CHAPTER 1 : Secret Mission
*Hye Won Pov
Aku berlari menuju suatu tempat dengan tergesa-gesa. Tak lupa aku menenteng tas gitarku. Untungnya aku segera menemukan bus dan bisa ke sana dengan cepat. Di tempat itu Daesung, temanku menunggu dengan gelisah. Ia tampak kesal sekali. “Kau dari mana saja! Lama sekali!!” bentak Daesung.
“Maaf-maaf, aku sibuk,” kataku sambil mengeluarkan gitarku. “Hah? Orang sepertimu sibuk? Kerjamu hanya tidur-tiduran saja kan?”
“Hey jangan meremehkanku! Aku terlibat dalam misi rahasia yang akan menentukan masa depanku tahu!”
“Misi rahasia apa? Sudah jangan berkhayal!” Daesung menyiapkan gitarnya juga. “Nanti kau juga tahu sendiri,..”
“Oh begitu ya? Aku memang tidak sabar untuk itu!” Daesung malah mengacak rambutku yang sudah kutata rapi, bahkan saat berlari tadi aku jaga benar-benar agar tetap tergerai indah. Tapi gara-gara orang ini...,”Aigo! Aku sudah berdandan cantik begini!” aku kesal.
“Percuma, nggak ada bedanya,” Daesung mencibir.
Itulah yang sering terjadi tiap kali kami akan manggung, meski hanya di pinggiran jalan cheomdanmdong yang ramai orang berlalu lalang dan seakan tak peduli dengan nyanyian kami. Kami tidak peduli karena sama-sama ingin menjadi musisi yang hebat. Meski hanya sedikit uang yang kami dapat tapi mungkin ini akan menjadi pengalaman yang berharga suatu saat nanti.
*setelah selesai perform*
Aku pulang berjalan kaki bersama Daesung. Di perjalanan pulang kami melewati banyak toko yang memajang barang dagangannya di etalase. “Wah! Aku mau gitar ini!” sambil menunjuk ke etalase toko musik. Sebuah gitar listrik berwarna hitam terpampang di sana. “Hmm..., gitar seperti ini saja kenapa bisa semahal itu?” kataku acuh.
“Bisa-bisanya kau bilang begitu! Sudah lama aku menabung tapi uangnya belum cukup juga. Kalau menunggu dua tahun lagi, kira-kira dia masih ada tidak ya?”
“Kalau sudah tidak ada ya beli yang lain saja Daesung-ah! Kau ini,”
“Aku tidak mau! Beraninya kau meremehkan benda ini!” Daesung ingin mengacak rambutku lagi, cepat-cepat aku menghindar.
Tepat saat itu handphone-ku bergetar. Sambil terus mengejek Daesung aku pergi menjauh untuk menjawab telepon. “Halo, apa benar ini Nona Hye Won?” tanya suara di telepon.
“Benar,...oh apa? Be,benarkah? Baiklah, baiklah. Iya, oke,” jawabku dengan senang. Aku kembali pada Daesung yang masih melihat gitar itu.
“Ada apa? Kenapa tertawa sendiri begitu? Mengerikan!” ujar Daesung. “Ah, tidak apa-apa oppa, hehehe.”
“Sejak kapan kau memanggilku oppa?”
“Sejak saat ini, oh ya. Besok aku izin tidak ikut ke cheomdamdong ya?”
“Enak saja!”
“Kumohon Daesung-ah... sekali ini saja, ya?”
“ahh,.. baiklah-baiklah!” Daesung terlihat kesal sekaligus kecewa.
“Suaramu kan bagus Daesung-ah. Jadi kau bisa menyanyi sendiri,” hiburku.
“Tidak. Aku malas melakukannya,”
“Wah... sayang sekali... ckck. Terserahlah, ayo kita pulang,” aku melanjutkan jalan sambil berseri-seri. Daesung hanya terdiam sepanjang perjalanan. Sebenarnya apa yang dia lakukan, sebaiknya kuikuti saja dia besok, pikir Daesung.