CHAPTER 1 : Searching Her
CAST:
Taemin (SHINee)
Lee Jieun aka IU
Minho (SHINee)
GENRE:
Romance
Seorang anak perempuan berumur 10 tahun sedang memandang kearah taman. Namun bukannya bermain di ayunan yang sedang didudukinya saat ini, anak itu justru mengamati 2 orang anak laki-laki dan perempuan yang usianya 2 tahun lebih darinya yang kini sedang duduk bersama di pinggiran taman. Anak laki-laki itu adalah sahabatnya yang bernama Taemin, sedangkan anak perempuan itu bernama Ahra. Yang tidak lain adalah Eonni-nya sendiri.
“Ahra~ya..ini untukmu.” Ucap Taemin seraya memberikan sebuah kotak musik krystal berbentuk piano kepada Ahra. Anak bernama Ahra itu memandang kotak music ditangannya cukup lama.
“Cantik sekali..” Ucapnya tersenyum kagum.
“Itu adalah kenang-kenangan dariku untukmu.” Perkataan Taemin membuat senyum diwajah Ahra seketika menghilang. Anak itu kini berbalik menatapnya.
“Apa maksudmu? Kau…”
“Aku..akan pergi. Appa dan Eomma-ku akan pergi ke Amerika.” Tutur Taemin sedih. Tidak terkecuali dengan Ahra, anak itu bahkan tidak mampu berkata apa-apa. Detik berikutnya ia pun memeluk tubuh Ahra membuat anak perempuan itu menangis pelan. “Suatu hari nanti aku pasti akan kembali untuk mencarimu. Sampai saat itu tiba, berjanjilah padaku..kau akan menungguku.” Ucapnya
Sambil terisak Ahra pun mengangguk. “Aku pasti akan selalu menunggumu, Taemin~ah. Aku berjanji.”
Taemin mempererat dekapannya. Dia benar-benar tidak mampu menahan kesedihannya saat melihat orang yang disayanginya kini harus menangis karna dirinya. Perusahaan yang dimiliki kedua orangtuanya di Amerika kini mulai berkembang, itu sebabnya demi keberhasilan perusahaan tersebut mereka terpaksa harus pindah ke Amerika. Karna hanya itu cara bagi kedua orang tuanya bisa mengawasinya secara langsung.
Tanpa mereka sadari seorang anak perempuan yang sejak tadi mengamati mereka kini ikut meneteskan airmatanya. Anak yang tidak lain adalah Lee Jieun. Anak itu juga mendengar semuanya. Namun yang ia lakukan hanyalah dapat mengamati kedua orang itu dari jauh. Walau sebenarnya ia sangat ingin bergabung bersama mereka. Namun ia sama sekali tidak berani melakukannya, itu karna ia tau..kehadirannya hanya akan jadi pengganggu bagi mereka. Itulah sebabnya ia hanya dapat lari bersembunyi dibawah papan luncuran untuk meluapkan semua kesedihannya.
Aku akan merindukanmu, Taemin oppa..
♥:♥:♥
Sudah hampir setengah jam lamanya sejak Taemin terus memperhatikan benda dihadapannya. Entah kenapa ia sama sekali tidak pernah merasa bosan untuk melihat benda tersebut.
“Yaa!! Kau masih mengamatinya?!!” Tanya seseorang saat memasuki kamarnya. Orang itu tidak lain adalah Minho, kakak laki-lakinya.
“Memangnya apa urusannya denganmu? Terserah padaku..” Sahut Taemin dingin.
Minho menatapnya sebentar lalu akhirnya tersenyum kecil. “Anak ini benar-benar..aku ini Hyung-mu tau! Berani-beraninya kau bersikap seperti itu padaku! Kemari kau!!” Seru Minho kemudian mengalungkan lengannya pada leher adik satu-satunya itu. Membuat Taemin menjerit pelan.
“Arasseo7hyung! Mianhae..mianhae!!” Pekiknya seraya tertawa kecil. Minho yang merasa puas karna berhasil mengalahkan adiknya itu pun melepaskan pegangannya.
“Kau tidak akan bisa mengalahkanku, Taemin~ah!” Tutur Minho. Taemin sendiri hanya mengelus lehernya pelan. “Yaa! Kau ini..kenapa belum siap-siap juga?! Kau bisa terlambat ke sekolah tau!”
Seolah baru menyadarinya Taemin pun terkejut. “Ah benar!! Aku sampai lupa! Ini kan hari senin!!” Serunya dengan cepat mengambil handuk lalu berlari menuju kamar mandi. Minho sendiri hanya tertawa melihatnya.
“Dasar bodoh! Siapa suruh sejak tadi kau terus memperhatikan benda ini. Apa kau tidak bosan memperhatikannya setiap hari?” Tanya Minho asal.
Taemin menghentikan langkahnya sejenak. “Tidak akan hyung..karna aku menyayangi benda itu. Sama seperti aku menyayangi orang yang memberikannya padaku.”
“Taemin~ah..bukankah kita sudah berusaha mencari alamatnya? Tapi tetap tidak bisa menemukannya.” Ucap Minho berbalik menatap Taemin tajam
“Aku akan menemukannya, Hyung. Itu pasti.” Ucap Taemin serius kemudian berjalan masuk kedalam kamar mandi.
Minho sendiri hanya mampu memandangi Taemin yang kini menghilang dari balik pintu kamar mandi. Ia tau benar apa yang dimaksud oleh adiknya itu. Satu-satunya alasan Taemin kembali ke Korea hanyalah untuk menemukan seseorang. Gadis yang telah ia janjikan untuk bertemu dengannya. Gadis yang menurutnya adalah orang yang memberikan sebuah mainan dancing doll padanya. Gadis yang merupakan cinta pertamanya, saat ia berusia 12 tahun. Ahra.
