CHAPTER 1 : Green Ocean Bakery
2022. 11.07 Incheon Airport 10:01 AM
“Ya, aku sudah sampai. Aku akan mengabarimu detail semuanya nanti setelah aku bertemu dia.Kau tidak usah khwawatir”
Wanita itu menjawab telpon sambil berjalan keluar dari airport. Sesampainya di luar airport udara dingin Korea menyambutnya seakan menusuk seluruh tulangnya. Sebentar lagi musim dingin akan datang pikir wanita tersebut. Kemudian dia melihat orang yang akan mengantarnya menuju Seoul.
“Bisakah kau mengantarkan ku ke alamat ini”
Wanita itu memberikan secarik kerats berisi alamat. Sang supir membukakan pintu dan membiarkannya masuk mobil. Tetapi baginya udara di dalam mobil menjadi 2 kali lebih dingin mengingat kemana dia akan pergi.
2022.11.07 Green Ocean Bakery 08.00 AM
“Hyung~Jaebum hyung~ kau mendapatkan surat lagi nih seperti biasa” Bambam menuju kantor bosnya itu. Ketika ia membuka pintu kantor terlihat seorang pemuda sedang tidur di sebuah sofa dengan tangan menutupi matanya. Setelah melihat Jaebum tertidur Bambam tidak berani membangunkannya dan hanya menyimpan surat itu diatas meja.
“Kau sudah menyerahkan suratnya?” Tanya Yugyeom dari meja kasir.
“Sudah, tapi dia sedang tidur di sofa jadi aku hanya menyimpannya saja”
Ting..pintu depan toko berbunyi
“Selamat datang” Segera Bambam dan Yugyeom menyambut pelanggan yang datang.
Green Ocean Bakery adalah sebuah toko kue terkenal di Korea. Toko kue ini didirikan oleh 4 orang pemuda Jaebum sebagai Eksekutif toko tersebut, Mark sebagai co-eksekutif , Jackson sebagai Manager Pemasaran dan Jinyoung sebagain manager Humas. Mereka berempat memperkejakan 3 orang pemuada lainnya Youngjae sebagai ketua koki bakery tersebut dan Yugyeom serta Bambam melayani pelanggan di bagian depan. Toko mereka merupakan toko kue cukup terkenal di Korea karena banyaknya kalangan selebriti dan pejabat yang sering memesan kue di sana.
2022.11.07 Green Ocean Bakery 12.00 AM
Ting…Pintu masuk toko tersebut kali ini berbunyi sekian kalinya. Tetapi pelanggan yang masuk bukan pelanggan biasa melainkan seorang wanita yang cantik dan modis.
“Selamat Datang !” Yugyeom menyambut wanita itu dengan senyum ramah
“Oh..oh..kau..kau..kau kan model terkenal di Amerika itu kan?? Nadiya Kim kan? “ Bambam dengan antusias bertanya pada wanita itu.
“Ah...iya..aku.. ingin bertemu Im Jaebum. Dia ada?” balas wanita itu kembali dengan senyum ramah.
Seorang pemuda tampan keluar dari dapur
“Nadiya?? “sambut pemuda itu setengah terkejut dan senang setelah melihat wanita di depannya.
“Hai Mark. Apa kabar?” wanita itu tersenyum senang melihat teman yang 10 tahun tidak ditemuinya. Segera Mark memeluknya.
“Baik..kau sedang disini? Maksudku kau sedang di Korea? “ tanya Mark setengah tak percaya.
“KALIAN SALING KENAL??” Bambam lebih histeris dari biasanya.
Yugyeom menyikut Bambam dan menyuruhnya untuk melayani pelanggan yang lain.
“Ikuti aku” ajak Mark
“Sejak kapan kau di Korea? Tanya Mark
“Aku baru sampai” jawabnya.
“Aku..ada keperluan dengan Jaebum” sahut Nadiya.
Mark hanya menatapnya dengan tidak percaya. “Baiklah ikuti aku” Mark masih tidak percaya apa yang didengarnya.
Tok..tok..tok.. Mark mengetuk pintu.
“Jaebum-ah..eum..ada seseorang yang ingin menemuimu”
“Suruh masuk saja, aku masih memeriksa beberapa dokumen” sahutnya sambil membaca secarik kertas tanpa melihat kearah Mark.
Mark mempersilahkan Nadiya masuk. Mark menutup pintu kantor sambil menghela nafas panjang.
