CHAPTER 1 : One Of These Night
[Chapter 1 – One of These Night]
Seoul, 24 May 2014.
Sona POV
Muncul seorang pria tampan dengan bunga. Pria itu adalah yang ku idamkan sejak dulu. Pria yang selama ini selalu aku puji-puji, yang selalu aku pikirkan, yang selalu menghantui pikiranku saat sedang bekerja, yang selalu aku ikuti, yang membuatku mempunyai hati tulus dalam mencintai seseorang.
“Jeon Son Ah, Saranghae” ucapnya begitu memberi seikat bunga mawar padaku. Semua teman-temanku heboh dan menatapku iri setelah mendengar itu. Jujur saja, aku senang. Ditembak oleh seorang Byun Baekhyun —
member Boyband terkenal Korea yang bernama EXO. Rasanya seperti mimpi.
Tanpa menjawab aku langsung menerima seikat bunga mawar itu dengan senang hati. Dakk! Kurasakan dahiku sakit seperti terhantam batu, ternyata ada seserorang yang melempariku telur ayam. Tentu saja aku marah.
“Yak! Jeon Son Ah! Ireona(bangun)!” begitu katanya.
Mataku terbuka. Aku melihat wajah Jungkook yang berpakaian seragam SMA nya. Ia tersenyum menyebalkan dengan membawa mainan palu yang biasanya di pakai anak-anak bayi. Aku melihat jendela kamarku yang mulai terkena sinar matahari menunjukkan bahwa sudah pagi hari.
“Nah, kalau Noona aku pukul pakai mainan paluku langsung bangun” ucap Jungkook terkekeh. “Ayo bangun Noona, katanya mau ke Stadion Olimpiade”
“Terima kasih sudah membangunkanku Kook” ucapku terima kasih dan bangun dari tidurku. Masih selamat kau Kook, aku masih dalam keadaan bahagia karena mimpiku tadi, batinku.
Aku segera mengambil handuk, mengikat rambutku kuda dan segera masuk ke kamar mandi yang juga berada di kamarku. Setelah masuk kamar mandi aku mengingat mimpiku tadi, aku menghela nafas berat. Ternyata benar mimpi. Aku menuju wastafel untuk mencuci wajahku. Namun aku terkaget disaat melihat ada benjolan di dahiku.
“Jungkoooook!!” teriakku marah.
Sona POV END
***
Dorm EXO, 06.57 KST.
Matahari telah menyambut dunia lagi. Membangunkan siapapun yang merasakan silau karena sinarnya. Seorang pria di tempat tidurnya menguap dan mengusap matanya. Ia berjalan ke arah jendela kamarnya membuka gorden. Pria itu menggerakkan kecil tangan serta kakinya, ia lelah setelah acara gladi bersih kemarin malam —yang baru selesai hampir setengah dua belas malam.
Hari ini sepertinya cuaca akan sangat cerah. Sangat mendukung sebuah acara yang akan di gelarnya pada malam hari ini —Pukul delapan malam tepat nanti. Konser EXO yang pertama ‘The Lost Planet’. Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarnya sehingga pria yang sedang di jendela itu menoleh ke arah pintu. Ternyata managernya.
“Oh! Kau sudah bangun? Tidurlah lagi jika masih mengantuk. Konsermu kan masih nanti, Baekhyun” ujar managernya. Pria yang di panggil ‘Baekhyun’ itu mengangguk lantas tersenyum.
“Ne” jawab Baekhyun.
Manager menutup kembali pintu kamarnya. Setelah mendapati managernya pergi, Baekhyun kembali ke kasurnya hanya sekedar tiduran dan ia membuka ponselnya —hanya untuk mengecek akun Instagramnya karena Baekhyun memang hanya punya akun itu saja. Banyak permberitahuan like serta kementar disana. Baekhyun membaca komentar satu-persatu sambil senyum-senyum sendiri, banyak yang menulis tak sabar menonton konsernya.
“Woy!” seseorang menepuk pantat Baekhyun —Membuat senyum Baekhyun luntur. Baekhyun menatap kesal pada teman yang sedang tidur disebelahnya. Chanyeol.
“Apa?”
“Tolong tutup gordennya, silau sekali ish..” pinta Chanyeol sambil menarik selimutnya hingga mukanya tertutup selimut.
“Sebaiknya kau mandi sana, kau bau!”
