CHAPTER 2 :
Ini Gila
Seorang lelaki memasuki ruangan yang sudah terdapat 2 laki laki "sampai juga kau rupanya" ucap salah satu laki laki yang sudah menunggu kedatangannya. "Sajangnim" ucap laki laki yang baru saja datang itu. "Suho-ya kau telah membuat kesalahan yang fatal" ujar laki laki satu lagi. "Menejer kim" panggil lelaki yang memiliki pangkat tertinggi. "Ye sajangnim" jawab menejer kim. "Suho akan di berhentikan dari seluruh aktivitas dalam group mau pun solo sampai batas waktu tidak di tentukan. Ia di larang untuk muncul dalam media tv, berita, maupun di hadapan umum. Kau akan ku asingkan" keputusan presdir telah di tetapkan. "Sajangnim kau tidak bisa seperti ini" suho tak setuju atas keputusan yang telah di buat.
"Membuat keributan di club malam, menabrak pejalan kaki, dan memukul orang di tempat umum. Kau pikir ulah mu dapat di toleransi?!" Predir meninggikan suara. "Aku di jebak" bela suho. "Aku bahkan sudah memperingatkan mu berapa kali sebagai seorang public figur kau harus bisa mengontrol emosi mu dan menjadi panutan untuk semua orang. Tapi kau malah seperti ini. Kau tau bukan hanya kau yang kena tapi group mu juga harus terkena imbas karena mu" presdir memukul meja dengan kuat. Suho hanya bisa terdiam. "Kau membuat perusahaan untuk bertanggung jawab dan mengganti rugi atas ulah yang kau perbuat, menurut mu apakah aku pantas mempertahankan orang seperti mu?" Tanya presdir yang sudah mulai marah. Suho hanya mengepal kedua tangannya menahan amarahnya yang sudah meneludak. "Lebih baik kau memilih, kau ingin menghilang untuk sementara waktu atau kau benar benar mau ku pecat?" Tanya presdir. "Ye sajangnim" suho membungkukkan badan.
"Menejer kim siapkan semua, jangan sampai ada media yang tau keberadaannya" perintah presdir. "Araseohabnida sajangnim" menejer kim paham apa yang harus di lakukan. "Dan kau beristirahatlah dengan baik, jangan membuat onar di luar sana" pesan presdir kepada suho. "Nde" jawab suho. "Kalian bisa pergi sekarang" ucap presdir. Lalu mereka keluar dari ruangan tersebut.
"Hyung" suho mengeluh. "Aku tak bisa membantu mu kali, sekarang ikut aku" menejer kim berlalu meninggalkan suho dan suho pun mengiringinya. "Kita mau kemana?" Tanya suho saat mereka sudah berada di dalam mobil. "Kau akan tau nanti" menejer kim langsung menancap gas mobilnya menuju suatu tempat.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam mereka sampai di tempat tujuan. "Hya bangunlah" menejer kim membangunkan suho yang tertidur. "Hmm kita sudah sampai?" Suho meregangkan tubuhnya. Seketika bola matanya membesar ketika ia melihat apa yang ada di depannya itu "hyung untuk apa kita ke sini?" Tanya suho tak mengerti. "Kau akan tinggal di sini" jawab menejer kim. Suho membuka mulutnya lebar lebar seakan tak percaya "wah, kau pasti bercanda" ucapnya. "Tidak" jawab menejer kim enteng. "Hyung, ini sekolah dan asrama yeoja mana mungkin aku bisa masuk ke sana" suho masi tak mengerti. "Maka kau harus menjadi seperti mereka" jelas menejer kim. "Mwo?!!" Suho meninggikan suara.
"2 hari lagi sekolah ini akan di buka dan kau akan berada di sini sebagai mahasiswi di sekolah ini" menejer kim berucap. Suho menggeleng gelengkan kepalanya tak percaya. "Gaja kita mempersiapkan peralatan mu" menejer kim meninggalkan tempat tersebut menuju tempat lain. "Ini gila" suho mengacak rambutnya.
Dalam waktu 30 menit mereka telah sampai di sebuah rumah. "Tempat apa lagi ini?" Tanya suho. "Cepat turun" ujar menejer kim dan suho mengikutinya. Mereka telah di sambut oleh beberapa wanita di sana. "Apa kau sudah menyiapkan semua?" Tanya menejerkim. "Ini file yang kau minta" wanita itu memberikan amplop coklat berukuran besar. "Duduklah" menejer memerintahkan suho untuk duduk di kursi yang telah di sediakan.
Menejer mengeluarkan berkas di dalam amplop tersebut "ini berkas berkas mu untuk masuk di sana, semua sudah di urus. Kau hanya tinggal masuk" ucap menejer kim. "Hyung ini gila" suho masi tak percaya. "Cepat tanda tangan" menejer kim memberikan pulpen kepada suho. "Tidak ini gila, aku tidak akan kesana!" suho meninggikan suara. "Kalau begitu kau dipecat" menejer kim memasukan berkas berkas itu kedalam amplop. Suho mengacak acak rambutnya.
"Suho-ya jangan mempersulit keadaaan" menejer kim berusaha menenangkan suho. "Kita bisa menggunakan cara lain, aku bisa bersembunyi di dorm atau pulang kerumah,aku akan diam dan tidak akan beranjak sedikit pun menuju pintu keluar. ah keluar negri pun bisa" suho memberikan pendapat. "Tidak bisa, saat ini kau dalam pencarian suho-ya. Kau tidak bisa keluar negri karena media pasti akan menangkap mu. Satu satunya jalan hanya ini. Hanya sebentar,hanya sampai masalah ini redam" menejer suho meyakinkan.
