CHAPTER 1 : Hello, A New Page.
^^^
Kim Yugyeom, mantan chaebol yang masih diburu oleh brosur-brosur dan iklan di koran yang mencari dirinya atas perintah ayahnya itu hanya tersenyum getir ketika melihat foto dirinya terpampang di salah satu berita orang hilang di koran yang ia baca pagi itu setelah selesai kerja lembur di salah satu steam motor yang cukup ternama di Busan, ia benar-benar tak menyangka ayahnya akan senekat ini mencarinya.
Ia bisa menghirup udara dengan tenang karena yeah tentu saja, orang-orang disekitarnya terlalu sibuk bekerja dan beraktifitas. Tidak ada yang terlalu memperdulikan hal-hal semacam itu, apalagi Yugyeom berpenampilan sangat biasa saja saat ini, terlebih disekolah, pembayaran apapun pasti ia selalu menunggaknya, tentunya tidak akan ada yang percaya kalau dia adalah Kim Yugyeom, anak Kim Woojung, pemegang saham nomor satu untuk perusahaan Hotel & Tourism International of South Korea. Lagipula, nama Kim Yugyeom tidak hanya satu bukan?
^^^
22.00 KST
"Yugyeom-ah! apa kau tidak mau soda? ayahku membawakannya sangat banyak, aku tidak suka, membuatku mual." tawar Youngjae, -teman kamar sebelahnya- yang polos dan mudah dibodohi.
Yugyeom hanya terdiam, ia sedang memikirkan tunggakan spp-nya, minggu kemarin ia sudah menjual camera go-pro hero 4 nya untuk membayar biaya study tour yang diadakan bulan depan. dan tadi pagi guru TU memanggilnya meminta Yugyeom melunasi spp bulan ini dan bulan kemarin. Apakah uang sepenting ini?
"Yugyeom!!!!" Youngjae menjitak Yugyeom dan laki-laki bertubuh tinggi itu hanya meringis kesal, lalu melemparkan tubuh atletisnya ke kasur.
"kalau kau ada kesulitan, kau bisa menceritakannya padaku, aku pasti akan membantumu, selamat malam." ucap Youngjae hangat lalu berlangkah menuju pintu keluar kamar asrama Yugyeom dan Bambam.
"Youngjae-ya...."
"kau perlu sesuatu?"
"kalau kau kehabisan uang tapi pada saat itu juga kau memerlukan banyak uang dalam waktu singkat, apa kau akan mencuri?"
"apa?"
^^^
'PENCURIAN DI KAMAR ASRAMA PUTRI'
'PUTRI BUSAN FOREIGN HIGH SCHOOL KEHABISAN HARTANYA DALAM SEMALAM KARENA DICURI?'
'KASUS PENCURIAN PERTAMA KALINYA DI BUSAN FOREIGN HIGH SCHOOL'
"gila, aku benar-benar tak mengerti apa isi kepala pencuri itu.” Ucap Bambam sambil melemparkan bulletin sekolahnya ke meja kantin tempat ia, Jackson, Youngjae, dan Jinyoung berada. Bulletin sekolahnya beredar setiap hari sabtu dan kebetulan sekali tadi malam ada berita yang membuat satu sekolah gempar, kasus pencurian.
Jackson membacanya dengan teliti, “ya isi kepalanya adalah uang, bodoh.”
Bambam hanya mempoutkan bibir tebalnya, sementara Jinyoung angkat bicara, “bagaimana kalo ia akan melanjutkan aksinya nanti malam ke asrama putra?”
“sebenarnya setiap asrama disini penjagaannya sangat ketat kan, apalagi di setiap pintu masuknya, karena pencuriannya terjadi di asrama putri, ya benar-benar kemungkinan besar pencurinya adalah salah satu putri disana.” jawab Jackson yakin, Bambam hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil menyedot juice-nya.
Youngjae hanya terdiam, kenapa ia terus memikirkan ucapan Yugyeom semalam ya? ah tidak mungkin, Yugyeom adalah anak yang baik.
“Lisa tidak akan melakukannya, dia seorang chaebol, hehe.”
“YAK! SIAPA JUGA YANG BILANG KALAU PELAKUNYA LISA!” bentak Jackson, sementara Bambam hanya terkekeh.
“oh iya, dimana chaebol kita?”
“Yugyeom?”
^^^
“sudahlah tidak apa, kau bisa membelinya lagi besok, bahkan yang jauh lebih mahal kan.”
“tenang saja Hana-ya, ibumu akan mengurus ini semua.”
“sabar yaa Hana-ya, aku turut berduka.”