♥:♥:♥
Neul Paran High School. Ini adalah hari pertama Taemin masuk ke sekolah ini. Walau tidak mengenal siapapun di tempat ini, ia merasa sepertinya akan lumayan betah. Itu karna orang-orang dalam sekolah ini tergolong tidak banyak bicara. Kebanyakan dari mereka sepertinya lebih serius dalam belajar. Walau memang masih ada beberapa yang cukup berisik, namun Taemin merasa itu lebih baik. Setidaknya itu akan membuat suasana jadi kelihatan lebih hidup.
Namja9 itu sedang mendengarkan musik melalui earphone miliknya dan berniat kembali ke kelas sampai tiba-tiba seseorang menabraknya.
Brukk!!
“Aakkh!” Pekik orang yang menabrak Taemin, yang ternyata adalah seorang gadis. Ia kini jatuh terduduk di lantai. Taemin sendiri tidak mengatakan apa-apa. Merasa aneh gadis itu pun mengangkat wajahnya dan betapa terkejutnya ia saat mendapati baju Taemin yang kini basah oleh Jus jeruk dan lebih parahnya lagi nampak sebuah handphone yang kini tergeletak di lantai dengan keadaan yang bisa dibilang rusak parah.
“Omo!! Ma..maafkan aku! Aku benar-benar tidak sengaja! Aku sama sekali tidak menyangka ada orang yang muncul dari samping ruangan ini.” Tutur gadis itu panik seraya berusaha membersihkan noda jus dari seragam pemuda itu.
Taemin yang melihat itu segera menepis tangan gadis itu membuatnya sedikit terkejut.
“Siapa namamu?!” Tanya Taemin membuat gadis itu sedikit tergelak
“Eh?! Namaku? Namaku IU.”
Taemin menatap tajam gadis dihadapannya itu. “Kalau begitu IU~si..mulai sekarang jangan pernah lagi muncul dihadapanku. Mengerti!” Tutur Taemin serius membuat IU sedikit merinding saat mendengarnya.
Setelah mengatakan itu Taemin pun berjalan pergi meninggalkan tempat itu. IU sendiri memandang tubuh pemuda itu cukup lama kemudian berbalik dan mendapati handphone yang masih tergeletak di lantai, yang sepertinya sudah tidak dipedulikan oleh Taemin.
♥:♥:♥
“Yaa~kau ini bodoh atau apa?! Kenapa tidak bilang kalau kau pulang lebih awal?” Tanya Minho saat menjemput Taemin di sekolahnya. Minho sama sekali tidak tau kalau adiknya itu ternyata pulang lebih awal karna para guru mengadakan rapat mendadak. Itulah sebabnya ia hanya tinggal di kampus selama menunggu mata kuliah selanjutnya.
“Aku juga sama sekali tidak tau kalau guru-guru itu akan mengadakan rapat mendadak.” Tutur Taemin seraya memandang ke luar jendela mobil.
“Lalu kenapa tidak segera menelponku?!”
“Handphone-ku rusak.” Jawab Taemin singkat membuat Minho sedikit terkejut mendengarnya.
“Mworago?! Bagaimana bisa..?”
Taemin menghela nafasnya berat. Kejadian saat di samping kantin kembali terlintas di benaknya. Jujur saja hal itu membuatnya kembali merasa kesal terutama pada gadis yang menabraknya. Entah kesalahan apa yang ia perbuat sampai ia harus mengalami hal seperti itu di hari pertamanya sekolah di Seoul.
“Aku menjatuhkannya.”
♥:♥:♥
Hari sudah beranjak larut malam saat IU berjalan memasuki sebuah toko yang terletak di pinggiran kota. Toko yang tidak lain adalah tempat penjualan sekaligus service hp.
“Permisi..saya ingin Tanya. Apa hp ini masih bisa diperbaiki?” Tanyanya seraya memberikan hp ditangannya yang tidak lain adalah milik Taemin.
Pemilik toko itu mengamati hp ditangannya cukup lama dan akhirnya memandang IU. “Kerusakannya cukup parah. Tapi sepertinya masih bisa diperbaiki.”
Mendengar perkataan pemilik toko barusan membuat IU tersenyum senang. “Benarkah?! Lalu..kapan aku bisa mengambilnya?” Tanyanya antusias
“Sejujurnya aku tidak bisa memastikan. Tapi mungkin sekitar 2-3 hari kedepan.”
“Ah~saya mengerti. Saya akan kembali kesini beberapa hari lagi.”
“Kalau begitu, isi keterangan dirimu disini.” Pemilik toko lalu memberikan sebuah lembaran kertas pada IU.
Setelah mengisi lembaran tersebut, gadis itu pun mengembalikannya pada pemilik toko. “Terima kasih banyak!” Ucapnya tersenyum seraya mengangguk pelan kemudian berjalan keluar toko.
Setelah menaiki bus sekitar 20 menit, ia pun akhirnya sampai di halte yang terletak di dekat rumahnya. Gadis itu berjalan memasuki perumahan yang mulai terlihat sepi itu.
Brukk!!
Mendadak tubuh IU jatuh ke belakang setelah menabrak seseorang.
“Nona manis..apa yang kau lakukan malam-malam begini? Bukankah anak sekolah sepertimu seharusnya tidak berkeliaran jam segini?!” Tanya seorang Ahjussii yang IU yakini bukanlah seseorang yang baik. Bagaimana tidak? Nampak jelas dari cara bicaranya yang kurang jelas ditambah lagi botol minuman keras yang masih digenggamnya.
