CHAPTER 2 : ‘ IT WON’T CHANGE’
Yoojin teringat akan masa lalunya dan masih belum melepas pandangan dari seseorang yang terasa sangat nyata, Mark. ‘Bagaimana bisa Mark ada dikampus ini?’ batin Yoojin bergelut, karena sudah memasuki semester 3 ia kuliah di Ginnie University tidak ada tanda-tanda Mark dikampus ini, terlebih lagi setahunya Mark pindah ke Amerika, Yoojin memang tidak tahu pasti akan hal itu karena setelah kelulusan ia tidak mendengar berita apa-apa tentang Mark, lagi pula Yoojin pun disibukan dengan ujian masuk perguruan tinggi yang membuatnya tidak berhenti belajar alhasil membuatnya bisa masuk di kampus ini dengan nilai tes tertinggi.
“wae geurae, geu yeoja?” ujar Mark yang menyadari tatapan Yoojin kearahnya “Ahh~ coklat ini untukmu saja. Ige mogo” saat itu Mark langsung menaruh coklat tepat ditangan Yoojin seraya berlalu meninggalkan Yoojin.
Yoojin sadar akan perlakuan Mark hanya saja lidahnya terasa kelu berhadapan dengan Mark. Terlebih lagi Mark terlihat sangat berbeda, dia semakin tampan dan keren.
“Ghwencanayo?” Jackson yang masih berdiri didepan Yoojin menjetikkan jarinya membuat Yoojin sadar.
“Ya, bagaimana Mark bisa dikampus ini?” tanya Yoojin penasaran
Jackson tertawa dengan pertanyaan Yoojin “Sepetinya beda fakultas membuatmu lupa kalau Mark memang kuliah dikampus ini”
“Mark kuliah disini? Bukankah dia ikut bersama orangtuanya ke Amerika?”
Pertanyaan Yoojin kembali membuat tiga temannya ini tertawa “Ya, kau tahu seperti apa seorang Mark. Ia menentang untuk pindah dan sudah pasti dikampus pun ia jarang masuk perkuliahan.” Jelas Jaebum
Yoojin menghelakan napasnya seakan paham ucapan Jaebum dan mengerti dengan semua yang ia lihat “Dia masih seperti dulu” ujar Yoojin
“Tentunya dan tidak akan berubah” ujar Jinyoung, mendengar hal ini Yoojin tersenyum simpul, namun dari jarak yang tidak jauh Mark melambaikan tangannya sebagai tanda menyuruh teman-temannya untuk mengikutinya “Kami kesana dulu Yoojin-ah, kau lihat Mark sudah menunggu” Lanjut Jinyoung yang dijawab anggukan oleh Yoojin.
Ketiga pria ini beranjak meninggalkan Yoojin, namun sebelumnya Jackson berucap “Ya, sering-seringlah melihat kami latihan. Kau tahu permainan kami semakin mengagumkan, terutama Mark.” Mendengar hal ini Yoojin hanya tersenyum dan mengagguk mantap.
Terlihat ketiga pria itu saling merangkul dan bersenda gurau “Hey, kau ingat yeoja tadi?” ujar Jackson pada Mark.
“Nugu?”
“Aigo! Han Yoojin, Han Yoojin teman sekelas kita.” Jelas Jackson namun Mark seakan berpikir keras.
“Aku akan mencoba mengingatnya” ujarnya santai
Mendengar percapakan itu Yoojin mengelengkan kepalanya, namun tidak dapat dipungkiri rasa senang menyelimutinya. Sesaat ia menatap layar ponsel dan memberi pesan singkat pada Haena.
‘Pulang dari kampus kau harus kerumahku! Arasseo.’
^^^^
-BIG University-
Celana Jeans sobek-sobek, tubuh yang dibalut T-shit sederhana dengan sneakers converse, setelan yeoja yang berjalan santai dikoridor gedung fakultasnya. Penampilan yang tidak mencerminkan seorang yeoja, rambut panjangnya pun ia kuncir asal namun baginya penampilan inilah yang membuatnya merasa nyaman.
Tidak jarang ia mendapat tatapan aneh dari para gadis difakultasnya, namun jangan harap yeoja ini akan memperdulikan tatapan tersebut. Ia tersenyum simpul ketika menerima pesan singkat dari sahabatnya ‘Pulang dari kampus kau harus kerumahku! Arasseo.’ tanpa membalas pun sahabatanya pasti sudah tahu apa balasannya.
“Ya Song Haena! Jika tidak niat menguncir rambut sebaiknya pakai topi ini.” ujar seorang pria yang langsung memakaikan topi dikepala yeoja tersebut dan ia tahu benar siapa pria ini.
“Aisshh Yugyeom—“ belum selesai ia berbicara ucapan sudah di potong oleh pria bernama Yogyeom .
“Aku hanya meminjamkannya, saat latihan taekwondo kau harus mengembalikannya. Arasseo !” setengah berlari Yugyeom berucap, Haena pun hanya tersenyum.
Haena tidak berubah seperti waktu sekolah dulu sebenarnya yeoja ini terlihat cute hanya penampilannya saja yang berantakan dan terkesan tomboi. Tapi karena itulah ia banyak berteman dengan pria dibanding para wanita dikampusnya ini, mungkin kalau saja Yoojin satu kampus dengannya pasti ia akan bersama Yoojin.
Haena menatap arloji miliknya yang menunjukkan pukul 10:25 “Ooo sepertinya aku sudah telat” pekik Haena mempercepat langkahnya menuju kelas. Tepat sampai dikelas ia sedikit mengintip dan terlihat dosen masih menerangkan materinya, ketika dosen tersebut menulis pada whiteboard, sambil mengendap Haena memasuki kelas ini.
Teman sekelas Haena hanya mengelengkan kepala saja karena hal ini sudah biasa dilakukan oleh Haena. “Kesiangan atau lupa ada kuliah pagi?” baru saja Haena duduk, seseorang yang duduk dibelakangnya sudah melontarkan pertanyaan.
Ia menoleh dan tersenyum polos “Lupa” si lawan bicara mengangguk mengerti seakan lemas.
“Oke! Park Jimin makan siangku hari ini kau yang bayar” seru seorang teman disamping pria bernama Jimin.
“Arasseo! Kim Taehyung—“ penuh penekanan Jimin berucap dan menatap Haena “Seharusnya kau tadi mengatakan kesiangan saja” lanjutnya
Haena mengerucutkan bibirnya dan menatap dua teman sekelasnya yang memang duduk dibelakangnya ini “Ya! Berhentilah bertaruh hal yang konyol seperti itu.” Hal ini kerap terjadi. Sikap kecerobohan Haena terkadang dijadikan bahan untuk meledeki atau menggoda Haena, namun Haena tidak pernah memperdulikannya karena baginya itu hanya sebuah candaan.