“Semoga tidak terjadi apa-apa”
2022.11.07 Green Ocean Bakery 12.05 AM
Nadiya hanya berdiri mematung disana. Dia melihat sahabatya itu tanpa tahu harus berkata apa.
“Maaf membuatmu menunggu..” perkataanya terhinti sesaat setelah mengangkat kepalnya. Dia melihat wanita yang tidak ditemuinya selama 10 tahun.
“Nadiya…” sahutnya lirih.
“Hai..” jawabnya sama lirihnya.
Mereka hanya mematung selama 30 detik. Sampai akhirnya Jaebum meyadari keheningan itu.
“Silahkan duduk”
“Terima kasih”
“Kau sudah lama disini? Maksudku di Korea?”
“Aku baru sampai pagi ini”
“Oh…” Nyatanya Jabum tidak tahu apa yang harus dikatakannya pada wanita ini. Dia pergi setelah 10 tahun untuk mengejar mimpinya menjadi model di Amerika dan setelah itu mereka sama sekali tidak pernah saling menghubungi.
“Aku kesini ingin bertemu denganmu” Nadiya memulai percakapan mereka. Dia yang mendatangi pria ini dan memerlukan bantuannya. Walaupun rasanya sangat aneh dan canggung untuk memulai semuanya.
Jaebum hanya tersenyum tidak percaya. “Kau serius? Setelah 10 tahun ini?” tanyanya dingin.
“Aku hanya ada waktu sekarang ini..” Nadiya menjawabnya tanpa melihat wajah pria didepannya.
“Toko mu sangat sukses sekarang” lanjut Nadiya
“Ya..cukup lumayan”
“Kau masih rendah hati seperti biasa”
“Aku hanya menjawab apa adanya”
“Mark, Jackson dan Jinyoung sedang disini juga?”
“Ya mereka biasanya ada disini. Lagipula toko ini kami berempat yang membangunnya dari awal”
“Aku rindu mereka bertiga” sahut Nadiya.
“Bagaimana denganku?” tanya Jaebum
Senyum Nadiya melemah dengan perasaan takut dan bersalah. “ Kau juga..” jawabnya
Jaebum hanya tediam.
“Itu surat dari penggemarmu? “ tanya Nadiya sambil menunjuk surat diatas meja. Dia bertanya untuk memecah suasana canggung lainnya.
“Ya terkadang aku masih mendapatkannya. Nadiya, aku yakin kau kesini pasti ada maksud lain” Jaebum masih tidak percaya wanita itu datang hanya untuk datang menemuinya.
Nadiya menghembuskan nafas panjang lalu terdiam sesaat “Aku ingin memesan kue pengantin” jawab wanita itu singkat.
Jaebum sama sekali tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Dia ingin memesan kue pengantin. Tiba-tiba pikirannya kosong. Kenapa harus ke toko kue ini pikirnya.
“Jadi kau akan menikah?” Tanya Jaebum tak percaya.
“Bukan untukku..sahabatku. Dia akan menikah dan dia ingin memesannya dari toko ini. Aku berjanji membantu memesankannya” jawab Nadiya cepat sembari berusaha menenangkan dirinya.
Bertemu Jaebum saja sudah membuat dia begitu tegang apalagi harus membicarakan pernikahan walaupun bukan pernikahannya.
“Oh..” jawab Jaebum singkat sambil menghela nafas lega.
“Dia engineer komputer di Amerika. Orang tuanya orang Korea. Jadi, dia sering mendengar tentang toko kue ini. Akhir pekan ini dia akan datang kesini bersama calon istrinya”
“Baiklah kalau begitu, akan kuluangkan waktuku dan stafku akhir pekan ini. Ini kartu namaku , kau bisa memberikan kontakku melalui ini” Jaebum menyerahkan kartu namanya.
“Terima kasih, aku akan memberi tahunya”
Setelah itu mereka kembali terdiam. Entah berapa kali lagi mereka harus memecah keheningan tersebut. Tiba-tiba pintu terbuka dan suara nyaring memecah kehingan tersebut.
“Jaebum..Jaebum..kudengar Nadiya kembali” Jackson dengan cepat masuk kantor dan menghapiri Jaebum.
“Hai Jackson” jawab Nadiya terkekeh.
Tanpa basa-basi Jackson memeluknya. “Wow..kau masih sama seperti dulu..ah tidak..kau lebih cantik. Aku tidak menyangka kau disini” Kata Jackson cepat.
