CHAPTER 1 : CHAPTER 1 ‘ THE MEMORIES OF HIGH SCHOOL’
-Insa Highschool 2012-
Yoojin bersama sahabatnya Song Haena, berjalan melewati koridor sekolah menuju kelasnya. Namun seorang pria yang mereka kenal, Mark setengah berlari melewati kedua wanita ini.
“Ya Mark oddiga?” terlihat Jackson di ambang pintu kelasnya memanggil Mark. Sayangnya pria itu seolah tidak mendengar, justru ia berlari dengan cepat. Pemandangan sudah biasa dilihat oleh Yoojin dan Haena.
“Eoh? Sepertinya Mark mencoba kabur lagi” ujar Haena seakan tidak percaya berkali-kali harus melihat pemandangan ini.
Yoojin mengangguk “Ne, aku bingung sampai kapan ia akan melakukan hal itu terus? Tapi itu membuatnya terlihat semakin keren.” takjub Yoojin yang tidak pernah luput mengembangkan senyumannya ketika melihat Mark.
Haena mengelengkan kepalanya mendengar ucapan Yoojin dan berkata “Aku pun bingung. Kenapa temanku ini sangat menyukai seorang Mark yang jelas-jelas ...” Haena menghentikan ucapannya, seolah enggan melanjutkannya.
Seluruh siswa termasuk guru dan pengurus kantin sekolah ini pun tahu seorang Mark seperti apa, pria yang terkesan bad boy sering sekali bolos sekolah, kabur ketika pelajaran, kabur keluar sekolah, balap mobi liar. Karena itu, tidak jarang Mark keluar – masuk kantor kepala sekolah, surat peringatan seakan tidak mempan baginya. Namun sekolah tidak bisa melakukan apa-apa karena orangtuanya penyumbang dana terbesar untuk sekolah ini.
Maka dari itu para guru memberikan pengawasan yang cukup ketat untuknya, hanya saja pengawasan ketat bukan alasan Mark agar kabur dari sekolah. Mark popular di sekolah ini pun bukan karena kenakalannya saja, selain tampan permainan basketnya pun tidak perlu diragukan lagi. Berkat Mark pun sekolah selalu mendapat peringkat 1 pada pertandingan basket persahabatan antar sekolah.
Tidak jarang banyak gadis-gadis yang mengincar para pemain basket seperti Mark. Begitu juga dengan Yoojin, ia pun tidak mengerti mengapa ia bisa menyukai seorang Mark. Tetapi menurutnya ketika Mark melakukan aksi dilapangan ia terlihat sangat keren, begitu juga ketika ia dengan mudah melakukan martial art.
“Molla, karena cinta datang begitu saja” ujar Yoojin membuat Haena tersenyum dan mengangguk mantap.
“Kajja” Haena merangkul Yoojin untuk masuk kelas.
Baru saja Yoojin menaruh tasnya dimeja dan seseorang berseru “Pagi Yoojin, kau makin cantik saja.” Seru Jackson yang membuat Yoojin kaget.
“Ya, geumanhae! berhentilah membuatku kaget” Yoojin mengelus dadanya, namun Jackson hanya tersenyum jahil dan menatap Haena.
“Pagi Haena tomboi. Aigo, tidak bisa kau berpakaian rapi sedikit saja dan sedikit seperti yeoja” ujar Jackson pada Haena yang memang berpenampilan berantakan. Seragamnya hanya dimasukkan asal dan rambutnya pun ia kuncir tak rapi, penampilan tomboinya merupakan ciri khas Haena.
“Jackson tidak bisa kau tidak berceramah di pagi hari. Kau sama saja seperti Jung sam! Tsk” protes Haena dengan tatapan kesalnya.
Jackson justru merangkul Haena dan berkata “Ya, aku hanya memberi saran padamu Haena.” mendapati hal ini Haena hanya menatap Jackson dengan tatapan yang sulit diartikan, sadar dengan tatapan Haena buru-buru ia melepaskan rangkulannya “Ahh, sepertinya pelajaran akan dimulai! BYE!” Jackson langsung pergi menuju kursinya yang berada dibelakang.
Melihat kelakuan Jackson tersebut Haena hanya mengerutkan keningnya, tidak dengan Yoojin yang hanya tertawa melihat tingkah mereka.