Haena berusaha memperhatikan materi yang diberikan Dosen, hanya pikirannya tidak fokus karena terusik dengan seseorang disampingnya. Seseorang yang tidak bisa ia lupakan sejak masa sekolah, seseorang yang mampu mengisi hari-harinya saat masa sekolah. Sedikit ragu ia mencuri pandang kearah sampingnya dan terlihat jelas oleh Haena pria disampingnya tengah sibuk dengan buku catatannya. ‘Jung Daehyun’ nama itu masih tertulis jelas dihati Haena, namun apakah Daehyun masih mengisi nama Haena dihatinya? Pertanyaan itu terlintas begitu saja dibenaknya, bayangan masalalu pun seakan mengingatkannya kembali.
-2012-
Haena tengah berdiri didepan gedung tempat les Yoojin, ia bersandar pada dinding gedung menunggu kepulangan Yoojin. Hal ini sudah sering dilakukan Haena, menunggu sahabatnya. Sejak duduk dibangku SMA Yoojin diharuskan les oleh orangtuanya. Sedang Haena tidak tertarik akan hal itu, ia lebih suka belajar dari Yoojin. 5 bulan merasakan bangku SMA membuat keduanya merasakan hal dan suasana baru dibanding masa SMP dulu, mereka memang sudah bersahabat sejak SMP dan memutuskan untuk melanjutkan SMA bersama.
Haena menatap arlojinya yang menunjukkan pukul 16.00 tapi belum ada tanda-tanda Yoojin keluar dari dalam gedung tersebut. Bekali – kali ia pun menatap pintu lobi namun ia belum juga melihat batang hidung Yoojin, sambil menatap langit yang cerah Haena masih bersandar pada dinding gedung.
“Ya, apa membosankan menungguku?” jelas terdengar oleh Haena suara Yoojin dan sontak ia menatap temannya.
“Tentu! Awalnya aku berniat ingin meninggalkanmu.” Dengus Haena
Namun Yoojin tertawa kecil “Memang kau tega meninggalkanku? Hah !?”
Haena memutarkan bola matanya dan berkata “Ani!” Yoojin semakin tertawa mendengar ucapan Haena yang sudah pasti menjawab seperti ini. Haena memang tidak tega apabila temannya ini pulang sendirian, makanya ia sering menjemput Yoojin ditempat Les sekalian bermain dirumahnya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah yang tidak ia pahami.
Haena mengerutkan keningnya dengan pemandangan didepannya bahwa disamping Yoojin terdapat seorang pria. Seakan sadar dengan tatapan Haena, saat itu juga Yoojin menjelaskan “Ah~ hampir lupa Daehyun teman lesku, rupanya dia satu sekolah dengan kita.”
“Jinjja?” ujar Haena masih menatap Daehyun dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Ne. Annyeong Jung Daehyun imnida, dari kelas 1-5 Insa Highschool.” Daehyun mengulurkan tangannya didepan Haena.
Mendapati uluran tangan Daehyun, Haena mengangguk dan meraihnya “Song Haena, dari kelas 1-2.” ujarnya singkat seraya melepaskan jabatan tangan mereka, sesaat Haena mengembangkan senyumannya membuat Daehyun terdiam entah apa yang ada dipikirannya.
“Daehyun, lain kali saja aku pulang denganmu. Temanku sudah menjemput, terima kasih atas tawaranmu.” Ujar Yoorin membuat Haena mengerutkan alisnya “ah~ Dia mengajakku pulang bersama tadi, karena rumah kami satu arah.” Lanjut Yoojin menjelaskan pada Haena.
Tersadar akan ucapan Yoojin, Daehyun tersenyum manis “Ghwencana Yoojin. Kalau begitu aku pergi duluan” sambil melamabaikan lengannya keatas Daehyun meninggalkan kedua wanita ini, walau terlihat sesaat ia menatap kearah Haena.
“Aku merasa namja itu terlihat cute” ujar Haena secara terang-terangan membuat Yoojin tersenyum tipis.
“Wae ? Kau menyukainya? Untuk pertama kali aku mendengarmu memuji namja” ledek Yoojin.
“Ani. Itu bukan pujian bodoh, itu hanya asumsiku saja aissh~ jangan berpikir yang macam-macam” dengus Haena yang berjalan mendahului Yoojin, namun dengan cepat Yoojin merangkul Haena seraya bersenda gurau dengan sahabatnya ini. Kekonyolan yang sering dilakukan mereka berdua membuat mereka sering menertawakan satu sama lain, namun tidak pernah diantara mereka marah ketika kekonyolan atau candaan keluar dari mulut mereka, justru itu dijadikan warna dalam persahabatan.
****
Haena dan Yoojin tengah berada dilapangan basket, sudah dapat dipastikan Yoojin ingin melihat Mark. Karena terlihat jelas anak mata Yoojin seakan mencari seseorang.
“Kalian disini?” seru seseorang mengagetkan keduanya.
“Eoh, Daehyun!” seru Yoojin mendapati Daehyun yang sudah berada disampingnya, Haena pun menyadari hal itu dan terlihat Daehyun sedang memegang bola basket dengan kedua tangannya.
“Kalian kesini untuk melihati kami latihan basket?” tanya Daehyun
Yoojin tersenyum simpul “Bukan aku, tapi Haena ingin melihatmu.” Ujar Yoojin asal karena kali ini ia tengah menatap Mark yang baru saja memasuki lapangan.
Ucapan Yoojin membuat Haena membulatkan matanya “Ya, Han Yoojin! Aniya, itu tidak benar” sanggah Haena dan menatap tajam Yoojin.
Namun Daehyun tersenyum “Jika benar pun tidak apa-apa, geurae aku latihan dulu ya” ujar Daehyun seraya meninggalkan kedua wanita ini.
Haena masih terdiam dengan ucapan Daehyun yang cukup ambigu, namun ia sadar akan ucapan Yoojin tadi “Ya, kau menjadikanku tumbal untuk melihat Mark” dengus kesal Haena dan menatap tajam sahabatnya.
Yoojin terkekeh melihat ekpresi kesal Haena “Memang kenapa? lagipula Daehyun mengatakan tidak apa-apa. Aku rasa dia sen----” Yoojin menggantungkan ucapannya “Ahh~ kau harus melihat permainan Daehyun, dia sama jagonya seperti Mark. Padahal ia baru masuk dua minggu yang lalu di tim Mark dan ia bisa mengimbangi anggota yang lainnya.” Lanjut Yoojin yang langsung menarik Haena ke kursi penonton.
Haena hanya diam saja tidak mengerti maksud ucapan Yoojin, seolah tidak memperdulikan ucapan sahabatnya ini. Ia cukup menikmati latihan basket karena memang benar permainan Daehyun sangat bagus seperti Mark. Tidak luput kedua wanita ini mendengar teriakan para siswi lainnya yang juga menonton latihan, teriakan terbanyak memang berpusat pada Mark namun tidak jarang yang meneriaki Daehyun dan berbagai komentar didengar kedua wanita ini ‘Daehyun keren’ ‘Daehyun begitu cute’ ‘Ah dia tampan’.
“Ya, berhentilah ini hanya latihan bukan pertandingan sungguhan.” Protes Haena pada wanita dibelakangnya yang berteriak sangat kencang memanggil semua anggota tim basket ini.
