CHAPTER 1 : Broken Arrow
“Pretty sure you stop breathing while you sleep and that’s the secret everyone is keeping from you.”
.
Broken Arrow
Oklahoma
Notherneastern of America.
YESUNG berlari dengan cepat menembus beberapa kerumunan orang yang memenuhi stand permen kapas dan wahana komedi putar. Matanya terus bergerak dengan panik mengawasi setiap gerak-gerik mencurigakan di sekitarnya, nafasnya terengah dan wajahnya di penuhi oleh peluh ketakutan. Dia membelokan langkahnya keluar dari kerumunan yang tengah menikmati festival malam di Broken Arrow, sebuah kota kecil di sudut Amerika.
Dia menyenderkan tubuhnya di balik mesin besar permainan pengambil boneka, menarik nafasnya dengan dalam dan mengeluarkan dengan gelisah. Perjanjian yang baru saja di buatnya dengan seorang Mafia Triad dari Baton Rouge tidak berjalan dengan lancar, beberapa jalan harus di tempuh oleh Yesung agar mereka mencampai kesepakatan dalam perdagangan ilegal ratusan senjata api yang melewati pelabuhan Salt Lake City di Utah.
Dia yakin kini beberapa orang tengah mencoba mencarinya, dan membunuhnya. Mafia dari Baton Rouge sudah terkenal dengan catatan kriminal mereka dan memiliki andil besar dalam dunia Mafia, Yesung mengutuk dirinya sendiri sudah seharusnya dia tidak menerima tawaran ketika Baton Rouge memintanya untuk memasok senjata api milik badan pertahanan Amerika untuk mereka.
Hiruk pikuk di dalam pasar malam itu membuat Yesung bisa sedikit menarik nafasnya, beruntung dia memutuskan untuk mengendarai mobilnya ke kota kecil ini. Tidak banyak yang bisa Mafia itu lakukan barat Wagoner untuk melacaknya kemari, Yesung mengawasi kegiatan di sekitarnya, beberapa anak kecil membawa permen kapas mereka dengan senang. Di sudut lapangan itu dia bisa melihat beberapa orang tua tengah mencoba peruntunganya dalam menembak boneka bebek, untuk istri atau anak mereka.
“Ya, setidaknya permen kapas atau mesin pengambil boneka ini tidak akan mungkin membunuhku.” Guman Yesung sambil menarik nafasnya dengan lega, dia sudah mulai bisa menguasai keadaan tapi matanya masih terus mengawasi setiap gerak-gerik yang berada di sana. “Heechul, mesin boneka ini tidak mau bergerak!” Yesung mengalihkan pandanganya ke arah mesin boneka yang masih menjadi senderan di punggunya, di sisi lain mesin boneka itu dia bisa melihat dua orang pria dan wanita tengah mengeluh karena tidak berhasil menangkap boneka-boneka kecil itu.
Di lihat dari postur wajah mereka, pasti mereka bukanlah orang dari Broken Arrow ataupun Amerika. “Hey aku baru saja memenangkan putaran tembakan boneka bebek di ujung sana, kalian harus mencobanya dan mulai meninggalkan mainan payah ini.” satu orang pria dengan wajah khas Asia-nya ikut bergabung bersama mereka, dengan membawa sebuah boneka beruang besar yang di dapatnya sebagai hadiah.
“Untuk wanita tercantik malam ini,” guman pria itu dengan senyuman menggodanya yang mempertontonkan barisan gusinya sambil menyerahkan boneka beruang itu ke arah wanita berambut coklat nilon tersebut. Yesung kembali menghela nafasnya setelah dia menyadari bahwa 3 orang itu hanyalah orang biasa yang sedang menikmati festival malam ini.
Yesung mulai memejamkan matanya, Mafia Baton Rouge itu tidak akan mungkin menangkapnya atau membunuhnya di tengah keramaian seeperti ini. Yesung mulai terlelap hingga sebuah boneka menghantam wajahnya, dia membuka matanya secara perlahan dan dia bisa menangkap bayangan dari 3 orang tadi menantapnya dengan senyuman dingin mereka.
“Cheonsa sayang, kau tidak seharusnya membuang boneka beruang itu kepada orang.” Ucap si pria dengan senyuman gummy-nya, “Oh, maafkan aku Hyukjae. Dia terlihat membutuhkan boneka beruang ini untuk tidurnya.” Jawab wanita itu dengan ekspresi yang di buat-buat.
“Kau memang ceroboh Cheonsa sayang,” bisik Hyukjae sekali lagi sebelum wanita itu memutarkan kedua bola matanya dan menatap pria di hadapanya dengan kesal—dia bersiap membuka satu pertandingan argumen lagi dengan pria ini. “Sorry I opened the shower curtain holding a knife as you were showering to offer to cut you a piece of pie.” Seru wanita bernama Cheonsa yang kini dengan sengaja membiarkan Yesung lolos dari pengawasan mereka.
Yesung bisa merasakan bahwa sesuatu berjalan tidak seharusnya. Dia mulai melangkahkan kakinya untuk berjalan menjauh dari mereka, tapi cengkraman seseorang menghentikan langkahnya.
“Tuan kau melupakan boneka beruangmu, untuk menemani-mu tertidur selamanya.” Bisik seorang pria dengan senyuman hangatnya, sebelum dia mengeluarkan pistol kecil dari saku celananya dan menghantarkan peluru itu tepat di boneka beruang yang menembus jantung Yesung.
“Pretty sure you stop breathing while you sleep and that’s the secret everyone is keeping from you.” Ucap pria itu tepat di telinga Yesung, sebelum tubuhnya ambruk dan darahnya mewarnai boneka beruang putih itu menjadi merah pekat.
“Goodjob Kim Heechul.” Bisik Cheonsa puas, “Akhirnya aku mengerti mengapa kau menyuruhku untuk mendapatkan boneka beruang terbesar di festival ini. Ternyata untuk meredam bunyi tembakan.” Lanjut Eunhyuk yang membuat Heechul tertawa dengan aksen berlebihanya.
“Jika tidak begitu Baton Rouge tidak akan mungkin membayar kita untuk harga yang sangat mahal! Waktunya membeli makanan kucing untuk Heebum!” jawabnya dengan penuh semangat. Lalu melangkahkan kakinya dari tubuh Yesung yang sudah tidak bernyawa di balik boneka beruangnya.
“Ngomong-ngomong akting kalian sebagai sepasang kekasih benar-benar payah, dan apakah Cheonsa benar-benar melakukan hal itu? Membawa pisau ketika kau sedang mandi hanya untuk menawarkan kue pie?” tanya Heechul dengan tidak percaya tanpa memperdulikan darah yang mengotori sarung tanganya.
“Ya, wanita psychopath itu benar-benar melakukanya.”
“HAN CHEONSA BERHENTI MENCEKIKU!!”
-END OF BROKEN ARROW-
.
.
.
.
my first fanfiction in here, sorry if I did some mistakes. I'm still trying to figure out how to cope out with all of this :) thankyou for reading and I hope someone leave some comment, just to make a sure that I did nothing wrong with my first post lol xx