CHAPTER 1 : 01 I AM MISSING YOU
Tik…tik…tik…
Suara detik jarum jam yang menunjukkan pukul sepuluh pagi waktu Seoul di sisi kanan meja kerja Lee Jongsuk terdengar keras memecah keheningan di ruangan itu. Lee Jieun duduk dihadapan kakak laki-lakinya itu dengan tangan terlipat dan wajah kesal. Sang kakak memandangi tumpukan kertas dihadapannya dengan seksama seolah tidak peduli dengan kehadiran Jieun yang sudah hampir satu jam duduk dikursi dihadapannya.
“jika ingin memarahiku, lakukanlah!” Jieun mendengus, “jangan diam saja begini, oppa!”
Jongsuk sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda ingin bicara dengan adik perempuan satu-satunya.
“oke! Oppa ingin aku mengaku salah kan?!” Jieun mencoba terus untuk bicara pada kakaknya yang terkenal keras kepala, “baiklah, aku mengaku bahwa kemarin malam aku pergi ke club malam Gangnam! Puas?? Sekarang bicaralah oppa!”
Jongsuk mengangkat wajahnya. Pandangannya yang tajam dan dingin seolah menusuk mata Jieun.
“apa lagi sekarang? Oppa mau menghukumku karena aku tertangkap basah oleh wartawan pergi ke club malam dan pulang dengan keadaan mabuk?”
“kamu masih belum menyesali perbuatanmu”, Jongsuk masih menatap mata adiknya dengan tajam.
Jieun menangkupkan kedua tangannya dan berkata dengan nada memelas, “maafkan aku oppa~ aku menyesal~ maafkan aku yaa?”
“Jieun-ah, saat ini wartawan akan membuat berbagai macam berita mengenai pengaruh alcohol dan gaya hidupmu” sorot mata Jongsuk tak lagi tajam. Kini matanya diliputi kekhawatiran akan adik semata wayangnya. “pulanglah ke rumah sekarang, dan jangan pergi kemanapun hingga besok pagi. Aku akan mengurus masalah ini dengan Presdir”
“dengan Suji lagi?… Suji tidak akan pernah mau membelaku” ujar Jieun dengan nada tidak percaya.
Jongsuk mengernyitkan dahinya, “kamu masih tidak percaya pada Suji?”
Jieun membalas, “bukan tidak percaya oppa, aku hanya tidak menyukai calon tunanganmu itu”
“mau sampai kapan kamu keras kepala begini?” tanya sang kakak.
“sampai oppa tidak lagi keras kepala. Sepertinya sifat burukmu menular padaku” jawab sang adik tak mau kalah.
Jongsuk menghela nafas berat mendengar ucapan adiknya yang sangat blak-blakan. “ aku tak ingin berdebat mengenai Suji denganmu, kita sudah berjanji untuk tidak mengganggu hubungan cinta masing-masing kan? jadi sekarang pulanglah Jieun-ah. Aku akan menghubungimu nanti”
Jieun bangkit dari kursinya dengan wajah kesal. Sebelum Jieun sempat membuka kenop pintu kantor, Jongsuk berkata, “Kim Soohyun akan datang ke kantor hari ini”
Wajah Jieun berubah drastic menjadi ceria dan menoleh kearah kakaknya, “benarkah?”
******
Mobil yang ditumpangi Bae Suji baru saja tiba didepan kantor StarAgency bersama ibunya yang juga komisaris tinggi di perusahaan ini, Nyonya Bae Jonguk. Keduanya mendapat sambutan penuh hormat dari seluruh karyawan yang hadir di perusahaan.
“Jam berapa aku akan menemui Kim Soohyun?” tanya Suji pada asistennya ,Oh Hayoung, sambil membuka kacamata hitamnya.
“Tuan Kim Soohyun dijadwalkan datang pukul 11 pagi, nona Bae” jawab Hayoung sambil membuka catatannya.
“lakukan pertemuan kalian di kantorku. Aku ingin sekali bertemu dengan hallyu star itu!” perintah Nyonya Bae Jonguk pada anak perempuannya.
“Baik bu!” balas Suji sambil mengangguk.
******
Classic Beauty Salon hari ini sangat ramai. Bukan karena banyak pelanggan yang ingin dirias, tapi karena kehadiran seorang hallyu star ke salon mereka.
“astaga! Bukankah dia kim soohyun? Dia tampan sekali meskipun belum di make-up!” ujar seorang pelanggan wanita pada temannya.
