Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
How It Works?
Dreamland
>
Fan Fiction
Fly Into Your Love
Posted by KaptenJe | Selasa,07 Februari 2017 at 10:14
0
355
Status
:
Complete
Cast
:
Choi Hyeri ,GOT7
Fly Into Your Love

CHAPTER 1 : ---

Choi Hyeri

Hyeri? Bangun sudah hampir jam 10!"
"Iya kakak."
Namaku Choi Hyeri, aku tinggal di Itaewon bersama dengan kakak perempuan ku ,Choi Hyesung. Pagi ini, seperti biasa , aku bangun ㅡ lebih tepatnya dibangunkan oleh kakak untuk berangkat mengikuti pelatihan dan bekerja partime.

Aku sama seperti kalian, melakukan aktifitas 24 jam untuk meneruskan hidup, makan, belajar, bercengkrama, juga hal yang remaja lainya punya, yaitu , Idola. Memiliki idola yang kalian puji-puji setiap waktu. Idola yang memberi kalian semangat hanya dengan mendengar suaranya. Yah hanya mendengar suaranya, karena ada hal yang membuatku berbeda dengan kalian, aku tidak bisa melihat paras mereka.

Aku didiagnosis menderita kebutaan sejak masih kecil. Hanya aku sedangkan kakakku dia baik-baik saja. Yah selama aku hidup 20 tahun ini aku tidak pernah menyalahkan kedua orang tuaku yang kini tinggal di kampung halaman mereka. Tidak ada gunanya menyalahkan keadaan karena hal itu tak mampu mengubah apapun. Lebih baik aku melanjutkan hidup agar menjadi orang yang berguna bagi keduanya.

Ah iya,ngomong-ngomong tentang idola, aku pun memilikannya. Yah walaupun menyakitkan aku tidak mampu melihat paras mereka yang rupawan seperti yang aku dengar dari teman-teman kakakku. Jumlah mereka 7 orang, kakaku selalu mencarikan informasi dan berita terbaru tentang mereka. Lalu menceritakan nya saat aku pulang kerumah. Mereka adalah GOT7 , yang diketauhi dua member diantaranya memiliki umur yang sama dengan ku. Dan aku mengidolakan salah satu dari member termuda itu. Dia berasal dari negri yang berbeda , bahasa yang berbeda, namun dengan talenta nya ia menjadi luar biasa bagiku. Khunpimook bhuwakul atau biasa dikenal Bambam.

Kakak bilang Bambam memiliki tubuh yang tinggi dan kurus, sangat kurasa kurasa. Suaranya melengking penuh semangat membuatku ikut merasakan getaran semangat itu. Seperti pagi ini, sebelum mengawali aktifitas , seperti siebuah ritual bagi ku dan kakak. Kami memutar lagu-lagu yang di nyanyikan oleh ketuju orang itu. Meliuk-meliukan badan dan mengikuti alunan liriknya sembari menunggu part Bambam dimainkan. Hal seperti itu benar-benar ampuh membuatku semangat sepanjang hari.

"Habiskan makanmu , kakak matikan musiknya ya?" Terdengar suara kakak dari dalam kamar nya.

Aku yang masih duduk dimeja makan hanya mengangguk mengiyakan. Beberapa menit kemudian aku selesai menyantap sarapan pagi. Meraba meja makan untuk menemukan gelas air putih yang disediakan kakak. Meneguknya lalu beralih meraba kursi kosong disebelahku untuk meraih tas ku.

"Hari ini kau pulang jamberapa?" Tanya kakak yang kuyakini sudah ada didepanku.

"Mmm seperti biasa aku agak larut karena pelatihan lebih sibuk akhir akhir ini." Bual ku pada kakak.

