanya mengenal chen dan yoora. apa kalian semua memang dekat..?? apa selebih nya sekelas dengan kita??" Luhan kembali memulai percakapan
"hanya yoora dan chen yang sekelas dengan kita. selebih nya berbeda kelas. kami memang dekat sejak lama. tapi dua diantara nya adalah yang paling dekat dengan ku. Kami berteman sejak kecil" jawaban Byul yi kali ini cukup panjang. tidak biasanya ia menjawab seperti itu pada orang yang baru di kenal.
"Siapa..?? chen dan yoora..?? aahh... klian memang terlihat akrab dikelas" Luhan mencoba menebak nya
Byul yi menggeleng.."bukan. Aku kenal chen dan yoora pada saat pertama kami masuk sekolah" jawab nya
Dan percakapan lainnya muncul tanpa mereka sadari. Dengan sikap Luhan yang ramah, Byul yi tidak terlalu sulit untuk meradaptasi dengan kehadiran pria tersebut. Merekapun berbicara panjang lebar selama hujan yang turun belum terlihat akan mereda
Setelah cukup lama berbicara panjang lebar, tak sengaja Byul yi melihat seseorang dengan mengenakan payung datang melangkah kearah kami. Byul yi melihat payung nya, dan tanpa sadar ia terseyum.
"Luhan... Itu dia salah satu orang yang ku maksud tadi" ujar Byul yi sambil menunjuk ke arah pria tersebut
Luhan menoleh ke orang tersebut dan melihatnya dalam-dalam.
"jangan gunakan jarimu untuk menunjuk ke arah ku Byul" ucap pria tersebut sambil melihat kearah Luhan
"Kau teman sekelas nya chen kan.. aku melihatmu dilapangan kemarin. apa yang gadis ini katakan padamu..??" tanya pria itu pada Luhan. Luhan hanya memandang Byul yi dan tersenyum. Kelihatannya ia tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut
"Bukan apa-apa.oh iya.. Dia ini Luhan. Selama hujan ini turun, dia kebetulan berteduh disini juga dan kemudian menemani ku dan mengobrol dengan ku" Byul yi memperkenalkan Luhan pada Kai. Karena Kai itu terlalu dingin, Byul yi tau Kai hanya akan berbicara pada Luhan tanpa ingin tau siapa nama nya.
Setelah di perkenalkan , kedua pria itu saling menyapa.
"Luhan.. terima kasih kau telah menemani nya. aku khawatir kau akan kewalahan menghadapinya" Kai mulai percakapan nya kembali dengan luhan
Luhan menjawab Kai sambil tertawa " hahah.. aku sudah banyak berbicara dengan nya saat ini. Kurasa aku paham maksud mu. sebentar saja aku bersama nya, aku sudah mengerti"
"Apa yang kalian bicarakan ... sebaiknya kalian tidak usah bertemu lain kali. itu hanya menambah daftar persekutuan nya."ucap Byul yi sedikit kesal.
"ayo kita pulang Kai" pinta byul yi pada kai. dan kemudian ia melambaikan tangan ku pada Luhan. Byul yi melihat Luhan memandangnya dengan tersenyum saat ia melambai pada Luhan. Bahkan saat jauh pun matanya tak lepas melihat kearah Byul yi dan Kai.
****
Sudah cukup jauh Kai dan Byul yi berjalan, hujan pun tidak sederas sebelumnya. Barang belanjaan Byul Yi sudah pindah ke genggaman Kai. Kai tidak tau apa saja yang dibeli Byul yi hingga terasa cukup berat.
Gadis ini. Terlalu kuat untuk ukuran seorang wanita. ucap Kai dalam hati.
Mereka telah sampai beberapa blok sebelum rumah Byul Yi. Langkah Byul Yi sedikit melambat dan pandangannya tertuju pada sebuah cafe di seberang jalan. Cafe itu sudah sejak lama ada di sana. Byul Yi dari dulu sering mengunjungi cafe tersebut bersama Xiumin hyung, terkadang ia mengajak Kai dan Baekhyun.
"Kau.. ingin kesana?" tanya kai pada Byul Yi
"hmm..." jawabnya singkat sambil mengangguk. tidak biasanya dia bersikap seperti itu jika di ajak ke cafe tersebut.