*****
“Pagi semua!” seru seorang guru yang baru saja memasuki kelas dan ia terheran mendapati orang yang jarang ada dikelas duduk manis di kursi paling belakang. “Bagus Mark. Kau harus mengikuti pelajaranku.” ujar guru tersebut mulai membuka materi.
Yoojin dan Mark memang satu kelas, tapi jangan harap seorang Mark mampu mengenal teman-teman sekelasnya. Entahlah karena sikap ketidak perduliaanya atau karena ia jarang masuk membuatnya tidak hafal teman sekelasnya, terkadang ia mengenal wajah namun tidak mengetahui namanya. Ia hanya mengingat teman-teman dari tim basketnya yang begitu sering ia temui.
Mark berada di kelas ketika pelajaran pertama, merupakan Jackpot untuk guru tersebut. Namun seisi kelas pun sudah tahu seperti apa Mark sesungguhnya, tidak bertahan lima menit materi dimulai Mark tanpa ragu keluar kelas dengan santai “Ya, Mark oddiga ?” teriak guru yang masih menjelaskan materi, tapi jangan harap Mark akan mendengarnya.
“Sudah kuduga” gumam Yoojin mendapati hal ini untuk kesekian kalinya.
*****
Yoojin tengah mencoret-coret buku miliknya, entahlah apa yang ia pikirkan. Namun Haena dengan cepat menarik buku Yoojin “Dari pada mencoret-coret tidak lebih baik membuahkan seni.” Haena mencoret buku Yoojin dan menghasilkan sebuah gambar kupu-kupu indah.
Dari jarak tiga buah bangku terdengar suara “Jangan meminjam buku catatanku, tidak lengkap. Kau pinjam saja pada Yoojin.” Seru Jackson pada Mark sambil menunjuk kearah Yoojin.
Menyadari ucapan itu Yoojin memejamkan kedua matanya sekilas, karena terlihat jelas Mark yang kian dekat menghampirinya. “Kau Yoojin kan?” tanyanya tanpa basa – basi lagi ketika didepan Yoojin.
“Tsk! Dengan teman sekelas saja kau tidak kenal” sindir Haena, namun Mark menatap datar.
“Nuguseyo?” pertanyaan konyol keluar begitu saja dari mulut Mark dan mengundang tawa seisi kelas.
Haena tersenyum masam dan berkata “Kau tidak perlu mengenalku”
Mark mengangguk “Ah ne~ aku pun tidak ingin mengenalmu” kembali ucapan Mark mengundang tawa seisi kelas dan Haena hanya mampu menghelakan napas dan berlalu meninggalkan Mark
Saat itu juga Yoojin menyodorkan buku catatannya “Aku pinjam selama ujian! Tenang aku akan mengembalikannya. Thank you” Mark tidak menunggu jawaban Yoojin, ia berlalu begitu saja meninggalkan kelas ini.
Hal inilah yang dinanti Yoojin, Mark memang tidak ambil pusing dalam pelajaran. Namun ketika ujian akan berlangsung, ia membutuhkan buku catatan dan memang buku catatan Yoojin lah yang sangat lengkap. Karena Yoojin termasuk dalam siswa berprestasi disekolah, dan Yoojin pun merasa sangat senang meminjamkan buku catatannya pada Mark.
*****
Yoojin dan Haena baru saja dari toilet wanita, toilet yang berada di belakang halaman sekolah. Sambil bersenda gurau mereka menuju kelas yang cukup jauh dari belakang halaman. Yoojin berbicara berhadapan dengan Haena namun ia berjalan membelakangi arah tujuannya. Saking asyiknya berbicara Yoojin tidak menyadari kalau ada seseorang dibelakangnya, Haena yang melihatnya ingin memberitahu tapi..
BRUGGHH
Ia menabrak seseorang tapi ia tidak merasakan tubuhnya tersungkur, ia merasakan tangan seseorang menahan punggungnya. “Eoh? Mark” pekik Haena melihat Mark yang tengah menahan tubuh Yoojin, sontak saat itu juga Yoojin memutar tubuhnya dan dengan jelas ia menatap Mark yang tengah berdiri tegak dihadapannya.
Begitu dekat jarak mereka membuat Yoojin terasa sesak, mendapati kedua bola mata Mark menatapnya. “Mian” hanya kata itu yang mampu Yoojin ucapkan pada Mark.