Alasan ku berbohong padanya adalah , bulan depan GOT7 mengadakan fanmeeting sekaligus fansign. Dan tiketnya akan dibuka 2 minggu lagi. Semenjak aku mengidolakan sosok mereka , aku belum pernah satukalipun datang ke acara mereka entah itu konser atau fansign. Dikarenakan keadaan kesehatan ku , dan keadaan ekonomi kami. Aku dan kakak hanya hidup tercukupi saja , tidak lebih. Kami tidak mempunyai uang untuk bersenang senang. Sampai sekarang kakak tidak tahu jika aku bekerja partime disebuah toko pakaian sebagai penjahit. Yah itu ketrampilan yang aku dapat dipelatihan khusus tunanetra. Aku mendapat nilai 8.9 untuk menjahit dan kurasa itu cukup memudahkan ku untuk bekerja partime.

"Baiklah, aku juga akan larut seperti semalam. Yasudah kita berangkat sekarang!" Ajak kakak. Kurasakan tangan kakak menggenggam erat tangannku, menuntunku menuju halte bis dimana aku dan kakak akan berpisah karena bis kami berbeda. Terkadang aku merasa bersalah membohongi kakak namun tak ada cara lain selain berusaha sendiri. Tidak mungkin jika aku meminta uang kakak untuk membelikan ku tiket tersebut.

"Bis ku sudah datang, jaga diri baik-baik ya. Jangan lupa beri kabar!" Ucap kakak lalu berjalan  menaiki busnya meninggalkan ku di halte bus. Kulambaikan tangan ku padanya.

Kurasakan seseorang melangkah ke halte bus. Aku terduduk sembari menunggu bus selanjutnya , bus yang akan kutumpangi. Seseorang tersebut ikut duduk disebelahku. Aku merasa seseorang disampingku adalah laki-laki karena cukup kuat kursi bergoncang saat dia duduk baru saja.

"Ekhem!" Terdengar suara deheman dari orang tersebut. Aku mencoba bertingkah biasa karena hal seperti ini sudah biasa kualami.

"Anda mau pergi kemana?" Tanya suara seseorang itu tiba-tiba.

"Ah, anu. Saya mau ke tempat pelatihan. Kalau boleh saya tau , ada apa ya?"

"Tidak , saya hanya bertanya. Setiap hari anda sendirian disini?" Tanya orang tersebut.
Suaranya sedikit tidak asing namun tetap saja aku tidak mengenali atau melihat wajahnya membuat ku harus berhati-hati.

"Tidak,saya bersama kakak saya. Memang ada apa? Anda ingin menanyakn jalan?" Sahutku. Namun terdengar suara langkahan kaki yang lebih banyak dari sebelumnya.

Kurasakan seseorang yg disampingku berdiri lalu mengusap pelan  pucuk kepala ku membuat ku  terkejut dan refleks mengayunkan tanganku. Tanpa menjawab apapun , langkahnya menjauh meninggalkan halte bus.

Beberapa menit kemudian bus yang kutunggu tiba. Aku naik dengan hati-hati dibantu seorang ibu-ibu. Yah setiap aku naik bus pasti ada saja orang baik yang menolongku. Ku ambil T money di sakuku dan berjalan menuju kursi yang kurasa kosong diikuti ibu-ibu yang tadi membantuku.

"Disini kosong nak," ucapnya lembut.

"Ah terimakasih , maaf merepotkan anda." Sahutku sambil tersenyum padanya.

"Kamu cantik sekali," ujar ibu tersebut membuatku tersipu.
Aku juga ingin melihat seperti apa wajah yang mereka bilang cantik ini.

"Terimakasih banyak." Jawabku kembali tersenyum.

Sepanjang perjalanan aku bercengkrama dengan ibu-ibu yang baik tersebut. Dia menceritakan anaknya yang sedang wajib militer dan menceritakan anak bungsu nya yang seumuran denganku. Ibu itu bilang anak bungsu nya tidak pernah membantunya  dirumah. Hanya bermain laptop dan menari tidak jelas dengan teman-temannya. Menonton acara yang membuat berisik dan berteriak-teriak "oppa! Oppa!" . Menghabiskan uang simpanan ibunya untuk hal hal tidak berguna seperti Dvd , album, goods dan lainya.

Aku dapat merasakan kebingungan dan kekecewaan ibu itu terhadap anak bungsunya. Namun aku juga dapat merasakan perasaan anak bungsu nya yang tergila-gila dengan idolanya. Sama sepertiku, mungkij jika aku dapat melihat. Aku juga akan meneriakan nama mereka saat melihat wajah tampan itu muncul di layar laptop.

