Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
How It Works?
Dreamland
>
Fan Fiction
Different Dimension: The Beginning
Posted by KaptenJe | Kamis,01 Juni 2017 at 16:33
2
37472
Status
:
Complete
Cast
:
OC, BTS, EXO, Lovelyz, GFriend, EXID, AOA, BTOB, Seventeen, ZE:A. NU'EST, B1A4, The Ark, RV
Different Dimension: The Beginning

CHAPTER 27 : EPILOGUE [FINAL]

Seoul, 2016 [Back to current time]

Kyungjae's office

"Jadi begitulah...", ujar L mengakhiri ceritanya. Sudah sekitar satu jam ia bercerita tentang masa lalunya, sekaligus memperlihatkan foto foto yang berhubungan dengan kejadian tersebut, dan juga menceritakan apa yang terjadi pada Joonmyeon dan lainnya, tiga tahun yang lalu.

"A-Apa s-semua sudah j-jelas b-bagimu...J-Joonmyeon-ah?", tanya Kyungjae.

"Ne appa....samchun...kamsahamnida", gumam Joonmyeon. Ia terdiam dan berpikir sejenak. "Sejak tadi, kau selalu menyebut nama Choi Seungcheol dan Jung Eunha....di mana mereka sekarang?"

"Moreugesseo...semenjak kami lulus dari sini...aku tak lagi banyak mendengar kabar tentang mereka berdua", ujar L.

"M-Maja...s-semoga m-mereka b-baik baik s-saja", sambung Kyungjae.

Tak lama kemudian, L merasakan ponselnya bergetar. Nama dan foto sang istri, terpampang di layar ponselnya. "Yoboseyo? Ne...aku sedang di ruangan Kyungjae...wae gurae?", ujar L. Ia terdiam sejenak mendengar ucapan sang istri di seberang telepon. " Ah arasseo...aku akan menyusulmu", jawab L setelahnya lalu mematikan sambungan telepon.

"W-Wae?", tanya Kyungjae.

"Aku harus pergi sekarang...istriku ingin aku menemui seseorang", ujar L pada Kyungjae. "Apa ada lagi yang ingin kau tanyakan Joonmyeon-ah?", tanya L kali ini pada Joonmyeon.

"Aniyo paman...", jawab Joonmyeon.

"Geurae...", ujar L bangkit dari sofa. "Aku harus pergi sekarang...senang bertemu denganmu Joonmyeon-ah....semoga pernikahanmu berjalan lancar", ujar L tersenyum.

"Ne samchun...kamsahamnida", ujar Joonmyeon melepas kepergian L.

***

Public Graveyard

 “Aku bertemu dengannya…”, ucap Yoonjae lirih, membuat Yoojin menghentikan langkahnya.

Yoojin menoleh dan menatap Yoonjae. “Nugu?”

Yoonjae balas menoleh menatap Yoojin dengan sendu. “Myungsoo hyung….aku baru saja bertemu dengannya Yoojin-ah…”, ucap Yoonjae lirih.

“M-Mworago?!”, seru Yoojin tak percaya. 

"Solma....apa kalian Kim Seokjin dan Kim Yoojin?", ujar sebuah suara lainnya. Yoonjae dan Yoojin menoleh ke sumber suara. Seorang wanita kira kira berusia 40 tahun lebih kini berdiri tak jauh darinya. Parasnya masih terlihat cantik di usianya yang sudah cukup tua. Ia membawa  dua buket bunga di tangannya. "Nugu....seyo?", tanya Yoojin hati hati.

Yeoja itu hanya tersenyum lalu berjalan menghampiri Yoonjae. Ia berjongkok dan meletakkan masing masing buket bunga di masing masing makam. "Kau....kau mengenal eomma dan Myungsoo hyung?", tanya Yoonjae masih lekat menatap yeoja itu.

"Bukan hanya sekedar mengenal mereka...bagiku, mereka adalah keluarga keduaku", jawab yeoja itu tersenyum sembari menyentuh nisan milik Myungsoo dan Jungah ssaem. Yeoja itu berdiri dan balik menatap Yoonjae dan Yoojin bergantian. "Apa kalian sibuk? Jika tidak, bagaimana kalau kita berbincang sejenak?", ujar yeoja itu ramah.