"Aarghhh!!!" Teriak suho. Pemikirannya saat ini sangat kalut, mengapa semua menjadi berantakan seperti ini. Ia benar benar tak menyangka sama sekali. "Sajangnimlah yang memerintahkan mu untuk kesini, dan dia di utus langsung untuk membantu mu" menejer kim menunjuk wanita yang berdiri disampingnya. Suho melihat ke arah wanita itu "nama saya heri, saya akan membantu anda selama berada di sana" wanita itu mengenalkan diri. "Dia guru di sana jadi kau tak perlu cemas" ucap menejer kim. Suho tampak putus asa "lalu apa yang harus ku lakukan?" Tanyanya. "Kau hanya perlu bertahan di sana sampai aku menjemput mu, ingat nama mu adalah kim sehi dan kau adalah ponakan dari heri" jelas menejer kim. Suho tampak berpikir.
"Tapi pertama tama kau harus merubah penampilan mu seperti mereka" menejer kim tersenyum dengan penuh arti. Suho pun di permak sedemikian rupa agar menjadi remaja kebanyakan, setelah beberapa jam kemudian .....
"Wuaaaaaahhhh!!! Wow!! Hahahahahaha" menejer kim bertepuk tangan dan tampak senang melihat hasilnya. "Hyung ini terlalu berlebihan" keluh suho tak terima. "Aniyaa, yeppo!! Neol jinja yeppo!" Menejer kim melihat penampilan suho dari atas sampai bawah. "Kau benar benar seperti wanita" meneje kim terkagum. Suho mengenakan dress berwarna peach dan menggunakan wig pendek dengan sedikit polesan makeup di wajahnya. "Bagaimana bisa sajangnim memiliki ide seperti ini hahaha" menejer kim tampak memuji ide presdir. "Kerja bagus untuk kalian" puji heri. "Selanjutnya heri akan mengajarkan mu bagaimana menjadi seorang wanita" ucap menejer kim.
menejer kim kembali ke kantor menemui presdir. "Bagaimana?" Tanya presdir. "Dia menyetujuinya, ya walau awalnya dia sempat memberontak tapi pada akhirnya ia seruju" jawab menejer kim. "Apa yang dia lakukan sekarang?" Tanya presdir. "Iya sedang mempelajari beberapa hal tentang wanita" jawab menejer kim."Bagus, terus awasi dia jangan sampai kau kehilangannya" perintah presdir. "Nde sajangnim" menejer kim menurut. "Tapi presdir apa kau yakin dengan keputusan ini?" Menerjer kim sebenarnya juga tak tega melihat suho seperti ini. "Kita harus merubahnya, jika di sana ia tidak bisa berubah maka terpaksa kita harus mengeluarkannya" jelas presdir. "Saya mengerti" menejer kim keuar dari ruangan presdir.
Suho pun mempelajari beberapa hal tentang wanita. Dari suara, cara berjalan, dan berbagai macam hal lainnya. Sesekali ia menghela nafasnya berat karena jujur ia tak ingin melakukannya tetapi ia terus mempelajari dengan baik.
*(satu malam sebelum keberangkatan)*
Langit telah berubah menjadi gelap, semua yang di perlukan suho sudah selesai di persiapkan. Saat ini suho tampak sedang merenung memandangi langit yang cukup cerah malam ini. "Kau tidak beristirahat?" Heri memberikan secangkir coklat panas. Suho tersenyum "aku hanya sedang memikirkan sesuatu" jawabnya. "Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya heri. "aku tak tau apakah ini keputusan yang tepat atau tidak" ucapnya. "Aku tau pasti ini berat untuk mu" ujar heri. "Apakah semua akan baik baik saja?" Tanya suho bergeming. "Aku yakin semua akan kembali seperti semula, kau hanya perlu bersabar" heri meyakinkan. Hening di antara keduanya.
"Tampaknya sajangnim menyukai mu" heri menatap suho. Suho mengangkat kedua alisnya tak mengerti. "Aku telah mengenalnya lebih dari 15 tahun. Jika dia tidak menyukai seseorang maka ia langsung memecatnya" heri menceritakan sifat presdir. "Itu tak mungkin" suho tak percaya. "Jika dia tidak menyukai mu sudah lama kau di tendang olehnya, tapi kau malah di suruh bersembunyi" lanjut heri. "Sajangnim tidak akan begitu saja melepas kita, dulu aku adalah trainee. Waktu itu aku mengalami cedera yang cukup parah dan aku memutuskan untuk keluar dari SM tapi ia tak menyetujuinya. Menurutnya ia tak mungkin melepas ku karena aku sangat berbakat, dia sampai membebaskan ku untuk melakukan apa saja asal aku tetap berada di sana" ia menceritakan pengalamannya. "Lalu?" Tanya suho penasaran.
"Tampaknya kau tertarik" ucap heri. "Sedikit" jawab suho. "Aku menolaknya,aku tak mau ada orang salah paham. Aku tetap keluar dari SM tapi sajangnim tetap baik pada ku, jujur SM membantu ku sampai saat ini dan aku seperti hutang budi dengannya" heri menyesap kopi yang dibawanya. "Kau beruntung" suho tampak iri. "Kau juga, kau hanya perlu membuktikan padanya. Sajangnim hanya ingin melihat usaha mu. Kau tak perlu khawatir, aku akan membantu mu di sana. Jika kau merasa kesulitan beri tau aku" heri menyemangati suho. "Gomawo noona" suho tampak terharu. "Sekarang tidurlah, besok kau akan memulai pertualangan mu kim sehi" heri meninggalkan suho. Suho tertawa mendengar nama tersebut. "Nde noona kau juga"ucap suho.