Seorang pria berambut hitam pendek dan beralis mata tebal duduk di kursi tunggu sambil membuka majalah salon. Tak lama kemudian, sang pemilik salon, Jung Jiah, menghampiri sang hallyu star.
“lama tak jumpa, Kim Soohyun!” sapa Jiah, “aku tak menyangka kamu akan benar-benar datang ke salon baruku di Gangnam”
“tentu saja aku harus datang kemari, Jiah nuna! Tangan terampilmu membuat wajahku terlihat seratus kali lebih bersinar di kamera” jawab Soohyun sambil menjabat tangan Jiah, “terima kasih karena sudah mau menjadi tim make-up artist-ku di film yang kubintangi sebulan lalu”
“tidak masalah, aku pun senang bisa bekerja sama denganmu. Mari kuantar ke ruang vip di lantai dua! Aku akan mendandanimu” Jiah mempersilahkan Soohyun naik ke tangga menuju ruang vip.
Jiah menoleh kearah seorang gadis berambut coklat panjang yang sedang sibuk mengecat rambut seorang pelanggan. Ia pun memanggil nama gadis itu, “Soojung-ah!”
Sang pemilik nama menoleh kearah Jiah. Ia pun segera datang menghampiri bosnya setelah menyerahkan tugas mengecat rambut pelanggan kepada karyawan lainnya. Soojung menghadap Jiah yang merupakan ibu sekaligus pemilik salon ini dan berkata, “ya bos! Ada apa?”
“ikut denganku! Ada tamu vip yang sedang menunggu untuk ditata rambutnya” ajak Jiah.
“kim soohyun?! Anda meminta saya menata rambut kim soohyun??” mata Soojung membulat karena terkejut dengan ucapan bosnya. Ini adalah kesempatan langka untuk membuktikan bahwa dia adalah hairdresser artist yang handal.
“iya. kamu akan menata rambutnya, Soojung-ah! Ini tes untukmu, jika kamu gagal maka tidak akan ada lagi kesempatan untuk menjadi hairdresser artist terkenal! Kamu akan terus menjadi pengecat rambut di salon ini jika Kim Soohyun tidak puas dengan kerjamu. Mengerti?”
“baik bos! Saya akan berusaha keras!” jawab Soojung dengan mantap.
******
Seorang pria muda dengan rambut sehitam malam sedang duduk dipinggir sungai. Udara malam di New York saat musim semi ini membuat tubuhnya yang hanya berkaus tanpa lengan dan celana training merasa nyaman. Sebatang rokok terselip dibibirnya yang kering. Didekatnya, sebuah radio tape sedang memutar lagu Clean Bandit berjudul Rather Be.
Oh we’re a thousand miles from comfort,
We have traveled land and sea,
But as long as you are with me,
There’s no place I’d rather be,
Seorang pria berambut pirang duduk disamping pria berambut hitam. “Myungsoo, apa benar kamu akan kembali ke korea?”
Sang pria berambut hitam mengangguk pelan. Dibuangnya rokok yang sudah tinggal seruas ibu jari. “aku tak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini, Mark! Aku harus pulang demi dia… wanita yang senyumnya paling bersinar seterang langit malam”, ujar Myungsoo kepada Mark, teman sekamarnya yang juga seorang koreografer.
“siapa dia? Sepertinya dia cantik sekali” tanya Mark dengan nada penasaran. Matanya tertumbuk pada sebuah tanda lahir di lengan kiri Myungsoo yang berbentuk bulat sempurna berwarna hitam.
“aku tak bisa menjelaskannya sekarang. Nanti, aku pasti akan menjelaskannya padamu Mark!” balas Myungsoo.
If you gave me a chance I would take it,
It’s a shot in the dark but I’ll make it,
Know with all of your heart,
You can’t shame me,
When I am with you, there’s no place I’d rather be,
“memangnya mereka menawarimu pekerjaan apa, myungsoo-ya?” tanya Mark.
“koreografer untuk boyband debutan StarAgency” balas Myungsoo sambil menyalakan lagi sebatang rokok.
******
Suji baru saja menaruh tas di mejanya saat seseorang masuk kekantornya. Sebuah senyuman berhasil menyelinap keluar membentuk lengkungan dibibir merah Suji saat melihat Jongsuk datang menghampirinya.
“apa ini? Kenapa wajahmu tertekuk begini oppa?” tanya Suji begitu melihat wajah Jongsuk yang tidak senang.
“berita mengenai Jieun yang semalam mabuk di club Gangnam menjadi pembicaraan hangat di media. Saham kita turun sepuluh persen karena ulah ceroboh Jieun” beber Jongsuk sambil menyerahkan map berisi catatan saham perusahaan.