***

06.00 PM

Jaehee dan Kyungsoo kembali ke rumah setelah kembali dari Busan. Baekhyun, yang kini menjaga cafe yang terletak di seberang rumah Jaehee, menyambut mereka. "Annyeong! Kalian sudah kembali? Bagaimana-", Baekhyun terdiam ketika Kyungsoo mengabaikan ucapannya dan masuk begitu saja ke dalam rumah. "Ada apa dengannya? Apa kalian bertengkar?", tanya Baekhyun.

Jaehee menghela nafas dan menggeleng pelan. "Ia sedang banyak pikiran...suasana hatinya sedang tak bagus...mengertilah...", ujar Jaehee.

"Eum...arasseo...aku bosan sekali menjaga cafe sendirian", sungut Baekhyun.

"Masih ada Hyukkie dan Mijoo...dan juga pegawai lainnya...atau kau bisa minta Taehyung untuk menemanimu...hari ini saja...aku akan mencoba bicara pada Kyungsoo", ujar Jaehee menepuk pelan pundak Baekhyun.

"Arasseo", jawab Baekhyun dan bergegas kembali ke cafe.

Jaehee memasuki rumahnya dan menemukan sosok Kyungsoo tengah terduduk lesu di samping kasurnya dengan posisi membelakanginya. "Neo gwenchana?", tanya Jaehee hati hati dari ambang pintu.

Kyungsoo menoleh sedikit. "Eung...geundae...Mianhae...tapi aku sedang ingin sendiri", gumamnya pelan.

"Arasseo...aku akan menyiapkan makan malam", ujar Jaehee bergegas keluar dari kamar. Kyungsoo menoleh sejenak memperhatikan kepergian Jaehee lalu kembali tertunduk lesu menatap kalung berbandul hati. Di kedua sisi bandul tersebut terdapat huruf J dan S, yang memang sengaja ditandai Eunkyo untuk membedakan mana kalung pemberian sang ibu, dan mana kalung pemberian Jaesoo, yang kini, secara tak terduga kalung itu kembali pada Kyungsoo. Jaehee memakai kalung pemberian sang nenek, sementara  Kyungsoo memakai kalung yang diberikan Ibunya untuk Eunkyo, tiga puluh tahun yang lalu.

Jaesoo memutuskan untuk kembali ke rumahnya dulu setelah ia menikah. Namun, perubahan terjadi pada suaminya yang pada akhirnya menyebabkan ia malu pada dirinya sendiri, malu akan kondisi keluarganya. Terlebih lagi saat itu ia tengah mengandung. Ia ingin sekali menemui Eunkyo saat itu, namun yeoja itu begitu sibuk mengejar karirnya hingga akhirnya tujuh bulan kemudian, ia mengandung anak pertamanya, yaitu, Jaehee. Selama mengandung, Eunkyo banyak menghabiskan waktunya di rumah sang ibu di Busan. Maka dari itu, sulit bagi Jaesoo untuk menemui Eu nkyo. Hingga waktu berlalu dan mereka tak pernah sekalipun bertemu. Jaesoo bisa mengenali Eunkyo, namun tidak dengan Eunkyo. Perubahan fisik yang dialami keduanya, membuat Eunkyo tak menyadari bahwa yeoja yang tinggal berseberangan dengannya selama ini adalah Jaesoo. "Mianhae...eomma...", gumam Kyungsoo sedih.

***

Yonghan university Girl's dormitory

Yein berjalan ke sana kemari tepat di depan halaman gedung asrama perempuan kampus Yonghan. Sesekali ia memeriksa ponselnya. Ia terlihat gelisah, seperti sedang menunggu seseorang. Tak lama kemudian, sebuah mobil berhenti tepat di depannya dan kaca jendela mobil pun diturunkan secara perlahan. "Aigoo....ada seorang gadis cantik tengah gelisah sepertinya....apa kau menunggu seseorang nona muda?", ujar seorang pria yang duduk di kursi supir mobil tersebut.

Mata Yein melebar ketika melihat sosok pria tersebut. Namja itu membuka pintu mobilnya dan keluar dari dalam sana. Tatapan penuh kerinduan, terpancar jelas di wajah Yein kala melihat pria tersebut.

Pria itu merentangkan tangannya. "Apa yang kau lakukan di sana? Apa kau tak merindukanku?", ujar pria itu.

Yein tersenyum dan segera berlari dan menghambur ke dalam pelukan namja itu. "Aigoo aigoo...uri yein-ah...", ujar pria itu memeluk erat Yein.