Wanita itu terlihat terdiam mendapati tatapan tajam Haena, namun protesan Haena ditimpali “Jika kau tidak tahan dengan teriakan kami, sebaiknya kau tidak usah menonton latihan ini.”
Haena seakan geram mendengarnya “YA!!!!!—“belum Haena melanjutkan protesannya, Yoojin sudah menahannya dengan tatapan seolah memberi isyarat ‘Jangan menimpali, jebal!’ Haena tidak bisa berkata apa-apa jika sikap Yoojin sudah seperti itu, ia memilih diam dan duduk kembali seakan tidak terjadi apa-apa.
****
Sore ini Haena seperti biasa menunggu Yoojin yang tengah les dan ia bersandar pada dinding gedung ini. Tidak perlu menunggu lama Yoojin sudah terlihat dari lobi, namun sudah tidak asing lagi bagi Haena mendapati Daehyun yang berjalan setara dengan Yoojin selesai menyelesaikan aktifitas les mereka.
“Kajja” seru Yoojin sambil menggamit Haena, belum mereka beranjak Daehyun berseru.
“Ya, kalian! Aku tidak membawa motor, jadi kuputuskan untuk pulang bersama kalian. Bukankah kita satu arah?” ucapan Daehyun membuat Yoojin dan Haena bertukar tatap.
Sesaat keduanya tersenyum dan menghampiri Daehyun “Kajja” kedua wanita menggamit tangan Daehyun seraya menariknya untuk berjalan bersama.
Mendapati hal ini Daehyun tersenyum kecil, namun tiba-tiba Haena berseru “Toppoki!!! Yoojin-ah ~” Yoojin yang mengerti maksud Haena mengangguk dan saat itu kedua wanita ini berlari kecil sambil bergandengan menuju sebuah gerobak menjual toppoki, Daehyun hanya mengikuti langkah kedua wanita didepannya ini.
“Kita makan dulu, ghwencana?” ujar Yoojin pada Daehyun.
“Ghwencana aku pun lapar” setuju Daehyun
Mereka sudah berada didepan gerobak penjual toppoki dan membeli beberapa toppoki. Saat itu juga mereka makan secara bersamaan, berbedanya dengan Daehyun dan Yoojin, Haena menyantap toppoki dengan lahap. Pemandangan yang biasa untuk seorang Yoojin “Ya makan perlahan, apa kau tidak bisa sedikit menjaga image mu? Daehyun memperhatikanmu.” Ujar Yoojin
Menyadari Daehyun memperhatikannya, Haena hanya tersenyum polos “Cara makanku memang seperti ini, kau tahu toppoki sangat enak menurutku.”
Yoojin mengelengkan kepalanya “Dia memang tidak pernah menjaga image-nya saat makan bersama pria. Entah ia datang dari planet mana” ledek Yoojin
“Aku justru menyukai yeoja yang tidak terlihat kaku didepan pria, aku takjub dengan selera makanmu Haena” ucapan Daehyun sukses membuat Haena mengerutkan dahi “Eoh~ kau terlihat lucu, kau menyisakan makananmu.” Lanjut Daehyun reflek menghapus noda di bibir Haena, namun Haena segera menepisnya.
“Haha aku memang makan seperti, aku bisa mengapusnya sendiri” sambil tertawa garing Haena menghapus noda dibibirnya “Ya, kenapa hanya diam saja kalian. Apa perlu aku yang menghabiskan semua toppoki kalian?” lanjut Haena seolah mengalihkan pembicaraan.
“Adhwae!” Yoojin pun langsung memakan kembali toppokinya, begitu juga dengan Daehyun yang tersenyum akan tingkah dua sahabat ini.
Disisi lain Yoojin menatap Daehyun yang terlihat jelas menatap kearah Haena, entah apa yang ada dipikirannya Yoojin tersenyum tipis.
*****
Seolah terbiasa dengan apa yang mereka lihat saat ini yaitu menyaksikan latihan basket, Haena memang menemani Yoojin yang sudah jelas untuk melihat Mark. Namun hal ini pun membuatnya lebih sering bertemu dengan Daehyun, Haena pun merasa ketika Daehyun memasukan bola pada ring ia selalu terarah pada Haena dan mengembangkan senyumannya. Hal itu sedikit membuatnya bingung namun tidak di perdulikannya, karena ia lebih menikmati latihan. “Mungkin itu hanya perasaan ku saja”batin Haena
Hingga latihan selesai Haena dan Yoojin bergegas meninggalkan lapangan ini. Namun Yoojin masih menatap Mark, entah apa yang ada dipikirannya ia segera menarik tangan Haena “Ya, eoddiga?” tanya Haena, akan tetapi Yoojin hanya tersenyum seolah tersirat maksud.
Haena dibuat tidak percaya dengan hal ini, dimana mereka berdua sudah berada di depan Daehyun. “Daehyun, Haena mengajakmu untuk makan siang bersama” ujar Yoojin tiba-tiba sukses membuat Haena membulatkan kedua matanya.
“MWOOO?? YA! HAN YOOJIN, ONJE---“belum sempat Haena melanjutkan protes, mulutnya sudah dibekap dan memberi isyarat seakan memohon.
“Maksudku, kita makan bersama-sama dikantin” jelas Yoojin pada Daehyun, namun mata Yoojin terarah pada Mark yang tengah meminum air terlihat dan terlihat sangat keren bagi Yoojin.
“Ah~ Baiklah kita makan siang bersama saja, aku pikir Haena yang benar-benar mengajakku untuk makan bersama” ujar Daehyun sambil tersenyum kearah Haena, namun Haena mengerutkan keningnya.
Haena sadar dengan sikap Yoojin “Aku tahu maksudmu Han Yoojin” bisik Haena mengerti kalau ia menggunakan taktik ini agar ia bisa melihat Mark dari dekat, Yoojin hanya tesenyum polos dengan ucapan Haena. Sebenarnya ini sudah terjadi sejak mereka mengenal Daehyun dan dengan alasan mendekati Daehyun ketika selesai latihan, Yoojin dapat melihat Mark secara jelas.
“Haena, menurutmu bagaimana pemainanku?” tanya Daehyun. Tidak hanya sekali, pertanyaan ini pun sudah beberapa kali Haena dengar kerap kali mereka selesai latihan, ia tidak mengerti mengapa Daehyun selalu menanyai tanggapan Haena.
“Mwoya? Inikan hanya latihan.” Ujar Haena mengerutkan keningnya, namun Daehyun tersenyum polos dan cute membuat Haena terdiam.
Belum sempat Daehyun berucap, Jackson yang memperhatikan topi Haena sontak berseru “Ya! Bagaimana bisa kau mendapatkan topi limitied edition ini?” Jackson meraih topi Haena dan langsung dikenakannya “Aku kehabisan topi ini, tapi kau yang seorang yeoja justru mendapatkannya.”
