CHAPTER 1 : Look At Me
Is this what love is?
Does it hurt the more you do it?
2 tahun lamanya aku memendam rasa ini. Menahan sakitnya sendiri tanpa satu orang pun yang tahu. Jatuh cinta? Bukankah itu suatu hal yang baik? Kata orang jatuh cinta itu indah tetapi mengapa hanya sakit yang kurasa? Bukan jatuh cinta yang indah tetapi saling mencintai. Orang itu, yang membuatku jatuh cinta sekaligus merasakan sakit yang kini kurasakan.
-----------------------------------------------------------------------------------------
“Hey adik kecil! Sedang apa kau disini?”
Sapaannya membuyarkan lamunanku. Ia selalu memanggilku adik kecil. Ia adalah kakak seniorku ketika SMA. Kami tidak sengaja bertemu di perpustakaan. Saat itu aku sedang membaca cerita dongeng anak – anak dan ternyata ia memperhatikanku dari jauh. Dia bertanya – tanya mengapa remaja sepertiku masih suka membaca buku cerita anak. Lalu dia menghampiriku, kami bertukar banyak pikiran dan kemudian menjadi akrab hingga sekarang. Dan sejak saat itu, ia selalu memanggilku ‘adik kecil’.
“Mulai sekarang jangan panggil aku adik kecil! Aku sudah berumur 17 tahun tau!”
“Haha berapapun umurmu, kau tetap seperti adik kecil”
“Huh lihat saja! Ketika kita bertemu nanti, aku akan jadi wanita dewasa!”
-----------------------------------------------------------------------------------------
Sudah 1 tahun sejak terakhir kami bertemu. Setelah kelulusannya, ia memutuskan untuk masuk ke universitas di luar kota. Kami masih sering berkomunikasi melalui telepon, tetapi semakin lama komunikasi kami semakin berkurang. Jadwalnya yang padat membuatnya selalu absen untuk mengangkat telponku atau sekedar membalas pesanku. Namun, kami pernah berjanji untuk bertemu kembali satu tahun lagi tepatnya di konser SNSD tanggal 16 April karena kami sama – sama suka SNSD sejak SMA. Tak lupa aku pun mengirim pesan kepadanya. Seperti biasa, ia hanya membalas pesan tersebut dengan sangat singkat.
Seperti janjiku, aku akan menunjukkan bahwa aku yang sekarang bukan lagi anak kecil seperti ia bilang. Aku memutuskan untuk merubah penampilan diriku agar menjadi seperti wanita dewasa. Rambut panjang ikalku kupotong hingga 5cm diatas bahu. Aku membeli peralatan kosmetik dan mulai memoleskannya ke wajah ku. Merapikan semua baju yang terlihat girly dan membeli baju yang terlihat modis dan sexy. Aku cukup percaya diri dengan penampilanku yang sekarang. Ia akan terkejut akan penampilan adik kecilnya yang sekarang berubah total menjadi wanita dewasa. Sungguh tidak sabar untuk segera menemuinya.
The childish girl
I’m not her anymore
Tanggal 15 April, kami berjanji untuk bertemu sekaligus menukarkan tiket kami bersama. Orang yang pertama ku cari adalah dia. Namun mencari satu orang di antara ratusan orang seperti ini sama saja seperti mencari jarum di tumpukkan jerami. Terlebih aku tidak tau bagaimana rupanya sekarang apakah masih tetap sama ataupun sudah berbeda. Sudah sekitar 30 menit aku berkelilingmelihat – lihat sekaligus mencari sosok itu. Fokusku terpecah hingga aku menemukan laki – laki berbaju hitam, menggunakan celana panjang, tas kulit yang tergantung di bahunya, dan senyum itu, ia masih tetap sama.
“Seunggi Oppa!”
Aku memanggilnya sekaligus memastikan bahwa yang ku lihat adalah benar orang yang ku cari. Ia menoleh, mencari sumber suara yang menyebutkan namanya. Ternyata benar. Lelaki yang ku rindukan setelah lama tak bertemu kini ada di depan mataku. Segera ku menghampirinya dengan wajah yang sumringah.
“Seunggi Oppa, masih ingat aku kan?”
Ia mengernyitkan dahinya. Bertanda bahwa ia tidak mengenaliku.
“Aku Yoona”
Ia tampak sangat terkejut. Lalu ia mengajakku ke sebuah taman di dekat parkiran. Ekspresinya tampak bingung. Hal pertama yang Ia tanyakan padaku bukanlah bagaimana kabarku atau mengapa saat itu aku ada disitu tetapi……………..