IU tidak menjawab kemudian berusaha pergi dari sana, namun belum sempat dirinya beranjak ahjussi itu sudah lebih dulu menarik bagian kanan seragamnya cukup kuat hingga sobek.
“APA YANG KAU LAKUKAN?! LEPASKAN AKU!!!” Teriaknya panik namun ahjussi itu malah semakin menariknya membuat seragamnya sudah hampir terbuka hingga setengah. “Kumohon lepaskan aku!!” Serunya berusaha melepaskan diri dari cengkraman ahjussi itu.
Tepat saat itulah mendadak sebuah Ipod mendarat tepat mengenai kepala ahjussi tersebut membuatnya berbalik kearah orang yang melemparkannya. Nampak seorang pemuda yang sedang berdiri dihadapan mereka.
Ahjussi itu melepaskan genggamannya pada IU yang akhirnya menjatuhkan dirinya di jalanan.
“Siapa kau?! Berani-beraninya kau...”
BUGGHH!!
Belum sempat ahjussi itu melanjutkan kalimatnya pemuda itu sudah lebih dulu memukul wajahnya hingga akhirnya jatuh ambruk dijalanan. Melihat orang itu sudah kehilangan kesadarannya pemuda itu pun berniat meninggalkan tempat itu, namun mendadak menghentikan langkahnya saat menyadari gadis yang kini terisak dipinggiran bangunan. Pemuda itu tidak dapat melihat wajah gadis dihadapannya dengan jelas karna lampu jalan yang tidak menyala. Begitupun sebaliknya dengan IU. Gadis itu masih terisak kecil ditempatnya seraya berusaha menutupi tubuhnya yang kini hampir terekspos seluruhnya. Dingin dan ketakutan, itulah yang dirasakannya saat ini.
“Gadis mana yang masih berani berkeliaran larut malam seperti ini!” Kata pemuda itu tak percaya. Detik berikutnya ia melemparkan sebuah jaket berwarna merah kearah gadis itu. “Pakai itu untuk menutupi tubuhmu dan cepatlah pulang!”
IU memandang jaket ditangannya sejenak kemudian berniat berterima kasih, namun saat gadis itu mengangkat wajahnya pemuda itu sudah tidak ada dihadapannya.
“Dimana dia? Padahal aku belum sempat mengatakan terima kasih..” Sesalnya kemudian kembali menatap jaket tersebut seraya tersenyum kecil. Siapapun orang itu, yang pasti IU benar-benar merasa berterima kasih karnanya. Bahkan mungkin lebih dari itu.
♥:♥:♥
IU berjalan menaiki tangga menuju teras atas bangunan sekolah. Ini adalah tempat favoritnya sejak masuk ke sekolah ini. Tempat yang seolah menjadi rumah kedua baginya. Setelah lelah menaiki anak tangga, ia pun akhirnya tiba diatas. Namun sesuatu mendadak mengejutkannya, ada seseorang ditempat itu. Ini pertama kalinya ia melihat ada orang yang datang ke tempat ini selain dirinya.
Seorang namja sedang terbaring diatas kursi tua yang terletak di pojokan gedung. IU pun memberanikan diri mendekati pemuda itu, dan betapa terkejutnya ia saat mendapati orang tersebut yang tidak lain adalah Taemin. Namja yang kemarin ditabraknya. Hanya saja ia sama sekali tidak mengetahui namanya. IU memandang wajah pemuda itu cukup lama. Namja itu nampaknya sedang tertidur lelap dan kelihatan begitu polos saat melihatnya seperti sekarang ini. Menyadari apa yang barusan terlintas di pikirannya IU pun cepat-cepat menggelengkan kepalanya.
“Apa yang kau lakukan?!” Ucapan Taemin yang secara tiba-tiba, membuat IU tersentak seketika hingga mundur beberapa langkah dan tanpa sengaja menginjak patahan kayu lalu akhirnya terjatuh ke lantai.
“Auuw~sakit..” Rintihnya
Taemin menatapnya sesaat. “Apa kau sengaja mengikutiku?!”
“HAH?! Aa~aniyo..tentu saja tidak.” Seru IU cepat
“Lalu apa yang kau lakukan disini?!”
“Aa..aku memang biasa kesini setiap jam istirahat.”
“Hmm..jadi kau yang membersihkan tempat ini.” Ujar Taemin, sejak tadi ia memang penasaran siapa yang membersihkan tempat ini. Padahal tidak biasanya ada orang yang membersihkan tempat seperti ini. Dan sepertinya sekarang ia sudah menemukan jawabannya.
“Iya benar. Aku yang melakukannya..”
“Kalau begitu, bolehkan aku tidur lebih lama disini?” Tanya Taemin terdengar seakan meminta izin pada IU
Gadis itu menatapnya terkejut. “Mwo?! Ah~ten..tentu saja. Lagipula tempat ini kan bukan benar-benar milikku. Ini milik sekolah.” Ujarnya pada Taemin. Namun tampaknya pemuda itu sudah tidak begitu peduli dan bahkan sudah melanjutkan kembali tidurnya.
Melihat itu IU hanya bisa memanyunkan bibirnya kesal. Detik berikutnya ia pun duduk bersandar di pinggiran gedung seraya membuka buku yang sejak tadi dipegangnya. Buku yang tidak lain berisi tentang lirik-lirik lagu ciptaannya. Beberapa juga terdapat chord gitar dari lagu-lagu barat yang biasa di cover olehnya. Setelah beberapa saat membaca lirik tersebut, ia pun mulai mencoba menyanyikannya sedikit demi sedikit.
