CHAPTER 1 : Ketika Es Teh Menjadi Jelly
"Aku pulang.."
Somi yang terus saja melamun setelah kejadian di kampus siang tadi, tidak sadar melemparkan tasnya ke atas sofa dan mengenai tangan Jaebum yang sedang asik bermain game. Lantas saja itu membuat muka Jaebum tertimpa smartphonenya sendiri.
"Aishh!! So-mi-a!"
Teriakan Jaebum berhasil menyadarkan lamunan Somi. Somi pun cepat-cepat menghampiri kakanya dan meminta maaf atas perbuatannya.
"Mian..aku ga tau ada Oppa disitu". Somi perlahan mengambil tasnya yang berada di atas perut Jaebum.
Jaebum yang sudah terlanjur kesal pun duduk dan menarik tangan adiknya agar duduk disampingnya.
"Oppa mu seganteng ini kamu ga liat? yakin?" Jaebum memperlihatkan beberapa gaya bak model ternama tepat di depan wajah Somi.
Somi tidak menjawab apapun dan kembali melamun.
Jaebum merasa ada yang aneh dengan adiknya. Tidak biasanya Somi terlihat seperti itu. Bahkan pagi tadi Jaebum kewalahan dengan sikap Somi yang terlalu senang. Jaebum masih ingat betul bagaimana ganasnya Somi menjambak rambutnya agar cepat bangun dan mengantarnya. Jaebum memaklumi tingkah adik satu-satunya itu karena Jaebum mengetahui jelas alasan mengapa adiknya begitu senang pagi tadi.
Dan akhirnya Jaebum pun berinisiatif untuk menanyakan hal yang membuat Somi senang tadi pagi dan berharap ekspresi adiknya dapat berubah.
"Somi, gimana kuliah pertamanya?"
"Udah dapet temen-temen cantik sesuai pesanan Oppa belum?"
Somi hanya menghela napas mendengar pertanyaan Jaebum.
Jaebum pun merapatkan badannya ke Somi dan merangkulnya.
"Kamu udah ketemu?"
Pertanyaan kali ini berhasil membuat wajah Somi berpaling melihat Jaebum. Jaebum pun semakin bersemangat untuk membuat adiknya bercerita dan senang kembali.
"Jadi gimana? Ketemu gaa? Atau udah ditembak? Atau ternyata udah jadian?" Jaebum terus menggoda adiknya dengan sesekali menyolek dagu Somi dan memasang ekspresi meledek.
Somi memang memperhatikan Jaebum serta pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepadanya. Tetapi Somi tetap tidak menjawab, melainkan balik bertanya kepada kakanya dengan ekspresi dingin.
"Oppa, apa wajah Somi berubah?"
"Apa dia ga ngenalin Somi?"
"Kenapa Junior Oppa ga nyapa aku padahal dia lewat di samping aku?"
"Atau mungkin dia bukan cuma ga ngenalin aku, tapi dia juga lupa janji..."
Jaebum yang mendengar pertanyaan adiknya segera mengetahui penyebab mengapa Somi tampak aneh sore itu.
Jaebum yang menyesal karena telah bertanya kepada Somi dan bahkan dia bingung untuk menjawab pertanyaan Somi, akhirnya memustuskan untuk mengalihkan pembicaraan agar Somi tidak semakin murung.
"Mau eskrim?" Jaebum tersenyum dengan menunjukkan giginya dan mengedipkan matanya beberapa kali ke arah Somi.
***
Dua minggu sudah berlalu sejak kejadian itu dan Somi pun masih belum bertegur sapa dengan Junior walaupun beberapa kali mereka berpapasan. Tetapi Somi sudah menarik kesimpulan bahwa Junior benar-benar sudah melupakannya. Junior tidak ingat dengan janjinya kepada Somi, janji bahwa dia akan kembali kepada Somi dan menyatakan perasaannya ketika sudah kuliah. Somi merasa usahanya untuk masuk ke kampus yang sama dengan Junior sudah sia-sia, bahkan dia harus meninggalkan kedua orangtuanya dan hanya tinggal bersama Jaebum--kakanya saja untuk melakukan itu semua.