“Kau sendiri juga bau” balas Chanyeol tak mau kalah membuat Baekhyun bungkam. Benar juga, Baekhyun lupa jika dirinya sendiri juga belum mandi.
***
Seoul Olympic Stadium, 07.00 KST.
Sona POV
Masih pagi hari namun di sekitar Stadion Olimpiade Seoul sudah dikerumuni banyak fans EXO. Ya, mereka semua adalah orang-orang yang akan menonton konser EXO ‘The Lost Planet’. Mereka rela menunggu 13 jam lagi untuk menonton konser EXO. Sungguh perjuangan yang patut di hargai ‘kan?
Kini aku dan Daekyung sibuk mengelem kertas di banner milikku. Daekyung mengoleskan lem, aku menempelkan kertas itu ke bannernya.
“Untung aku bawa lem, kalau tidak bisa-bisa kau akan percuma susah-susah membuat banner ini” omel Daekyung yang sibuk mengoleskan lem.
“Mianhae. Sudahlah jangan mengomel lagi Daekyung-ah” balasku sambil menempelkan kertas-kertas itu. Semua ini karena aku kehabisan lem sehingga kertas-kertasnya tak benar-benar menempel di bannerku. Ya, Semalam aku membuat banner sederhana dengan tempelan kertas lipat yang berbentuk huruf. Karena itu aku tidak bangun tidur sendiri tadi.
Ngomong-ngomong, dia adalah Park Daekyung. Temanku atau lebih tepatnya sahabatku. Aku sudah lama berteman dengan Daekyung, aku berkenalan dengannya saat masih di SMP. Lalu kami terus bersama sampai sekarang. Dia itu baik, tingkahnya terkadang lucu. Dia orang yang cuek dan tak banyak bicara tapi kalau dengan teman kpopers dia akan berubah 180 derajat menjadi orang yang banyak bicara.
Tiba-tiba datang gadis dengan membawa makanan menghampiri kami berdua. Dan disambut oleh kami. “Ayo-ayo makan ini segera, pasti kalian sudah lapar” ajak gadis yang baru datang itu.
“Kau lama sekali datangnya. Tapi gomawo, Joohyun!!” ucap Daekyung sambil membuka bungkus makanannya.
“Wah, kau membawa makanan kesukaanku! Gomawo~!” ucapku senang melihat isinya adalah Jajangmyun.
“Ne, sama-sama” jawab Joohyun senang.
Dia adalah Bae Joohyun. Teman atau sahabatku mulai SMA. Dia adalah trainee dari SM Entertainment. Saat tahun 2009, kami ikut audisi bersama. Namun hanya Joohyun yang diterima. Aku selalu memberinya semangat dalam menjalani trainee yang bisa di bilang sangat sulit. Joohyun biasanya juga curhat padaku tentang dirinya yang menjadi trainee. Ia sudah di kenalkan ke publik lewat SMRookies pada bulan Desember 2013 lalu. Nama panggungnya kalau tidak salah Irene.
Kini kami sibuk makan seperti orang rakus. Maklumi saja, kami belum sarapan pagi karena kami langsung datang pagi kesini bersama-sama demi menyambut EXO nanti.
“Hei, Joohyun. Kau tidak membawa teropong ‘kan?” tanya Daekyung di sela-sela makannya.
“Tidak”
“Hei, apakah kalian tak bisa tidur semalam?” tanyaku.
“Iya! Iya!” jawab Joohyun dan Daekyung heboh.
“Ugh! Baru bisa tidur jam satu dan sekarang aku masih ngantuk” cerita Joohyun.
“Aku juga begitu, tapi aku baru bisa tidur jam duabelas tepat. Aku tak bisa tidur karena aku tak bisa membayangkannya, bertemu langsung dengan EXO untuk pertama kalinya. Uwaaaa~” cerita Daekyung sambil berbinar-binar.
“Aku juga begitu, tak bisa tidur. Bahkan aku sampai mimpi Baekhyun menembakku. Ah, mimpi itu tak akan aku lupakan” ceritaku malu-malu.
“Wah, Jinjja? Mimpi seperti apa itu?” tanya Daekyung.
“Ceritakan! Ceritakan!” pinta Joohyun. Dan akhirnya aku bercerita.