Taemin yang menyadari suara seseorang sedang bernyanyi, perlahan membuka matanya dan akhirnya mendapati IU yang sedang bernyanyi tidak jauh dari tempatnya berada. Suara gadis itu bahkan caranya bernyayi seolah mengingatkannya pada seseorang, tapi ia sendiri tidak tau siapa. Entahlah, yang pasti ia harus mengakui kalau suara gadis itu terdengar merdu ditelinganya.
IU yang merasa dirinya sedang ditatap kini berbalik kearah Taemin, namun nyatanya pemuda itu sedang tertidur lelap.
Mungkinkah hanya perasaannya saja?
Gadis itu memandangi wajah Taemin sejenak, berikutnya ia kembali teringat akan kejadian kemarin. Jujur saja ia ingin mengatakan pada pemuda itu tentang handphone miliknya, tapi melihat keadaan seperti saat ini. Sepertinya akan lebih baik jika ia mengurungkan niatnya terlebih dulu.
♥:♥:♥
Seperti biasa sepulang sekolah IU langsung menuju sebuah Mini market yang tidak jauh dari tempatnya.
“Annyeong haseyo!!” Sapa IU seraya membungkukkan badannya pelan pada seorang karyawan pria dalam Mini market tersebut.
“Oh! Kau sudah datang rupanya! Tepat waktu sekali..” Ujar pria itu senang membuat IU mengangguk tersenyum. “Baguslah..kalau begitu cepat ganti pakaianmu.” Kata pria itu lagi
“Nde..saya mengerti.” Balas IU kemudian berjalan masuk ke ruang staff
Tidak butuh waktu lama bagi gadis itu, kini ia sudah selesai berganti pakaian begitupun dengan pria yang tadi.
“Baiklah..kalau begitu selamat bekerja yah, IU~si..” Kata pria itu kemudian berjalan keluar toko
“Nde..hati-hati di jalan. Diluar sedang hujan.” Seru IU semangat membuat orang itu tersenyum.
Inilah yang dilakukan IU selama 2 tahun terakhir. Menjadi karyawati dalam sebuah Mini market. Gadis itu sengaja meninta shift dari siang hingga malam hari karna ia hanya dapat melakukannya setelah pulang dari sekolah. Lelah? Itu sudah pasti. Tapi hanya ini yang dapat dilakukannya saat ini demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Permisi..ini tolong dihitung.” Ucapan seorang namja menyadarkan IU dari lamunannya. Orang yang tidak lain adalah Minho.
“Oh?! Maafkan saya!” Sesal gadis itu kemudian mengambil keranjang dari tangan Minho kemudian menghitung harga barangnya satu per satu.” 30 ribu won”
Minho pun mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya, kemudian memberikannya pada gadis itu.
“Terima kasih!” Seru IU sambil tersenyum membuat Minho terpaku sesaat.
“Chogi..apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Tanya Minho tiba-tiba
IU mengerling heran. “Eh?! Saya memang tiap hari berada disini, jadi mungkin saja jika kita pernah bertemu sebelumnya.”
Minho menggeleng pelan, seolah tak yakin. Namun bagaimanapun juga yang dikatakan gadis itu ada benarnya. Mungkin saja itu hanya perasaanya, karna tadi saat melihat gadis itu tersenyum seolah mengingatkannya pada seseorang.
Minho pun akhirnya berjalan meninggalkan toko tersebut. Setelah membuka payungnya ia pun berjalan menuju mobilnya.
“Permisi..apa ini milikmu?” Tanya seorang ahjussi pada IU saat berniat membayar di kasir. IU menatap dompet itu cukup lama sampai akhirnya teringat akan sesuatu. Dompet itu rupanya adalah dompet milik Minho yang tanpa sengaja terjatuh saat berusaha memasukkan kembali ke kantong celananya.
“Lana~ya..tolong gantikan aku sebentar yah!” Serunya pada seorang karyawati lain kemudian berlari keluar toko sambil membawa dompet ditangannya.
“Tuan..dompet anda!!” Serunya seraya berlari ditengah hujan. Entah apa yang membuatnya tidak berpikir panjang dan hanya langsung mengejar mobil pemuda itu tanpa mengambil payung lebih dulu.
Mendadak kaki gadis itu tergelincir saat berlari di pinggiran jalan membuat dirinya jatuh disamping trotoar. Minho yang sempat melirik kearah kaca spion mendadak terkejut saat melihat apa yang dilakukan gadis itu. Ia pun segera menghentikan mobilnya kemudian berlari menghampiri IU dengan payung ditangannya.
“Apa yang kau lakukan..?!” Tanyanya heran
“Ini..dompet anda ketinggalan.” Jawab IU seraya memberikan dompet itu pada Minho kemudian berniat pergi namun nyaris terjatuh kalau saja Minho tidak cepat menahannya.
Mata pemuda itu mendadak terbelalak saat melihat kalung berbentuk hangul yang tergantung di leher gadis itu. Selama hidupnya ia tau, hanya ada seseorang yang dikenalnya memiliki kalung seperti itu. Seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia pun menatap tajam kearah gadis dihadapannya itu.
“Ji..Jieun~ah”
♥:♥:♥
IU masih terdiam ditempatnya saat ini. Ia dan Minho kini sedang berada di sebuah café yang letaknya tidak jauh dari Mini market. Moccacino hangat dihadapannya saja sejak tadi belum sekalipun ia sentuh.