Semua siswi kelas 12 IPA 2 berkumpul mengelilingi tempat duduk Hanallie Tuan, -anak kepala sekolah yang barang bendanya ludes dalam waktu semalam akibat pencuri itu-.
Hana hanya menangis dan menangis, walaupun harta orangtuanya berlimpah tapi tetap saja, banyak sekali hal-hal penting yang terdapat dalam gadget-nya, yang kini entah berada ditangan siapa.
“AKU AKAN MEMENJARAKAN ORANG ITU! SIAPAPUN DIA!” teriak Hana histeris, lalu angkat kaki dari kursinya dan berjalan keluar sambil menangis terisak, menuju toilet.
Ia mengeluarkan ponsel jelek milik Eunmi yang ia pinjam, lalu menelpon seseorang, sahabat sejiwanya, Nam Hyunji.
“yeobose-“
“Hyunji-ya, kenapa kau tidak sekolah?”
“aku sedang izin, ada urusan keluarga. Kenapa?”
Hana meneteskan air matanya lagi dan kembali terisak. Hyunji tidak merespon apapun.
“bagaimana ini, semua data pentingku hilang. Hiks.”
“sudahlah, tidak apa.”
“tapi aku bingung, kenapa pencurinya tidak mengambil macbook-ku juga, bukannya aku ingin dia mencurinya, tapi, duh bagaimana ya.”
“kenapa?”
“kau tau kan ada video terakhir mendiang ayahku disana, aku tidak memiliki soft copy-nya dimanapun. Dan video itu benar-benar berharga untukku, beberapa sahabat dekatku juga mengetahui tentang hal ini, jadi hm, yeah maksudku, kalau orang terdekat yang mencurinya bisa saja ia tidak mengambil macbook-ku karena, kasihan?”
Tidak ada respon apapun dari Hyunji. Hanya tedengar suara kunyahan dari ujung sana.
“awpakwah begithuhh?” jawab Hyunji, dapat dipastikan 100% ia sedang mengunyah sekarang.
“ah sudahlah, nanti kuhubungi lagi, cepat pulang ke asrama ya.”
^^^
“mohon maaf tapi kami tidak sedang membutuhkan karyawan part time.”
“baiklah kalau begitu terimakasih atas waktunya, selamat siang.”
Yugyeom menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia lelah sekali mengelilingi pusat kota untuk mencari pekerjaan. Yugyeom harus kembali bekerja.
Baru saja hendak membuka pintu minimarket, handphone yang berada di sakunya bergetar. Panggilan masuk dari Bambam.
“apa?”
“kau dimana?”
“aku izin sekolah, ada apa?”
“cepat kembali ke asrama. di asrama perempuan terjadi pencurian, sekolah free dan nanti akan diadakan ada pemeriksaan kamar asrama satu jam lagi.” Jelas Bambam diujung telepon, Yugyeom hanya menjawab “baiklah.” Dan ia segera memutar arah, menuju halte bus terdekat.
^^^
“jadi hanya kamar Hana yang habis dicuri?” Tanya Bambam kepada Jaebum, -ketua OSIS yang sekarang baru saja keluar dari ruang OSIS setelah mengurus keputusan dari kepala sekolah atas kasus pencurian yang terjadi di kamar asrama putrinya semalam.
Jaebum mengangguk mantap, “kami sedang memutuskan hukuman apa yang pantas diberikan untuk pencuri itu.”
Bambam menoleh kearah Jinyoung, sementara Jinyoung hanya diam saja, ia memang tak banyak berkomentar tapi ia pendengar yang baik.
“apa saja yang hilang?” Jinyoung akhirnya membuka suaranya.
“handphone, notebook, ipod, dompet, dan brankas uangnya. Hana kehilangan semua barang berharganya, kecuali macbook. Entahlah.”
“apa-apaan ini membuatku merinding.” Ucap Bambam sambil memegangi kedua lengannya dan bergidik ngeri, sementara Jinyoung hanya diam saja, lagi-lagi.
“tenang saja, dia tidak akan mencuri barang-barang milikmu, kau kan tidak punya apa-apa.” Ledek Jaebum dengan wajah datarnya, Bambam hanya mendengus.
“eh ngomong-ngomong, rapatnya sudah selesai ya? Lisa dimana? aku ingin kekantin bersamanya. Hehe” Bambam mengeluarkan cengiran menyebalkannya, Jaebum hanya menggelengkan kepalanya, “dia masih di dalam, kau tunggu saja disini. Aku duluan ya.” Jawab Jaebum yang direspon oleh anggukan dari Bambam dan Jinyoung.