Namun Mark tidak menjawab justru ia berjalan melewati Yoojin, terlihat Mark setengah berlari tepat ditepi tembok sekolah dan sudah dapat dipastikan Mark mencoba kabur lagi. Melihat hal ini Haena berteriak “YA!! Neooo—“belum selesai Haena berkata Yoojin sudah membekap mulut Haena.
Mark yang menatap kedua wanita ini mengerutkan alisnya, sedang Yoojin seperti berkata “Pergilah” dengan memberi isyarat pada Mark untuk segera pergi dan menggerakan tangannya seolah ia mengunci bibirnya sendiri, tanda bahwa ia tidak akan memberitahu yang lain jika Mark kabur. Sesaat Mark melakukan martial art ketika melompat pada pagar sekolah yang sukses membuat Yoojin takjub begitu juga dengan Haena yang melepasan tangan paksa tangan Yoojin.
“Daebak bagaimana dia melakukannya?” ujar Haena takjub, ia menatap Yoojin yang masih diam saja menatap Mark sudah tidak terlihat “Sebaiknya kau buat pernyataan cinta, kau terlihat sangat menyukainya.”
Ucapan Haena membuat Yoojin mengerucutkan bibirnya “Ya, mana mungkin yeoja yang memulai.” Haena hanya mengangguk mengerti dengan perkataan Yoojin.
****
Yoojin dan Haena tengah asik menikmati makan siangnya dikantin, namun seperti biasa selalu saja ada pria dari kelas lain yang menghampiri Yoojin “Untuk pencuci mulut makan siang. Dihabiskan” ujar pria tersebut memberi 5 buah pudding.
“Gomawo Bobby” ujar Yoojin menerima dengan senang hati pudding tersebut. Sesaat Booby pergi Yoojin langsung menaruh beberapa pudding didepan Haena.
“YA!” protes Haena seakan tahu kebiasaan Yoojin yang tidak pernah menghabiskan pudding atau coklat yang diberikan para pria, justru ia memberikannya pada Haena.
“Kau harus menghabiskan, jebal” Yoojin memasang aegyo, membuat Haena berdecak namun tidak ada protes lagi dari mulutnya.
Sejak Yoojin dan Haena duduk dan menikmati makan siang, sejak itu pula Yoojin menatap kearah segerombolan pria yang merupakan tim basket sekolah ini, tentunya ia hanya menatap pada Mark. “Mark, ku dengar kau menang lagi balap mobil semalam?” tanya Jaebum yang juga teman sekelas Yoojin sekaligus kapten dari tim basket sekolah.
“Kau tidak perlu menanyakan hal itu, karena sudah pasti Mark selalu menang dalam balap mobil.” Ujar Jackson
“Ahh kau begitu berbakat Mark, ajari aku balap mobil?” ujar Jinyoung
Jackson tertawa “Ya, Kau dan Daehyun mempunyai wajah yang cute tidak cocok untuk balap mobil” ledek Jackson membuat yang lain tertawa,
“Sebaiknya perbaiki dulu dribble mu, baru berlatih balap mobil” timpal Daehyun kembali mengundang tawa dari anggota tim basket ini.
“Daehyun benar! Aku setuju dengan ucapannya” seru Yoongi, menerima perlakuan ini Jinyoung berdengus kesal dan meneguk habis minumannya, kelakuan Jinyoung pun kembali mengundang tawa.
Menyaksikan ini Mark hanya diam saja dan tersenyum simpul dengan tingkah teman-temannya. Meski beberapa dari mereka berbeda kelas ketika mereka sudah berkumpul pasti ada saja yang menjadi topik pembicaraannya.
Yoojin yang sejak tadi memperhatikan Mark pun tersenyum melihat Mark yang tersenyum simpul saat berbincang dengan teman-temannya “Senyumannya begitu manis” gumam Yoojin dan tidak luput ia pun mengembangkan senyumannya, Haena tidak bisa berkata apa-apa dengan sikap Yoojin melihatnya senang ia, Haena pun ikut senang.
****
“MARK, JACKSON, JAEBUM, JINYOUNG, DAEHYUN, YOONGI” seru penonton yang menyaksikan pertandingan persahabatan antara Insa High School melawan Hansung High School. Dimana pertandingan sudah berlangsung dan terlihat dengan jelas beberapa lawan dari Hansung yang menyerang dengan kasar.