Suji hanya membaca sekilas catatan itu dan segera meletakkannya di meja. “tenanglah oppa! Kim soohyun akan jadi solusi untuk masalah ini”
Jongsuk pun duduk di sofa yang berada di depan meja kerja Suji dan berkata, “maafkan sifat kekanakan Jieun, Sujiya”
Suji tersenyum mendengar ucapan kekasihnya itu dan menjawab, “arrayo… jieun bukanlah wanita yang suka dugem seperti itu. Dia pasti punya alasan pergi ke club semalam”
“gomawo Sujiya…”
“untuk apa oppa?”
“tentang masalah yang dibuat jieun. Dia memang perlu banyak belajar lagi, kurasa dia sudah mulai sombong karena merasa terkenal sekarang”
“aniya… aku sama sekali tidak merasa jieun sombong, sudah tenanglah oppa! Aku yang akan membayar wartawan untuk menutup kasus Jieun ini” jawab Suji sambil menepuk pundak Jongsuk yang tampak tegang.
“Sujiya, apa yang dijanjikan komisaris untuk hallyu star itu? Kenapa di akhirnya mau bergabung dengan perusahaan agensi kita?” tanya Jongsuk yang tak mampu menutupi rasa penasarannya.
Suji pun menjawab, “peran utama di drama penulis Kim Soeun! Ibu bilang, Kim Soohyun hanya ingin kepastian untuk mendapatkan peran di melodrama baru penulis terkenal itu”
“sepertinya dia sudah terlalu kaya untuk memikirkan uang. Yang kutahu agensi lain bahkan bersedia menggelontorkan uang miliaran untuk menggaet Kim Soohyun” celetuk Jongsuk. Suji hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum.
“Oya, apa oppa sudah mengirim surat perekrutan kepada koreografer yang ada di amerika itu?” tanya Suji sambil menyodorkan segelas air putih dari kulkas yang berada di kantornya.
“ya, aku sudah mengirim paspor dan visa juga untuknya” jawab Jongsuk sambil menerima air putih itu. Ia meneguk habis air itu.
“kapan dia akan datang?”
“besok pagi” jawab Jongsuk.
******
“selamat pagi Tuan Kim Soohyun! Saya Soojung yang akan menata rambut anda hari ini!” sapa Soojung sambil menunduk penuh hormat.
“hai! Kamu terlihat bersemangat sekali!” balas Soohyun dengan wajah penuh senyuman, “tolong buat aku jadi seratus kali lipat lebih tampan ya?!”
“ah, anda sudah sangat tampan Tuan Kim!” ujar Soojung dengan jujur. Soohyun hanya tertawa kecil mendengar pernyataan Soojung. Gadis itu pun merasa malu dengan ucapannya hingga membuat wajahnya memerah.
******
Myungsoo baru saja selesai mandi saat ponselnya berbunyi. Hanya berbalut selembar handuk yang menutupi pinggangnya, pria itu buru-buru mengangkat ponselnya.
“ibu!” sapa Myungsoo dengan nada ceria.
“nak, apa benar kamu akan pulang besok pagi ke korea? Ibu tidak percaya saat membaca pesan singkat yang kamu kirim tadi” tanya sang ibu dengan nada penasaran.
“benar bu! Anak kesayangan ibu ini akan pulang besok! Siapkan makanan yang enak ya? Aku sudah lama sekali tidak makan masakan buatan ibu!” balas Myungsoo.
“tentu saja nak! Ibu akan buatkan makanan yang paling lezat untukmu! Berhati-hatilah di perjalanan pulang nak, ibu sangat rindu padamu!” jawab sang ibu.
Myungsoo hanya terdiam mendengar suara ibunya. Matanya berkaca-kaca menahan airmata kerinduan yang sama kepada ibu yang sudah membesarkannya dengan penuh kasih sayang.
******
Jieun memakai kacamata hitamnya dan duduk dengan santai di kafe kopi yang terletak di lobi StarAgency. Sambil menyeruput ice Americano-nya, Jieun memperhatikan orang-orang yang sedang berlalu lalang di dekat pintu masuk perusahaan. StarAgency ini memang perusahan entertainment yang sangat besar di korea dengan jumlah dua belas lantai ke atas dan tiga basemen. Jieun yang merupakan salah satu penyanyi popular korea dibawah naungan StarAgency dapat menikmati semua fasilitas di perusahaannya ini dengan gratis.