“Minumlah..” Kata Minho memecah keheningan. “Itu akan membuatmu merasa lebih hangat.”
IU menatap Minho cukup lama, dan akhirnya menuruti perkataan pemuda itu untuk meminumnya. “Ah~enak sekali..” Ucapnya tanpa sadar membuat Minho tersenyum melihatnya.
“Kau memang sama sekali belum berubah, Jieun~ah!” Ucap Minho
“Apa aku kelihatan cantik sekarang?” Tanya IU antusias
“Aniyo.” Jawab Minho santai membuat raut wajah IU berubah seketika. “Tapi kau kelihatan saaaaangat cantik!” Tambahnya
IU menatapnya kesal. “Ah~oppa...kau selalu saja mempermainkan aku!” Pekiknya. Minho sendiri hanya tertawa kecil karna puas mengerjai gadis itu.
“Oh iya. Bagaimana kabar Ahjumma dan Ahjussi?! Aku benar-benar tidak sabar ingin bertemu dengan mereka.” Ucap Minho antusias namun melihat perubahan wajah IU membuatnya merasa ada yang aneh.
“Ada apa?”
IU tersenyum kecil. “Mianhaeyo, oppa. Mungkin kau tidak akan bisa menemui mereka.”
“Memangnya kenapa? Apa mereka sedang sibuk jadi…”
“Mereka sudah meninggal.” Sela IU cepat.
Mendengar perkataan gadis itu membuat Minho seolah terpaku ditempatnya.
“Mwo..mworago?!” Tanyanya seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya
“2 tahun yang lalu, mereka semua mengalami kecelakaan mobil. Appa, Eomma dan juga...Ahra eonni.” Dada Minho terasa begitu sesak saat ini. Berita tentang kedua orang tua IU yang meninggal dalam kecelakaan benar-benar diluar bayangannya, ditambah lagi Ahra.
Bayangan wajah Taemin mendadak muncul dibenaknya. Namja itu sama sekali tidak berani membayangkan seperti apa jadinya kalau Taemin sampai tau Ahra ternyata sudah meninggal. Seseorang yang begitu berarti bagi adiknya itu.
“Maafkan aku, Jieun~ah. Selama ini aku dan Taemin sudah berusaha mencari kalian. Tapi entah kenapa rasanya begitu sulit untuk menemukan alamat kalian. Bahkan aku sampai tidak tau mengenai…” Minho tidak dapat melanjutkan kalimatnya. Ia benar-benar merasa bersalah pada gadis itu.
“Gwencanayo, oppa. Tidak ada yang perlu disesali. Aku juga tidak mungkin menyalahkan kalian hanya karna tidak dapat menemukan kami.” Tutur IU. “Lagipula..aku tau, kalian pasti akan mencari kami. Terutama Taemin oppa.”
Minho menatap IU yang terlihat menerawang. “Kau..bukankah kau bilang akan melupakannya?!” Tanyanya membuat IU balik menatapnya.
“Sesuatu membuatku terpaksa harus mengingkari perkataanku sendiri.”
“Apa maksudmu?” Tanya Minho tidak mengerti
“Sebelum Ahra eonni meninggal, ia berpesan padaku agar aku harus tetap menunggu Taemin oppa sampai ia kembali menepati janji mereka.”
“Jieun~ah..apa kau tau? Saat ini Taemin berada di Seoul dan sedang bersekolah di SMA Paran.”
IU membelalakkan matanya tak percaya. “Mwo?! SMA Paran?! Itu artinya dia satu sekolah denganku.”
“Mworago?! Jadi kau juga sekolah disana?!” Kali ini giliran Minho yang terkejut.
“Hmm..padahal aku satu sekolah dengannya. Tapi kenapa aku sama sekali tidak bisa bertemu dengannya.”
“Dia memang baru 2 hari berada disana. Jadi wajar jika kau belum bertemu dengannya.” Tutur Minho membuat IU mengangguk pelan. “Lagipula..apa yang akan kau lakukan jika suatu saat nanti kau bertemu dengan Taemin?”
IU terdiam sesaat. “Entahlah..tapi sepertinya aku belum bisa mengatakan yang sebenarnya padanya untuk saat ini. Mendengar kenyataan bahwa orang disayanginya kini telah tiada pasti akan membuatnya merasa down. Jadi akan lebih baik jika ia tidak mengetahuinya dulu untuk saat ini. Dan juga..Oppa, bisakah kau berpura-pura tidak mengenalku jika suatu saat nanti kita bertemu dengan Taemin. Jangan memanggilku dengan Jieun, tapi panggil aku dengan IU karna Taemin oppa tidak kenal dengan nama itu.”
“IU?” Tanya Minho heran membuat IU mengangguk
“Iya benar. IU. Itu adalah panggilan yang diberikan oleh Eomma-ku sejak aku kecil. Tidak ada seorang pun yang tau selain keluarga kami.”
“Tapi sampai kapan kau akan terus menyembunyikannya, Jieun~ah?” Tanya Minho lagi membuat IU menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan.
“Aku tidak tau. Untuk saat ini yang terpenting hanyalah menjaga perasaan Taemin oppa. Aku tidak ingin melihatnya bersedih jika tau kenyataan pahit ini.”
Minho menatap gadis dihadapannya itu cukup lama, seolah ingin memastikan sesuatu.
“Kau…masih menyukainya?”
♥:♥:♥
“Gomawo~yo, oppa. Aku senang sekali bisa bertemu denganmu lagi.” Kata IU tersenyum saat keluar dari mobil Minho.