"Bogoshippeoyo.....", gumam Yein manja. "Appa",  sambung Yein tersenyum.

"Aigoo...mengharukan sekali", ujar suara seorang yeoja lainnya, menginterupsi moment romantis antara ayah dan anak tersebut. Yeoja itu menyusul keluar dari dalam mobil.

Yein melepaskan pelukan sang ayah dan tersenyum melihat sosok yeoja tersebut. "Kau tak mau memelukku juga?", tanya yeoja itu.

Yein bergegas menghampiri yeoja itu dan memeluknya. "Eomma....nado bogoshippeoyo", gumam Yein manja.

"Kau tetap merindukanku meskipun aku selalu mengantarmu setiap kali semester awal dimulai?", ledek sang ibu.

"Eung...hehe...terutama appa", jawab Yein.

"Tch....kau ini", ujar sang ayah yang beberapa bulan terakhir ini berada di luar negeri karena urusan pekerjaan. Karena hal itu, ia jarang sekali bertemu dengan putri satu satunya tersebut. Ia menghampiri Yein dan sang istri, lalu merangkul Yein. "Nan isseo...masa tugasku sudah habis di luar negeri...jadi kini aku menetap di sini...kita bisa menghabiskan liburan bersama! Yippie!", seru sang ayah senang.

"Ah hajima! memalukan sekali", sungut sang ibu yang malu akan tingkah suaminya tersebut. Sementara Yein tak peduli. Karena sifat ayahnya yang usil dan lucu itulah yang sangat ia sukai dari sang ayah. Namja setengah baya itu kemudian menerawang memperhatikan area Yonghan yang begitu besar. "Whoah....sudah lama sekali aku tak kemari...Yonghan sudah canggih (?) begini", ujarnya.

"Tch...jincha...", gumam sang istri tertawa pelan. "Geundae Yein-ah....sejauh ini baik baik saja matchi?", tanya sang ibu.

"Ne eomma...sejauh ini tak ada masalah dengan orang orang di sekitarku....seperti Joonyeon, Taehyung sunbae, Jimin sunbae, dan juga kookie...tak ada satupun dari mereka yang pernah membahas hal itu...kurasa memori tiga tahun lalu benar benar berhasil terhapuskan...geundae...aku tak tahu dengan yang lainnya. Joonyeon bercerita padaku, bahwa Joonmyeon oppa, sempat mengalami mimpi mimpi aneh beberapa tahun terakhir semenjak kejadian itu", ujar Yein panjang lebar.

"Gurae?", gumam sang ibu seraya berpikir.

"Gwenchana", sambar sang ayah. "Yang terpenting...tak ada satupun dari mereka yang tahu bahwa kau masih memiliki memori itu dengan utuh...identitasmu sebagai Jung Yein masih aman matchi?", ujar sang ayah.

"Ne appa! Kau tak perlu khawatir!", jawab Yein bersemangat.

"Yeokshi...uri Choi Yein memang bisa diandalkan!", seru sang ayah bangga.

"Aku masih ingin menghabiskan waktu bersama appa...tapi aku akan ada kuliah sebentar lagi", ujar Yein sedih.

"Pergilah....kita bisa bertemu lagi saat liburan", ujar sang ayah sambil mengacak acak rambut putrinya tersebut.

"Na kalkkeyo! Eomma! Appa!", pamit yein melambaikan tangannya pada kedua orangtuanya.

Sepasang suami istri itu menatap kepergian putri mereka hingga sosoknya berbelok dan menghilang. "Seungcheol-ah, Bagaimana jika suatu saat identitas Yein terbongkar?", gumam sang ibu khawatir.

"Gwenchana...ia akan baik baik saja...karena semua sudah berlalu....", jawab Seungcheol yang merupakan ayah  kandung dari Yein. Ia melirik sang istri yang masih terlihat khawatir. "Aigoo Jung Eunha! Sudah 30 tahun berlalu kau masih saja mengkhawatirkan hal hal yang sudah usai!", ledek Seungcheol mencubit pipi sang istri gemas.