Somi pun memutuskan untuk melupakan Junior dan fokus kepada kuliahnya. Walau sebenarnya kenyataannya tidak berjalan sesuai rencana.
***
Somi terus mengaduk minuman di depannya dengan tatapan kosong entah ke arah mana.
"Berubah jadi jelly deh itu es teh diaduk terus" Bambam mengambil alih sendok yang berada di tangan Somi.
"Sejak kapan es teh bisa jadi jelly? Setau gw kalo jelly itu dibuatnya ya dari bubuk jelly. Lu pernah buat jelly dari es teh Bam?" Yugyeom dibuat penasaran dengan ucapan Bambam.
"Pernah. Lu cobain aja nanti di rumah bikin es teh terus lu aduk seminggu jangan berenti" Bambam memeragakan apa yang diucapkannya.
"Terus nanti jadi?" Yugyeom terus terpancing.
"Jadi. Ya kan Som?" Bambam menyolek bahu Somi yang sudah mulai memperhatikan obrolannya dengan Yugyeom untuk memberi isyarat.
"eum.." Somi mengangguk sambil menahan tawanya.
"Jadi jelly? Wah.." Yugyeom semakin heran.
"Kagak" Bambam melanjutkan.
"Lah terus jadi apa?" Yugyeom mulai bingung.
"Jadi gila ama pegel lu! HAHAHA"
Bambam kemudian tertawa yang juga diikuti dengan tawa Somi karena melihat ekspresi Yugyeom yang kesal karena merasa dibohongi.
Obrolan mereka terus berlanjut sampai akhirnya Bambam dan Yugyeom pun tersadar bahwa mereka sudah terlambat 15 menit untuk masuk kelas. Somi yang memang memiliki jurusan yang berbeda dengan mereka berdua harus merelakan kedua temannya pergi.
"Jangan lama-lama disini, kalo udah ga ada kelas mending balik. Gw sama Gyeom juga abis kelas langsung balik soalnya"
Bambam yang sudah mengenakan tasnya dan menunggu Yugyeom yang sedang membereskan laptopnnya memberi nasihat kepada Somi yang tampak sudah lebih ceria saat itu. Somi membalas dengan senyum meledek sembari mengangguk mengiyakan.
"Ayo Bapak Bambam, anda ini lama sekali. Kita sudah telat masuk kelas dan anda masih saja berbicara di sini. Anda ini mau jadi apa nantinya?" Yugyeom berdiri tepat disamping Bambam dengan tas dipundakya.
"Kan tadi gw nungguin elu!" Bambam yang kesal dengan ucapan Yugyeom pun merangkul paksa leher Yugyeom untuk berjalan cepat.
"Somi-a annyeong..." Teriak Yugyeom yang sudah hampir tercekik oleh Bambam sambil terus berjalan dan melambaikan tangan.
Somi yang melihat kelakuan kedua temannya hanya dapan tersenyum manis sambil melambaikan tangan sesaat. Somi pun mengikuti perkataan Bambam untuk segera pulang, ia takut ketika tidak melakukan apapun dan tidak ada siapa pun pikirannya akan ke Junior lagi.
Selagi Somi merapikan beberapa bukunya, terdengar suara laki-laki memanggilnya perlahan. Somi tidak berani memalingkan wajahnya dari buku-buku yang ia masukkan ke dalam tasnya. Panggilan itu terasa tidak asing untuk Somi dan membuat hatinya pun berdegub kencang.
"Som..som"
"Apa kamu benar Somsomie?"
Somi mengambil napas dalam dan memberanikan diri melihat sosok laki-laki yang sudah berada di sampingnya tersebut. Dan Somi pun menghela napas lega ketika yang dilihatnya bukanlah orang yang ia kira.
"Kamu Somsomie?" laki-laki bertanya lagi.