“Jack, aku tidak bisa bernafas”
“Maafkan aku..aku masih tidak percaya kau disini” sahutnya gembira.
“Ya, aku kesini untuk menemui kalian juga memesan kue. Toko kalian sangat terkenal sampai Amerika” jawab Nadiya gembira. Energi positif Jackson selalu membuat orang sekitarnya bahagia walau hanya melihat wajahnya saja.
“Aku yakin Jinyoung akan sangat senang tahu kau kembali. Kudengar Mark sudah menemuimu”
“Ya, aku juga pasti senang jika bertemu Jinyoung”
Setelah melihat keadaan, Jackson baru menyadari mungkin dia harus pergi dari sini secepatnya.
“Baiklah aku harus pergi. Aku masih sangat merindukanmu tapi aku juga ada pekerjaan lainnya. Bye”Jackson mencium kedua pipi Nadiya lalu pergi menuju keluar. Jaebum hanya menggelengkan kepala melihat tingkah temannya itu.
“Dia tidak berubah ya” sahut Nadiya.
“Disini tidak ada yang berubah Diya” jawab Jaebum sembari melihat mata wanita itu.
“Baguslah kalau begitu” jawab Nadiya lirih menghindari kontak mata Jaebum.
“Aku harus pergi” Nadiya bangkit dari tempat duduknya. Mengangkat tangan untuk menjabat tangan sahabatnya itu.
Jaebum melihat tangan tersebut. Kemudian meraih tangan tersebut. Tetapi ada perasaan dimana dia tidak ingin melepas tangan wanita itu.
“Sampai bertemu lagi” Sahut Jaebum.
“Ya kita akan bertemu lagi akhir pekan ini bersama temanku.” Nadiya tersenyum. Senyum yang masih dirindukan Jaebum sampai sekarang.
“Akan kuantar kau keluar” Balas Jaebum dengan senyumnya.
2022.11.07 Apgujeong Apartement 9.05 PM
“Perampokan bank sudah terjadi di beberapa kota . Perampok menggunakan senjata api untuk menyandera beberapa nasabah dan petugas bank. Pelaku perampokan belum dapat dipastikan….” Suara berita terdengar nyaring di ruang tengah
“Sudah hampir seminggu tapi masih belum tertangkap juga..jika mereka sampai Seoul celakalah kita” sahut Youngjae bersemangat sambil melihat game mobile di tangan kanan dan buku resep di tangan kiri.
“Kau ini sedang apa sih sebenarnya, baca buku bukan, main game juga bukan, nonton berita bukan..” sahut Jinyoung dari dapur.
Mereka sedang berkumpul di rumah Jaebum seperti biasa. Mereka akan melakukan makan malam bersama dan membahas apa yang terjadi di kantor. Mark sedang menyiapkan makanan bersama Jinyoung dan Bambam. Yugyeom dan Jackson sedang pergi membeli beberapa snack diluar. Jaebum keuar dari kamarnya dengan rambut basah, dia baru saja mandi.
Beberapa saat kemudian Jackson datang bersama Yugyeom. “Auh..sangat dingin di luar !!” ujar Jackson sembari sedikit berlari ke ruang tengah dan langsung memeluk Youngjae mencari kehangatan. “Hyung~kau harusnya membawa belanjaan ini juga” rengut Yugyeom dengan membawa dua kantong plastik putih besar.
“Ayo semuanya kita makan dulu..” Bambam membawa panci besar berisi kimchi jjigae hangat baru matang.
Mereka semua berkumpul di meja makan bulat putih di dapur. Cahaya lampu dan heater menambah hangat ruangan tersebut yang berbeda kontras dengan udara luar. Mereka duduk dan memanjatkan doa sebelum makan, berterima kasih atas semua yang mereka dapatkan hari ini. Segera setelah itu tanpa basa basi mereka mulai melahap habis makanan di atas meja.
“Hari ini sungguh melelahkan, aku harus mengurusi pesanan kue pengantin tanpa Shiwon. Padahal kalau ada dia dekorasi kue akan lebih gampang” Youngjae memulai “sesi curhat” mereka.
“Tapi aku senang karena banyak pelanggan yang datang dan mereka sepertinya menyukai menu baru kita, cream choco cheese cake. Itu sangat lezat!! Youngjae hyung memang genius” Yugyeom bercerita dengan antusias.