Yein terpaksa menggunakan marga milik Eunha demi menyembunyikan identitasnya sebagai salah satu pemilik silver element yang didapatkannya dari sang ibu. Seperti yang diketahui sebelumnya, bahwa pemilik silver element adalah satu satunya yang masih bisa mengingat dengan baik akan apa yang terjadi tiga tahun yang lalu. Yein membantu Nayeon mengembalikan semua element element kekuatannya yang hampir saja direbut oleh Jaeyoo. Bahkan sejak kejadian itu berlalu, Yein masih bisa mengingat dengan baik apa yang terjadi saat itu. Nayeon, menitipkan sebagian kekuatannya pada Yein, dengan syarat tak boleh ada satupun dari mereka, yang pernah terlibat dalam kejadian ini, baik orangtua maupun anak anak mereka yang sempat diculik Jaeyoo, mengetahui identitas Yein sebenarnya dan juga mengetahui bahwa Yein satu satunya yang masih mengingat seluruh kejadian tersebut. Jika hal itu terjadi, maka Yein akan kehilangan seluruh kemampuannya.

***

A Coffee Shop

06.30 PM

Yoonjae dan Yoojin duduk bersebelahan sementara wanita misterius yang ditemuinya di pemakaman tadi duduk di hadapan mereka. Ia mengajak keduanya untuk berbincang di salah satu kedai kopi yang terletak tak jauh dari area pemakaman umum. Yeoja itu tersenyum memperhatikan Yoonjae dan Yoojin. “Mungkin sebaiknya aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu”, ujar yeoja itu memecah kecanggungan di antara mereka. “ Namaku Lee Shinmi…dulu…aku juga merupakan alumni dari Yonghan…sama seperti kalian”, ujar Shinmi tersenyum.

“Lalu…bagaimana kau bisa mengenal Eomma dan Myungsoo hyung?”, Tanya Yoonjae to the point.

“Bagaimana mungkin aku tak mengenal kekasihku sendiri?”, ujar Shinmi balik bertanya.

Yoonjae dan Yoojin terkejut mendengar pertanyaan Shinmi. “K-Kau…kau adalah kekasih dari Myungsoo oppa?”, Tanya Yoojin.

“Mungkin aku harus menyebutnya sebagai mantan kekasihku….bukan karena ia ‘pergi’ lebih dulu dariku….tapi karena kini aku sudah menikah dengan orang lain”, ujar Shinmi tersenyum. “Aku banyak mendengar tentang kalian dari  teman teman suamiku, Jung Jinyoung dan Park Hyungshik….kalian pasti mengenal mereka matchi?”, Tanya Shinmi yang disambut anggukan oleh kedua anak kembar tersebut. “Sesungguhnya aku cukup terkejut ketika mendengar kabar bahwa Jungah ssaem memiliki anak kembar lainnya…kupikir ia tak akan pernah menikah lagi…maka sejak itu, aku selalu meminta tolong pada suamiku agar bisa mempertemukanku dengan kalian…tak kusangka kini kita bertemu di depan makam Jungah ssaem dan Myungsoo…kalian sudah dewasa”, ujar Shinmi sambil menatap lekat Yoonjae dan Yoojin secara bergantian.

“Aku bertemu dengannya”, ujar Yoonjae tiba-tiba.

“Ne? Nuguseyo?”, respon Shinmi.

“Myungsoo hyung…aku bertemu dengannya”, ujar Yoonjae balas menatap Shinmi.

“Yoonjae-ah!”, tegur Yoojin akan sikap saudara kembarnya tersebut. “A-Aniyo bibi! Saudaraku ini sangat mempercayai hal hal mistis dan berbau fantasi…kumohon jangan-“

“Jincha? Apa kau bertemu dengannya di Yonghan?”, sela Shinmi menanggapi ucapan Yoonjae dengan tenang.

Yoojin sungguh tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. “Bibi…”, gumam Yoojin tak percaya bahwa Shinmi mau meladeni Yoonjae.

Shinmi menatap Yoojin sejenak dan mengangguk pelan. Memberi sinyal pada Yoojin untuk mendengarkan dulu penjelasan Yoonjae. “N-Ne…bagaimana anda tahu?”, Tanya Yoonjae terkejut.

 Shinmi tersenyum tenang. “Karena-“, ucapan Shinmi terputus ketika matanya menangkap sosok seseorang melambaikan tangan ke arahnya. “Karena ia ada di sini”, ujar Shinmi memberi sinyal pada Yoonjae dan Yoojin untuk menoleh ke belakang.