“Bambam mengintip dari balik kaca ruangan OSIS, mencari-cari putrid Thailand-nya, sementara Jinyoung mengecek handphonenya, namun masih tidak ada jawaban dari salah satu sahabatnya, Yugyeom.
“ah aku tidak dapat melihat Lisa.”
“Bambam, ayo kita ke asrama, mungkin saja Yugyeom sudah disana.”
Bambam hanya mengangguk setuju, "bagaimanapun Yugyeom harus tau tentang ini.”
^^^
“sudah tidak apa. kau bisa beli yang jauh lebih mahal dari itu.”
“tapi Yugyeom, aku benar-benar tidak tau harus bagaimana hiks, aku takut.”
Yugyeom mengelus puncak kepala Hana, berharap gadis itu menghentikan tangis sendunya. Ia tak bisa melihat wanita menangis seperti ini, ia jadi ingat ibunya menangis seperti ini ketika ayahnya menceraikan ibunya, 3 bulan yang lalu. Yang membuat Yugyeom dengan terpaksa pindah kesini.
Yugyeom terus mengelus puncak kepala Hana sampai gadis itu mendongakkan kepalanya, dan menoleh kearah Yugyeom yang duduk disampingnya, dengan tatapan hangat. Tentu saja Yugyeom memberikan senyum yang paling teduh, membuat Hana menyadari bahwa Yugyeom adalah penyemangat hidupnya.
“terimakasih, maaf ya membuatmu repot-repot kesini. Sebenarnya teman-temanku sudah menghiburku, tapi entahlah. rasanya berbeda dengan Kim Yugyeom. hehe”
Hana dan Yugyeom tertawa kecil bersama, tak lama Yugyeom bangkit dari duduknya, “aku harus ke asrama, Bambam dan Jinyoung hyung menungguku, kalau kau butuh sesuatu hubungi aku saja, dengan cara apapun.”
Hana mengangguk mantap diiringi senyum hangatnya, Yugyeom membalasnya dan beranjak pergi.
“Yugyeom!”
Yugyeom kembali menoleh dengan wajah bingung, “iya?”
“aku menyayangimu, terimakasih.”
........
Yugyeom terpaku, merasa ada yang salah dengan telinganya atau memang ucapan itu benar-benar dilontarkan oleh Hana. Namun ia tak mau berlama-lama lagi disana, “sama-sama, itu gunanya teman. aku pergi dulu.”
Hana terdiam, dan terus menatap punggung Yugyeom yang kini sudah tak terlihat lagi.
"Apa itu sebuah penolakan?"
^^^
“INI MILIKKU!”
“MILIKKU! KAU BISA LIHAT TIDAK SIAPA YANG MENGAMBILNYA DULU-“
“AKU TIDAK PEDULI! AKU HAUS!”
“YAK NAM HYUNJI!”
“DIAM KAU KIM YUGYEOM!”
“ISH’
“KAU BAHKAN BELUM MENGGANTI SEPEDAKU YANG RUSAK!”
“AKU TIDAK PEDULI! KAU YANG MENABRAKKU WAKTU ITU!”
“TAPI-“
“hey ada apa ini!!!!”
Jaebum, Bambam, dan Jinyoung datang untuk melerai pertikaian maut antara air dan minyak itu. Sementara yang dilerai masih tetap lanjut dengan segala umpatannya, terutama Hyunji.
“KALIAN INI KENAPA SIH?!” bentak Jaebum karena mereka tak mau diam juga. Yugyeom diam saja, membuang mukanya kearah lain sementara Hyunji mendengus kesal.
“dia mengambil susu pisang terakhir di kulkas ini. selesai!” jawab Hyunji sambil melotot kearah Jaebum dan berangsur pergi. Jaebum, Bambam dan Jinyoung menatap kearah Yugyeom dan sedetik kemudia Yugyeom berkata “apa?!” dengan nada kesal lalu beranjak pergi.
“aku tidak mengerti permasalahan mereka.”
“sama.”
Pertengkaran Yugyeom dan Hyunji dimulai ketika Hyunji naik sepeda dengan kecepatan tinggi begitu halnya dengan Yugyeom yang mengendarai motor sportnya, dan ketika di suatu pertigaan, mereka bertabrakan.
Tidak ada yang luka diantara mereka, hanya saja sepeda Hyunji rusak dan semua roti yang akan ia jual berserakan, Yugyeom melihatnya sekilas dan berkata ‘kau yang menabrakku’ kemudian kembali melesat dengan motornya. Sementara Hyunji sudah benar-benar marah dan ia tentunya benar-benar benci dengan laki-laki itu.
