CHAPTER 1 : Winner Of Love 1
Air mata Ji Yeon terus bercucuran di pipinya seiring dengan cengkeraman seseorang di pergelangan tangannya yang semakin mengerat dan kuat.
“Kris, appo..” ucap Ji Yeon memilukan dengan tangisnya yang tak kunjung berhenti, namun tidak menghentikan Kris dengan tatapan mata tajamnya yang terus mencengkeram pergelangan tangan Ji Yeon.
“Aku sudah pernah katakan, jangan pernah coba keluar dari rumah tanpa seizinku. Kau lupa siapa aku? Aku adalah lelaki kepercayaan ke dua orang tuamu akan dirimu. Apapun yang kau lakukan harus dengan kehendakku. Kau mengerti sayang?” ucapnya dan mendaratkan kecupan singkat di kening Ji Yeon. Kris sangat menyayangi Ji Yeon. Dia akan melakukan apa saja untuk mendapatkan Ji Yeon.
Tiba-tiba Kris menyeret Ji Yeon ke atas ranjang mereka, lalu menindihnya. Ia sedikit membuka bibirnya seraya matanya yang terpejam perlahan, lantas meraih bibir atas Ji Yeon dan sesekali memberikan gigitan kecil disela-sela kulumannya. Ciuman Kris yang begitu lembut dan perlahan membuat Ji Yeon hanya mampu memejamkan matanya dengan ke dua lututnya yang mulai melemas.
“Ahh..” desah Ji Yeon dan dengan bibir Ji Yeon yang sedikit terbuka itu tidak disia-siakan oleh Kris. Kris memasukan lidahnya menjelajahi seluruh bagian dalam mulut Ji Yeon. Kris bergerak melingkar ketika setengah lidahnya sudah masuk dalam mulut Ji Yeon, menjelajahi area mulut Ji Yeon secara perlahan, menyentuh gigi Ji Yeon hingga lidah mereka bertemu, lalu menggesek bagian bawah lidah Ji Yeon, lalu menarik kembali lidahnya dan kembali mengulum bibir Ji Yeon semakin dalam dan semakin panas sejenis french kiss dengan lidah Ji Yeon yang kini sudah berada di dalam mulutnya, menjelajahi mulutnya dengan perlahan menimbulkan sensasi yang semakin menggairahkan hingga ciuman mereka berakhir dengan jilatan halus lidah Kris di bibir Ji Yeon.
“Aku pasti mati tanpamu. Jadi, ku mohon jangan pernah mencoba melepaskan dirimu dariku.” Ungkap Kris dengan nafas yang beradu dengan nafas Ji Yeon yang hangat menerpa permukaan wajahnya. Ditatapnya bibir Ji Yeon yang merah dan masih basah karena ulahnya. Dengan cepat ia kembali menghisap bibir bawah Ji Yeon dengan lembut hingga bibir Ji Yeon tertarik ke dalam bibir Kris hanya selama beberapa detik dan itu membuat Ji Yeon kecewa karena Kris menghentikan ciumannya begitu saja. Ji Yeon menarik kerah kemeja Kris, lalu mencium Kris dengan menghisap bibir atas dan bibir bawah Kris secara bergantian seperti apa yang dilakukan Kris padanya. Lalu, memasukan lidahnya ke dalam mulut Kris dengan gerakan membuat lingkaran di atas bibir Kris dan ciuman mereka semakin dalam dan memanas seiring dengan jari-jemari Kris yang tengah menjelajahi lekuk tubuh Ji Yeon yang masih dilapisi kemeja hijau lengan panjang dan jari-jemari Ji Yeon kini menjelajari lekuk tengkuk, telinga dan pipi Kris seiring dengan french kiss mereka yang belum berakhir.
Jari-jemari Kris tengah mengusap halus punggung bagian bawah secara langsung membuat Ji Yeon sedikit geli dan membuatnya terangsang.
Mereka menghentikan french kiss mereka yang semakin panas dengan enggan. Mereka membiarkan tatapan mereka saling bertemu dengan deru nafas yang saling beradu memberikan sensasi electrifying.
“Ji Yeon, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Sejak pertama kita bertemu. Sejak itu juga hanya kau yang ku inginkan. Saranghaeyeo.” Ungkap Kris dan sesungguhnya menggetarkan hati Ji Yeon yang hanya diungkapkan lewat senyuman manisnya. “Jangan pernah temui Luhan lagi. Arraseo.” Lanjutnya.
Sorot sedih tiba-tiba terpancar di sepasang mata indah Ji Yeon ketika nama ‘Luhan’ terdengar lewat bibir Kris, lelaki yang sudah menikahinya dengan paksa satu tahun yang lalu.
Kris mencium kening Ji Yeon dengan sayang. Ji Yeon tidak mau naif, sejujurnya setiap sentuhan fisik walaupun hanya sekedar kecupan lembut di kening membuat perasaannya begitu hangat beberapa bulan terakhir ini.
“Aku ingin kita bersama selamanya. Tidak ada lelaki lain untukmu selain aku.” Ucap Kris, lalu memposisikan diri berbaring di samping Ji Yeon dan memeluknya erat seakan tidak mau melepaskan Ji Yeon. “Tidurlah. Kau harus tidur yang cukup untuk kesehatanmu.” Pesannya tersenyum begitu lembut dan selalu melemahkan Ji Yeon hingga tak mampu melawan apa yang diucapkan atau dilakukan Kris padanya.