Alangkah terkejutnya mereka ketika ia melihat soso seorang namja yang begitu mirip dengan Myungsoo berjalan kea rah mereka hingga akhirnya ia tiba di hadapan kedua anak kembar tersebut. “Annyeonghaseyo…”, sapa pria itu ramah pada Yoonjae dan Yoojin yang masih terpana melihat kehadirannya. Namja itu lalu memeluk Shinmi sejenak dan duduk di sampingnya. “Kau sudah lama menunggu?”

“Ani…kami juga belum lama berbincang”, ujar Shinmi tersenyum. Ia melirik Yoojin dan Yoonjae yang masih terpana melihat pria yang merupakan suami dari Shinmi tersebut. “Ah…perkenalkan…ini-“

“Yoonjae dan Yoojin….matchi?”, sela pria tersebut.

“Maja…”, jawab Shinmi tersenyum. “Yaedeura…perkenalkan…ini suamiku…Kim L”, ujar Shinmi memperkenalkan suaminya.

“Ne?!”, seru Yoonjae dan Yoojin bersamaan. “T-Tapi tadi kau bilang bahwa dia Myungsoo hyung?”, Tanya Yoonjae tak percaya.

“Aku hanya ingin membuktikan ucapanmu pada Yoojin, bahwa kau bertemu dengan sosok yang begitu mirip dengan Myungsoo….namja yang kau lihat di Yonghan tadi..adalah suamiku”, ujar Shinmi.

“Ah maja! Tadi kita berpapasan di depan ruangan Kyungjae!”, Seru L. “Mianhae…aku pasti membuat kalian kecewa”, ujar L tak enak hati.

“G-Gwenchanayo…”, gumam Yoonjae masih sesekali melirik L.

“Aku senang bisa bertemu kalian dan meluruskan segala kesalah pahaman ini…”, ujar L tersenyum. “Aku mengerti perasaan kalian…kehilangan anggota keluarga bukanlah sesuatu yang mudah…tapi aku lega karena kini kalian dirawat oleh seseorang yang begitu baik seperti Younghee hingga kalian bisa sukses seperti saat ini…”, sambung L. “Aku memang bukan Kim Myungsoo…tapi tak masalah bagiku jika kalian mau menganggapku sebagai kakak kalian….aku mengerti pasti sulit bagi kalian untuk menerima fakta bahwa aku bukanlah kakak kalian sedangkan kami memiliki wajah yang begitu mirip…”, ujar L prihatin.

“Kamsahamnida….masih sulit dipercaya bahwa kau begitu mirip dengan oppa”, ujar Yoojin sopan. “Geundae…kami tidak ingin menyusahkanmu…kami baik-baik saja sungguh!. Kau benar…kami beruntung memiliki Younghee eomma dan teman-temannya yang begitu baik pada kami. Meskipun, kami tak bisa bertemu eomma dan oppa…tapi aku yakin, mereka akan selalu memperhatikan kami dari surge”, sambung Yoojin.

“Bukankah tadi kau bilang, kau tak percaya hal hal mistis?”, sela Yoonjae pada Yoojin.

“Eo! Tapi itu kenyataan! Bukan hal mistis…paling tidak aku tak mempercayaimu perihal reinkarnasi seperti apa yang kau katakan tadi”, balas Yoojin.

“Neo! Ish!”, sungut Yoonjae. “Jweisonghamnida”, ucapnya kemudian ketika teringat bahwa masih ada L dan Shinmi. Namun keduanya hanya tertawa melihat pertengkaran kecil Yoonjae dan Yoojin, hingga akhirnya mereka semua tertawa menikmati berakhirnya hari itu.

***

07.00 PM

Jaehee pergi ke halaman rumahnya untuk membuang sampah. “Moon Jaehee!”, ia menoleh ketika melihat Baekhyun melambaikan tangannya padanya dari café seberang. Ia bergegas menghampiri Baekhyun yang terlihat bersiap siap akan pergi. “Kau mau pergi?”, Tanya Jaehee.

“Eo! Aku mau berkencan dengan istriku”, canda Baekhyun.

“Tch…jincha…”, gumam Jaehee.

“Eo? Jaehee-ah!”, seru suara lainnya.

“Myungeun-ah!”, balas Jaehee.

“Kudengar kalian akan berkencan eeiii”, goda Jaehee.

“Psh…mwoya…kami akan ke rumah sakit…untuk memeriksa kandunganku”, ujar Myungeun sambil menyentuh perutnya yang kini sudah mulai terlihat membesar.