Tak terasa, aku sudah sampai di kawasan tempat ku pelatihan. Kuturuni bus dan beejalan pelan mengandalkan tongkat sebagai mataku.

Pelatihan dimulai seperti biasa. Tertib dan penuh kesenangan, disini aku mendapat ilmu bermanfaat bagi masa depanku. Yah walaupun aku tidak kuliah namun kurasa disini saja cukup. Setidaknya ada orang-orang ditempat ini yang bernasip sama sepertiku.

Bel sudah berdering menunjukan jam pelatihan selesai. Kukemasi barang-barang dan hendak bergegas menuju toko tempatku bekerja. Namun tangan seseorang menahanku. Dan aku tau betul itu tangan Tae Kwon , seorang laki-laki pengidap tuna rungu yang satu kelas denganku.

"Hyeri mau kemana ? Kenapa selalu terburu-buru waktu kelas berakhir?" Tanya nya membuat kupingku risih. Bahkan tingkahnya saja seperti ini aku tidak bisa membayangkan tingkahnya jika dia dari lahir sehat walafiat. Jika saja ia tidak menggunakan alat pendengar aku ingin memakinya.

"Aku ada urusan, minggir sana!" Ketusku padanya. Ia pun bergerak dan memberiku jalan.

"Hati-hati dijalan cantik!" Serunya dibelakangku.

Toko tempatku bekerrja tidak cukup jauh dari tempat pelatihan sehingga aku hanya perlu berjalan kaki karena masih satu distrik.

Pelatihan usai pukul 5 sore, sedangkan partime ku dimulai pukul 6 sore. Masih tersisa satu jam dan seperti biasa sembari menunggu waktu aku mampir di kedai kopi.Kupesan minuman seperti biasanya, aku selalu memesan kopi agar tidak mengantuk saat bekerja nanti. Sulit memang memiliki keterbatasan namun aku harus berjalan kesana kemari. Tapi hanya itu yang bisa kulakukan agar aku bisa bertemu mereka.

Tiba-tiba seseorang menari kursi didepanku.

"Sendirian nona?" Tanya  laki-laki yang ada didepanku ini."

"Apa kau tidak bisa melihat sepertiku? Jelas -jelas aku sendirian? Mau apa kau?" Mungkin karena fisik ku sedang lelah berfikir dan bekerja, aku merasa emosi ketika seseorang yang tak kukenal mengusikku.

"Ya aku tau , maafkan aku." Ucapnya

Tiba tiba perasaan bersalah menyeruak, bagaimanapun aku harusnya tidak sekasar itu pada orang yang tidak berniat buruk.
"Ah tidak-tidak, aku yang salah. Maaf aku membentakmu."

"Baiklah, aku pergi saja jika kau tidak mau kutemani." Ucapnya lesu lalu pergi meninggalkan bangku ku.

Kutepuk keningku dengan kasar.
"Aish! Hyeri babo (bodoh)!"

"Ini nona kopinya." Suara waiters mengagetkanku.

"Waiters yang biasanya ya? Kenapa anda seperti senang sekali?" Tanyaku penasaran karena terdengar suaranya sedang menahan sesuatu yang menyenangkan.

"Iya aku yang biasanya nona. Tidak apa-apa , hanya baru saja aku dipuji bosku. Hehe" jawabnya.

"Ah seperti itu. Aku ikut senang. Baiklah terimakasih kopinya. Ini uangnya."

"Semoga beruntung nona!" Sahutnya lalu meninggalkan ku.

Apanya yang beruntung? Biasanya dia tidak mengucapkan sperti itu , ya memang dia tau aku bekerja. Tapi biasanya tidak begitu.


Tak terasa sudah hampir satu jam aku di kedai ini. Aku lalu pergi beranjak dari kedai menuju tempat kerja ku. Namun lagi-lagi orang tak dikenal berjalan disampingku.

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Kerja."  Jawabku. Kenapa hari ini orang orang hobi menanyai ku pergi kemana? Mau kemana? Memangnya aku presiden?