Hansung merupakan lawan keramat untuk sekolah ini, bagaimana pun mereka tidak akan membiarkan Insa untuk menang. Karena pertandingan beberapa bulan yang lalu Hansung kalah telak dan terlihat kali ini pemain dari Hansung akan tidak membiarkan Mark menerima bola dari yang lain.
Para pemain Hansung pun sudah tidak asing lagi bagi para siswi Insa High School. ‘The Handsome Devil’ julukan untuk ketiga pemain basket dari Hansung yang paling populer karena ketampanannya, kemahirannya dalam bermain basket juga ‘kekejiannya’ dalam menyerang lawannya. Meskipun mereka memiliki wajah yang tampan, namun tetap saja lawan hanyalah lawan. Begitu pun bagi Hansung Highschool yang terlihat tidak menyukai lawannya ini, tertutama sang kapten yang jugasalah satu anggota Handsome Devil sebut saja ‘Kai’ yang terlihat sangat terobsesi ketika menghadapi Mark.
Hal ini bukan sekali atau dua kali, setiap bertanding dengan Insa Highschool, Kai tidak pernah membiarkan Mark lepas dari pandangannya. Terlihat jelas beberapa kali Kai merebut bola dari tangan Mark, bahkan kali ini ia mengisyaratkan pada teman-temannya untuk menjaga Mark agar tidak mendapatkan bola.
“Aissh si Kai itu, selalu saja” gerutu para penonton yang sadar dengan aksi Kai.
Yoojin dan Haena yang juga menyaksikan pertandingan ini beberapa kali menghelakan napas dengan aksi Kai yang menyanggah Mark “Sangat jelas sekali ia tidak menyukai Mark.” Dengus Haena yang melihat tatapan tidak suka seorang Kai terhadap Mark.
“Ne, aku yakin semua pun sudah menyadarinya. Setiap pertandingan ia selalu mengincar Mark.” Ujar Yoojin
“Sebaiknya kau tanya langsung pada tetanggamu itu Yoojin-ah! Kenapa ia terlihat tidak menyukai Mark” ujar Haena membuat Yoojin membulatkan matanya.
Kai memang bertetangga dengan Yoojin, hanya saja sudah lama sekali mereka jarang berinteraksi. Meskipun Yoojin sering melihat Kai bermain basket dihalaman rumahnya, namun tetap saja mereka hampir tidak pernah berinteraksi satu sama lain. Sejak Kai pindah ke Busan lalu kembali lagi ke Seoul. Melihat ekpresi Yoojin, Haena mengerti dan kembali fokus pada lapangan.
Kembali Kai merebut bola dari tangan Mark, namun Mark mampu dengan mudah merebutnya kembali. Kali ini kedua mata pria tampan tersebut saling beradu, Kai berniat untuk merebut bola dari tangan Mark. Akan tetapi saat itu Mark yang seolah muak dengan tindakan Kai berkata “Mengapa kau tidak menyukaiku?” tanya Mark dengan tatapan tajam
“Kau tanya saja pada dirimu sendiri” dengan senyuman antagonisnya Kai merebut bola dari tangan Mark.
Mark tersenyum simpul dengan aksi Kai, ia berlari dan merebut kembali bola tersebut seraya mendribble bola menuju ring “Masuk”
Mendapati Mark yang mampu dengan mudah memasukan bola pada ring rahang Kai semakin mengeras. Terlebih lagi pertandingan yang sudah berlangsung lama ini sudah mencapai point 63-63, kedua sekolah mendapat point yang sama dan waktu akan berakhir.
Terlihat Daehyun dan Jaebum mengiring bola secara bergantian, ia pun melempar pada Yoongi yang terlihat kosong. Karena tidak mungkin baginya melempar pada Mark yang kali ini tengah dijaga beberapa orang dari tim lawan, namun kali ini Yoongi berhadapan dengan Sehun yang juga salah satu anggota Devil Handsome. Tetapi Yoongi melemparkannya pada Jackson dan tidak meleset.
Jackson terlihat bingung mau melempar kemana, karena semua temannya dikepung oleh tim lawan dan tersisa Kai yang siap untuk merebut bola dari Jackson. Namun Jackson melirik kearah Daehyun yang memberi isyarat untuk melemparkan padanya, saat itu juga Jackson setengah berlari mengiring bola dan ia lemparkan tepat kearah Daehyun. Tangkapan sempurna, lawan pun cukup terkecoh dengan aksi dua orang ini.