Saat mereka memasuki cafe.. byul yi dengan segera memilih kursi yang berada di pojok tepat disamping jendela yang menghadap kejalanan. Pesanan mereka pun datang dengan cepat, itulah kelebihan cafe ini.
"huaaahh,, sudah lama aku tidak kesini.. kursinya masih nyaman.. oppa akhir-akhir ini jarang sekali mengajakku kesini" ujar Byul yi sambil meminum latte yang ia pesan ditambah dengan sepotong cake.
Kai hanya diam mendengar ucapan gadis tersebut. sesekali kai melihat keluar sambil meminum cappucino miliknya.
"Suatu hari aku harus memiliki cafe seperti ini. Dengan nuansa yang homy, lampu gantung yang indah, lalu akan menghias dindingnya dengan gambar dan foto-foto kita semua. Bagaimana menurut mu??" byul yi dengan semangat mengatakan itu pada kai
"ya.. aku menunggu cafe mu tersebut" ucap kai singkat setengah meledek.
Tampak byul yi sedikit merajuk pada Kai. Tapi itu terkesan sedikit lucu, namun Byul yi kemudian terdiam.
"kau tau..?? pagi ini oppa memelukku, dan mengatakan ia akan melindungi ku. opaa tidak pernah begitu sebelumnya. Aku merasa bebannya sangat berat karena ku" byul yi sedikit berubah saat mengatakan itu. seketika sikap ceria nya berubah menjadi sedikit dingin.
Kemudian gadis itu melanjutkan ucapannya "tapi setelah ia mengatakan itu, bahkan saat hujan begini ia tidak menelpon atau mengirimi ku pesan, sepertinya aku memang menyusahkan" ucap byul yi sedikit kesal
"Hyung mengirimi ku pesan sebelum hujan benar-benar turun. Hyung meminta tolong pada ku. jadi jangan berkata seperti itu lagi" Kai menjelaskan pada byul yi, dan byul yi tersenyum mendengar nya.
"Benarkah..?? huft...oppa selalu seperti itu. Aku selalu merasa bersalah padanya. Dengan sikap oppa seperti itu, aku malah bertindak seperti anak kecil" byul yi mengatakan itu bahkan sambil tersenyum
"memang nya kau sudah dewasa?" sontak byul yi memandang kai, wajah Byul yi langsung berubah sedikit kesal. Tapi hanya sebentar, setelah ia melihat payung yang Kai bawa, yang Kai letakkan di pintu cafe, senyum nya muncul kembali
"Bukan kah kau bilang payung itu tidak cocok dengan mu. kenapa kau masih memakai nya. hah?"
"seseorang memberikannya padaku. dan aku tidak ingin membuang uangku untuk membeli payung lagi" Kai menjawab pertanyaan gadis itu dengan gaya cool
"Kau hanya pelit untuk mengeluarkan uang mu"
"Baiklah.. aku akan membeli payung baru dan membuang yang itu nanti" ucap Kai sambil meminum kembali cappucino nya yang tersisa sedikit.
"Kau masih ingin hidup kai..??? Payung itu memang tidak seberapa.. tapi aku membelinya dengan uang ku sendiri" ucap byul yi sambil membesarkan matanya pada kai.
Memang Byul yi yang memberikannya pada Kai. dua tahun lalu saat musim panas tepat di hari ulang tahunnya. bahkan gadis itu tidak menghias payung tersebut selayak nya kado.
"Kau memiliki segala yang kau inginkan .. jadi aku tidak tau apa yang akan kuberi padamu. ini saja untuk mu,, suatu hari pasti berguna."
Kalimat itu yang teringat saat ia memberikan payung itu padaku. Segalanya..? dia salah.
"Byul yi.. cepat habis kan milik mu. kita harus segera pulang, aku tidak ingin membuat hyung menunggu mu terlalu lama" setelah itu byul yi pelan-pelan menghabis kan latte nya.
Kai mengedarkan pandangan nya ke luar. hujan sudah benar-benar reda sekarang "huft... sayang sekali, payung itu sekarang tidak bisa digunakan lagi" gumam Kai dalam hati
***
please give your love and comment ^^