Tak lama menunggu, Jieun melihat sosok lelaki yang sangat disukainya sejak mereka menjadi bintang iklan sebuah merek tas bersama itu masuk melewati pintu utama StarAgency. Seketika itu juga Jieun melesat meninggalkan ice Americano-nya yang masih ada separuh untuk menemui Kim Soohyun.
“oppa!! Kim soohyun oppa!!” teriak Jieun sambil melambaikan tangannya. Empat orang bodyguard menghalangi pandangan Jieun untuk melihat Soohyun.
Pemuda itu menoleh mencari sumber suara yang tak asing baginya. Wajahnya menyinggungkan senyuman begitu melihat Jieun yang berdiri melambaikan tangan padanya. Ia pun menyuruh bodyguardnya menepi sehingga Jieun bisa menghampirinya.
“lama tak jumpa, Lee Jieun!” sapa Soohyun sambil mengacak rambut gadis yang sudah ia anggap temannya sendiri itu.
“oppa!! Jangan mengacak rambutku lagi dong!” ujar Jieun dengan nada manja.
“maaf. Aku terlalu senang bertemu lagi denganmu lagi!”
“kita akan sering bertemu, oppa!”
“benar! Aku jadi tak sabar menandatangani kontrak dengan StarAgency setelah melihatmu!”
“benarkah? Aku senang sekali bicara denganmu oppa. Hari ini gaya rambut spike-mu terlihat keren!”
“baguslah kalau kamu suka dengan gaya rambutku! Lain kali kamu harus coba pergi ke salon yang sama denganku”
“pasti! Aku pasti mau pergi kalau kamu yang mengajaknya oppa!” jawab Jieun sambil tertawa riang.
******
Nyonya Bae Jonguk baru saja selesai menandatangani kontrak saat Suji dan Jongsuk masuk kedalam kantornya. Ibu Suji ini pun mempersilahkan anak perempuannya dan calon menantunya duduk di sofa yang ada didekat meja kantor. Suji dan Jongsuk duduk di sisi kanan sofa yang menghadap pintu sedangkan Nyonya Jonguk duduk di sofa tengah.
“aku sudah mempersiapkan undangan untuk pertunangan kalian bulan depan. Mulai besok kalian bisa mengirimkannya kepada para kerabat!” ujar Nyonya Jonguk dengan nada penuh kegembiraan.
“terima kasih bu! Harusnya kami yang mempersiapkan pertunangan ini sendiri. Ibu jadi repot ikut mengurusnya karena kami” balas Suji dengan nada malu atas perhatian ibunya.
“tak apa. kalian sangat sibuk mengurus manajemen artis ini. Lagipula, aku pun tidak ada kegiatan lain selain mengecek kinerja perusahaan sebagai komisaris”
“terima kasih ibu mertua!” jawab Jongsuk sambil menunduk penuh hormat.
“aku hanya meminta padamu untuk menjaga Suji dengan baik, Jongsuk-ah. Aku sangat yakin kalian akan hidup dengan bahagia” balas Nyonya Jonguk.
Suji dan Jongsuk pun saling berpandangan dan tersenyum mendengar ucapan Nyonya Bae.
Kemudian, Hayoung mengetuk pintu kantor dan membukanya, “Tuan Kim Soohyun sudah tiba!”
“persilahkan dia masuk, hayoung!” jawab Suji dengan mantap.
Tak lama kemudian Kim Soohyun masuk kedalam kantor Nyonya Bae Jonguk. Pria muda berumur dua puluh delapan tahun ini pun terlihat senang bisa bertemu dengan ibu Suji yang merupakan mantan manager artis dari ibunya, Kim Sungryung.
“lama tak jumpa nyonya Bae Jonguk!” sapa Soohyun sambil memberi pelukan hangat kepada ibu Suji.
“aigooo! Lihatlah anak Kim Sungryung yang tampan ini! Bagaimana bisa bocah ingusan sepertimu berubah menjadi hallyu star sekarang?!” balas Nyonya Jonguk sambil mengusap punggung Soohyun.
“anda pun tetap cantik seperti dulu, nyonya Bae” puji Soohyun.
Suji yang sedari tadi hanya memandangi ibunya dan sang hallyu star melempar pujian hanya tersenyum. Jongsuk yang berdiri disampingnya tampak memperhatikan Soohyun dengan tatapan penuh selidik.
“halo nona Bae Suji! senang bisa bertemu dengan anda! Saya dengar anda adalah seorang Midas yang mampu mengubah apapun yang anda sentuh menjadi emas!” sapa Soohyun sambil mengulurkan tangannya.