Haena memang sering menggunakan barang-barang pria dan dapat dibilang limit edition, tidak jarang Jackson memuji topi atau sepatu yang dikenakan Haena. “Tsk! Sudah kubilang berkali-kali, aku tidak pernah mencoba membeli hal yang limited. Keundae uri appa yang memberikannya.”Haena meraih kembali topi miliknya dari kepala Jackson.
“Katakan pada ayahmu untuk membelikanku juga” ujar Jackson seolah bernegosiasi dengan Haena seraya merangkulnya.
“Coba saja kau menjadi anak dari ayahku, mungkin kau akan dibelikan. Tapi hal itu tidak akan ku biarkan. Aku tidak mau memiliki saudara alien sepertimu” Ujar Haena santai namun mengundang tawa dari teman-teman Jackson, Daehyun dan Yoojin pun tak luput tertawa.
Jackson mengerucutkan bibirnya “Aissh yeoja tomboi ini, topinya untukku saja” Jackson meraih topi Haena dan berlari sambil berteriak bahagia meledeki Haena. “Woooohoooo hooooo”.
“YAK! WANG JACKSON” teriak Haena mengejar Jackson. Hal ini bisa terjadi dimana saja, dikelas maupun dikoridor ketika Jackson dengan jahilnya meledeki Haena seperti inilah kelakuan mereka.
Hanya tawaan yang keluar dari orang-orang yang menyaksikan ini, kecuali Mark yang masih santai meminum air mineralnya. Sampai Jackson berada dibelakang Daehyun “Kau ambil ini jika kau bisa” Jackson memakaikan topi tersebut tepat dikepala Daehyun.
Sontak Haena tersentak dengan tindakan Jackson “Aissh namja itu” dengus Haena dan mendekati Daehyun, tanpa ragu Haena ingin meraih topi tersebut tapi justru Daehyun meraih tangan Haena dan mendekatkan wajahnya tepat didekat Haena, saat itu Haena mengerjapkan kedua matanya “Ya! Apa yang ingin kau lakukan/?” entah ucapan itu keluar dari mulut Haena.
Daehyun tersenyum “Lakukan aegyo jika kau ingin topi ini” ucapan Daehyun membuat semua tercengang dan mengundang tawa.
“Hahaha bagus Daehyun, aku ingin melihat seperti apa yeoja tomboi melakukan aegyo!”seru Jackson sangat setuju dengan tindakan Daehyun.
Haena menatap Yoojin berharap mendapat bantuan darinya, hanya saja Yoojin mengangkat bahunya seolah ia setuju juga dengan ucapan Daehyun.
“Kita lihat apa dia bisa melakukannya” ujar Jinyoung
“Aku rasa tidak bisa” ujar Yoongi yang ikut bersua
“Ya” Daehyun melambaikan tangannya tepat diwajah Haena, karena sedari tadi ia hanya diam saja. Haena tidak tahu harus melakukan apa, dia tidak tahu cara untuk melakukan aegyo itulah kelemahan Haena.
“Kau ambil saja topi itu” ujar Haena seraya bergegas pergi, namun ditahan oleh Daehyun seraya bisikan terdengar ditelinga Haena.
“Kau sangat lucu ketika sedang marah” entah apa maksud Daehyun, ia memakaikan topi tersebut dikepala Haena. Tetapi Haena hanya mengerutkan keningnya dengan ucapan yang barusan diucapkan Daehyun, tanpa berbicara apa-apa Haena meninggalkan tempat ini yang diikuti Yoojin meski sebelumnya Yoojin menatap kearah Mark.
“Dia sangat anti untuk aegyo! Yeoja aneh” ujar Jackson mengelengkan kepalanya dan Daehyun hanya tersenyum
*****
“MARK, JUNG DAEHYUN, WANG JACKSON, I’M JAEBUM, JINYOUNG, MIN YOONGI” teriakan menggema di lapangan basket ini, padahal ini hanya latihan saja tapi para yeoja berteriak nama mereka yang sibuk mendribble bola.
Untuk kesekian kalinya Yoojin mengajak Haena menyaksikan latihan basket. Karena Yoojin tidak ingin ketinggalan saat Mark berlatih, dan tentu saja saat bertanding pun mengajak Haena untuk menyaksikannya. Hal ini membuatnya semakin sering bertemu dengan Daehyun.
“MARK, MARK” terdengar jelas suara wanita dibelakang Haena dan Yoojin meneriaki Mark, membuat Yoojin mengigit bibir bawahnya.
“JUNG DAEHYUN” bekali-kali Haena mendengar nama Daehyun diteriaki, sama halnya seperti Mark yang tidak luput dari teriakan para wanita dibelakangnya. Entah kenapa Haena merasa jengah dengan teriakan memanggil Daehyun, ia pun tidak mengerti dengan perasaannya ini namun ia berusaha tidak memperdulikannya.
Haena dan Yoojin hanya fokus dengan latihan basket para pria ini, yang terlihat permainan mereka semakin bagus. Daehyun memasukan bola pada ring, ketika itu ia menatap kearah Haena dan tersenyum. Hal ini sudah kesekian kalinya diterima Haena, entah latihan atau bertanding ketika Daehyun memasukan bola pada ring ia selalu saja menatap kearah Haena dan memberikan senyuman. Awal Haena memang tidak membalas senyuman itu karena baginya terasa aneh, namun perlahan seolah terhipnotis oleh senyuman Daehyun membuatnya membalas senyuman tersebut.
Sikap Daehyun yang seperti itu menarik perhatian para wanita yang menonton latihan dan memperhatikan Daehyun. “Siapa yeoja itu? Apakah itu pacar Daehyun? Dia sangat tidak pantas bersanding dengan Daehyun lebih baik Daehyun berpacaran denganku, aku jauh lebih cantik dan lebih bisa merawat diriku. Wanita itu merawat diri saja tidak bisa, bagaimana ia bisa merawat uri Daehyun” terdengar jelas oleh Haena seorang wanita yang tengah mengunjingnya.
Haena merasa tidak suka mendengar gunjingan ini dan menghampiri wanita tersebut. Yoojin ingin menahan namun Haena sudah menghampiri wanita itu lebih dulu. “Ya! Kau bilang apa? Ulangi perkataanmu” geram Haena menatap wanita bername tag Kwon Minju.
“Kau tidak pantas menjadi kekasih Daehyun, ia lebih pantas bersamaku. Kau ini jangan harap bisa merawat Daehyun, merawat diri saja kau tidak becus” seru Minju
Haena tersenyum kecut “Ya! Apa masalahmu? Aissh kasihan sekali dirimu terlalu terobsesi dengan Daehyun. Terima saja kenyataan bahwa Daehyun lebih memilihku.” Entah ucapan itu terlontar begitu saja dari benaknya.
“Song Haena! kau benar-benar tidak sadar diri ya” Minju mendorong tubuh Haena, namun jangan harap ia tinggal diam Haena pun mendorong balik.
Keributan tersebut terdengar jelas ditelinga pemain yang tengah berlatih, “Aissh~ yeoja ini mengganggu saja!” geram Jaebum menyaksikan keributan para wanita “Ya! Yogiyo, bisakah kalian tenang?” lanjut Jaebum berusaha menenangkan para wanita.