“Tapi menurutku hal paling luar biasa hari ini adalah aku dapat bertemu Nadiya Kim di toko. Dia sangat cantik. Dia memakai coat peach F/W Dolce Gabbana terbaru dan itu sangat pas dipakainya” Bambam tak kalah antusias bercerita.
“Nadiya? Maksudmu Nadiya teman kita? Kenapa tidak ada yang bercerita dia datang?” Jinyoung bertanya melihat ke arah Mark, Jackson dan Jaebum.
Jaebum hanya tertunduk memandang mangkok di depannya. Jackson menoleh ke arah Mark mecoba mencari bantuan.
“Dia datang sebentar. Dia datang untuk bertemu Jaebum” Mark menjelaskan
“Aku juga bertemu hanya sebentar, dia juga menanyakan tentangmu” Jackson ikut menjelaskan.
“Dia memesan kue pengantin untuk temannya. Akhir minggu ini mereka akan datang. Jadi aku harap kalian juga meluangkan waktu untuk itu. Youngjae kau juga tolong siapkan beberapa design kue pengantin terbaru” Jaebum hanya berkata itu dan bangkit dari tempat duduknya. Pergi menuju kamar.
Semua menjadi terdiam.
“Jaebum hyung kenapa?” tanya Youngjae
“Haaa..harusnya aku tidak bertanya ya?” Jinyoung menatap Jackson dan Mark. Mereka bertiga akhirnya hanya bisa menghembuskan nafas panjang.
2022.11.12 Green Ocean Bakery 07.00 AM
“Ah..pagi-pagi seperti ini inginnya aku tiduran di kamar” Yugyeom meregangkan tubuhnya.
“Pagi seperti ini kita sudah siap-siap seperti ini” Youngaje ikut merengut
“Hus..kalian ini, ini termasuk klien penting. Siapa tahu kan teman Nadiya Kim yang datang adalah model terkenal lainnya atau bahkan designer terkenal” Bambam mulai berkhayal.
“Bambam..bambam..jangan berkhayal. Jaebum hyung bilang temannya seorang komputer engineer bukan model ataupun designer” Jinyoung menjelaskan.
“Tapi hyung aku mau bertanya, bagaimana Jaebum hyung, kau, Jackson hyung bahkan Mark hyung mengenal Nadiya Kim?” Tanya Bambam
“Dulu kami satu sekolah dan kami berteman baik”Mark datang dan mereka mulai duduk bersama.
“Tapi kenapa dengan Jaebum hyung dan Nadiya Kim?” rasa pensaran Yugyeom pun mucul.
“Itu…emmm…bagaimana ya? Mereka itu dulu seperti Tom and Jerry. Perdebatan adalah yang membuat mereka dekat” Jackson bernostalgia masa SMA mereka.
2011. Musim Gugur.
“ Hai pajangan baju” sapa Jaebum dengan nyengir
“Apaan sih dasar B-Boy berandal” Nadiya melihat Jaebum tak acuh dan mulai berlari di lorong sekolah.
Jaebum saat itu adalah seorang idol. Beranggotakan empat orang bersama Jinyoung, Mark dan Jackson. Grup mereka bernama GOT Project. Tidak selalu di sekolah membuat Jaebum jarang memilki teman terutama dengan kepribadiannya yang dingin dan terus terang. Salah satu kegemarannya di sekolah adalah mengerjai Nadiya.
Entah kenapa mereka berdua selalu bertengkar tanpa sebab. Nadiya saat itu adalah seorang rookie model. Impiannya menjadi model telah tumbuh sejak kecil. Nadiya pun hampir sama seperti Jaebum jarang di sekolah. Teman yang sering berbicara padanya salah satunya ya anggota GOT Project walaupun pada akhirnya dia dan jaebum akan kembali bertengkar.
“Jinyoung, ini terima kasih ya” Nadiya mengembalikan buku yang dipinjamnya.
“Ini sebenarnya punya Jaebum bukan punyaku” Jinyoung menjawab enteng.
Seketika Nadiya langsung meyeka tangannya dan melihatnya seperti jijik.
“Kau tau ada pepatah mengatakan jangan terlalu membeci orang nanti jatuh cinta” Mark mulai mengerjai Nadiya. Mereka semua tertawa. Dari sudut ruang kelas Jaebum hanya tersenyum mendengar lelucon Mark. Nadiya tersenyum kecut mendengarnya. Tak lama kemudian dering telfon berbunyi dan itu milik Nadiya.