Suji pun segera membalas uluran tangan Soohyun dan berkata, “saya pun senang bertemu dengan anda! terimakasih anda mau menandatangani kontrak kerja dengan agensi kami”
Selama beberapa detik, Soohyun merasakan tangan kanan Suji menggenggamnya dengan agak gemetaran. Senyum di wajah sang bintang ini pun memudar berganti kekhawatiran melihat raut wajah sang presdir yang pucat. Disisi lain, Suji merasa sangat familiar dengan kehangatan yang menjalar dari telapak tangan Soohyun. Suara pria berwajah tirus dengan rambut hitam kelam yang dimodel spike ini terasa tidak asing bagi Suji yang sedari tadi mengamati Soohyun.
‘mana mungkin kita pernah bertemu sebelumnya kan?’, batin Suji sambil melepaskan genggaman tangannya pada Soohyun.
“Anda pasti tuan Lee Jongsuk, kakak kandung Lee Jieun! Senang bisa bertemu dengan anda, produser terkenal dan handal kebanggaan korea!” sapa Soohyun sambil menjabat tangan Jongsuk.
“senang bisa bertemu anda juga, tuan Kim!” jawab Jongsuk singkat.
“duduklah Soohyun-ah! Kita segera mulai saja rapat penandatanganan kontrak kerjamu dengan StarAgency” pinta Nyonya Bae Jonguk sambil mempersilahkan Soohyun.
******
Jieun sedang berada di mobil bersama managernya Dongwo yang sedang menyetir untuk pulang kerumah sesuai permintaan kakaknya. Karena bosan, Jieun pun membuka akun Twitternya untuk mengecek mention dari para penggemarnya. Begitu ia me-refresh halaman utamanya, sebuah tweet dari pria yang pernah menjadi alasan senyumnya mengembang membuat Jieun terkejut.
@kimyungsoo I am back, Korea!
“Dongwo oppa!! Gawat! Gawat!” teriak Jieun pada managernya.
“Waee? Waeyoo?” tanya Dongwo yang tak kalah panic.
“Kim Myungsoo pulang, oppa! Myungie akan kembali ke korea!!”
“lalu kenapa kamu panic Jieun-ah? Bukankah kalian sudah tidak lagi pacaran?”
“memang! Tapi apa coba alasannya kembali ke korea kalau bukan untuk menemuiku?”
“aigo! Kamu terlalu narsis Jieun-ah! Siapa tahu Myungsoo datang kekorea untuk menemui orang tuanya”
“kamu tidak apa-apa tentang Myungie, Oppa! Dia itu orang yang posesif!”
“lalu apa yang harus kulakukan, Jieun-ah? Haruskah kuberitahu Jongsuk mengenai Myungsoo?”
“Aniyaa!! Kakakku tidak boleh tahu tentang hubunganku dengan Myungie! Siapapun tidak boleh tahu, oke?!”
******
Usai rapat diruangan ibunya, Suji terlihat terburu-buru kembali kedalam kantornya. Begitu ia menutup pintu kantornya, Suji merasakan kepalanya sakit sekali. Ia berhasil menahan rasa sakit kepala itu sejak dia sampai ke StarAgency hingga sekarang. Dengan sisa tenaganya, Suji membuka laci di mejanya dan mengambil botol berisi obat pereda sakit kepala. Setelah meneguknya, Suji mulai agak tenang dan sakit kepalanya berangsur-angsur mereda. Ia pun segera mengambil ponselnya dan menekan nomer dokter Song Jaerim yang merupakan dokter pribadinya.
“Ha..halo dokter Jaerim…” suara Suji terdengar bergetar.
“Sujiya, ada apa denganmu? Apa kepalamu sakit lagi ?” tanya Jaerim dengan nada khawatir dari seberang telepon.
“iya, dok. Tanganku gemetaran. Aku akan segera kerumah sakit setelah urusan kantorku selesai, dokter Jaerim” balas Suji sambil menopang kepalanya yang masih agak sedikit pusing.
“baiklah aku akan menunggumu di rumah sakit! Datanglah secepatnya Suji!”
“baik dok!” balas Suji dengan wajah pucat.
******
Soojung sedang membaca sebuah novel di ruang istirahat untuk pegawai salon Classic Beauty. Kemudian, Jiah datang sambil membawa kotak makanan. Ia pun duduk disamping Soojung dan menjadi penasaran dengan novel yang sedang dibaca oleh anak semata wayangnya itu.
“novel apa ini?”
“Sky of heaven” jawab Soojung sambil terus membaca novel ber-cover biru langit itu.
“ini karya terbaru penulis favoritmu itu?”