"Ne... Aku Somi. Kaka si.."
Melihat wajah Somi yang kebingungan laki-laki itu langsung memperkenalkan diri dan menodorkan tangannya.
"Saya Mark, saya wakil ketua GOTClub" Mark melemparkan senyum manis kepada Somi.
"I.i.iya saya Somi" menerima jabat tangan dari Mark.
"Ada apa ya ka?" Somi melanjutkan.
"Oh iya sampe lupa. Ini.."
Somi mengambil kertas yang disodorkan seniornya tersebut. Dan tanpa berlama-lama Somi langsung membaca isi dari kertas itu sambil mendengar Mark menjelaskan.
"Itu undangan kumpul bareng club kita. Acara diadakan malam ini di lapangan basket kampus. Untuk jamnya disitu juga udah tertera, jam 8 kita mulai. Tapi jangan sebelum jam 8 ya. Harus jam 8. Telat sedikit gapapa, asal jangan datang lebih awal"
Mark sedikit menegaskan suaranya saat penjelasan waktu dan melanjutkan penjelasannya kembali saat melihat Somi hanya menganggukan kepala dan terus melihat kertas yang ia berikan.
"Untuk acara ini tidak ada dress code, jadi bebas mau pakai baju apa aja. Yang penting sopan"
"Acara ini dibuat dalam rangka penerimaan anggota baru dan semua anggota baru harus datang. Harus"
"Jadi kamu harus dateng yaa"
Somi pun memalingkan wajahnya ke arah Mark dan sangat jelas wajah Somi menggambarkan perasaan kagetnya. Mark pun tampak sedikit gugup untuk berkata-kata lagi.
"Ya..jadi kamu harus.." Belum selesai Mark meyakinkan Somi, Jackson datang merangkulnya dan ikut dalam penjelasan.
"Gimana? Kamu datang kan? Kamu Somsomie harus datang. Karena kita akan bersenang-senang" Jackson merentangkan tangannya dan berputar mempraktikan kesenangan yang ia maksud
Somi benar-benar tampak kaget dan bingung. Ia tidak merasa daftar ke dalam suatu club, bahkan club ini sangat asing untuknya karena teman sekelasnya tidak ada yang pernah menyebut club ini. Bahkan yang lebih mengherankannya lagi kenapa anggota club yang menghampirinya saat itu memanggil dia dengan panggilan 'Somsomie', itu adalah panggilan yang diberikan kakanya dan Junior saat masih kecil dulu. Somi yakin ia tidak mungkin mendaftarkan namanya dengan panggilan itu, walau dia agak ragu apakah selama ia memikirkan Junior ia sempat mendaftarkan diri ke dalam sebuah club.
"Jadi gimana? Dateng ya, harus! Semua anggota baru harus datang" Mark merubah ekspresinya menjadi sedikit serius untuk meyakinkan Somi.
"Ta..tapi ka" Somi memberhentikan ucapannya untuk berpikir kembali.
"Tapi apa Somi-a?" Jackson menopang dagunya di meja tapat di depan wajah Somi.
"Ta..tapi aku ga merasa daftar di club kaka. Aku ga daftar untuk jadi anggota club apa itu tadi eum..club kaka itu.." Somi menatap Mark yang menurutnya lebih meyakinkan dibanding Jackson.
"Nama kamu terdaftar. Entah kamu atau bukan yang mendaftar tapi nama kamu terdaftar. Jadi kamu anggota club" Mark tersenyum canggung sambil menendang sedikit kaki Jackson yang kelakuannya dapat membuat ragu Somi.
"Ya benar. Somsomie anggota GOTClub" Jackson berdiri tegak dengan wajah yang dibuat seakan serius.
"Tapi ka, aku ga pernah daftar dengan menggunakan nama.."
"Kamu sudah terdaftar dalam keanggotaan GOTClub dan nanti malam kamu harus datang. Ga perduli kamu yang daftar langsung atau bukan, kamu harus dateng. Kalo kamu ga dateng mungkin akan berpengaruh ke beberapa nilai kuliah kamu. Ayo Jack" Mark pun memotong ucapan Somi dan segera meninggalkannya.