“Apa benar-benar tidak apa-apa? Kalau mau kau bisa menghubungiku agar nanti kujemput lalu kuantar pulang.” Tanya Minho. Pemuda itu sebenarnya ingin mengantar IU pulang kerumah, tapi gadis itu menolak karna beralasan harus melanjutkan pekerjaannya. Itulah sebabnya Minho hanya mengantarnya kembali ke Mini market.
“Tidak apa-apa, oppa. Jeongmal gomawo karna sudah mengantarku.” Tolak IU seraya tersenyum kecil. Minho akhirnya hanya dapat mengangguk kemudian melajukan mobilnya pergi dari sana.
IU pun berjalan masuk kedalam Mini Market dan kembali bekerja seperti biasa. Samar-samar pertanyaan Minho saat mereka berada di café terlintas di benaknya. Entah kenapa saat itu ia sama sekali tidak dapat menjawabnya.
Apa mungkin itu karna ia memang masih menyukai orang itu, atau justru tidak yakin dengan perasaannya sendiri karna ternyata sudah mulai melupakannya?
♥:♥:♥
IU berjalan memasuki sebuah toko yang tidak lain adalah tempat dimana ia menitipkan hp Taemin yang telah dijatuhkannya.
“Annyeong haseyo~saya ingin mengambil handphone yang 3 hari lalu saya titipkan di tempat ini.” Ucapnya seraya memberikan secarik kertas pada pemilik toko.
“Ah! Tolong tunggu sebentar..” Kata Pemilik toko membuat IU mengangguk. Setelah beberapa saat pemilik toko pun kembali dengan sebuah kotak ditangannya. Nampak handphone Taemin yang sebelumnya rusak parah kini kembali menyatu seperti baru lagi. “Ini..silahkan.” Ia lalu memberikannya pada IU
“Wah..benar-benar sudah bagus kembali!” Serunya senang saat melihat hp itu dapat menyala kembali. “Terima kasih banyak!!” Tambahnya
“Ne! Sama-sama..” Sahut Pemilik toko seraya tersenyum.
IU akhirnya keluar dari toko, dan langsung menaiki bus yang saat itu tiba tepat pada waktunya di halte.
Sejak tadi gadis itu terus mengamati handphone tersebut. Nampak wajah Taemin yang sedang tersenyum membuat IU sedikit terkejut.
“Namja ini..padahal dia kelihatan tampan jika tersenyum seperti ini. Tapi kenapa setiap kali bertemu dengannya ia malah bersikap dingin seperti itu?” Gumamnya.
Bus yang berhenti tiba-tiba membuat lamunan IU buyar seketika. Rupanya tadi ia terlalu sibuk mengamati handphone itu sampai-sampai tidak menyadari kalau ternyata bus nya sudah sampai di tujuan. Ia pun akhirnya turun dari mobil.
Seperti biasa IU harus berjalan-jalan untuk sampai ke dalam perumahan. Gadis itu menghentikan langkahnya sesaat. Ia sedang mengamati lampu jalan disampingnya. Ia ingat betul kejadian 2 hari yang lalu yang menimpanya. Kalau saja tidak ada orang itu yang menolongnya, entah seperti apa dirinya saat ini. Sayangnya malam itu lampu ini mati jadi dia sama sekali tidak dapat melihat wajah orang itu. Ia benar-benar ingin melihatnya.
Alih-alih saat memikirkan hal itu, sesuatu yang tidak disangkanya membuat mata gadis itu terbelalak. Sosok yang sempat dibicarakannya saat di bus kini lewat tidak jauh dari tempatnya.
“Oh?! Chogi..tunggu se..akkh!!” Pekiknya seraya memegang pergelangan kakinya yang sakit. Tadi gadis itu berniat mengejar Taemin karna ingin mengembalikan handphone miliknya namun baru saja berjalan IU sudah tidak menyadari pembatas jalan membuat kakinya tergelincir dan akhirnya terjatuh.
Melihat sosok Taemin yang semakin menjauh. Ia pun tidak ingin melepaskan kesempatan ini. Gadis itu akhirnya kembali bangkit dan berusaha mengejar pemuda itu. Berkali-kali ia berusaha memanggil pemuda itu, tapi ia sama sekali tidak tau harus memanggilnya apa. Karna ia sama sekali tidak tau namanya.
Akhirnya Taemin pun masuk kedalam sebuah rumah, seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. IU lagi-lagi terperangah ditempatnya.
“Mwoya~jadi selama ini dia tetangga baru yang tinggal di depan rumahku?! Dan aku sama sekali tidak tau hal ini!” Ucapnya lemah. “Kau benar-benar bodoh, IU~ya!!” Katanya lagi seraya memukul pelan kepalanya.
IU memandang rumah dihadapannya itu cukup lama. Detik berikutnya ia mengangguk mantap. Ia tidak ingin berurusan dengan pemuda itu lebih lama lagi. Ia juga tidak mau terus-menerus merasa bersalah, itu sebabnya ia berniat mengembalikan handphone itu malam ini juga.
Tok-Tokk!!
IU memberanikan diri mengetuk pintu rumah tersebut. Tidak ada jawaban. Mungkinkah itu karna penghuni rumah tersebut sudah tidur? Lagipula ini kan sudah larut malam. Tidak seharusnya ia melakukan hal ini pada orang lain.
Akhirnya gadis itu pun mengurungkan niatnya, namun baru saja IU berbalik membelakangi pintu hp yang dipegangnya mendadak bergetar. Mata gadis itu mendadak membulat saat melihat nama pengirim sms tersebut.
IU menarik nafasnya dalam kemudian memberanikan diri membuka pesan tersebut demi memastikan sesuatu.