Ketika Nadiya menjawab telpon itu Jaebum mengamati Nadiya dari jauh. Dia merasakan ada yang tidak beres dari atmosfir telponnya. Seketika itu juga Nadiya menangis histeris. Ternyata telpon itu memberi kabar ibu Nadiya, satu-satunya keluarga yang dimilikinya meninggal dunia karena kecelakaan.
Jaebum mengantar Nadiya ke rumah sakit dan menemaninya di rumah duka selama tiga hari. Jaebum sangat tahu bagaimana keadaan keluarga Nadiya. Bagaimana dia dan ibunya tidak pernah akur. Bagiamana keluarganya membuat Nadiya yang harus menjadi tulang punggung untuk dirinya sendiri. Rasa empati itu yang membuat Jaebum terus mendampingi Nadiya hingga akhirnya ibunya dimakamkan.
“Aku harus berterima kasih padamu sudah menemaniku” ujar Nadiya.
“Tidak usah..aku melakukan ini karena kita teman”
“Ku kira kita tidak pernah akur bahkan saling benci”
“Aku tidak pernah membenci mu, aku hanya suka mengerjaimu. Itu saja”
Nadiya tersenyum. Untuk pertma kalinya sejak ibunya meninggal. “Aku merasa bersalah pada ibuku bahwa aku terlalu bermimpi menjadi model dan itu selalu menjadi awal pertengkaran kami”
“Ibumu akan bangga. Aku tahu kau akan sukses. Aku pun punya mimpi aku tahu rasanya bagaimana ingin mewujudkannya” Jaebum berusaha menghibur Nadiya dengan perkataanya itu.
“Tapi kau sudah sukses. Kau sudah punya album, kau punya fans mendukungmu dan kau melakukan hal yang kau sukai”
“Itu belumlah akhir dari mimpiku Diya, masih banyak yang ingin aku wujudkan dengan teman-temanku. Kau pun begitu, mimpi mu masih di awal”
Dua orang ini memiliki mimpi besar dan mereka akan selalu mendahulukan mimpi tersebut. Tetapi bagaimana jika percikan cinta dan kesempatan mewujudkan mimpi datang bersamaan? Jaebum dan Diya mulai merasakan perasaan suka satu sama lain. Hanya saja mereka terlalu takut untuk mengungkapkannya. Takut cinta mereka menyakiti mimpi mereka satu sama lain. Karena bagi mereka mimpi mereka jauh lebih berharga.
2012. Musim Dingin.
“Jaebum..aku dapat panggilan audisi di New York” Nadiya memulai percakapan ini dengan berat hati.
“Benarkah? Selamat!!! Aku tahu kau akan berhasil” Jaebum sangat senang mendengarnya. Jaebum memeluk Nadiya dengan erat. Akhirnya mimpi wanita yang disukainya menjadi kenyataan. Tidak ada yang lebih bahagia mendengar ini.
“Aku harus pergi ke New York Jaebum-ah” Nadiya melepas pelukannya
Jaebum menatap mata wanita itu. Dia tahu itu berat melihat Nadiya pergi. Tapi mimpi itu lah yang membuat Nadiya hidup seperti sekarang.
“Selama itu adalah hal yang kau inginkan dan untuk mewujudkan impianmu..tak apa” Jaebum menjawab lirih
“Kau tahu aku menyukaimu kan?” Nadiya terus terang akan perasaanya
Untuk sesaat Jaebum hanya terdiam “Aku tahu dan aku tahu bagaimana perasaanku juga. Lalu apa yang kau inginkan?”
Nadiya terkejut dengan jawaban tersebut “Kau akan membiarkannya begitu saja? Semua ini? “
“Yang kita perlukan sekarang adalah berjuang untuk apa yang kita impikan dan menunggu,hanya itu”
Setelah itu Nadiya pergi menuju New York. Selama 10 Tahun tidak pernah kembali ke Korea atau berhubungan dengan siapapun disana. Korea yang baginya hanyalah tempat kenangan pahit dan manis bersemayam. Cukup baginya hanya mengenangnya.
2022.11.12 Green Ocean Bakery 09.00 AM
“Oh begitu ceritanya..” Youngjae merasa kasihan pada hyung nya yang satu itu.
“Aku seperti mendengar ceritama drama..”Yugyeom menambahkan dengan dramatis.