“Mereka terlihat seperti sedang bertengkar, bukan menyemangati kita. Heol ~” ujar Jinyoung
“Apa yang mereka ributkan sebenarnya” ujar Yoongi menatap tidak percaya.
“Sepertinya mereka sedang memperebutkan ketampananku” ujar Jackson dengan percaya diri dan merapikan rambutnya dari depan kebelakang, tak hanya itu Jackson kembali berucap “Hei ladies! Jangan memperebutkanku seperti itu, kalian membuatku malu dihadapan teman-temanku.”
Mendengar ucapan Jackson, kedua wanita ini teralihkan dan menatapnya “Omo, omo.... Lihat dirimu Wang Jackson! Kau tidak semenarik Jung Daehyun, Daehyun oppa. Siapa yang akan kau pilih aku atau gadis berantakan ini?” tanya Minju sambil beraegyo. Haena menghelakan napas mendengar pertanyaan Minju yang terkesan kekanakan.
Namun ucapan Minju sukses membuat pemain menatap kearah Daehyun dan bergumam “OPPA?” gumaman tersebut seolah keingintahuan dari semua ini.
Sedangkan Daehyun hanya terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan Minju, walau samar ia cukup mendengar percakapan Minju dan Haena. sesaat Daehyun tersenyum manis “Chagiya~ walau kau terlihat berantakan aku tetap menyukaimu, aku tidak tergoda dengan gadis lain” dengan cute Daehyun berucap dan menatap kearah Haena.
Hening~
Mendengar hal ini keadaan mendadak hening, ucapan Daehyun membuat semua orang dilapangan tidak percaya. Terutama Haena yang masih diam membeku.
“Oh~ somebody help me?? Jelaskan padaku apa yang terjadi???” Jackson membuyarkan suasana dengan ucapannya yang seakan tidak percaya dengan keadaan ini.
Bahkan Mark yang sedari tadi hanya diam saja angkat bicara “Mwoya, hal seperti ini terjadi ditengah-tengah latihan” ia menatap Yoojin yang sedari tadi berusaha menarik Haena untuk duduk kembali dikursi “Hei! Bawa kembali temanmu duduk, aku ingin menyelesaikan latihanku sampai tuntas” lanjutnya datar seraya mendribble bola.
Yoojin mengangguk kepala seraya membungkukkan badan memohon permintaan maafnya atas sikap Haena. Haena yang masih diam saja sadar Yoojin menariknya “Kau menonton sendiri saja, Mian Yoojin-ah” saat itu juga Haena meninggalkan lapangan.
Daehyun melihat kepergian Haena dan ia menatap Yoojin memberi isyarat ‘Aku menyusulnya?’ namun Yoojin menggelengkan kepalanya mengisyaratkan ‘Tidak usah, aku saja’.
Mengerti maksud Yoojin, Daehyun membiarkannya meninggalkan lapangan. Walau pikirannya kali ini tidak fokus, karena ucapan spontannya tadi membuat Haena terkejut.
****
Semenjak kejadian di lapangan nyaris wanita disekolahnya menatap Haena sinis, terutama Minju yang merasa dipermalukan didepan umum terus menatap Haena dengan sinis. Bahkan dikantin ini pun ada saja yang menatapnya dengan tatapan sinis mereka, namun Haena berusaha tidak memperdulikannya. Justru ia terlihat terdiam bergulat dengan pikirannya sendiri, ia teringat akan ucapan Daehyun kemarin menerka apa maksud dari semua ucapannya itu.
Tanpa Haena sadari sudah ada Daehyun yang berdiri dibelakangnya, Yoojin yang duduk berlawan dengan Haena melihat Daehyun. Namun buru-buru Daehyun memberi isyarat agar Yoojin diam, mengerti maksud Daehyun saat itu juga Yoojin berseru “Aku ketoilet sebentar”
“Tumben sekali, biasanya kau memintaku untuk menemanimu?” ujar Haena
Yoojin tersenyum simpul dan berkata “Untuk saat ini, ada seseorang yang lebih membutuhkanmu. Temanilah dia” sambil mengedipkan sebelah matanya Yoojin meninggalkan Haena.
Haena hanya mengerutkan keningnya, ia justru kembali dengan pikirannya tadi seraya menempelkan bibirnya disedotan tanpa meminumnya. Daehyun yang memperhatikan Haena, ia langsung mengambil posisi duduk didepan Haena menggantikan posisi Yoojin sebelumnya “Kau telihat cute dengan wajah seperti itu” ujar Daehyun
Seketika Haena yang memainkan air minumnya tersedak dengan kehadiran Daehyun sekaligus memujinya. Jarang sekali ada pria yang memujinya, sekalipun dipuji oleh Jackson hanya barang-barang limited editionnya.
“Kau, kapan kau?” tanya Haena tidak percaya Daehyun sudah berada didepannya.
“Aigo, kau sampai tidak menyadari sedari tadi aku ada dibelakangmu. Apa yang sedang kau pikirkan uri Haena?” ujar Daehyun sukses membuat Haena menelan ludahnya
“Aniya” jawab Haena singkat.
“Kejadian kemarin aku takut membuatmu malu dan karena ucapanku kemarin para yeoja itu menatapmu sinis. Aku tahu ini membuatmu tidak nyaman Mianhae Haena-ah” ujar Daehyun mengungkit kejadian kemarin.
Haena terdiam sejenak dan berkata “Apa alasanmu berkata seperti kemarin? Aku bahkan baru mengenalmu tap—“ belum selesai berbicara Daehyun sudah menyuapi kentang yang tadi ia bawa ke mulut Haena, Haena pun terdiam kembali dengan perlakuan Daehyun.
“Nikmati saja kentang itu, itu makanan favoriteku” Ujar Daehyun seolah mengalihkan pembicaraan, sekaligus memberitahu bahwa itu makanan kesukaannya.
Hal ini justru membuat semua yang memperhatikan mereka mengundang gunjingan tidak enak ditelinga Haena .
“Mereka benaran pacaran?”
“Tidak cocok!”
“Masa Daehyun mau dengan yeoja seperti dia”
“Haena tomboi sedang Daehyun terlihat cute”
Haena benar-benar risih dengan hal ini, ingin rasanya ia pergi dari kantin. Daehyun yang memperhatikan Haena berkata “Jangan kau dengar ucapan mereka. jika aku mencintaimu apa yang bisa mereka lakukan? Mencegahku ? Itu tidak mungkin, tidak ada satupun dari mereka yang menarik perhatianku” dengan santai Daehyun melontarkan kalimatnya seraya memakan kentangnya dan ia pun kembali menyuapi Haena “Aaaaa” Daehyun menyuruh Haena untuk membuka mulutnya.