Takdir memang tak pernah kita ketahui, ternyata Yugyeom bersekolah di sekolah yang sama dengan Hyunji, dan mereka sekelas. Perang umpatan pun sudah menjadi sapaan bagi mereka berdua setiap kali bertemu.
^^^
02.05 KST
Seseorang berpakaian serba hitam lengkap dengan topi hitam dan slayer hitam yang sukses menutupi mulut dan hidungnya sudah siap menyelinap ke kamar asrama target keduanya, Park Jinha.
Kenapa dia? Tentu saja karena uangnya tidak akan habis dipakai.
Ia berniat mencuri lagi malam ini, sebenarnya ada beberapa anggota OSIS yang sedang berjaga, namun tadi ia memastikan bahwa mereka sedang berjaga di asrama putra dan beberapa lainnya berjaga di asrama putri lantai 1.
Ia menempelkan kedua telinganya dan memastikan bahwa pemilik kamarnya sudah terlelap, ketika dirasa sudah aman, ia pun melanjutkan aksinya dengan cermat dan hati-hati, sambil mengawasi Jinha yang sudah terlelap dengan cantiknya.
Ia mengambil dompet,dan handphone milik Jinha, setelah itu ia bergegas pergi, dengan sangat hati-hati dan tak lupa ia menutup pintu yang berhasil ia bobol itu.
Ia berjalan dengan menempelkan lengannya ke dinding, kedua matanya mengawasi keadaan sekelilingnya dan memastikan semuanya aman, ia berjalan cepat dan ketika berhasil melewati gedung asrama, di dekat kantin beberapa anak OSIS terlihat sedang melakukan patroli, ia benar-benar terkejut dan memutar arah untuk menuju ke UKS, ia rasa aman berada disana.
Ia berlari dengan cepat dan pelan, sesampainya di UKS, ia langsung membuka pintunya dan melepas maskernya kemudian terduduk di belakang pintu sambil menyeka ribuan peluhnya.
Tapi tanpa ia sadari, ada seseorang yang sedang beristirahat di ranjang UKS yang ditutupi tirai di hadapannya.
Ia memenjamkan matanya, dan tirai itu terbuka.
“apa yang kau lakukan disini dengan berpakaian seperti itu?”
^^^
Sekolah kembali heboh atas kejadian pencurian untuk kedua kalinya, lagi-lagi sekolah libur dan semua anggota OSIS dikumpulkan dan dimarahi habis-habisan karena tidak melakukan tugasnya dengan baik, pencuri itu sampai sekarang belum diketahui identitasnya.
“saya sudah memutuskan, pencuri itu akan dipenjarakan di penjara sekolah selama satu bulan penuh, dan tidak di-tinggal-kelaskan. Keputusan tidak dapat diganggu gugat.” Ucap Park Helena, kepala sekolah Busan Foreign High School. Ia sudah benar-benar pusing dengan kasus ini, ingin melaporkan ke pihak berwajib namun ia tak mau nama sekolahnya menjadi buruk. Maka dari itu ia menyerahkannya pada guru-guru dan anggota OSIS untuk menuntaskan kasus ini.
“maaf Ms. Helena, apa patrolinya dimulai dari jam8 untuk malam ini?” Tanya Jaebum selaku ketua OSIS.
Helena hanya mengangguk, lalu bangkit dari kursinya, “semua guru akan ikut berpatroli juga. Jadi siapkan saja diri kalian untuk nanti malam.” Ucapnya lagi yang dijawab dengan anggukan oleh seluruh anggota OSIS.
^^^
07.00 KST
Bambam menyemprotkan hampir seperempat parfum ke seluruh tubuhnya, ia benar-benar bersemangat untuk mengikuti patroli malam ini walaupun ia bukan anggota OSIS tapi ia benar-benar ingin ikut, tentunya karena kesempatan ia berdekatan dengan Lisa semakin besar.
“Yugyeom, kau yakin tidak akan ikut?” Tanya Bambam kepada Yugyeom yang sedang beristirahat di tempat tidur.
“tidak, aku tidak enak badan. Kau hati-hati ya.” Jawabnya pelan. Bambam hanya mengangguk, “pastikan tidak ada pencuri yang masuk kesini ya! Aku pergi dulu.” Ucap Bambam lagi dan Yugyeom hanya menjawab dengan “iya.”
Yugyeom memejamkan matanya dan tak lama ia pun tertidur.