Mark, Jackson dan Jinyoung lah yang tahu bagaimana beratnya semua itu untuk Jaebum. Sampai akhirnya grup mereka hiatus 2 tahun. Walaupun bukan karena masalah Jaebum, hiatus itu menjadi titik awal bakery ini berdiri dan grup mereka bubar. Mereka membangun mimpi baru.
Ting..pintu depan berbunyi. Nadiya sudah datang bersama temannya dan pasangannya.
“Hai Nadiya” segera Jinyoung menyambutnya hangat.
“Hai..aku sangat merindukanmu” Nadiya tersenyum melihat teman-temanya disana. Ia pun memeluk Jackson dan Mark.
“Baiklah, aku akan mengantar kalian ke ruang rapat” Jinyoung dan lainnya bersama tamu mereka langsung menuju ruang rapat.
Rapat berjalan lancar. Mereka sudah menentukan jenis kue yang diinginkan dan bagaimana designnya. Mereka punya waktu cukup senggang untuk mempersiapkannya. Mereka sudah memikirkan semua rencana kue pengantin itu matang-matang.
“Aku sudah banyak mendengar tentangmu” ujar Jaehyun-teman Nadiya- kepada Jaebum.
“Benarkah? Aku kira dia tidak akan berbicara apapun tentangku pada siapapun”
“Aku tahu semuanya. Dia masih menunggumu. Aku hanya memberikan saran mungkin kau dan dia memang harus lebih berani sekarang” Jahyun dan calon istrinya pun pamit pada Jaebum.
Nadiya sedang menunggu duduk di luar. Jaebum yang melihatnya menghampirinya.
“ Hai..kau sedang menunggu seseorang?”
“Tidak dan bukan siapa-siapa” ujar Nadiya lemah
“Aku ingin bertanya kau masih suka memainkan musiknu?” tanya Nadiya penasaran.
“Masih..aku masih suka di studio, membuat musikku, memainkannya disini, aku masih suka B-boy dengan teman-teman ku dulu”
“Lalu mengapa kau berhenti menjadi Idol dan membuka toko ini?”
“Kau reporter?”
“Jawab saja” ujar Nadiya Ketus
Jaebum hanya tersenyum “Idol hanya cara lain untuk menyalurkan musik. Anggap saja aku menemukan cara lain dan membangun mimpi baru”
Nadiya termenung mendengar jawaban itu.
“Aku kira kejadian 10 tahun lalu menyebabkan kau berhenti untuk mimpimu, kudengar begitu”
“Bukan karena kau, ataupun siapapun.Itu semua karena aku sendiri. Aku senang dengan apa yang kulakukan sekarang dan musik masih menjadi passion ku. Tidak ada yang berubah”
Jaebum mengumpulakn keberanian untuk mengatakan ini “Nadiya aku masih menyukaimu” kali ini Jaebum pertama kali menyatakannya.
Jantung Nadiya berdegup lebih kencang dan kupu-kupu di perutnya sepertinya akan mendesak keluar. Tiba-tiba dia mengatakan itu? pikir Nadiya. Lalu apa yang harus dikatakannya.
“Kau yakin? Setelah selama ini?”
“Ya. 100%”
Nadiya tertawa mendengar jawabannya. “Kau mengharapkan aku mengatakan apa?”
“Hal yang sama. Aku ingin kita berani untuk saat ini tentang perasaan ini. Tidak hanya berani tentang mimpi kita”
Nadiya terdiam. Perasaan takut untuk memperjuangkannya masih ada. Dia tidak tahu harus memulai dari mana
“Aku harus pergi” Nadiya bangkit dari tempat duduknya dan langsung keluar toko.
Jaebum mengejarnya. Dari luar toko tiba-tiba terdengar orang orang berteriak dan menjerit histeris. Suara tembakan dimana-mana. Polisi sudah mengepung kawasan toko tersebut. Permapokan bank terjadi di sebelah toko mereka. Semua terjadi begitu cepat dan tiba-tiba lelaki topeng berbaju hitam menghapiri Jaebum dan tembakan pistol terdengar.
DOR !!
Jaebum terjatuh ke tanah tapi anehnya dia tidak merasakan sakit apa-apa. Tangannya bersimbah darah. Tapi bukan darahnya melainkan Nadiya. Wanita itu bersimbah darah di pelukannya. Dia tidak dapat percaya apa yang dilihatnya. Jaebum beteriak minta tolong panik.