From:
Minho Hyung
Subject :
Aku tidak akan pulang malam ini, karna harus menyelesaikan sesuatu.
Tidak usah menungguku, Taemin~ah..
Tangan gadis itu mendadak terasa kaku. Sesuatu seolah menghantam dadanya hingga terasa sesak. “Jadi selama ini dia adalah..Taemin.” Tepat saat ia membalikkan tubuhnya kembali pintu rumah tersebut akhirnya terbuka. Nampak seseorang yang berdiri menatap kearahnya heran.
Baik tubuh maupun pikiran IU seolah membeku saat itu juga. Ia sama sekali tidak tau harus bersikap maupun berkata apa. Bayangan saat dirinya menabrak Taemin dan saat mereka bersama di teras atap sekolah kembali terlintas di benaknya. Ia sama sekali tidak menyangka kalau namja dihadapannya ini ternyata adalah Taemin. Pemuda yang selama ini begitu ia rindukan. Andai saja ia bisa memeluknya. Andai saja.
“Yaa~kenapa kau tiba-tiba menangis?” Tanya Taemin heran saat melihat gadis dihadapannya itu mendadak meneteskan airmatanya.
IU yang sepertinya baru menyadarinya dengan sigap mengalihkan wajahnya lalu berniat pergi dari sana sampai Taemin menarik lengannya. “Tunggu..!!”
“Oh?! Bukankah kau gadis itu..?” Ucap Taemin saat akhirnya menyadari bahwa IU adalah gadis yang pernah menabraknya di sekolah. IU yang mendengar itu tidak mengatakan apa-apa dan langsung memberikan hp pada Taemin lalu melepaskan diri dari genggaman pemuda itu. Setelah itu ia pun dengan cepat berlari masuk kedalam rumahnya sendiri, meninggalkan Taemin yang memandangnya tajam dari kejauhan.
IU akhirnya tiba di kamarnya. Sesampainya didalam ia langsung terisak sambil bersandar di pintu kamar. Ia benar-benar tidak menyangka semuanya akan jadi seperti ini. Ia benar-benar tidak mampu menghentikan airmatanya.
Mata gadis itu mendadak terarah pada kotak musik yang terletak di meja belajarnya. Dengan langkah gontai ia pun berjalan mendekatinya.
Kotak musik krystal berbentuk piano yang pada penutupnya terdapat tulisan hangul nama Taemin dan Ahra. IU menatap kotak musik itu cukup lama. Bayangan saat dirinya masih kecil kembali terlintas. Gadis itu seolah menyesali dirinya. Disaat ia sudah berniat melupakan namja itu, Eonni-nya justru membuatnya terpaksa kembali merindukannya karna memberikan harapan bahwa suatu hari ia kana bertemu dengan pemuda itu lagi. Namun disaat mereka sudah bertemu, dirinya justru seolah berpikir akan lebih baik jika Taemin tidak pernah mengenalnya. Karna ia tau, yang pemuda itu cari bukanlah dirinya melainkan kakak perempuannya. Mengetahui kenyataan itu membuat hatinya terasa sakit. Sambil terus meneteskan air matanya ia menatap kotak musik dihadapannya.
“Apa yang harus kulakukan, Eonni..?”
♥:♥:♥
Pagi ini cuaca tidak cerah seperti kemarin, hujan gerimis mulai jatuh membasahi kota Seoul. Dan seperti biasa setiap pagi Minho sudah bersiap-siap untuk mengantar Taemin ke sekolah.
“Taemin~ah, apa yang sedang kau lakukan?!” Seru Minho saat melihat Taemin yang sejak tadi terus memandangi rumah didepan mereka yang tampak kosong. Taemin yang mendengar itu sedikit tersentak. “Kau tidak lihat ini sedang hujan? Cepat masuk!” Seru Minho lagi. Taemin sendiri tidak menjawab, ia kembali memadang rumah itu sekilas lalu akhirnya menuruti perkataan Hyung-nya masuk kedalam mobil.
“Ada apa denganmu? Apa kau sakit?!” Pertanyaan Minho membuat Taemin tersadar dari lamunannya.
“Mwo?” Taemin balik bertanya
“Apa ada sesuatu yang terjadi?” Tanya Minho lagi. Tidak biasanya ia melihat sikap adiknya itu seperti ini. Ia tau adiknya itu tidak banyak bicara, tapi kali ini ia benar-benar belum mengatakan sepatah katapun sejak mereka berangkat.
Pandangan Taemin menerawang ke depan. Sejujurnya ada sesuatu yang mengganjal pikirannya saat ini. Lebih tepatnya seseorang.
“Hyung..gadis yang tinggal didepan rumah kita. Sepertinya ada yang aneh dengannya.” Ujar Taemin pelan membuat Minho mengernyitkan dahi.
“Mworago? Gadis yang mana..?” Tanya Minho bingung seraya menghentikan mobilnya karna mereka sudah sampai di depan sekolah Taemin.
“Aniyo. Bukan siapa-siapa..” Sergah Taemin cepat lalu keluar dari mobil membuat Minho semakin menatapnya heran.
“Taemin~ah! Hubungi aku kalau pelajaranmu sudah berakhir!” Seru Minho dari dalam mobil yang dijawab anggukan oleh Taemin.
♥:♥:♥
Pandangan IU menerawang ke depan. Gadis itu kini sedang berada di Mini market tempatnya bekerja.
“Tolong semuanya dihitung...” Ucapan seseorang menyadarkan lamunannya.