Soojung mengangguk dan berkata, “benar sekali! Ini karya terbaru kim soeun yang luar biasa bagus!! Sebentar lagi akan dibuat versi dramanya dengan pemain Kimsoohyun!!!. Ibu, mau tahu ceritanya??”
Jiah pun hanya tersenyum melihat Soojung yang bersemangat menceritakan kisah dari novel yang sedang dibacanya, “coba ceritakan!”
Soojung pun menegapkan posisi duduknya dan mulai bercerita, “jadi ada empat orang sahabat yang selalu bermain bersama-sama di sebuah panti asuhan. Kemudian suatu hari keempat sahabat itu dihukum karena ketahuan bermain di luar panti hingga larut malam. Keempatnya disuruh meminum sebuah obat bernama AMD atau nama panjangnya…” Soojung membuka lagi halaman yang menjelaskan mengenai nama obat itu dan berkata, “ah, ini dia nama obatnya, Anti Memory Depression”.
Senyum diwajah Jiah memudar begitu mendengar ucapan anaknya.
******
Myungsoo berada di ruang tunggu rumah sakit New York. Suasana sepi menyelimuti rumah sakit malam ini hingga hanya suara detik jam tangan Myungsoo saja yang terdengar keras.
Tak berapa lama, seorang dokter pria yang rambutnya dipenuhi uban putih berjalan keluar dari lift. Tubuh dokter itu masih tegap dan jangkung meskipun kakinya agak pincang. Matanya yang dipenuhi garis-garis halus karena termakan usia itu tertumbuk pada mata tajam Myungsoo yang kini berdiri sambil memberi hormat kepada sang dokter.
Keduanya pun masuk kedalam ruangan sang dokter yang memiliki plakat nama, Kwon Sangwon, dokter herbal.
“jadi kamu akan pulang ke korea besok, myungsoo-ya?” tanya sang dokter memulai percakapan.
“benar dok! Tapi sebelum kembali, aku ingin memastikan satu hal pada dokter”
“apa itu?”
“memoriku yang hilang empat belas tahun yang lalu… apa dokter Song Jaerim benar-benar bisa membuat memoriku kembali?”
Dokter Kwon Sangwon berpikir sejenak sebelum menjawab, “tidak ada memori yang benar-benar hilang dari diri manusia nak, memori seseorang tersimpan didalam laci-laci di otak kita, myungsoo-ya. Jika ingin membukanya, kamu hanya perlu menemukan kunci untuk membukanya”.
“jadi aku harus segera bertemu dengan dokter Jaerim setelah tiba di korea” sahut Myungsoo, “lalu dok, apa benar bukan hanya aku yang meminum obat AMD itu? Apa benar ada orang lainnya juga yang kehilangan memorinya sepertiku?”
Dokter Kwon Sangwon tersentak mendengar pertanyaan Myungsoo. Ia tak bisa menyembunyikan rasa takut yang tiba-tiba menyeruak hingga mencekik lehernya dan berkata dengan suara tersendat, “apa… apa maksudmu?”
Mendengar ucapan sang dokter yang merasa takut saat menjawab pertanyaannya, Myungsoo yakin bahwa prediksinya benar tentang orang lain yang juga kehilangan memori sepertinya.
‘Ya, ada orang lain juga yang bernasib denganku. Dan aku harus menemukan mereka, di korea’ , batin Myungsoo.
******
Jongsuk masuk kedalam sebuah toko perhiasan di daerah Gangnam. Seorang pelayan toko menyambutnya dengan hangat.
“Selamat datang tuan! Ada yang bisa saya bantu?”
“tolong ambilkan pesanan cincin saya!” pinta Jongsuk sambil menyodorkan kertas bon bukti pembayarannya.
Sang pelayan toko pun segera mengambil pesanan Jongsuk dan kembali lagi sambil membawa sebuah kotak berisi dua buah cincin yang terbuat dari emas putih. Jongsuk tersenyum memandangi cincin yang berada dihadapannya. Diambilnya satu cincin itu dan dilihatnya dibagian dalam cincin itu terukir nama “Jongsuk-Suji” dengan sangat indah.
“pasti wanita yang anda sukai akan senang menerima cincin ini, Tuan!” sahut sang pelayan toko.
Jongsuk hanya tersenyum membalas ucapan sang pelayan toko.
******
Suji baru saja turun dari mobilnya yang berada di parkiran rumah sakit Seoul. Supir pribadinya yang bernama Howon segera turun untuk memapah majikannya yang terlihat pucat pasi. Namun, Suji menggelengkan kepalanya saat Howon akan menggandeng lengannya.