"Bye Somsomie. See youu" Jackson pun ikut meninggalkan Somi yang masih tampak kebingungan.
***
Somi yang tidak ingin mengecewakan orangtuanya, akhirnya memutuskan untuk datang ke acara yang sama sekali ia tidak ketahui. Somi cemas dengan nilai kuliahnya apabila ia tidak datang ke acara tersebut. Pikiran Somi sangat kacau, ia takut akan dikerjai seniornya karena ia tidak tau club yang membuat acara ini dan ditambah lagi Bambam serta Yugyeom tidak mengangkat telponnya, padahal ia ingin mengajak kedua temannya tersebut untuk menemaninya. Bahkan kakanya pun, Jaebum tidak dapat mengantarkannya karena sedang berada di luar.
***
Sesampainya di kampus Somi benar-benar merasa bingung, ia tidak pernah berada di kampus semalam itu. Dan bahkan keadaan kampus terlalu sepi untuk suatu tempat yang sedang ada acara di dalamnya.
Somi mencoba mengecek smartphonenya untuk melihat jam berapa saat itu, karena ia ingat ucapan Mark bahwa tidak boleh datang lebih awal. Ucapan yang sesungguhnya membuat Somi juga semakin takut. Karena rasa takutnya, Somi tanpa sadar sudah berada di depan pintu masuk gedung olahraga. Somi terlalu ragu utnuk membuka pintu tersebut, sama sekali tidak ada suara terdengar. Bahkan saat itu sudah lewat dua puluh tiga menit dari jam yang ditentukan.
Somi sempat berpikir untuk pulang sampai akhirnya ada yang menepuk pundaknya dari belakang.
"Somsomie?"
Somi sedikit berteriak kaget bercampur rasa takut sembari membalikkan badannya, memastikan orang yang menepuk pundaknya.
"Gwaencanha Somi-a? Kamu udah ditunggu, ayo masuk"
Somi mengatur nafasnya dan memastikan wajah orang yang mengajaknya untuk masuk tersebut.
"Aku Youngjae, anggota GOTClub. Jangan takut, aku ga gigit ko" Memberi senyuman yang sesungguhnya tidak membuat Somi sedikit tenang.
"A..ah iya aku Somi. Kenapa sepi ya?" Somi terus memandang kearah seniornya yang sama sekali tidak tampak seperti orang jahat itu.
"Ya mungkin karna ga boleh dateng tepat waktu, jadi ya...gini" Youngjae menjelaskan dengan candaanya dan membuka kan pintu yang membuat lapangan basket yang sangat sepi itu terlihat sekarang.
"Ayo masuk" Youngjae melanjutkan.
Somi masuk mengikuti Youngjae sambil melihat kanan-kiri serta mellihat jajaran bangku penonton yang sangat sepi. Tetapi mata Somi terhenti saat melihat Bambam dan Yugyeom yang berada di bangku tribun penonton.
"Ah! Itu temanku" seru Somi senang karena melihat kedua temannya ternyata juga berada disana.
"Ya, kau bisa bergabung bersama mereka. Aku akan mencari teman ku yang lain" Youngjae melihat kearah bangku penonton sesaat dan meninggalkan Somi begitu saja.
Somi langsung saja berjalan menaiki tangga untuk bergabung bersama teman-temannya. Baru saja Somi akan menghampiri Bambam dan Yugyeom, lampu di dalam ruangan mati.
"AAAH BAMBAM!! YUGYEOM!!" Somi langsung saja berteriak ketika ia tidak dapat melihat apa-apa.
"Bambam-a..Yugyeom-a.. Kalian dimana?"
"Bambam jangan bercanda!! Jawab kalian dimana?! Yugyeom-a!!"
Somi jalan meraba-raba bangku penonton sambil terus berteriak sambil berharap menemukan Bambam dan Yugyeom. Somi yang takut dengan kegelapan mulai meteskan air mata dan teriakannya mulai terdengar pasrah.