Tapi Hansung Highschool tidak menyerah, justru Kai memberi isyarat untuk mengepung mereka kembali. Ketika Daehyun mulai mendekati ring sungguh sial salah satu namja yang merupakan anggota terakhir dari Devil Handsome menghalangi langkahnya.
Stuck!
Mungkin kata itu cocok diungkapkan untuk Insa Highschool, Daehyun tidak bisa melempar bola pada teman yang lain. Namun ia tidak membiarkan bolanya direbut oleh namja didepannya tersebut “Chanyeol rebut bola itu!” seru Xiumin yang tengah menghalangi Jinyoung.
Dari sisi kanan Daehyun sadar Mark memberikan tatapan, seolah memberi isyarat untuk mengalihkan yang lain. Mengerti maksud Mark saat itu juga Daehyun memutarkan tubuhnya dan memberikan bola pada Jinyoung, tidak bertahan lama lawan terkecoh saat itu juga Jinyoung meleparkan bola pada Mark, dengan gesit Mark mengiring bola pada ring.
Mark mendribble bola mengarahkannya ke ring Hansung High School, saat Mark bersiap untuk melemparkan bola tersebut Kai pun berlari kearahnya terlihat ingin meraih bola. Akan tetapi dugaannya salah. Ia malah mendorong Mark hingga keduanya tersungkur jatuh dan saat itu bola direbut Chanyeol dan dilemparkannya ke arah Sehun menuju ring Insa High School.
“2 point untuk Hansung High School. Sempurna!! Kerja sama yang sangat apik dilakukan oleh Trio Handsome Devil. Bravoo!!”Seru komentator yang menandakan berakhirnya pertandingan basket tersebut.
Mendapati hal ini penonton Insa High School sontak membulatkan matanya tidak percaya, terlihat jelas terjadi kecurangan pada babak akhir. “Ya, dia curang mendorong Mark” sorak sorai gemuruh penonton yang tidak terima.
Terlihat wasit dan pelatih dari Insa dan Hansung High School tengah berunding dan menghampiri Kai “Aku tidak sengaja, aku ingin mengambil bola hanya saja tubuhku goyah dan menabrak Mark” jelas Kai membuat Mark menatap tajam pada Kai.
Wasit pun memaklumi ucapan Kai “Itu hanya kecelakaan murni, pemenangnya Hansung High School”
DAMN! Seperti tersambar petir untuk Insa High School mendengar hal ini, terutama Mark yang benar-benar tidak percaya akan hal ini. “Jelas-jelas ini kecurangan, ini benar-benar tidak masuk akal.” Dengus Jaebum menahan rasa kesal
“Mark Ghwencana?” tanya Daehyun pada Mark yang terlihat kakinya terkilir karena ulah Kai. Tidak ada jawaban dari Mark, sejak kejadian tersebut ia menatap hanya kearah Kai yang memberikan senyuman liciknya. Tanpa berkata apa-apa seolah enggan lama-lama di lapangan, Mark berjalan gontai meninggalkan teman-temannya.
“Mark pasti sangat kecewa, biarkan dia sendiri ”ujar Jackson yang memahami kondisi Mark dan dijawab anggukan oleh yang lain.
Mendapati hal ini Yoojin dan Haena pun tidak menyangka “Aiishh Kim Jongin itu” dengus kesal Haena tanpa sengaja menyebutkan nama asli Kai.
Namun Yoojin tidak menanggapi dengusan Haena, ia masih saja fokus pada Mark. Melihat Mark keluar dari lapangan basket tersebut, saat itu juga Yoojin meninggalkan Haena “Eoddiga?”
Kembali Yoojin tidak menghiraukan ucapan Haena, ia mengikuti arah perginya Mark yang terlihat gontai karena kakinya terkilir oleh dorongan Kai.
Tepat dihalaman belakang sekolah, terlihat Mark memukul tembok berkali-kali ia merasa kecewa karena tidak mencapai point yang ia inginkan. Kalau saja Kai tidak mendorong Mark Insa High School pasti akan menang, awalnya Mark hanya bisa menahan amarah. Namun kali ini ia benar-benar meluapkan amarahnya dengan memukul tembok berkali-kali “AAAARRGGHHH” berteriak dan memukul tembok itulah yang dilakukan Mark.