Seakan terhipnotis dengan sikap Daehyun, Haena membuka mulut dan memakan kentang yang disuapi Daehyun tersebut. “Ya, aku tidak mengerti, kau benar-benar sulit dimengerti” ujar Haena
“Memang butuh waktu untuk saling mengerti satu sama lain kan?” ucapan klise keluar begitu saja dari seorang Daehyun dan itu membuat Haena terdiam seketika “Haena, mulai dari kemarin kau adalah pacarku” terang Daehyun.
Pernyataan Daehyun sontak membuat Haena kaget “MWORAGO???”
Daehyun justru tertawa melihat Haena yang sangat kaget “Aku sudah lama memperhatikanmu. Sejak awal kau datang ketempat latihan basket, tapi kau tidak menyadarinya. Kupikir kau pacar dari salah satu tim ku, karena menurutku kau wanita yang sangat manis dan setelah Yoojin memberitahuku semuanya. Aku senang cintaku tidak bertepuk sebelah tangan” papar Daehyun
“Ya! Ya! Ya! Apa yang Yoojin katakan padamu?” Tanya Haena penasaran, karena ia memang mengatakan pada Yoojin kalau ia tertarik pada Daehyun.
“Bagaimana kau mau jadi kekasihku? Jika kau masih belum siap untuk menjawabnya aku akan tetap menunggu sampai kapanpun kau siap” kata Daehyun
“Tapiiii” Haena tidak bisa menjawab ucapan Daehyun.
“Yasudah, aku duluan ya. Jaebum sudah menelponku dari tadi, aku ada brifieng hari ini untuk pertandingan besok. Jangan lupa datang untuk menyemangatiku” kata Daehyun sambil memasang wajah imutnya dan meninggalkan Haena sendirian.
Belum ada dua langkah Daehyun meninggalkan Haena, ia memutarkan tubuhnya dan menatap Haena “Chagiya, saranghae” cukup keras Daehyun berucap seperti itu membuat semua orang dikantin menatap mereka.
Namun dengan kaku Haena menjawab “Aaa, hmm ne Daehyun-ah, jalga” saat itu juga Daehyun tersenyum cute dan berlari kecil meninggalkan Haena.
******
Pertandingan persahabatan yang dimenangkan oleh Hansung Highschool membuat rasa kecewa untuk kekalahan Insa Highshcool. Usai pertandingan Yoojin meninggalkan Haena sendirian, mengerti jika Yoojin ingin menemui Mark yang terlihat sangat terpukul atas kekalahan dan kecurangan yang dilakukan oleh Kai. Sama seperti Yoojin, Haena pun keluar dari area lapangan mencari sosok Daehyun. Namun sosok yang ia cari tidak terlihat sama sekali.
Justru Haena mendapati sosok pria yang sudah mengalahkan tim Daehyun “Tsk! Kim Jongin” dengus Haena mendapati pria tersebut sudah berada dihadapan Haena, lagi-lagi Haena menyebut nama asli Kai. Yoojin memberitahu nama asli Kai, namanya memang sering didengar Haena ketika ia berada dirumah Yoojin dan terdengar ibu Kai selalu memanggil kai dengan nama aslinya ‘Kim Jongin’. Yoojin mengatakan bahwa jarang sekali yang tahu nama asli Kai, bahkan tidak ada yang memanggil Kai dengan nama aslinya maka dari itu terkadang Yoojin dan Haena ketika bersama teman-temannya memanggilnya ‘Kai’ tanpa menggunakan nama aslinya.
Belum Kai berucap, seseorang mengenggam tangan Haena dan berdiri didepan Haena seolah menghadapi Kai “Daehyun” pekik Haena sadar seseorang yang membelakanginya adalah Daehyun.
“Jangan mengganggunya” Ketus Daehyun pada Kai
Daehyun sedari tadi memperhatikan Haena yang mencarinya hingga bertemu Kai dan ia beranggapan kalau Kai ingin menyakiti atau mengeluarkan kata-kata pedasnya pada Haena, maka dari itu ia langsung berdiri didepan Haena.
Mendapati hal ini Kai tersenyum kecut “Apa disekolah ini tidak ada larangan berpacaran. lucu sekali” sindir Kai membuat Haena ingin bersua namun ditahan Daehyun dengan genggaman erat pada tangannya “Ah~ satu lagi. Mian aku sudah mengalahkan tim mu” lanjut Kai santai dan berlalu meninggalkan dua orang ini.
Namun Haena tidak tinggal diam “Ne, Chukaeyo atas kemenanganmu dengan cara yang curang” sindir Haena membuat Kai menghentikan langkahnya dan menatap Haena tajam.
Sesaat Kai tersenyum tipis dan berkata “Terima kasih atas ucapanmu! Tapi itu bukan karena kecurangan, hanya saja tim basket kalian terlalu bodoh” seraya memutar tubuhnya untuk meninggalkan dua orang ini.
Haena seakan geram ingin menimpali, namum kembali ditahan oleh Daehyun “Biarkan saja! Kau ini yeoja, jangan bersikap seperti itu pada namja” ujar Daehyun
“Wae?” dengus Haena kesal.
“Aku tidak ingin kau terluka” ucapan Daehyun membuat Haena terdiam dan melunak “Ya, bukan kah kau mencariku?”
Haena mengangguk “Ghwencanayo?”tanyanya
“Ya, memangnya aku kenapa?”kata Daehyun dengan jahil
Haena memutar bola matanya “Timmu kan kalah, pasti kau merasa sangat kecewa dan terluka” ujarnya dengan nada datar, namun membuat Daehyun tersenyum.
“YA! Kau mengkhawatirkanku?” dengan tatapan jahil Daehyun berucap membuat Haena salah tingkah.
“Aniya! Aku hanya---“belum Haena melanjutkan ucapannya sudah di potong oleh Daehyun.
“Aigo, aku mempunyai kekasih begitu sulit untuk mengutarakan kenyataan hatinya. Aku tidak apa-apa, walau kecewa kalah. Hanya saja kekalahan bukanlah akhir dari segalanya, aku akan tetap berusaha berlatih lebih giat dan kau harus terus menyemangatiku. Arasseo” Haena tidak bisa berkutik ketika Daehyun mengucapkan kata-kata yang membuatnya merasa lunak, alhasil ia hanya mengangguk patuh. Sedang Daehyun mengeratkan genggaman tangannya pada Haena, seraya mengajaknya pergi. Sambil bergandengan tangan keduanya berceloteh, walau celotehan konyol yang dikeluarkan keduanya namun membuat mereka senang. Terlebih lagi Daehyun yang selalu menunjukkan sisi cutenya pada Haena membuatnya tidak bisa menapik kalau ia sangat menyukai Daehyun.
****
Hari demi hari
Minggu demi minggu
Hingga bulan yang berganti tahun sampai saat ini mereka sudah berada dibangku kelas 3 , hal ini dilalui Haena dan Daehyun dalam hubungan cinta monyet mereka. Namun ketahuilah jarang sekali Haena melakukan aegyo, justu lebih sering Daehyun yang melakukan aegyo. Bukan hanya itu cukup sulit untuk Haena menjalani ini. karena tidak jarang ia mendapat celaan dari para wanita yang mengagumi Daehyun. Bahkan karena penampilan Haena yang tomboi dan Daehyun memiliki image cute, membuat keduanya menjadi bahan olokan ketidakserasian.