“Kamu, kenapa bisa seperti ini? Hm maksudnya sejak kapan kamu berpenampilan seperti ini?”
“Sekarang aku bukanlah anak kecil lagi. Dan sudah sewajarnya orang dewasa berpenampilan seperti ini kan? Bagaimana? Cantik bukan? Mulai sekarang Oppa tidak boleh memanggilku anak kecil lagi ya”
“Cantik memang dan seperti orang dewasa yang ada di dalam pikiranmu. Tapi, kamu seperti bukan Yoona yang ku kenal. Bukan Yoona yang seperti ini yang ingin ku temui”
Kata – kata itu bagaikan awan hitam yang menggantikan sinar matahari. 1 tahun sudah kami tidak bertemu. Semua yang ku harapkan terjadi pada kebalikannya. Usahaku untuk membuatnya terkagum, malah membuatnya menjauh dariku. Semua pengorbananku sia – sia. Padahal, maksudku hanya ingin menunjukkan bahwa aku tidak mau terus dilihat sebagai adik kecil. Aku juga seorang wanita yang pantas dicintai yang ingin tau bagaimana rasanya jatuh cinta. Aku tidak akan menyerah. Aku akan tetap mendekatinya hingga ia sadar akan kehadiranku dan menjadi akrab seperti dulu. Akan ku tunjukkan bahwa aku sekarang adalah wanita dewasa yang pantas diiperhitungkan.
Look at me now, look what you see
I’m a beautiful lady
Tidak lama kemudian, Seunggi Oppa pamit untuk pulang dan hanya mengingatkanku untuk tidak datang telat besok. Tetapi ekspresi wajahnya sangat muram. Ia seperti malas untuk datang besok. Aku merasa ia seperti terpaksa untuk mendatangi konser ini. Namun, aku mencoba menghibur dirinya.
“Seunggi Oppa tunggu! Aku bawa makanan untukmu”
“Buat kamu aja, aku sudah kenyang. Aku mau pulang sekarang”
“Tapi, ini buat Oppa”
“Sudah ku bilang aku tidak mau, pergi sana!”
Ia mengusirku, Ia menyuruhku pergi, ia membentakku. Tidak kusangka orang yang selama ini ku kagumi, yang selalu baik kepadaku, bertingkah seperti ini sekarang. Ia sudah berjalan beberapa langkah di depanku meninggalkanku.
“Kenapa Oppa bertingkah seperti ini?! Kenapa Oppa berubah?! Kemana Seunggi Oppa yang dulu?!”
Tak kuasa aku menahan air mataku. Emosi ku pun naik. Ia menghentikan langkahnya dan menolehkan kepalnya. Ia malah membalikkan pertanyaanku.
“Siapa yang lebih dulu berubah? Kemana Yoona yang dulu?”
“Mengapa Oppa sekarang jahat denganku? Apakah Oppa sangat membeciku?”
“Ya! Aku sangat membenci Yoona yang sekarang! Aku membenci wanita berambut pendek!”
Lagi – lagi, ia melontarkan kata – kata yang menusuk hatiku. Lalu ia pergi tanpa menoleh sedikit pun ke arahku. Aku terduduk sendiri menangis tak peduli dengan orang yang berlalu lalang. Apa salahku? apa karena penampilanku ia membenciku? Tiba – tiba ada seorang wanita yang menghampiriku lalu menepuk pundakku. Wanita ini mendekatiku dan mengajakku bicara.
“Hey, ayo ikut aku”
Ia mengajakku ke suatu café di sekitar tempat itu.
“Hai aku Yuri. Maaf kalau kamu terkejut. Aku teman dekat Seunggi dan aku tidak sengaja melihat kejadian tadi. Bukan maksud aku untuk ikut campur masalah orang lain tapi aku rasa aku harus menyampaikan ini kepada kamu”.
“Maaf sebelumnya, Eonni tau aku dari mana ya?”
“Ohiya, Seunggi sering cerita tentang kamu. Dia bilang ada adik kecil yang mirip dengan mantan kekasihnya. Dia bilang kamu lucu seperti anak kecil dan ketika pertama kali kalian bertemu, kamu sedang membaca buku cerita anak kan?”
“I..Iya. Seunggi Oppa selalu memanggilku anak kecil. Aku ingin menunjukkan bahwa aku bukan lagi anak kecil dan merubah penampilanku agar terlihat dewasa. Tetapi, ia malah membenciku. Apa yang salah dengan penampilanku?”