Jaehee terdiam sejenak. Ia lalu refleks menyentuh perutnya sendiri. Ia lalu teringat sesuatu. “Ah…..gurae? Ah matta! Aku lupa kau sedang hamil Myungeun-ah…kkk”, ujar Jaehee.

“Ah Kyungsoo ottae?”, Tanya Baekhyun mengkhawatirkan kondisi temannya itu.

Jaehee menghela nafas pelan. “Molla…ia masih mengurung diri sejak tadi…aku belum melihatnya lagi”, ujar Jaehee sedih.

“Eyy mwoya? Cepat lihat! Jangan sampai ia berbuat yang tidak tidak”, tegur Baekhyun.

“Eo…aku akan melihatnya…ppali ka! Nanti kalian terlambat”, ujar Jaehee.

“Kabari aku ok?”, ujar Baekhyun mengingatkan Jaehee untuk mengabarinya perihal kondisi Kyungsoo. Mereka pun berpamitan pergi. Jaehee bergegas masuk kembali ke dalam rumah. Ia melihat jam dan sudah menunjukkan pukul 7. Itu berarti, sudah satu jam semenjak Kyungsoo mengurung diri di dalam kamar. “Aish…aku sungguh tak menyadari bahwa sudah satu jam”, gerutu Jaehee pada dirinya sendiri. Ia hendak melihat kondisi Kyungsoo namun ada sesuatu yang terlupa. Ia bergegas ke kamar mandi dan mengambil suatu benda yang terletak di atas wastafel dan memasukkannya ke dalam saku bajunya, lalu kembali ke kamar. “Tok! Tok!”, Ia mengetuk pintu kamar. “Yeobo?”, namun tak ada jawaban. Rasa khawatir mulai menghinggapinya. Ia menekan gagang pintu dan membuka pintu dengan hati hati. Dilihatnya, Kyungsoo masih belum berpindah dari posisinya sejak satu jam yang lalu. Jantung Jaehee berdegup kencang takut sesuatu terjadi pada namja itu. Ia melangkah mendekat dan dilihatnya Kyungsoo tengah terpejam dengan kepala masih bersandar pada sisi tempat tidurnya. Jaehee memperhatikan sekitarnya tak ada benda benda aneh di sana kecuali kalung berbandul hati yang digenggam Kyungsoo sejak tadi. Ia berjongkok di depan namja itu dan memeriksa kedua lengan namja itu, dan untungnya ia juga tak menemukan hal yang aneh di sana. “Kyungsoo-ya…Kyungsoo-ya ireona!”, gumamnya menepuk nepuk pelan wajah Kyungsoo. “Eung?”, Jaehee menghela nafas lega ketika ia mendengar namja itu meresponnya. Segala kekhawatirannya pun sirna. Kyungsoo perlahan membuka matanya dan menatap Jaehee. “Moon Jaehee?”, gumamnya lesu.

Jaehee menatap namja itu khawatir. Wajahnya terlihat pucat karena kondisinya memang tidak terlalu baik hari ini. Ia menderita demam sejak pagi tadi, namun ia memaksakan diri untuk menemui Ibunya di Busan demi mencari tahu apa yang terjadi padanya. Pikirannya semakin terbebani setelah mendengar cerita sesungguhnya dari Eunkyo pagi tadi. “Gwenchana? Kau harus beristirahat…besok aku akan membawamu ke dokter…chakkaman”, ujar Jaehee mencoba membantu Kyungsoo berdiri dan memindahkan namja itu ke kasur, namun Kyungsoo menahannya.

“Jogi anjuseyo”, gumam Kyungsoo lesu. Ia menepuk pelan spot di sampingnya, meminta Jaehee untuk duduk di sampingnya.

“Kyungsoo-ya!”, sungut Jaehee gemas karena namja itu tak mau mendengarkannya.

“Jebal…”, gumam Kyungsoo.

Jaehee menghela nafas pelan, namun ia akhirnya menuruti kemauan namja itu. Kyungsoo kemudian menyandarkan kepalanya di pundak Jaehee. “Kau seharusnya beristirahat di kasur”, sungut Jaehee.

“Di sini lebih nyaman”, gumam Kyungsoo sesekali terpejam. Keduanya terdiam sesaat.

“Gwenchana?”, Tanya Jaehee hati hati. “Kau sungguh membuatku khawatir hari ini…aku panic sekali tadi! Aku takut kau berbuat macam macam pada dirimu sendiri”, gerutu Jaehee.