Sona POV END
***
01.30 KST.
Setelah berisap-siap, EXO di bawa ke Stadion Olimpiade Seoul untuk Konferensi Pers konser ‘The Lost Planet’ nanti sore. Saat ada mereka sampai di Stadion Olimpiade Seoul, fans mereka mengetahui bahwa ini adalah mobil EXO. Mereka langsung mengejar mobil EXO dan menggedor-gedor jendela mobil. Untung saja petugas keamanan langsung mengamankan mereka.
Setelah itu sebelas member EXO keluar dari mobil satu-persatu. Sona, Joohyun dan Daekyung langsung mengeluarkan ponsel mereka. Mengambil gambar member EXO dari kejauhan. Semua fans EXO riuh meneriaki idolanya saat itu. EXO di bawa ke suatu ruangan untuk rias dan tata busana dahulu.
Setelahnya pukul empat sore EXO langsung menggelar konferensi persnya. Disana semua media sudah datang untuk melansir berita dan meng-eksklusif. Dan konferensi pers mereka berjalan dengan lancar.
***
Sekitar jam tujuh malam fans EXO yang disebut EXO-L itu di persilahkan masuk ke dalam Stadion Olimpiade Seoul dan di periksa terlebih dahulu sebelumnya. Sona, Joohyun, dan Daekyung menjalani pemeriksaannya dengan lancar. Mereka berada di wilayah Premium Festival A. Lumayan sih, tidak terlalu jauh dengan Stage.
“Hmm, Kurasa ‘zoom in’ ponselku bisa mencapai Stage” ucap Joohyun yang sedang mengatur kamera ponselnya. Mereka terpaksa menggunakan kamera ponsel, karena peraturannya tak boleh membawa kamera.
“Baguslah” sahut Sona. “Eh, Mengapa kau diam saja? Biasanya kau heboh, Daekyung-ah” tanya Sona sambil menyenggol Daekyung.
“Aku ini menghemat suaraku. Aku tak mau kehilangan suara saat EXO konser” jawab Daekyung.
“Bhahaha! Kau ini lucu sekali. Cukup minum air putih saja, tak usah berdiam diri” tawa Sona.
Jam delapan tepat. Dan akhirnya lampu mati juga, artinya konser akan dimulai. “Eh, eh! Ayo nyalakan lightstick! Sudah mulai” ujar Joohyun.
Layer besar itu menyala dan terdapat tayangan ‘Intro’ disana. Para EXO-L melihat tayangan itu dengan seksama. Setelah tayangan Intro selesai, akhirnya EXO memulai pembukaan konser —dengan lagu berjudul ‘MAMA’. EXO-L pun meneriaki fanchant.
Selama konser, jujur saja, Sona sangat senang. Namun sayangnya Baekhyun tak pernah mendekat ke wilayah Premium Festival A . Kebanyakan Baekhyun mendekat ke wilayah Premuim Festival B. Tapi tak apa, yang penting Sona bisa melihat Baekhyun meski dari kejauhan.
Saat bagian game, EXO mengatakan akan mengambil satu fans EXO untuk di ajak ke atas panggung. Fans EXO pun berdo’a masing-masing —berharap agar dirinya yang diajak EXO ke panggung. Saat itu Chen EXO yang ditunjuk memilih fans untuk naik ke panggung.
Chen berjalan mendekati Premium Festival A, Sona mempunyai harapan untuk naik ke panggung. Namun ternyata Chen menuju VIP Festival C. Akhirnya Sona tak punya harapan lagi. Mungkin belum saatnya Sona menjadi ‘Lucky fans’
Konser ini akhirnya ditutup oleh lagu ‘Lucky’. Semua EXO-L ikut menyanyikan lagu tersebut bersama-sama dengan keras. Member EXO sangat senang saat EXO-L menyanyi bersama dan EXO lebih semangat menyanyi.
Di sisi lain, Baekhyun mencoba berkeliling menemui wilayah Premium Festival A dan C. Baekhyun mengarahkan mic nya ke fansnya saat bagiannya. Lalu mencoba mengulurkan tangannya pada EXO-L.
Melihat Baekhyun mendekat ke wilayah mereka sambil mengulurkan tangannya, Daekyung dan Joohyun mendorong Sona untuk ke deretan paling depan sendiri. Mereka berdua tak peduli EXO-L di depan mereka akan protes. Yang terpenting sahabat mereka.
“Permisi-permisi! Temanku ingin melihat Baekhyun dari dekat. Permisi ya..” ucap Joohyun sopan. Namun mereka tidak minggir sama sekali, tentu saja.