"Galak sekali , kutemani mau sampai tempat kerjamu?" Tawarnya. Hah? Apaan-apaan dia? Sok akrab sekali.

"Tidak perlu, walaupun saya tidak bisa melihat tapi saya sudah biasa pergi sendiri." Ketusku(lagi).

"Baiklah, aku duluan kalau begitu." Ucapnya lalu berjalan cepat entah kemana.

"Ya ya silahkan dan jangan sok akrab lagi!" Pekikku.



Kini aku sampai di toko tempatku bekerja. Aku disambut oleeh pemilik toko yang ramah dan baik padaku. Aku biasanya memahggilnya Bibi Lee.

"Bibi? Kenapa tidak ada suara orang menjahit?" Tanyaku saat sampai di ruang jahit."

"Mmm mereka tadi kusuruh belanja kain," jawab bibi.

Aku mengangguk . "Oh begitu, baiklah aku akan lanjutkan pekerjaan ku kemarin."

Aku mulai mengerjakan pekerjaan ku kemarin yang belum selesai. Ditengah-tengah aku bekerja. Seseorang menepuk pundaku. Pasti bibi Lee.

"Iya bibi? Apa ada pesanan lagi?" Tanyaku.

Namun aku justru mendapat kekehan dari pemilik tangan tersebut. Ia menetawaiku.

"Eh bukan bibi ya? Lalu siapa? Ditoko ini yang laki-laki hanya suami bibi Lee.Apa anda menyusup?" Tuduhku karena aku yakin suara tawa barusan adalah suara laki-laki.

"Bekerja yang betul ya, jangan memikirkan hal yang tidak jelas." Kini suara tersebut lebih serius. Bahkan terdengar tegas. Apa benar suami bibi ?

"Ah iya baik paman." Jawabku sambil mengangguk.

Terdengar langkah kaki memasuki ruang jahit:

"Hyeri! Wah maaf ya kami tadi pergi." Pekik kak Yosung tiba-tiba mengagetkan ku.

"Memang kalian dari mana?" Sahutku sedikit ketus.

"Suatu tempat, hanya orang dewasa yang tau." Jawab kak Monyoung.

"Aish palingan beli kain pakai rahasia-rahasia segala!" Desisku, mereka pun terkekeh.

Kami melanjutkan pekerjaan kami hingga jam partime ku berakhir. Partime ku usai pukul 10 malam. Sedangkan yang lain sampai jam 11. Aku berpamitan dengan yang lain begitu pula bibi Lee.

"Hati-hati dijalan!" Seru bibi Lee.

"Iya bibi!" Kulambaikan tangan pada bibi lalu berjalan pelan menuju halte.

"Anak itu membuatku terharu." Terdengar samar samar suara bibi Lee. Ya aku masih mendengarnya bibi.


Pukul setengah 11 malam  aku sampai di rumah. Tak ada suara televisi berarti kakak beelum pulang.

"Kemana saja kau?"

Suara siapa itu? Kakak sudah pulang?

"Kak? Kakak sudah dirumah? Kukira belum."

"Dari mana saja?"

Kenapa kakak mengintrogasi ku? Apa jangan-jangan dia tahu kalau aku bekerja.

"Maafkan aku kak, aku tadi sibuk sekali di pelatihan ada kursus yang penting."

"Benarkah? Baguslah. Berarti tadi aku salah liat, tadi sore aku melihat seseorang mirip denganmu berjalan dengan laki-laki menuju toko pakaian. Ah mana mungkin itu dirimu kan kau tidak punya pacar." Ledek kakak.

Ya ampun, hampir saja. Jadi tadi kakak ada didaerah pelatihan ku, aku benar-benar kurang berhati-hati.

Keesokan harinya aku menjalani hari-hariku sepert sebelumnya. Menyembunyikan kebenaran tentang pekerjaan sambilanku. Dan entah sejak saat itu orang-orang asing masih saja teerus mengangguku. Menanyakan hal-hal yang tidak penting untuk diberitahukan pada orang yang baru saja bertemu. Bahkan menanyakan idolaku dan seperti apa idolaku dimatanya. Mereka benar-benar menggodaku karena aku tidak bisa melihat atau bagaimana?