Ambulans membawa mereka menuju rumah sakit. Segera setelah sampai di rumah sakit, Nadiya di bawa IGD dan dengan cepat ditangani. Selama operasi dilakukan Jaebum dan lainnya menunggu di sana.
“Aku tidak sangka perampokannya sampai di dekat toko kita” Youngjae menghela nafas khawatir.
“Wali nona Nadiya” Suster menyerahkan Coat panjang dan tas yang Nadiya punya. Jaebum mengambilnya. Tetapi karena perasaan panik masih bersamanya semua itu jatuh dari tangannya.
“Kau mungkin harus menenangkan diri, lebih baik kau minum kopi dulu disana” Jackson mengantarkan Jaebum untuk sekedar beristirahat.
Jaebum duduk sendiri. Semua kenangan kilat itu masih menghampirinya. Mungkin harusnya dia tidak menyatakan perasaanya saat itu, itu pikirannya. Dari meja, tas Nadiya terjatuh sebuah notes kecil dan itu terbuka.
2014. 09.07
“Dua tahun berlalu dan aku mendengar grup mereka bubar..aku ingin tahu bagaimana perasaan Jaebum”
Jaebum membalikan halaman lainnya
2017. 01. 09
“Jaebum dan lainnya membuka toko bakery bersama. Aku melihat beritanya hari ini. Aku bertanya-tanya apakah ini yang dia inginkan..”
2017.10.10
“Aku harap tindakan aku kali ini benar..semoga dia tidak tahu siapa yang mengirim surat padanya “
Jaebum terdiam membaca bagian ini. Surat? Tidak mungkin. Surat yang selama ini dikirim untuk nya yang dia kira dari fans adalah surat Nadiya? Tiap minggu Jaebum selalu mendapat surat berisi pesan semangat dan pernyataan dari fans nya itu bagaimana dia merindukan musiknya. Jadi selama ini selama 5 tahun surat itu berasal dari Nadiya. Jaebum hanya bisa menangis dan berdoa wanita yang dicintainya itu tidak apa-apa.
2022.11.17 Rumah Sakit 11.00 AM
“Kau sudah boleh pulang dan untuk operasi plastik bekas operasi, kau harus kembali seminggu lagi” Dokter menyerahkan surat pulang dan resep.
“Terima kasih dokter” Nadiya menjawabnya senang
“Kau pulang bersamaku ya?” Jaebum masih bersikeras agar Nadiya tinggal bersamanya sementara.
“Tidak bisa, aku masih bisa melakukan semuanya sendiri. Jadi aku tidak apa-apa sendiri”
“Kau masih keras kepala ya!” Jaebum akhirnya kesal juga
Jaebum menyerahkan kotak kecil pada Nadiya.
“Apa ini?”
“Buka saja”
Nadiya membuka kotak itu dan terdapat setumpuk surat beramplop warna-warni disana.
“Ini surat..”
“Kau yang mengirimkannya kan?”
“Kau tahu dari mana?”
“Aku tidak sengaja membaca dairy mu dan aku tahu d..”
Dengan keras Nadiya memukul lengan kiri Jaebum “Kau masih suka membaca yang bukan milikmu ya !”
“Yak!! Kenapa kau marah aku kan tidak sengaja”
Wajah Nadiya tersipu malu mengingat Jaebum membaca dairy itu. Disana banyak cerita bagaimana Nadiya mencurahkan perasaan rindunya pada Jaebum.
“Sudahlah pokoknya aku tahu semua, dan aku ingin menjawab semua surat itu langsung”
“Maksudmu?”
“Aku ingin kita lebih berani akan perasaan kita. Aku ingin kau menjadi pendamping dan penyamangat untuk mimpi-mimpiku. Aku pun akan menjadi pendamping dan penyemangat untuk mimpi-mimpimu.”
Nadiya tersenyum sembari air mata mengalir dari wajahnya. Mungkin saat ini memang waktu yang tepat untuk menjadi berani bukan hanya untuk mimpi tapi untuk mendapatkan cinta yang yang ditunggunya.
“Aku setuju”
Keberanian untuk mimpi. Keberanian untuk cinta. Kau tentu bisa memperjuangkannya bersama walaupun terkadang takdir berkata tidak setidaknya kau menunggu sebentar dan menemukan waktu yang tepat untuk mendapatkan cinta maupun mimpimu.