Kyungsoo tersenyum tipis mendengar ucapan Jaehee. “Mianhae….aku hanya butuh waktu untuk menyesali diriku….menyesali sikapku yang dulu selalu menganggap Eomma tak sedikitpun mencintaiku tanpa aku tahu apa yang sudah dilaluinya….tanpa mengetahui bahwa ia mengorbankan dirinya untukku….aku sungguh jahat matchi?”, gumam Kyungsoo.

“Aniya…semua sudah terjadi…tak ada yang perlu kau sesali”, ujar Jaehee. “Bukan aku tak mau menerima ibumu…tapi bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa kepergiannya adalah sesuatu yang baik untuknya…ia akan semakin dan terus tersiksa jika ia tetap hidup dalam kondisi seperti apa yang diceritakan Eomma pagi tadi…matchi?”, ujar Jaehee.

“Eum…maja….”, gumam Kyungsoo menghela nafas. “Kenapa hidupku harus seperti ini? Aku tak pernah meminta apapun…keinginanku sejak dulu hanya satu…aku ingin memiliki keluarga normal seperti keluarga lainnya…menghabiskan akhir pekan dengan bersenda gurau bersama kedua orangtuaku… berbincang mengenai masa depan dan berbagai keluh kesah yang kualami bersama mereka…hanya itu…tapi aku tak pernah merasakannya sedikitpun”, gumam Kyungsoo getir.

Jaehee menghela nafas pelan. “Kau mungkin tak bisa merasakannya…tapi kau bisa menciptakan suasana itu”, gumam Jaehee tersenyum tipis.

Kyungsoo mengangkat kepalanya yang sejak tadi bersandar di bahu Jaehee. “Ottae?”, Tanya Kyungsoo. Jaehee tersenyum penuh arti. Ia merogoh sesuatu dari dalam sakunya dan menyerahkannya pada Kyungsoo. Kedua mata namja itu membesar kala melihat benda itu. “I-Ini….kau…”, gumamnya menatap Jaehee tak percaya. Namun Jaehee bisa melihat bahwa wajah namja itu, yang lesu sejak pagi tadi, kini terlihat sedikit lebih cerah.

“Aku ingin memberitahumu sejak tadi pagi….tapi aku lupa karena mendadak kau demam dan tiba-tiba kau mengajakku bertemu Eomma”, sungut Jaehee. “Kau punya waktu delapan bulan untuk ‘berlatih’ menjadi kepala keluarga yang baik….”, ujar Jaehee. “Do Appa”, sambungnya tersenyum.  

***

07.30 PM

“Kami pamit dulu”, ujar Yoonjae dan Yoojin berpamitan pada L dan Shinmi setelah berbincang bersama setelah hampir dua jam lamanya. Yoonjae pada akhirnya mantap memutuskan untuk meninggalkan Yonghan dan mengabdikan dirinya sebagai dokter di rumah sakit milik Hyungshik. L dan Shinmi menatap kepergian Yoonjae dan Yoojin. “Hari ini aneh sekali matchi?”, gumam Shinmi sambil menatap L.

“Eung…aku tak tahu apakah ini kebetulan atau memang pertanda dari Myungsoo hyung dan Jungah ssaem  yang begitu ingin kita menemui mereka”, ujar L.

“Mungkin saja….mengingat kita tak sengaja bertemu mereka di hari special ini”,ujar Shinmi tersenyum. “Sayang sekali mereka tak tahu bahwa hari ini special”, sambung Shinmi.

“Eum…memang aku tak pernah bertemu dengan Myungsoo hyung….tapi bagiku, waktu terasa cepat sekali berlalu….tak terasa bahwa sudah 38 tahun berlalu semenjak kematian Myungsoo hyung…semoga ia dan Jungah ssaem…selalu bahagia di ‘atas’ sana”, ucap L tersenyum. Ia lalu menoleh dan menatap Shinmi yang juga tersenyum padanya. “Kita pergi sekarang? Kurasa Jongdae sudah menunggu kita untuk makan malam bersama”, sambung L menggandeng sang istri.

-THE END -

Tags:
Komentar
RECENT FAN FICTION
“KANG MAS” YEOJA
Posted Rabu,16 Juni 2021 at 09:31
Posted Senin,20 April 2020 at 22:58
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 23:42
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:08
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
FAVOURITE TAG
ARCHIVES