"Sudah mau pulang ya?" Tanya seseorang itu lagi saat aku keluar toko.

"Iyaa. Seperti yang kau lihat." Jawabku datar.

"Ngomong-ngomong kenapa kau bekerja sperti ini dengan keadaanmu? Tidakah sulit dan lelah setiap hari seperti ini?" Tanyanya penasaran.

"Ya memang kenapa dengan keadaanku? Apa itu masalah yang besar? Tidak ada orang yang sempurna bukan dan hanya karena aku buta bukan berarti aku tidak boleh bekerja bukan? Lagipula aku sudah bilang tempo hari aku ingin bertemu dengan malaikat malaikutku."

"Dan lagi, kenapa kau menggunakan masker? Apa kau sakit?" Tanyaku. Karena yah orang-orabg yang selalu mengikuti pun menggunakan masker.

"Jadi kau menyadarinya Hyeri-ssi?" Tanya nya teekejut.

"Tentu , kau sudah mengikuti beberapa hari aku tentu sadar."

"Ah itu bus mu, naiklah. Biar kubantu." Ia menarik lenganku menuju bus lalu menatah ku naik ke bus. Jika saja aku mampu melihat. Tentu sekarang aku sudah tersenyum padanya dan melihatnya dari kaca bus ini.


Yah siapapun dia. Besok aku harus mengucapkan terimakasih.

Sesampainya dirumah, terdengar suara televisi menandakan kakak sudah pulang. Kupijat tengkukku yang terasa pegal.  pintu kamar ku terbuka dan masuklah kakak lalu berdiri dihadapanku.

"Kelelahan?" Tanyanya.

"Iya kak,"

"Memang banyak pekerjaan?"

"Yah lumayan,"

"Apa di pelatihan semalam ini masih menjahit?"

"Ah iya, karena itu aku pandai menjahit karena malam pun kami masih menjahit."  Bualku.

"Benarkah? Bukan kursus? Tempo dulu kau bilang kursus yang penting." Intonasi pertanyaan seperti teerus menyerbu dan memojokan ku

"Iya kursus menjagit untuk Malam ini."

"Apa banyak peasanan?"

"Iyaa, eh maksudku tidak."

"Apa songsaenim (guru) mu ada yang bernama ibu Lee?"
Deg! Aku terkejut mendapati pertanyaan kakak yang terkahir.

"Kenapa diam?" Tambahnya.

"kakak.." Ucapku lirih. Aku terkejut kakak mengetahui semuanya. Walaupun aku tau memang cepat atau lambat akan terungkap namun aku belum siap.

"Untuk apa sih kamu bekerja? Pelatihanmu masih satu setengah tahun lagi usai! Untuk apa? Apa kakak tidak cukup memenuhimu? Ha? Kakak menghawatirkan mu Hyeri!"

"Kak dengarkan dulu-" sahutku namun langsung ditepis oleh kakak. Ini yang membuatku belum siap. Kakaku memang tempramental dan aku tidak suka mendengarnya berteriak saat marah.

"Kakak tidak ingin kau bekerja kelelahan, kau ingin apa? Biar kakak carikan pinjaman. Ha? Ingin beli apa? Kenapa kau menyembunyikannya selama ini? Kakak kecewa padamu Hyeri. Setiap malam aku menghawatirkan mu dan kau justru menyembunyikan sesuatu seperti ini padaku!?"

Aku menyanyangi kakak ku, namun aku tidak suka jika dia terlalu menganggapku tidak bisa melakukan apa-apa. Lagipula aku tidak ingin menyusahkan nya apa kurang jelas?

"Dan kenapa selalu ada laki-laki disekelilingmu? Apa kau juga bekerja pada merekㅡ"

"Kakak!!" Teriakku padanya. Seketika aku merasakan emosi ku memuncak. Sedari tadi bagkan dia tidak memberiku kesempatan menjelaskan. Namun dengan mudahnya kalimat seperti itu bisa keluar dari mulut kakakku.