"Bambam..Gyeom..Siapapun.."
"Jangan bercanda, aku ga bisa lihat apapun"
"Eomma..Appa..Jaebum Oppa.."
"Junior Oppa..."
Terakhir kali Somi terkunci di rumah saat kecil di malam hari, Junior dan keluarga Junior lah yang menolongnya. Maka dari itu setiap Somi berada dalam kegelapan seperti saat ini Somi akan memanggil-manggil Junior.
"Junior Oppa.."
"Op..pa"
"Ju.ni.or Oppa"
"Ne..." terdengar suara orang lain yang membuat Somi bangkit dari simpuhannya karena takut.
Somi berdiri dengan kaki yang masih gemetar dan menyeka air matanya.
"Mau sampai kapan kamu nangis di atas situ?" suara itu muncul lagi disambut dengan nyalanya lampu di ruang basket tersebut.
Somi yang tidak bisa menahan air matanya terus menyekanya dan mencari sumber suara itu. Ia melihat ke sekeliling bangku penonton yang tidak ada seorang pun disana termasuk Bambam dan Yugyeom.
"Somsomie.. My Somsomie" suara itu muncul lagi.
Somi berlari kearah pinggir tribun dan langsung saja ia melihat orang yang namanya ia sebut terakhir kali. Laki-laki berambut hitam rapi dengan kacamata serta sedang merentangkan tangan itu berada di tengah lapangan dengan dua badut beruang besar yang membawa seikat bunga di kanan-kirinya. Tak sadar Somi kembali meneteskan air mata.
"Somsomie, kamu ga mau turun? Tangan ku mulai pegal nih" Junior memijat sebentar lengan tangannya dan kembali meretangkan tangannya.
Somi kembali menyeka air matanya lagi dan berlari turun menuruni tangga. Sesampainya di bawah Somi sudah tidak mampu menahan senyumnya lagi, ia pun langsung berlari memeluk Junior yang juga langsung dibalas pelukan.
"Huaaah..My Somsomie. Oppa ga nyangka kalo bakal secantik ini" Junior memeluk Somi erat sambil sesekali mengusap kepalanya.
Somi menepuk punggung Junior dan melepaskan pelukannya.
"Jahat!" memandang Junior dengan mata yang masih berkaca-kaca.
"eum? kamu lebih jahat. Butuh waktu tujuh menit lebih untuk denger kamu manggil nama Oppa" Junior kembali memijat lengan tangannya mengisyaratkan pegal yang ia rasakan setelah merentangkan tangan menunggu Somi memeluknya.
"Mungkin itu karena kelamaan ngaduk es teh kali.. eh!" suara yang tidak asing terdengar dari salah satu badut beruang yang langsung bergerak salah tingkah.
"Yugyeom-a?" Somi jalan mendekati beruang yang berbicara itu dan membuka kepala beruang.
"Ya! Neo.. Jangan bilang kalo satunya lagi.." Somi berjalan cepat mendekati beruang yang lain dan membuka kepalanya.
"Ya!! Bambam!" Somi langsung menatap marah ke kedua temannya tersebut.
Junior pun mengambil kedua ikat bunga yang dipegang oleh Bambam dan Yugyeom serta berterimakasih kepada mereka berdua.
"Jangan marah sama mereka, mereka udah ngabantu. Makasih ya kalian" Junior memberikan senyuman kepada Bambam dan Yugyeom.
"Ah jadi kalian tadi engga masuk kelas tapi..." ucap Somi yang terpotong
"Hyung traktir seminggunya jangan lupa. Ini kostum panas banget" Bambam mengepakkan telapak tangannya seakan mengipasi wajahnya yang sedikit berkeringat.
Junior hanya tersenyum simpul dan mengisyarakat kan kepada mereka berdua untuk segera meninggalkan dirinya dan Somi.
Junior pun mendekati Somi dan meraih salah satu tangan Somi.