“kamu tunggu saja disini” pinta Suji, “dan ingat Howon, tidak ada yang boleh tahu tentang kepergianku ke rumah sakit hari ini, mengerti?”
“baik nona Bae! Saya mengerti” jawab Howon sambil menunduk hormat.
Suji pun berjalan perlahan-lahan memasuki rumah sakit sambil menahan rasa sakit dikepalanya.
******
Mark mengetuk pintu apartemen Myungsoo beberapa kali sebelum masuk kedalam. Sebuah koper besar berisi penuh pakaian dan barang-barang milik Myungsoo tergeletak diatas kasur.
“Myungsoo-ya, aku berhasil meretas komputer milik dokter Kwon Sangwon sesuai permintaanmu!! Tebaklah apa yang kudapat??” ujar Mark dengan bersemangat. Teman sekamarnya ini selain handal dalam menari, ia juga cukup ahli sebagai seorang hacker. Tidak sulit bagi Mark meretas computer milik dokter Kwon yang berada di ruang kerja di rumah sakitnya.
“Ini adalah data hasil pencarianku mengenai warga korea yang pernah meninggalkan amerika saat masih berusia empat belas tahun di hari yang sama dengan kepergianmu ke korea. Ada folder bernama Haneuli di computer dokter Kwon” Mark menyodorkan amplop besar berwarna coklat kepada sahabatnya.
Dengan segera Myungsoo membuka amplop itu dan mendapati tiga buah foto. Matanya terbelalak saat melihat sosok wanita yang senyumnya seindah bintang dimalam hari berada diantara tiga foto itu. Wanita yang menjadi alasan dirinya bersedia kembali ke Seoul lagi setelah hampir tiga tahun mencari ilmu tentang tari b-boy di New York. Ia pun jatuh terduduk di atas kasurnya karena merasa syok dengan kenyataan yang terpampang jelas dari tiga buah foto ditangannya.
“apa kamu yakin Mark tiga orang ini pernah meninggalkan amerika saat berumur empat belas tahun?”
Mark menggangguk penuh keyakinan kepada sahabatnya.
******
“Sujiya, aku tidak bisa menambah dosis obat sakit kepalamu lagi. Akan terlalu berbahaya buat kesehatanmu nanti” ujar dokter Jaerim kepada Suji yang kini terbaring lemah di ranjang pasien.
“tapi dok, aku tak bisa menginap dirumah sakit hari ini. Aku masih harus mengurus beberapa rapat di kantor” jawab Suji dengan suara lemah.
“apa urusan kantor lebih berharga daripada kesehatanmu?!” suara dokter Jaerim agak meninggi setelah mendengar ucapan Suji.
“tapi dok, ibuku pasti akan khawatir jika tahu aku tidak pulang kerumah hari ini” ujar Suji lagi.
“apa tidak sebaiknya kamu memberitahukan tentang sakitmu ini kepada ibumu” sahut Jaerim dengan nada khawatir, “juga Jongsuk. Kurasa calon tunanganmu itu perlu tahu kondisimu yang sebenarnya Sujiyaa”
Suji hanya menggelengkan kepala sambil menahan airmatanya, “aku belum siap mengatakannya dok. Aku tak ingin mereka khawatir dengan kondisiku yang lemah ini. Mereka sudah sangat sibuk dengan urusan kantor agency, dok”
“Sujiya… kamu tahu kan bahwa efek obat yang pernah kamu konsumsi itu membuat sebagian sel-sel otakmu mengunci memori masa kecilmu”
“kenapa aku mengonsumsi obat yang berbahaya seperti itu dok? Aku bahkan tak tahu bagaimana aku bisa mendapatkan obat yang berbahaya itu” sahut Suji.
“aku pun masih berusaha membuat obat anti racun yang bisa memulihkan ingatanmu, Sujiya. Percobaanku yang berupa kapsul sakit kepala yang selama ini kamu konsumsi sepertinya masih belum mampu menetralisir racun di otakmu” balas dokter Jaerim.
“tak apa dok. Aku tahu, pasti sulit sekali untukmu membuat sebuah obat penangkal racun AMD. Berusahalah dok, aku pasti akan selalu mendukungmu” balas Suji sambil tersenyum lemah.
Jaerim menggenggam tangan Suji yang lemah, “kamu harus kuat Sujiya!! Aku berjanji akan memberimu kunci yang tepat untuk membuka memori masa kecilmu yang hilang”
Suji mengangguk pelan.