"Apa kau benar kakakku? Kenapa kau tidak mengenaliku? Kenapa kalimat nista seperti itu keluar dari mulutmu? Kenapa? Apa aku sangat rendah? Apa aku tidak mampu menaklukan keterbatasanku? Kau merasa paling bisa melindungiku dan paling benar? Apa aku tidak cukup dewasa bagimu? "

"Hyeri-yaㅡ"

Kini giliranku ,aku takan memberinya waktu untuk mengelak.
"Apa karena kau terlahir sempurna sedangkan aku tidak? Apa kau tidak tau betapa sakitnya aku menahan keingin tahuan ku? Aku tidak ingin menyusahkan mu kak.." Suaraku mulai parau.

"Aku ingin melihat GOT7 , mereka telah memberiku semangat selama ini. Aku ingin beli tiketnya. Namun aku tak ingin menyusahkan mu. Aku ingin beli dua tiket untukmu dan untukku. Sakit sekali setiap hari hanya mendengarkan dan membayangkan tapi tak mampu melihat mereka. Aku ingin merasakan kehadiran mereka kak. Kali ini saja kumohon ijinkan aku. Aku ingin memegang jemari mereka. Berbicara dengan mereka, bercerita dengan mereka sekali saja agar semua rasa penasaran yang membuat dadaku sulit bernafas ini terobati. Kumohon.." Kurasakan tangan kakak menarikku dalam pelukaannya.

"Maaf kan aku,"

 

                                                           ---

Bambam


Hari ini adalah hari fanmeet sekaligus fansign IGOT7. Namun ada yang berbeda dengan hari ini, kehadiran gadis bernama Hyerilah yang sangat ditunggu oleh para member terutama aku. Beberapa minggu yang lalu, manager kami tak sengaja berjumpa dengan salah satu IGOT7 spesial bagi kami. Dengan keterbatasan yang ia miliki,dengan ketegaran hatinya dan ketangguhannya membuat kami terenyuh dan jatuh cinta begitu saja pada pribadinya. Choi Hyeri. Gadis tunanetra yang bekerja partime katanya untuk membeli tiket untuk acara hari ini. Tanpa pikir panjang, kami bertujuh menyetujui untuk mengawasi kemanapun Hyeri pergi. Mengawasi dari jauh dan terkadang mendekatinya. Namun ia tidak mengenali kami mumgkin karena penyamaran dan masker yang membuat suara kami sedikit berbeda. Bahkan setiap kali kami harus tiba-tiba menghilang dari samping Hyeri saat berjalan karena mendapati orang yang mengenali kami. Kami juga bernegoisasi meminta tolong pada  pemilik toko ia bekerja, meminta ijin untuk melihatnya bekerja di ruangan jahit. Meminta bantuan waiters kafe yang biasa ia kunjungi , Membantunya naik ke bus dan turun dari bus saat malam hari. Memastikan ia sampai dirumah drngan selamat dan lain lain. Benar-benar hal yang belum pernah terbayangkan akan kulakukan.

Entah mengapa setelah berjumpa dengan gadis itu aku mampu lebih menghargai dan memahami artinhidup dan cintayang sesungguhnya. Dia benar-benar memginspirasi ku. Memang ini bukan kisah cinta antara romeo dan juliet, bukan kisah percintaan penuh romansa. Namun ini kisah kasih sayang yang tulus tanpa perlu banyak tanya. Bagaimana bisa dia melakukan ini demi kita? Demi menjumpai orang yang bahkan aku tidak yakin dia mengetahui wajah kami. Namun sungguh, ketika aku melihat matanya, tidak diragukan lagi. Dia benar-benar tulus.  Akan kubuat hari ini menjadi hari terindah baginya. Menjadi hadiah atas kerja keras nya demi bertemu kami.

Acara pun dimulai, satu persatu IGOT7 masuk ke venue. Dan aku mendapati sosoknya bersama seseorang yang kurasa adalah kakaknya. Ia lalu duduk dan tak henti-hentinya melepas senyum entah apa yang ada dibayangannya. Ia hanya ikut bertepuk tangan saat yang lain bertepuk tangan.