“Yak hei! BIASNYA ADALAH BAEKHYUN! Tolong beri dia kesempatan untuk melihatnya dari dekat!” teriak Daekyung keras dan akhirnya Sona bisa sampai ke deretan paling depan.
Melihat Baekhyun mengulurkan tangan, Sona segera meraih tangan Baekhyun dan akhirnya tangan mereka bersentuhan dan mereka baru saja melakukan yang namanya eyecontact. Setelah itu, Baekhyun berjalan ke sebelah Premium Festival D. “Kyaaaaa! Aku menyentuh tangan Baekhyun” teriak Sona senang.
“Uwaaah, pasti sangat senang ya” Joohyun ikut senang.
“Hei, kau katanya bawa kado untuk EXO? Lemparkan itu ke panggung EXO. Nanti pasti akan di ambil” ujar Daekyung.
“Tapi.. ini khusus untuk Baekhyun” Sona mengeluarkan sebuah boneka dari tasnya.
“Iya, aku tahu. Sudahlah lemparkan saja” ujar Joohyun dan akhirnya Sona melemparkannya ke panggung dan untungnya tidak melesat.
Di sisi lain, Baekhyun kini tengah berada di Premium Festival F mengambil bando rusa yang tergeletak di panggung dan memakainya. Baekhyun berjalan menuju Premium Festival A dan C lagi. Baekhyun tidak terasa menendang sebuah boneka, Baekhyun melihatnya. Boneka berwarna coklat itu menarik hatinya karena boneka beruang itu membawa hati dan disana tertulis hangul namanya ‘백현’. Dan akhirnya Baekhyun mengambilnya lalu memamerkan pada fansnya.
Setelahnya, sebelas member EXO berbaris dan membungkuk 90 derajat kepada fans dan mengatakan terima kasih. Member EXO melambai-lambaikan tangan sebentar pada EXO-L setelah itu mereka menuju backstage.
“Uwah, hari ini sungguh menyenangkan” ucap Chen sambil mengusap keringatnya dengan tisu.
“Benar sekali, aku senang bertemu para fans” balas Suho.
“Apalagi saat penutupan mereka ikut menyanyikan lagu ‘Lucky’. Aku sangat senang” balas Baekhyun juga dan meminum sebotol air.
“Bagus! Kalian sudah melakukannya dengan baik!” ucap para Staff.
***
“Sampai jumpa!” ucap Sona melambaikan tangannya ke teman-temannya yang berada di dalam bus. Setelah bus itu menghilang, Sona langsung memasuki rumahnya yang sudah gelap. Pasti keluarganya sudah tidur semua.
Sona mencuci muka dulu sebelum tidur lalu merebahkan tubuhnya di kasurnya. Ia masih mengingat saat berada di konser EXO tadi. Ia sangat sangat sangat senang. Apalagi disaat ia bertatapan langsung dengan Baekhyun dan menyentuh tangannya. Memikirkan itu membuat Sona salah tingkah.
Sona juga tahu kalau bonekanya diambil Baekhyun tadi. Sona tidak menyangka kalau Baekhyun akan mengambil bonekanya, semoga Baekhyun menyukainya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ternyata Joohyun mengirim foto-foto EXO saat konser tadi pada Sona lewat LINE. Ya, tadi Joohyun mengambil gambar member EXO.
Malam ini, adalah malam yang paling indah dan tak akan pernah Sona lupakan.
***
Sona berlari kecil dengan tergesa-gesa. Sial sekali Sona harus mengenakan rok ketat selutut serta high heels dua sentimeter sehingga Sona kesulitan untuk berlari kencang. Itu memang sudah peraturan memakainya kalau ingin melaksanakan tes. Ia mencoba tes untuk kerja kantoran.
Setelah sampai tempat tujuan, Sona masuk tergesa-gesa tak jarang menabrak orang sekitar. Ia mengambil nomor urutan untuk tes. Tak lupa Sona berdoa pada Tuhan agar dirinya bisa diterima di pekerjaan ini. Sona ingin segera bekerja di tempat menetap dengan gaji yang tetap. Itu saja.
Tak lama, akhirnya giliran Sona. Ia masuk ke ruangan tes ada empat orang di dalamnya. Di saat itu juga Sona berkeringat dingin dan agak gugup. Namun, Sona masih bisa mengimbangi emosinya yang hampir berantakan.
