CHAPTER 2 : THE STORY BEGIN (PART B)

Keesokan harinya...

“Saeng, eonn liat di YG, katanya lagi butuh cleaning service sama tukang bersih-bersih di kantin nyah sonoh, menurut kalian gimana?” tanya Ellie ke dongsaeng nya saat makan pagi.

“Mwo!?” Dion dan Eka kaget bersamaan.

“Lah eonn, kenapa mesti jadi CS sih? Jadi trainee kek, penyanyi kek, aaahh..” Eka mengeluh

“Bener deh eonn, eonn kan lumayan cantik, sebenernya sama sih kita bertiga, tapi kenapa mesti CS eon? Please tell us,” Dion sambil menatap penasaran ke Ellie.

“Hyaaaaa, saengiiiiee aaa, emang nya ada salahnya kalo eonn jadi CS? Selama kerjaannya halal buat kita kan gapapa saeng. Kalo eonn mau banget jadi penyanyi, tapiii, eonn aja ga fasih bahasa Korea nya. Lagiaaaan, kalo eonn di terima jadi CS, menurut kalian, siapa yang bakalan eonn liat tiap hari?” Ellie ngejelasin sambil senyum-senyum. Tapi reaksi dari dongsaengnya  aneh. Mereka lebih terkejut lagi. 

“Mwooo!!!” 

“Hahaha nahhhh, jadi CS gapapa deh demi ketemu.....” Ellie membuat mereka penasaran, lalu merayu dongsaengnya.

“Nantiii, eonn ketemu si Jiyong oppa, adek-adek Ikon, oppa dari Winner.. Em.. Ga kebayang tiap hari ketemu merekaaaa..” 

“Eonnieeeee, aku mau jugaaaa... Aku mau jadi CS disanaaaa... Aku mau ngelap lantai sambil liat ituh artis artis di gedung ituu...” Dion serta Eka  tertarik dengan kerjaan di YG Ent.

[***]

Siang harinya mereka naik taksi menuju ke gedung YG. Melamar pekerjaan bertiga, dan berharap bisa di terima bertiga. Mereka juga sempat berfoto di depan gedung YG. Berhubung itu hal langka. Mereka mampir ke cafe yang terletak tidak jauh dari gedung YG, makan siang disana sambil mengharapkan  panggilan kerja dari YG. Dan mereka juga membahas tentang bagaimana jika tidak diterima, dan akan bagaimana jika hanya satu orang saja yang di terima. 

“Janji yaa, kalo kita cuma diterima satu orang aja, ga ada yang boleh marah. Juga janji, kita ga boleh bertengkar karna masalah apapun, karna kita saudara. Kita ga punya siapa-siapa lagi. Oke?” 

Kisah mereka pun di mulai.

***

Mereka menunggu, menunggu dan menunggu. Belum ada kabar dari YGEnt tentang lamaran kerja mereka. Tidak ragu, mereka juga melamar pekerjaan di cafe-cafe, di restoran, juga mencoba melamar di perusahaan lain.