Menit demi menit berlalu, aku tidak sabar ingin menjumpai Hyeri. Ku ambil mic di mejaku.
"Hai semuanya! Ada yang ingin kusampaikan. Aku ingin menyambut seseorang yang spesial hari ini. Seseorang yang sangat menginspirasi karena perjuangan dan cintanya pada kami. Maukah naik ke atas Choi Hyeri!" Sontak semua IGOT7 saling menoleh mecari sosok tersebut. Hyeri hanya mematung tak percaya dikursinya begitu pula kakaknya. Namun kemudian sang kakak menuntunnya menuju panggung.

Ku ulurkan tanganku untuk membantunya. Kini Ia berdiri tepat didepanku. IGOT7 yang lain saling heran karena ternyata gadis ini memiliki keterbatasan yang tak disangka.

"Hai Hyeri!" Sapa kami para member.

Air mata keluar dari sudut matanya yang cantik dan penuh cinta. Kurasa ini fanservis terbaik kami.
"Hai GOT7!" Balasnya dengan suara yang sedikit parau namun terdengar bahagia.  Aku mulai berjalan kesampingnya, merangkul pundaknya seraya membisikan bahwa akulah Bambam yang ia idolakan.

"Kalian tau kenapa hyeri ini spesial?" Tanyaku pada para IGOT7 yang lain.

"Karena dia penuh dengan cinta! Cinta untuk keluarganya, juga untuk kami GOT7. Karena cinta yang ia punya untuk kami, dengan keadaan seperti ini ia tetap bekerja untuk sampai di venue bersama kita semua."
Tambahku mendapat anggukan dari member yang lain.

IGOT7 yang lain tertegun menatap gadis manis ini disampingku.

"Bambam.." Panggil Hyeri yang tak percaya aku ada disamping nya dan mengucapkan hal tersebut.

"Ya hyeri? Ada yang ingin kau sampaikan?" Aku mengulurkan mic padanya.

"Terimakasih banyak untuk semuanya." Ucapnya singkat. Lalu menutup wajahnya yang sepertinya hendak menangis. Lucu sekali tingkahnya.

Aku beralih kembali kepada IGOT7 yang lain.
"Hyeri ini, sangat menginspirasi kalian tau? Keterbatasan yang ia miliki tidak menyurutkan semangatnya selama ini. Aku benar-benar merasa beruntung menjadi bagian dari GOT7. Dan aku bersyukur ada bersama dan didukung , dicintai oleh Hyeri dan kalian semua..."


"Dihari kasih sayang ini, aku ingin mengucapkan terimakasih banyak pada kalian semua.."

"Aku juga , terimakasih banyak atas bantuannya selama ini!" Seru Jaebum hyung disampingku.

"Tanpa kalian kami hanyalah pria biasa , kecuali aku. Aku seksi dan kalian tau itu." Gurau Jackson hyung membuat IGOT7 dan Hyeri terkekeh karena sarkasme nya.

"Semoga hari ini mejadi hari yang menyenangkan untuk kita semua!" Tambah Jinyoung hyung dan mendapat sorakan semangat dari para IGOT7.

"Sepertinya hari ini kita pesta coklat?" Sahut Mark hyung sembari tersenyum.

"Kami menerima coklat apapun itu untuk hari ini yaa.." Timpal Youngjae dengan semangat.

"Mari kita berbagi kasih sayang!!!" Dan yang terakhir lengkingan khas suara Yugyeom membuat kami semua bersorak .

Menit demi menit, jam demi jam berlalu begitu saja. Sangat menyenangkan dan tidak terasa. Satu persatu GOT7 keluar dari venue. Kami pun menuju backstage untk beristirahat. Namun disini kami sengaja mengajak Hyeri untuk berada di backstage ditemani kakaknya yang kini asik berbincang dengan Jaebum hyung.

Aku berjalan menuju sofa yang Hyeri duduki. Entah kenapa damai sekali memandang wajah nya seperti ini. Tapi sayang, ia tak tau bagaimana wajah merona ku saat ini.

"Hyeri apa kau tau beberapa hari ini siapa yang mengikuti mu?" Tanya Jinyoung hyung.
"Tidak tau, apa kalian tau? memang siapa?"