“Silahkan duduk” ujar salah satu dari mereka. Sona duduk secara perlahan.
“Jeon Son Ah-ssi. Lulusan dari Universitas Hayeon” ucap salah satu dari mereka.
“Hmm, bakat: Bahasa Inggris, Jepang dan.. Dance?” ucap salah satunya yang membaca formulir Sona.
“Ne” jawab Sona. Lalu Sona berbicara menggunakan bahasa Jepang dan Inggris dengan lancar. Sona cukup puas karena dirinya tidak gugup.
“Hmm.. Dance? Kau menulis bakat dance disini?” sahut yang lainnya. “Kau pernah juara satu Cover Dance, juara dua Robotic Dance, juara satu Break Dance, juara satu Dubstep Dance, juara satu Olimpiade Inggris tingkat SMA”
“Ne”
“Hahaha, sepertinya kau salah memilih pekerjaan. Kau seharusnya mendaftar di agensi musik. Bagaimana bisa kau mendaftar kerja kantoran disini?” ucap orang yang berkacamata beralis tebal tersebut. Sona hanya tersenyum pahit menanggapinya. “Sepertinya kau harus menyanyi dan menari di depan orang-orang yang kehausan hiburan” tambahnya.
“Dan orang-orang pemabuk” sahut yang lainnya lalu mereka tertawa mengejek.
Sakit. Sangat sakit sekali rasanya. Sona tentu saja sangat malu di ejek seperti ini, meskipun bukan di umum tapi ini cukup memalukan. Tetapi Sona tetap menunjukkan senyum palsunya, berusaha menahan emosinya lagi.
”Kau tak punya bakat lain?”
“Aku—”
“Wah, sepertinya dia memang harus menari di tempat diskotik. Sudahlah lupakan. Maaf, kami tak bisa menerimamu”
“T..Tapi—”
“Silahkan keluar”
***
Sona berlari terus tanpa henti. Tak jarang ia menabarak beberapa orang yang dilewatinya. Air matanya mengalir terus tanpa henti. Sona benar-benar malu saat tadi. Ia bukan wanita penggoda yang menari di diskotik. Bukan! Sona terus menutup wajahnya dengan tangannya, menyembunyikan bahwa dirinya sedang menangis. Tidak sengaja Sona menabrak seorang pria dan BRUK! Sona terjatuh.
“A..Agassi, Anda tidak apa-apa?” tanya orang tersebut namun Sona tak menjawab, ia hanya menangis dan menangis membuat pria yang di tabaknya bingung. Karena khawatir, langsung saja pria itu membantu Sona untuk berdiri.
“G..Gamsaham.. hiks..nida” ucap Sona dan segera berlari pergi.
Mata pria itu masih mengikuti Sona yang mulai pergi jauh sampai tak terlihat lagi. “Kenapa gadis itu? Kasihan sekali..” gumamnya. “Ah, sudahlah lupakan Baekhyun-ah” ucap pria itu pada dirinya sendiri.
“Hei!” Chanyeol menghampiri Baekhyun. “Ayo! Kita harus segera sampai di café atau berakhir kejar-kejaran dengan fans”
***
Tes. Tes. Sungai ini terkena tetesan air lagi tapi untuk kali ini bukan dari hujan, tapi dari airmata gadis bernama Sona. Ya, Sona kini berada di jembatan. Menangis sendirian. Sona merenungi dirinya yang susah mendapatkan pekerjaan.
Kenapa? Kenapa ia susah sekali cari pekerjaan? Apa masih banyak kah kekurangannya? Tanya Sona dalam hati. Memang sih, kalau di lihat dari prestasinya ia selalu ikut lomba dance. Tapi asal kalian tahu saja, Sona sudah berkali-kali mengikuti audisi.
Sona sudah mengikuti berbagai audisi di segala macam agensi. Termasuk agensi yang menaungi idolanya, EXO. Namun, Sona masih tidak di terima. Mungkin Sona masih belum beruntung. Tapi Sona yakin bahwa di balik kegagalan pasti ia akan sukses di masa depan. Sona berjanji ia akan semangat, semangat dan semangat dalam menjalani hidupnya.
“Tuhan, tolong jadikan aku orang yang beruntung. Aku mohon” Sona berdo’a
Tes. Air mata Sona lagi-lagi menetes.
To Be Countinued