Tapi jangan harap keduanya akan memperdulikan, mereka tidak pernah menanggapi ucapan orang-orang akan hubungan mereka terlebih Haena yang memiliki sikap cuek membuatnya seolah tidak mendengarkannya, lagi pula Haena dan Daehyun jarang menghabiskan waktu berduaan, justru mereka lebih sering bertemu ketika bersama Yoojin. Karena Haena tidak bisa meninggalkan Yoojin, sering sekali kencan mereka gagal karena Yoojin mengajaknya pergi dan Haena mengiyakan.
Daehyun memang tidak pernah protes, karena ia tahu Yoojin merupakan Sahabat terbaik Haena. Bagaimana pun Daehyun mampu mengimbangi keadaan Haena, Daehyun sering sekali melakukan hal yang manis pada Haena.
Bahkan ketika Haena tengah belajar didalam kelas, Daehyun yang melewati kelas Haena. Ia sengaja berdiri dijendela dan mengangkat tangannya keatas membentuk love kearah Haena, mendapati hal itu Haena hanya tersenyum malu.
“Chagiya~” seru Daehyun dikoridor mendapati Haena yang berjalan sendirian “Mau nonton?” sambil merangkul Daehyun menunjukkan dua tiket nonton pada Haena.
Haena menatap Daehyun “Mianhae Daehyun-ah. Yoojin mengajakku mencari buku.”
Ekpresi cerah Daehyun berubah sendu “Ugh~ arasseo!” nada bicara Daehyun pun seolah berubah lemas.
“Ya, jangan marah” kata Haena menyadari ekpresi kecewa Daehyun, namun terlihat lucu “Daehyun-ah” lanjutnya karena Daehyun tidak menjawab ucapannya tadi.
“Ya, aegyo atau panggil aku oppa! Mungkin aku tidak akan marah” pintanya.
“Kau kan tahu aku selalu gagal aegyo” kata Haena yang sadar kalau ketika disuruh aegyo, Haena selalu gagal.
“Panggil aku oppa, aku tidak pernah mendengarmu memanggilku oppa!” ujar Daehyun
Haena menghelakan napasnya, karena memang ia enggan memanggil Daehyun dengan embel-embel ‘oppa’ karena ia lebih senang memanggilnya ‘Daehyun’.
“op—oppa” dengan ragu Haena mengucapkan kata itu.
Namun Daehyun justru tetawa dan berkata “Daehyun oppa, Dae-hyun op-pa” daehyun seakan mengejakan agar Haena mengucapkan kalimat itu.
“Aissh~ Daehyun oppa, Daehyun oppa. Sudahkan” ujar Haena sedikit kesal dengan permintaan Daehyun.
Lagi-lagi Daehyun menertawakan Haena “Aigo, kau terlihat menggemaskan ketika berbicara itu” Daehyun mencubit pipi Haena, hal yang biasa dilakukan Daehyun walau awalnya Haena selalu protes. Tapi waktu yang mengubah semuanya menjadi terbiasa “Baiklah, aku tidak marah dan aku akan ikut kalian berdua mencari buku” lanjut Daehyun seraya menggenggam erat tangan Haena.
Haena membalas genggaman tangan Daehyun “Baiklah, biasanya pun seperti itu” senyuman mengembang dari dua sejoli ini.
****
Ujian akhir sekolah kian mendekati, semua murid disibukkan dengan pengajaran dan les-les yang dilakukan mereka. Begitu juga dengan Haena dan Yoojin, mereka semakin sering melakukan belajar bersama. Hal ini pun membuat mereka jarang ketempat latihan basket, meski begitu Haena dan Daehyun masih bisa bertemu.
Meski mereka sudah lama berpcaran, tetap saja gunjingan tidak luput. Walau Haena terlihat seperti wanita kuat dan cuek, tetap saja hati seorang wanita begitu sensitif. Bahkan ketika mereka berkencan diluar dan bertemu dengan teman-teman sekolah mereka, tetap saja olokan yang didapat.
Butiran salju yang turun seolah menggambarkan hati Haena saat ini. Haena menatap Daehyun yang terus menggenggamnya sejak dibus tadi hingga sekarang sudah menuruni bus. Daehyun memang sering mengantar Haena pulang, namun kali ini pikirannya benar-benar kacau.
“Tanganmu terasa sangat dingin Haena”saat itu dirasakan oleh Haena kedua tangannya diraih Daehyun, ia menggosok tangan Haena dengan tangannya dan beberapa kali memberi kehangatan dari mulutnya.
Haena menatap Daehyun masih melakukan hal yang sama menghangatkan tangan Haena. “Daehyun-ah” tiba-tiba ucapan Haena lirih.
“Waeyo?”kata Daehyun masih menghangatkan tangan Haena
Haena diam saja, ia seakan tidak mampu berbicara ketika berhadapan didepan Daehyun ‘Kau yakin dengan keputusanmu?’ terlintas ucapan Yoojin dibenaknya saat ia menceritakan keputusannya hari ini.
“Wae? Apa yang ingin kau bicarakan? ” Daehyun menyadarkan Haena yang diam saja menatapnya.
Dengan ragu Haena berucap “Kita-- kita akhiri saja hubungan ini” Daehyun terdiam seketika mendengar ucapan Haena berhenti dari aktifitasnya menghangatkan tangan Haena.
Namun sesaat Daehyun tersenyum “Wae?” hanya kata itu yang keluar dari mulut Daehyun.
“Ujian akhir semakin dekat dan kita sama-sama harus banyak belajar. Mianhae Daehyun-ah” begitu berat Haena mengucapkat kalimat-kalimat ini.
Lagi-lagi Daehyun tersenyum “Baiklah jika ini keinginanmu. Kita bisa menjadi teman baik, tapi biarkan aku mengantarkanmu sampai rumah. Kajja” Daehyun masih menggenggam erat tangan Haena dan mengajak Haena berjalan diterotoar ini menuju rumahnya.
Tidak ada kata yang mampu Haena ucapakan saat itu, ia hanya menatap Daehyun sendu. Ia benar-benar merasa dirinya sangat jahat dan didalam lubuk hatinya sangat menyayangi Daehyun karena ia pria yang baik, namun keadaan tidak dapat ditampik mungkin ini jalan yang terbaik untuk hubungan mereka.
******
Masalalu itu mungkin kenangan manis Haena dan hingga saat ini ia belum bisa melupakan Daehyun. Bayangan masa lalu masih terus membayangi benaknya, namun ia selalu bertanya pada dirinya sendiri ‘Apa Daehyun pun merasakan hal yang sama sepertinya?’ tapi ia pikir sepertinya tidak, karena ia merasa sudah menyakiti Daehyun. Perasaan sesal memang terjadi ketika merasa kehilangan, meski ia dan Daehyun bukan sepasang kekasih seperti dulu. Namun mereka tetap berteman baik, karena hal itu pula Haena sengaja mendaftar di Universitas dan fakultas yang sama dengan Daehyun dan meminta pada staff di kampusnya agar dapat sekelas dengan Daehyun.