“Seunggi bilang bahwa ia membenci wanita berambut pendek kan? Sebenarnya, waktu SMA dulu Seunggi mempunyai kekasih yang berambut pendek. Wanita itu mempunyai penyakit kanker hati yang sudh stadium akhir. Di saat – saat terakhir hidupnya, Seunggi terus menemani wanita itu. Sampai akhirnya wanita itu meninggal. Sejak saat itu, ketika ia melihat wanita yang berambut pendek Seunggi menjadi sedih. Karena ia menjadi teringat akan kekasihnya. Kebetulan, model rambutmu yang sekarang, sama persis dengan mantan kekasih Seunggi yang sudah meninggal itu. Mungkin karena itu, ia teringat kembali kenangan lamanya yang menyedihkan. Padahal, Seunggi sering bilang bahwa satu – satunya hal yang bisa membuat Seunggi lupa adalah Yoona. Tetapi kamu yang sekarang malah mirip dengan wanita kenangannya. Permasalahan bukan ada di penampilanmu Yoona”.
Air mataku menetes setelah mendengar cerita dari Yuri Eonni. Tak kusangka Seunggi Oppa mempunyai masa lalu yang seperti itu. Aku tersadar, tidak mungkin Seunggi Oppa melakukan sesuatu tanpa alasan. Mengapa ia tidak langsung memberi tahu aku? Mengapa ia membuat semuanya jadi salah paham? Kasian Seunggi Oppa, ia harus kembali teringat dengan kenangan yang sudah lama ia kubur dalam pikirannya. Dan kenangan tersebut kembali terbuka karena aku. Aku harus membuat masalah ini selesai besok.
When I fall in love, I become a fool
But if I hide this heart, I’ll hurt even more
So I’ll tell you
Aku mengikat rambutku, sama sekali tidak merias wajahku, dan menggunakan baju yang biasa ku kenakan saat dulu. Ku sudah bersiap untuk pergi ke venue konser dan menghampiri Seunggi Oppa yang sudah menungguku sejak tadi. Ia terkejut melihatku. Ia beranjak pergi untuk langsung mengantri, namun ku tarik tangannya untuk kembali duduk.
“Aku sudah dengar cerita soal mantan kekasih Oppa yang meninggal. Maafkan aku, bukan maksudku untuk mengingatkan kembali kenangan Oppa. Aku hanya ingin membuat Oppa kagum. Aku benci setiap kali dipanggil adik kecil. Oppa hanya menganggapku sebagai adik. Maka dari itu aku merubah penampilanku agar terlihat dewasa. Agar menjadi wanita yang layak dicintai. Aku… mencintai Seunggi Oppa”
Seunggi Oppa terdiam. Wajahnya tidak bisa ditebak. Lalu tiba – tiba ia memelukku. Masih dalam posisi yang sama ia mengelus rambutku. Kemudian ia menatap wajahku lalu menggenggam tanganku dan tersenyum
“Bodoh. Menjadi dewasa bukan dengan cara merubah penampilan. Tetapi tunjukkan dengan sikap dan perilaku. Bagaimana aku tidak terkejut, setelah 1 tahun tidak bertemu lalu tiba – tiba kamu berpenampilan seperti ini? Sudahlah, setidaknya sekarang kau sudah tau kesalahanmu. Tunjukkan kedewasaanmu lewat tingkahmu. Bagaimanapun, aku juga merindukanmu”
“Akhirnya Seunggi Oppa yang dulu sudah kembali. Aku janji akan bersikap lebih dewasa!”
“Haahaha akan ku awasi sikapmu. Ngomong – ngomong, siapa yang memberi tahu soal cerita itu? Sepertinya aku tidak pernah menceritakannya kepada orang lain”
“Ohya? Waktu itu ada seorang wanita yang menghampiriku dan menceritakan semuanya kepadaku. Kalau tidak salah wanita itu bernama Yuri”
Seunggi terdiam. Wajahnya pucat. Aku tidak mengerti apa yang sedang dipikirkannya sekarang. Aku tidak mengerti mengapa ia berkespresi seperti itu. Namun, waktu konser sudah dekat. Kami sangat menikmati konser tersebut. Bahkan Seunggi Oppa memegang tanganku dan menjagaku agar aku tidak terdesak oleh kerumunan orang. Aku sangat bahagia malam itu bertemu kembali dengan orang yang ku cintai.
Besoknya setelah konser, Ia mengajakku pergi ke suatu tempat yang ternyata adalah tempat pemakaman umum. Ia bilang bahwa ia ingin mengunjungi makam mantan kekasihnya. Ketika sampai di tempat, Jantungku berdegup hebat setelah melihat nama yang tertera di atas makam tersebut yang bertuliskan ‘Kwon Yu Ri.
Inspired by ‘Safe Haven’ Movie