Yoojin ingin menghampiri Mark, tapi ia urungkan niatnya karena terlihat jelas jika Mark membutuhkan waktu untuk sendiri melepas rasa kecewanya. Perasaan sedih dan gelisah menyeruak dibatin Yoojin, namun apa daya ia tidak mampu melakukan apa-apa.
Ketika Yoojin memutarkan tubuhnya, ia baru menyadari Kai yang tengah menatapnya. Tanpa sepatah katapun Yoojin meninggalkan Kai yang kali ini menatap Mark.
“Cih” umpat Kai melihat keadaan Mark dan tersenyum licik meninggalkan Mark yang masih melepas rasa kecewanya.
****
Ujian kelulusan sudah berakhir dimana semua siswa dan siswi sedang berharap-harap cemas akan hasil kelulusan mereka. Namun tidak jarang dari mereka sibuk membicarakan perguruan tinggi untuk melanjutkan jenjang pendidikan mereka, bahkan ada beberapa yang berniat untuk keluar negeri.
Banyak unversitas terkenal di Korea dan mereka cukup mengincar beberapa universitas yang benefit. Karena hal tersebut pun guna menjamin masa depan mereka, tentunya tidak mudah untuk masuk universitas unggulan yang impikan namun tentu saja mereka harus melakukan tes lebih dulu.
Begitu pula dengan Yoojin dan Haena, saat makan siang dikantin pun mereka sibuk melihat-lihat di internet beberapa universitas yang memang sudah mereka incar sebelum ujian kelulusan dilaksanakan. Banyak yang bertanya pada mereka ‘Apakah mendaftar di universitas yang sama.’ Jawaban mereka ‘Tentu saja’.
Mereka memang mendaftar di universitas yang sama, Seoul Arts and Design University. Haena menyukai melukis dan menggambar, Yoojin pun sangat menggemari dunia fashion membuat mereka memilih universitas yang sama. Namun mereka tetap mendaftar di universitas yang lain untuk pilihan jika mereka tidak lolos dalam ujian masuk Seoul Arts and Design University. Meski pun jika pada akhirnya mereka tidak masuk dalam satu universitas, persahabatan mereka tetap ada itu pikir Yoojin dan Haena.
Terdengar oleh Yoojin dimana Jackson dan kawan-kawan membicarakan universitas mana yang akan mereka pilih. Sayangnya Yoojin sadar kalau Mark tidak ada di situ, padahal ia ingin tahu di universitas mana Mark akan melanjutkan pendidikannya.
“Ya. Yoongi, apa benar kau akan menyusul orangtuamu ke Amerika dan melanjutkan kuliah disana?” tanya Jackson
“Ne, orangtuaku sudah mendaftarkanku disana.” Jawab Yoongi, yang disambut rasa takjub oleh teman-temannya walau tersirat rasa sedih pada benak mereka.
“Ya, di Amerika nanti, kau harus menghubungi kami. Bagaimana pun tim basket ini sudah menjadi bagian hidupku” ujar Jaebum mendadak sendu mendengar salah satu diantara mereka yang harus meneruskan pendidikan di luar negeri.
“Tentu saja, aku akan sering menghubungi kalian. Oh ya, aku dengar Mark pun akan melanjutkan kuliahnya di Amerika.” Ujar Yoongi
“Aku dengar pun begitu, orangtuanya memang sejak lama sudah tinggal dan mengelola bisnis di Amerika dan kini Mark diminta untuk tinggal dengan kedua orangtuanya disana. Kalian tahu bisnis perusahaan keluarga Mark di Amerika sangat sukses” terang Jinyoung
“Walaupun kita dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh itu tidak akan mengubah persahabatan bukan?” ujar Daehyun membuat semua tersenyum menyetujui ucapannya.
Sedang Yoojin masih dibuat tidak percaya dengan perbincangan teman-teman Mark. ‘Mark melanjutkan kuliahnya ke Amerika? Bahkan aku belum sempat untuk~’ perasaan sedih menyeruak begitu saja seolah tidak terima dengan kenyataan ini, namun apa daya pendidikan sangat penting untuk masa depan.
*****