^^^
02.00 KST
“astaga! jam 2 pagi, seharusnya aku sudah bermimpi di dunia fantasy-ku, hoam.” Ujar Bambam sambil menempelkan kepalanya di meja pos penjaga asrama, yang berada disamping tangga menuju asrama putri.
“ish jangan tidur bodoh!” Lisa menoyor kepala Bambam, sementara Jinyoung dan Jinhwan masih tetap fokus pada pertandingan bola di hadapan mereka.
“YAAA GOALL”
“TIDAK BODOH, ITU OFFSIDE”
“DIAM! KAU BUKAN WASIT!”
Lisa dan Bambam menjitak kepala Jinyoung dan Jinhwan supaya tidak berisik, agar pencurinya tidak tahu keberadaan mereka disini. Jinhwan dan Jinyoung hanya terkekeh saja.
Tiba-tiba saja....
BUK!
“eh ada apa itu?” Lisa berlari keluar dan mencari-cari kearah sumber suara tersebut sementara Bambam, Jinyoung, dan Jinhwan menyusul Lisa yang berada di halaman depan pos penjaga.
“astaga pencurinya lari!”
Bambam, Lisa, Jinhwan, dan Jinyoung berlari mengejar pencuri berpakaian serba hitam itu, mereka mengejarnya yang kini berlari kearah gedung belakang, sementara Lisa melawan arah ke tempat pos penjaga asrama putra untuk memberitahu anggota yang lain agar dapat mengepung pencuri itu.
“Jennie, Hanbin, Jaebum, Jisoo!” Lisa berjongkok didepan pos penjaga dengan nafas terengah-engah, keempat anggota OSIS yang ia panggil pun keluar dan menghampiri Lisa yang masih berjongkok karena kelelahan berlari.
“pencurinya! Pencurinya!”
“APA? KENAPA?” Tanya Hanbin panik begitu juga dengan yang lainnya.
“IA SEKARANG BERLARI KE GEDUNG BELAKANG!”
^^^
Bambam mendaratkan pukulan terhebatnya berkali-kali ke wajah tampan pencuri malang yang terkepung oleh tim Bambam dan tim Jaehyun, pencuri itu kini babak belur di lorong dekat ruang seni musik karena pukulan Bambam dan Jaehyun.
Semua anggota OSIS hanya diam saja, mereka benar-benar tak menyangka kalau siswa baik-baik akan melakukan tindak kriminal semacam ini. dan lebih parahnya lagi, semua anggota OSIS mengenalnya dengan baik.
“sudah Jaehyun! Aku sudah menelpon kepala sekolah, kita bawa saja ke ruangannya.” Ucap Jaebum sambil melepaskan tangan Jaehyun yang sudah siap memukul wajah pencuri itu.
Pencuri itu ditarik paksa dan digiring oleh semua anggota OSIS, tidak ada yang bicara sepatah kata pun, mereka masih benar-benar tidak menyangka.
“jangan berharap aku akan menjadi temanmu lagi, Kim Yugyeom.” ucap Bambam sarkatis, lalu berbalik arah menuju ke asrama, ia tidak sanggup untuk ikut menggiring pencuri itu ke ruangan kepala sekolah.
^^^
Kim Yugyeom, wajah tampannya sudah babak belur dipukuli habis-habisan oleh Bambam dan Jaehyun sekarang, kini ia pasrah dan digiring oleh kepala sekolah setelah disidang di ruang BP.
Ia dijebloskan ke penjara sekolah selama 1 bulan penuh, setelah itu ia di skors sampai pergantian tahun ajaran baru.
Sudah satu jam ia menghabiskan waktu disana dengan pikirannya yang berkecamuk, dan secara tak sadar ia menangis, meneteskan air matanya sambil terisak.
“Yugyeom?”
Seseorang berjalan pelan kearah sel tempat Yugyeom terduduk sambil menelungkupkan kepalanya. Yugyeom tidak bergerak untuk merespon.
Gadis bergaya rambut ponytail itu berjongkok di hadapan sel, mencoba berbicara dengan Yugyeom lebih dekat.
“kau boleh melaporkanku juga, karena bagaimanapun aku yang melakukannya terlebih dahulu.”
Yugyeom masih tidak menjawabnya.
“aku tahu kau sedang terpukul, kau laporkan saja kalau aku pencuri di asrama putri. Saat itu aku benar-benar terkejut kau ada disana, dan aku siap untuk dilaporkan olehmu. Tapi ternyata, kau tidak melakukannya. Aku boleh tahu apa alasannya?”