"Itu kami!" Sahut Jinyoung hyung.

"Benarkah? Kenapa kalian mengikutiku? Ah maafkan aku karena membentak kalian , aku benar-benar tidak mengenalinya. Andai saja aku tau wajah kalian.." Kami semua saling menatap merasa tidak nyaman karena dia menjawab dengan kalimat seperti itu.

"Sudahlah lupakan.." Timpal Jackson hyung.

"Apa kau senang hari ini?"  Tanyaku padanya.

"Iyaa, lebih dari apapun. Aku bersyukur untuk hari ini." Jawabnya lugas.

"Andai saja aku tau wajah kalian yang tampan, bahkan aku kini hanya bisa membayangkan tanpa tau apakah yang kubayangkan benar atau tidak." Tambahnya dengan teesenyum getir.

Aku megusap pelan pucuk kepalanya, "Hei? Memangnya kenapa kau harus melihat kami? Bahkan Yugyeom saja jangan sampai kau tau bagaimana bentuknya.." Sarkasku dan mendapat pukulan dari Yugyeom.

"Cinta itu bukan soal apa yang bisa kau lihat, cinta yang tulus bukan datang dari mata. Tapi rasa nyaman yang kau rasakan, jangan bicara sepert itu lagi. Tetaplah mendengar apa yang kami ucapkan apa yang kami berikan dan apa yang kami nyanyikan. Suatu saat nanti kami pun akan tua, bahkan gadis cantik seperti mu mungkin tak mau melihat nya. Namun dengan mendengarkan , kau pasti tetap ada disamping kami. " jelas Jinyoung hyung sangat bijaksana.

"Tapi.. Apa kalian pernah mencintai seseorang yang kalian tidak tau speerti apa parasnya? Apa kalian pernah menahan rasa sakit ketika disekeliling kalian mengatakan bahwa idola kalian tampan dan kalian tidak bisa sedetik pun mengetahuinya.." Perlahan air mata kembali keluar dari sudut matanya. Dengan sigap aku memeluk Hyeri dan menenangkannya. Bukan hal mudah karena aku tak tau pasti bagaimana rasanya, tapi dengan merasakan getaran tangisannya pasti itu sakit sekali.

"Kalian tau? Hanya gelap yang kalian lihat, hanya hitam tidak ada sinar.." Tambahnya dengan menangis lebih hebat. Kakaknya ikut menangis disamping Jaebum hyung.

"Hei berhenti menangis, kami tau kau menyanyangi kami , kami juga menyanyangimu. Kami mencintai mu, kau tidak harus merasakan sakitnya. Bayangkan sesuai apa yang kau mau.. Yampun aku tidak pernah bicara sdewasa ini sebelumnya. Kenapa aku bisa begini? Haha" aku mencoba mencairkan suasana dan Syukurlah Hyeri sedikit tersenyum dan berhenti menangis.

"Selamat hari kasih sayang, kami semua mencintaimu. Terimakasih telah mencintai kami sejauh ini, telah berjuang sehebat itu , padahal harusnya kau istirahat. Pokoknya kami menyanyangimu." Seru Jackson Hyung. Kami semua memeluk Hyeri bersamaan, ia tertawa bahagia dan tak lagi menangis seperti tadi. Dia benar benar gadis yang cantik. Andai dia tau seperti apa cantiknya.

"Wah hari ini benar-benar penuh cinta," Mark Hyung mengusap sudut matanya yang berair membuat kami terkekeh menetawakannya.

Ya, hari ini benar-benar membuat ku mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Jangan pernah berpaling dari kami Choi Hyeri. Tetaplah bersama GOT7 dan tetaplah menjadi IGOT7 .Setiap saat cintamu akan dan cinta IGOT7 lainnya terbang bersama kami. Terimakasih.

Tags:
Komentar
RECENT FAN FICTION
“KANG MAS” YEOJA
Posted Rabu,16 Juni 2021 at 09:31
Posted Senin,20 April 2020 at 22:58
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 23:42
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:08
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
FAVOURITE TAG
ARCHIVES