“Nde..saya meng..” Kalimat IU mendadak terhenti saat menyadari orang yang berdiri dihadapannya. “Minho oppa!” Serunya membuat Minho tersenyum lebar. “Apa yang kau lakukan disini?!” Tanyanya
“Aku? Ya tentu saja belanja..memangnya apa lagi? Kenapa? Kau pasti mengira aku datang kesini untuk menemuimu.” Jawab Minho membuat raut wajah IU berubah masam seketika. Melihat itu ia pun langsung terkekeh pelan. “Aku bercanda!”
IU menatapnya kesal sekaligus senang. “Yaa~kau ini suka sekali mengerjaiku!”
“Mwo? Yaa? Kau memanggilku dengan Yaa’?! Bocah ini benar-benar..yaa!! bagaimana mungkin kau berani berbicara informal padaku, aku ini kan lebih tua darimu!” Kata Minho dengan nada serius membuat IU sedikit terkejut
“Oh?! Jeongmal mianhaeyo, oppa..aku kelepasan.” Ucap IU merasa bersalah
Minho menatapnya sesaat. “Aku akan memaafkanmu, tapi dengan satu syarat..”
“Apa itu?!”
“Temani aku makan malam.” Jawab Minho singkat membuat raut wajah IU lagi-lagi berubah
“Tapi oppa, kau tau kan aku sedang bekerja?”
Minho terlihat berpikir sejenak. “Hmm..tunggu disini.” Katanya tiba-tiba lalu berjalan masuk ke ruang staff. IU yang melihat itu sempat terkejut namun akhirnya membiarkan pemuda itu masuk kedalam.
Setelah beberapa saat Minho pun akhirnya keluar dari dalam ruangan.
“Ayo!” Katanya santai membuat IU menatapnya tidak percaya. “Aku sudah meminta izin padanya.”
“Benarkah?!” Tanya IU berusaha memastikan membuat Minho mengangguk seraya tersenyum. “Tapi sebelumnya..hitung belanjaan itu lebih dulu. Aku tidak mungkin seenaknya membawamu tanpa membeli apapun dari sini kan?!” Ujarnya membuat IU mengangguk mengerti kemudian mulai menghitung barang-barang tersebut.
♥:♥:♥
Keduanya kini berada dalam sebuah rumah makan sederhana. Sebenarnya Minho sudah memilih tempat khusus untuk mereka berdua, tapi karna IU merasa tempat itu kelihatan mahal jadi ia mencarikan tempat lain untuk pemuda itu.
“Yaah~kau ini benar-benar..apa kau belum makan dari pagi? Sampai-sampai makan saja seperti itu.” Ucap Minho yang sempat terkejut saat melihat betapa lahapnya IU menikmati makanan dihadapan mereka.
IU sendiri hanya terkikik mendengarnya. “Mianhaeyo, aku memang belum makan sejak tadi karna..” gadis itu mendadak menghentikan kalimatnya
“Karna apa..?” Tanya Minho membuat IU berpikir sejenak kemudian menggeleng
“Aniya. Bukan apa-apa.” Jawabnya cepat. “Oh? Oppa..kenapa kau tidak makan?” kini gilirannya yang balik bertanya saat melihat sejak tadi Minho belum juga menyantap makanan dihadapannya.
Minho menatapnya sesaat, kemudian tersenyum kecil. “Aku..tidak biasa dengan makanan seperti ini.” Ucapnya ragu
Sesaat IU terpaku mendengarnya. Ia tau Minho berasal dari keluarga kaya, jadi mungkin mendengar ia berkata seperti itu cukup wajar. Sebuah ide mendadak terlintas di benaknya.
“Oppa..saranghaeyo!” Serunya tiba-tiba membuat Minho membelalakkan matanya
“MWO?!” Ucap Minho terkejut dan seketika itu pula IU memasukkan sebuah udang kecil dengan mayonnaise kedalam mulutnya. Rencana gadis itu ternyata berhasil.
“Bagaimana?! Rasanya enak kan?!!” Tanya IU antusias
Minho sendiri tidak menjawab, ia masih menatap gadis dihadapannya itu dalam. Detik berikutnya ia pun mengangguk seraya tersenyum kecil. Ternyata rasanya lumayan juga. IU yang melihat itu kini tertawa puas karna merasa telah berhasil dengan rencananya.
“Kyaa!! Kubilang juga apa, kan? Rasanya memang enak..dan aku yakin kau akan menyukainya.” Seru IU antusias lalu kembali menyantap udang miliknya
Minho sedikit terperangah ditempatnya. Ia sama sekali tidak mengira kalau gadis ini akan menggunakan cara seperti itu padanya. Mata pemuda itu kini terarah pada IU yang masih terkekeh dihadapannya. Senyuman itu, sesuatu yang sudah bertahun-tahun tidak pernah dilihatnya. Sesuatu yang mungkin begitu ia rindukan selama ini.
IU menghentikan tawanya seketika saat Minho tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya dan akhirnya membersihkan sisa mayonnaise dari sudut bibirnya dengan jari pemuda itu.
“Cepatlah makan. Setelah itu kuantar kau pulang.” Ucap Minho kemudian menarik tubuhnya kembali. IU sendiri sempat mematung sejenak lalu tersenyum malu, setelah itu kembali melanjutkan makannya.
Minho memandang IU yang sibuk dengan makanannya itu. Ia tidak menyangka benar-benar bisa kembali bertemu dengan gadis ini. Seseorang yang dulu sempat dilepaskannya. Namun untuk kali kini ia berjanji pada dirinya tidak akan melakukan kesalahan itu untuk kedua kalinya.
Aku tidak akan melepaskanmu lagi.
-To Be Continue