Yugyeom mengangkat kepalanya dan menampilkan mata sembabnya. Menatap wajah gadis itu yang terlihat sedih.
“pergi.” Jawabnya dingin.
“laporkan aku.”
Yugyeom diam saja.
“baiklah, aku akan melaporkan diriku sendiri.” Ucapnya, lalu pergi. Yugyeom mengangkat kepalanya dan menatap punggung gadis itu.
^^^
“sebenarnya tujuanku kesini, untuk mengatakan sesuatu yang sangat penting.”
“katakan saja.”
“Ms.Helena, aku adalah pelaku pencurian di asrama putri di malam pertama dan kedua, bukan Yugyeom.”
“apa kau ingin membodohiku?”
“ini. dompet dari Park Jinha, aku belum memakai uangnya sama sekali. Sementara gadget dan dompet milik Hana, aku sudah menjualnya dan uangnya sudah aku gunakan.”
Ms.Helena terdiam, menatap wajah gadis di hadapannya.
“aku minta maaf, aku rela dihukum apa saja.”
“baiklah, aku akan memenjarakanmu di sel no.3 Nam Hyunji.”
^^^
Kim Yugyeom terbangun dari tidurnya ketika langit terlihat sudah mulai gelap dan ia menyalakan lampu sel-nya, dan ia terkejut saat mendengar ramai-ramai di depan sel-nya.
Dan ternyata, itu Nam Hyunji yang sedang digiring kepala sekolah beserta guru-guru lain, ia dijebloskan ke sel no.3, selang 1 sel dengannya. Disini ada 3 sel dan Yugyeom menempati nomor 1.
Setelah ia dijebloskan, tak ada sepatah katapun yang terucap dari kepala sekolah maupun guru-guru yang mengantar, ia melirik sekilas ke wajah gadis itu, dan ia benar-benar tak menyangka, musuh bebuyutannya itu tersenyum kearahnya, untuk pertama kalinya. Dan itu adalah sebuah senyuman yang manis untuk Yugyeom.
“hai Kim Yugyeom! semoga kita bisa berteman baik karena hal ini.”
^^^
“aku dengar kau dulu tinggal di Seoul, apa benar?” tiba-tiba saja Hyunji membuka suaranya, lalu mendekatkan dirinya ke penyekat antara sel dia dengan Yugyeom, jeruji besar dan kokoh yang berhadapan dengan sel yang ditempati oleh Yugyeom, yang membuat mereka dapat bertatapan wajah.
“aku kabur dari rumah.” Jawab Yugyeom, entahlah ia merasa gadis ini bisa menjadi tempat untuk mencurahkan hatinya. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan yang baik.
“hah?”
“ayahku menceraikan ibuku, ibuku pergi ke Jepang dan ia menyuruhku untuk tinggal dengan ayahku, awalnya aku tidak mau,tapi mau bagaimana lagi akhirnya aku setuju, sebulan setelah perpisahan, aku muak dengan ketidak pedulian ayahku, yang ia tahu, aku hanya butuh uang, bukan kasih sayang.
Hyunji terdiam, ia dapat membaca air wajah Yugyeom yang nampak sangat bersedih.
“aku kabur dan mendaftarkan diriku ke sekolah ini atas bantuan orangtua Bambam, dan membawa semua barang-barang yang sekiranya dapat aku bawa dan aku jual untuk menjalani kehidupanku yang baru, tapi tetap saja, itu semua ada masa habisnya.”
Hyunji tertegun, ia tak dapat memalingkan wajahnya dari wajah tampan Yugyeom, ternyata ia tak benar-benar menyebalkan, Hyunji seperti menemukan diri Yugyeom yang lain.
“apa kau tidak mencoba untuk bekerja part time di hari minggu?”
“aku sudah bekerja selama 2 bulan di steam motor di pusat kota Busan setiap hari sabtu dan minggu, tapi aku dipecat karena steam itu akan pindah ke Seoul. Aku sudah mencari pekerjaan dimana-mana tapi hasilnya nihil, mereka selalu berkata bahwa aku harus lulus sekolah dulu.”
Hyunji benar-benar tak menyangka bahwa hidup Yugyeom cukup sulit .
“lalu kau sendiri kenapa melakukan hal ini?”
“tidak apa-apa.”
“aku jadi menyesal mencoba terbuka denganmu.”
“bukan begitu, tapi.....”
“apa?”
“aku sakit.”