“Ok sampai disini dulu perkuliahan kita, see u next time.” Ujar dosen membuat Haena tercengang karena ia baru saja memasuki perkuliahan ini.
“Sam, aku baru masuk. Tetapi perkuliahan ini sudah selesai” protes Haena membuat seisi kelas menatap kearahnya, hal yang suka Haena lakukan bertindak konyol.
“Salah sendiri kau datang terlambat Song Haena” penuh penekanan dosen tersebut berucap dan meninggalkan kelas ini.
Seisi kelas menertawakan Haena, namun wanita satu ini menanggapi dengan ketidak perduliannya dan kali ini ia menatap pria disampingnya yang masih tertawa “Jung Daehyun” ujar Haena
“Wae?” Daehyun bertanya seakan sudah biasa menerima sikap Haena yang mendadak imut didepannya. Haena tidak menjawab justru ia tersenyum penuh makna dan Daehyun paham itu “Arasseo” Daehyun langsung menyodorkan buku catatan miliknya pada Haena.
Haena tersenyum polos dan berkata “Gomawo Daehyun-ah”
“Pastikan buku catatanku tidak kau coret-coret! Arasseo” kata Daehyun
Haena memutarkan bola matanya “Euumm tidak janji” sambil menjulurkan lidah Haena meninggalkan Daehyun, namun langkahnya terhenti mengingat sesuatu “Ya! Jangan lupa nanti latihan Taekwondo, sudah dua minggu kau tidak ikut latihan.”
“Ah, Haena! aku lupa memberitahumu, aku sudah keluar dari club Taekwondo. Siwon hyung menawariku masuk club basketnya dan aku sudah menerimanya.” Jelas Daehyun membuat Haena terdiam.
Dua minggu yang lalu
Selesai berlatih Taekwondo, Daehyun melepas rindu dengan bola basket yang dulu ia geluti. Ia mendribble bola dengan sempurna dan memasukan bola tersebut ke ring.
“Sudah lama sekali aku tidak melihatmu menyentuh bola itu, permainanmu masih mengagumkan sama seperti dulu Daehyun-ah” ujar seorang pria yang berdiri ditiang ring basket berlawanan dengan Daehyun, sedari tadi memperhatikannya bermain bola basket.
Sontak Daehyun menoleh pada suara tersebut “Eoh!? hyung, sudah lama kau berdiri disana?” sambil tersenyum ia menyapa pelatih basket dikampus ini, pelatih yang merupakan kakak iparnya.
“Yup! Aku sudah memikirkannya matang-matang, kau harus bergabung dengan tim basketku” kata Siwon
“Ya hyung, kau bukan seperti mengajakku. Tapi memaksaku hahaha” jawab Daehyun sambil tertawa renyah.
“Apalagi yang bisa kulakukan? Hanya kau satu-satunya harapan keluarga Daehyun-ah”ujar Siwon membuat Daehyun terdiam mengingat mendiang ayahnya jika Siwon membicarakan hal ini dan untuk kesekian kalinya Siwon menawarkan Daehyun untuk bergabung ditim basketnya.
“Arayo, tapi hyung aku tidak mungkin satu tim dengan orang yang pernah jadi musuhku” tukas Daehyun mengingat Kai alasan utama Daehyun tidak bergabung ditim basket kampusnya ini, karena Kai berada di BIG university sama sepertinya meski berbeda jurusan tetap saja baginya jika ia bergabung dengan club basket Kai maka ia menghianati timnya. Tapi disisi lain sungguh ia ingin bermain basket seperti dulu lagi.
“Daehyun-ah, kemarin mereka bisa jadi musuhmu, tapi besok ia bisa jadi sahabatmu” kata Siwon dengan sikap bijaknya.
“Hyung jebal” kelu Daehyun
“Daehyunie, jebal” justru Siwon membalikkan ucapan Daehyun dan ia kembali berucap “Aku hanya ingin membantu mewujudkan cita-cita mendiang ayah mertua. Beliau begitu mencintai basket dan kau lihat bagaimana ia menikahkan kakakmu dengan seorang atlit basket seperti ku dan tentunya kemampuan bermain basket ayah mengalir didarahmu.”
Daehyun menatap Siwon “Gheumanhae hyung. Jangan kau bicarakan orang yang sudah meninggal sekarang” sungguh ia merasa kalut jika teringat akan ayahnya.
“Daehyun-ah, apa kau tidak ingin melihat ayahmu bahagia? Walau ia telah tiada tapi aku yakin, ia pasti akan sangat bangga bila melihatmu menjadi atlit professional seperti dirinya. Itulah yang ayahmu mau dan aku mendapatkan amanat seperti itu dari ayahmu. Aku sudah berjanji untuk menjadikanmu atlit basket profesional.” Kata Siwon
Daehyun menghelakan napas beratnya dan menjawab “Hyung, ini sangat berat. Aku tau posisimu, tapi apa yang akan dikatakan oleh teman-temanku jika mereka tahu aku satu tim dengan Kai?”
“Ne, arraseo. Aku akan memberimu dispensasi jika pertandingan melawan tim dari teman-temanmu terdahulu. Jangan biarkan orang lain tahu, aku tidak ingin mereka berfikir aku tidak sportif” jelas Siwon
Kembali Daehyun menghelakan napasnya, kali ini ia memikirkan keinginan ayahnya “Baiklah aku akan bergabung. Gomawoyo! Jeongmal Gomawoyo hyung” mungkin ini pilihan terbaik Daehyun.
“Aniyo. Aku yang berterima kasih padamu Daehyun-ah” Siwon menepuk punggung Daehyun merasa puas akan keputusannya.
Haena masih terdiam mendengar pernyataan Daehyun. ‘Keluar? Club basket?’ batin Haena seolah tidak terima dengan pernyataan Daehyun, bagaimana tidak? seseorang yang membuatnya masuk kedalam Club Taekwondo adalah Jung Daehyun dan membuat Haena menyukai bela diri tersebut berkat seorang Jung Daehyun. Hingga sekarang membuat penyataan seperti ini, kecewa rasanya namun ia tidak bisa melakukan apa-apa.
“Ya, tim basket itu---“ ucapan Haena terpotong karena Daehyun seakan sudah bisa menebak apa yang ada dipikiran Haena.
“Aku sudah memikirkannya matang-matang dan Kai bukan halangan bagiku untuk menggapai cita-cita” kata Daehyun penuh keyakinan.
Haena hanya mengangguk, pikirannya seakan kacau menerima pernyataan dari Daehyun. Bahkan ia tidak menyadari sudah banyak wanita didekatnya yang menghampiri Daehyun dan memberinya coklat, tidak jarang yang memberinya coklat adalah senior wanita yang cukup mengincar para hoobae.
“Semangat untuk club basketmu” hanya kalimat tersebut yang keluar dari mulut Haena dan berlalu meninggalkan Daehyun.
*****