"Maaf kalo aku terlalu lama buat ngelakuin ini, maaf kalo aku bikin kamu nunggu lama, maaf beberapa hari ini aku cuma lewat aja pas ada kamu maaf kalo aku buat Somsomie nangis kaya tadi" Junior berbicara perlahan dan pasti seakan semua keluar dari hatinya.
"Makasih kamu udah mau nunggu, belajar mati-matian biar bisa satu kampus, tinggal jauh dari Om-Tante, dan makasih juga kamu masih manggil nama aku disaat kamu ngerasa takut" ucapan Junior ini hanya dapat membuat Somi bereaksi dengan merah pada pipinya.
"Sekarang aku mau kamu ga manggil nama aku lagi disaat takut kaya tadi" Junior menundukkan kepalanya perlahan dan melepaskan tangan Somi yang juga membuat Somi berganti ekspresi.
Somi saat itu benar-benar diam terpatung melihat laki-laki di depannya menunduk dengan ucapan seperti itu. Somi memilih untuk tidak berkata apapun sampai akhirnya Junior melihat ke wajah Somi lagi dan berlutut dengan satu kaki serta menyodorkan bunga kearahnya.
"Aku gamau kamu manggil nama aku lagi disaat takut"
"Karena aku mau...kamu selalu nyebut nama aku dalam keadaan apapun"
"Setiap hari, setiap saat, setiap waktu"
"Dan bahkan tanpa kamu panggil dan sebut nama aku, aku akan datang ke kamu, jaga kamu""Will you be mine, My Somsomie?" Junior menatap penuh harap ke mata Somi.
Somi benar-benar tidak dapat mengontrol emosinya, ia langsung mengambil dua ikat bunga tersebut dan mengganguk entah berapa kali menandakan ia sangat mau menjadi milik Junior.
Junior pun berdiri dan langsung memeluk Somi.
Mereka pun menumpahkan emosi mereka setelah lama tidak bertemu dan saling memendam rasa. Tak lupa mereka saling mengucapkan perasaan mereka sambil terus berpelukkan. Sampai akhirnya suara Jaebum memecahkan suasan bahagia tersebut.
"Pelukkannya mau sampe kapan? Sampe berubah jadi jelly?" Jaebum menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya serta mantan tetangganya itu.
Somi dan Junior pun melepaskan pelukan mereka dengan canggung dan malu karena lupa bahwa masih ada beberapa orang di dalam ruangan itu. Somi pun langsung melihat ke arah bangku penonton yang disana sudah berada Jaebum--kakanya, Mark, Jackson, Yongjae senior yang menuntunnya sampai ke ruangan itu, dan kedua temannya--Bambam dan Yugyeom.
Somi pun sadar bahwa wajah Mark, Jackson, dan Yongjae seharusnya tidak asing untuknya, karena mereka bertiga lah teman-teman Junior yang berada tepat di belakangnya dua minggu yang lalu.
Dan Somi tersenyum kembali saat melihat satu persatu enam laki-laki tampan yang sedang berjejer menyaksikan dirinya bersama Junior yang juga menurutnya jauh lebih tampan.
"Bam.." Yugyeom menyikut lengan Bambam dan bertanya dengan rasa penasaran.
"Emangnya kalo kelamaan pelukan bisa jadi jelly juga?" suara Yugyeom yang dibuat seakan berbisik dapat terdengar jelas karena heningnya ruangan itu.
"Eum..bisa!" Bambam menjawab singkat.
"Waaah.." Yugyeom menggelengkan kepalanya tak percaya.
Seisi ruangan kecuali Yugyeom pun menjawab.
"BISA GILA GYEOM!!! HAHAHAHAHAHAHAHA"
***
Sejak kejadian di lapangan basket itu, kini Somi mendapat banyak cinta. Bukan hanya dari satu orang laki-laki, bahkan ini dari tujuh laki-laki sekaligus yang biasa Somi panggil dengan sebutan 'GOTClub'
*******