^^^
Hyunji dan Yugyeom semakin berteman baik, sudah seminggu sejak mereka dikurung di sel, lama-lama mereka menikmatinya, karena mereka sama-sama saling bertukar cerita dan bercanda juga membicarakan hal apa saja, mereka juga sering berduet bersama, Yugyeom suka bermain gitar di sel dan Hyunji yang bernyanyi. Dan entahlah, Hyunji atau Yugyeom, mereka mulai merasakan kenyamanan.
“wow seorang chaebol memakan ramyun dengan sangat lahap! Aku tak menyangka kau menyukai makanan dibawah rata-rata seperti itu.” Ledek Hyunji saat melihat Yugyeom makan dengan sangat lahap.
“aku memang tidak level, tetapi cacing-cacing diperutku tidak mengerti mana makanan mahal mana makanan murah.”
Yugyeom dan Hyunji pun tertawa bersama.
“Yugyeom. apa kau tidak merindukan ayahmu?”
“tidak.”
“sedikitpun?”
“aku hanya merindukan ibuku.”
“kenapa kau tidak menyusulnya ke Jepang?”
“aku sedang dipenjara bodoh.”
Hyunji terkekeh, “kalau sudah keluar dan lulus, temui ibumu ya, aku ingin kau lebih bahagia dari ini.”
Yugyeom tersenyum simpul dan menatap Hyunji, “aku sudah lebih bahagia, setelah mengenalmu dengan baik.”
Hyunji tertawa lagi dan kali ini lebih keras, “kau musuh bebuyutanku!”
“Hyunji-ya.”
“iya?”
“jangan pergi, aku menikmati waktu-waktuku bersamamu.”
^^^
Hari ini hari rabu pagi, Yugyeom telah selesai mandi dikamar mandi belakang, dan menengok kearah sel Hyunji. Ia terheran kenapa gadis itu masih tertidur di jam segini, tak biasanya.
Yugyeom mendekatinya selnya, dan ternyata, gadis itu pingsan dan wajahnya sangat pucat sekali.
Yugyeom menekan tombol emergency di selnya, dan tak lama satpam datang dan memberitahukannya kepada kepala sekolah. Hari itu, Hyunji dilarikan ke rumah sakit dan Yugyeom diizinkan untuk menemaninya, disana ada Jinyoung, Jackson, Youngjae, Jaebum, Mark, dan Hana.
“Yugyeom, apa biasanya ia sering pingsan?” Tanya Jinyoung, Yugyeom hanya menggeleng. Mereka benar-benar canggung sekarang. Terlebih lagi Bambam juga tidak ikut, pasti alasannya karena ia tidak ingin bertemu Yugyeom, dan itu membuat Yugyeom semakin merasa canggung. Ia benar-benar merasa kehilangan teman-temannya.
Yugyeom pergi keluar dari rumah sakit tersebut untuk membeli makanan ringan, namun saat ia baru saja keluar dari mini market, sesorang menarik tangannya.
“Tuan Yugyeom, ikutlah bersama kami.tuan sudah menunggumu berbulan-bulan lamanya.”
^^^
“Saya akan membeli saham disini, berapapun tarifnya, kita bisa bicarakan itu nanti atas urusan bisnis. Yang saya ingin bicarakan sekarang adalah masalah anak saya Yugyeom, bebaskan dia.”
Semua guru saling bertatapan satu sama lain, tak ada yang berani membuka suara ketika bertemu dengan ayah Yugyeom, Kim Woojung. Mereka masih tak menyangka bahwa Yugyeom adalah seorang anak kabur yang memiliki harta berlimpah.
“tapi anakmu harus tetap dihukum.”
“saya akan menanamkan investasi 5x lipat dari pemegang saham sebelumnya.” Ucap Kim Woojung dengan tegas membuat kepala sekolah semakin tertarik mendengarnya, ini yang ia inginkan.
“keputusannya besok, kau bisa datang kesini lagi. Saya akan memikirkan penggantian hukuman yang pantas untuk anakmu.”
“keluarkan saja anakku dari sekolah ini secara resmi, dan aku akan memulai urusan bisnis yang telah aku katakan. Urusan selesai.”
Ms.Helena nampak menimbang-nimbang untuk beberapa menit, bertukar pandangan dengan guru-guru lain, dan akhirnya ia bangkit dari kursinya. “mari kita bicarakan ini di ruanganku.”
^^^
Yugyeom menarik kopernya, lalu menatap ayahnya yang sudah menjemputnya untuk keluar dari sekolah ini dan pergi ke Jepang untuk pindah sekolah dan tinggal bersama ibunya. Tak banyak yang Yugyeom dan ayahnya bicarakan setelah sudah lama tidak bertemu, ia hanya meminta untuk membebaskannya dan memindahkannya ke Jepang untuk tinggal bersama ibunya.
Sebenarnya Yugyeom memiliki satu permintaan lain,
Yaitu meminta ayahnya untuk membebaskan Hyunji dan membiayai operasi ginjal Hyunji yang akan dilaksanakan hari ini. iya Hari ini. Bertepatan dengan jadwal keberangkatan Yugyeom ke Jepang.
“Yugyeom!” Yugyeom menoleh dan ia mendapati 6 orang yang ia rindukan beberapa minggu ini.
Teman-temannya, oh iya, disana juga ada Hana.
Bambam belari untuk memeluk Yugyeom, teman yang ‘hilang’ dari hidupnya belakangan terakhir. Bambam tak kuasa menahan tangisnya, ia tak mampu berkata apa-apa.
Mark, Jaebum, Jackson, Jinyoung, dan Youngjae juga memeluk Yugyeom dan mereka merasa sangat sedih atas kepergian Yugyeom yang terlalu tiba-tiba ini.
Yugyeom meneteskan air matanya tapi tetap mencoba untuk tersenyum, dan membagikan beberapa hadiah terakhir untuk teman-temannya.
“maafkan aku selama ini, aku tidak pantas dianggap teman kalian lagi. Tapi sekali lagi, terimakasih untuk segalanya. Aku menyayangi kalian.”
“Yugyeom-ah, aku punya hadiah untukmu!” tiba-tiba saja Hana menyodorkan bingkisan besar berwarna biru laut kepada Yugyeom, Yugyeom tersenyum dan menerimanya.
“terimakasih Hana, tolong jaga Hyunji baik-baik ya.”
“pasti!”
Bambam menepuk bahu Yugyeom dan tersenyum, “maafkan keegoisan kami dan kesalahan kami sebelumnya, kami juga menyayangimu Yugyeom, kalau ada waktu kunjungi kami disini ya!”
“pasti, semoga kita bisa bertemu lagi dalam waktu dekat ya.”
Mereka benar-benar menikmati waktu perpisahan itu, sampai akhirnya jadwal penerbangan Yugyeom tiba dan ia sudah berada di bandara Incheon sekarang.
Yugyeom penasaran dengan bingkisan berwarna biru laut yang diberikan Hana untuknya. Ia pun mengambilnya dan membukanya, ternyata sebuah baju rajutan berwarna cokelat dan secarik kertas disana.
Yugyeom menghirup wangi yang taka sing baginya dari baju itu, wangi vanilla khas Hyunji.
Hai Kim Yugyeom!
Aku harus memanggilmu dengan sebutan musuh atau teman ya?
Maafkan aku
Maafkan umpatan-umpatan kasarku saat itu
Tapi itu semua selalu aku kenang lagi dan lagi karena itu yang membuat kita saling mengenal
Aku suka melihatmu telah berbaikan dengan ayahmu
Walau pada akhirnya kau lebih memilihnya daripada memilih untuk menungguku sadar
Terimakasih telah membuang waktumu untuk mengenalku
Aku sangat menikmati waktuku bersamamu
Kalau memang aku tidak bisa melihatmu lagi, izinkan aku untuk mengatakan
Aku menyanyangimu.
-dari sesorang yang mengharapkan kesembuhan untuk bersama denganmu-
Nam Hyunji
Yugyeom meneteskan air matanya, Hyunji menyayanginya dan Yugyeom pun merasakan hal yang sama. Tapi waktu sedang tidak berpihak untuk mereka berdua, mereka terpisah disaat waktu mereka seharusnya tersedia ribuan jam untuk lebih dekat lagi.
Tapi Yugyeom tahu bahwa suatu hari, hari ini memang akan ada. Perpisahan, dan Yugyeom menerima semua itu. Yang terpenting, perasaannya dan Hyunji, tidak terpisahkan dalam doa.
Jadwal keberangkatan Yugyeom telah tiba, dan Yugyeom sudah duduk di seat-nya, menyeka air matanya yang masih menetes. Tiba-tiba saja, handphone Yugyeom bergetar.
“Yugyeom-ah?”
“iya?”
“kau dimana?”
“aku sudah di pesawat, kenapa?”
“Hyunji tidak dapat diselamatkan, operasinya gagal.”
Yugyeom bergegas pergi keluar dari pesawat, sambil menarik kopernya, matanya sudah berurai air mata dan ia memesan taxi tercepat untuk segera mengantarnya kerumah sakit tempat Hyunji menjalankan operasi.
Perpisahan memang ada, tapi itu tidak berlaku untuk cinta kita.