“Sujiya, boleh aku bertanya lagi?” dokter jaerim membenarkan letak kepala Suji pada bantal diranjang pasien.
“silahkan dok” balas Suji.
“hari ini, siapa orang yang kamu temui untuk pertama kalinya?”
******
Lee Jieun sedang menonton televisi di ruang tamu saat kakaknya Jongsuk datang. Sang kakak pun melemparkan amplop coklat besar yang berisi skrip drama di atas meja ruang tamu. Jieun terlihat terkejut sambil meraih amplop coklat itu. Kemudian, pandangan Jieun beralih pada tangan kakaknya.
“apa itu?” tanya Jieun sambil menunjuk sebuah kantung bertuliskan “MaryGold” yang sedang digenggam Jongsuk.
“cincin pertunanganku” jawab Jongsuk sambil duduk di samping Jieun.
“oppa benar-benar serius mau menikahi Suji?” dengus Jieun.
“tentu saja” jawab Jongsuk sambil meraih remot tv yang berada dipangkuan Jieun.
“kenapa harus Suji, oppa? Apa yang istimewa dari Suji? kalian sudah bersama sejak sekolah dasar. Tak pernah satu hari pun kalian terpisah, yaa kecuali saat Suji tiba-tiba harus pergi ke amerika diulang tahunmu yang keempat belas tahun itu” ujar Jieun sambil menatap kakaknya.
“karena aku mencintainya, Jieun-ah. Aku tak perlu alasan lainnya untuk mengatakan mengapa Suji istimewa”
“tapi oppa, tidakkah oppa merasa Suji sangat berbeda saat ia baru kembali dari amerika dulu?” tanya Jieun lagi.
“adikku yang pendiam dulu pun berubah jadi cerewet sekarang! Kenapa Suji tidak boleh berubah jika kamu pun berubah?” sahut Jongsuk sambil mencubit pipi kiri Jieun.
“appo...!” teriak Jieun kesakitan sambil mengelus pipi kirinya yang baru saja dicubit Jongsuk.
“rasakan! Makanya jangan cerewet begitu, jieun-ah” jawab Jongsuk, “sudah ya, aku mau mandi. Kamu baca skrip drama ‘Sky of Heaven’ itu. Kudengar tiga hari lagi akan ada audisi di StarAgency untuk mencari pemeran utama wanita yang akan dipasangkan dengan Kim Soohyun”
“benarkah? Daebak! Aku harus bisa mendapatkan peran utama itu!” jawab Jieun penuh semangat.
******
Kim Soohyun baru saja selesai melakukan pemotretan untuk iklan sepatu olahraga. Managernya yang bernama Sungyeol menghampirinya sambil membawakan sebuah novel ber-cover biru langit dan menyerahkannya pada Soohyun.
“ini novel Sky of Heaven yang kamu minta! Untung saja aku berhasil mendapatkan satu eksemplar dari toko buku didekat sini” ujar Sungyeol yang merasa lelah setelah mencari novel itu, “banyak sekali orang yang sedang memburu buku best-seller ini!”
“kerja bagus yeol-ah!” jawab Soohyun sambil menepuk punggung managernya.
“memangnya kenapa sih novel ini diburu orang? Kamu juga akan membintangi drama yang diangkat dari novel ini, apa istimewanya sih cerita ini, Soohyun-ah?” tanya Sungyeol.
“hmm… kalau dari skrip drama yang kubaca, ceritanya mengisahkan empat orang sahabat yang berpisah selama empat belas tahun karena kehilangan ingatan. Keempatnya pun berusaha mencari keberadaan satu sama lain hingga akhirnya… aku tak mau membocorkan ending-nya padamu yeol-ah… kau baca sendiri saja kalau mau nanti” jawab Soohyun sambil menahan tawa geli melihat managernya yang jadi penasaran tentang novel best-seller ini.
******
Waktu di jam bandara New York menunjukkan pukul enam pagi. Myungsoo duduk di kursi tunggu sambil menunggu pesawatnya berangkat pukul delapan nanti. Ditangannya tergenggam tiga buah foto yang sedari semalam menganggu pikiran Myungsoo.
Tiba-tiba seseorang menyenggol tangannya yang menggenggam tiga foto itu dengan koper hingga tiga foto itu terjatuh.
“I am sorry, Sir!” seorang turis wanita yang menyenggol Myungsoo meminta maaf.
“it’s okay! Please be careful madam!” balas Myungsoo.
Sang turis wanita itu pun segera menyingkirkan kopernya dan nampaklah tiga buah foto yang terjatuh dilantai.
Myungsoo membungkukkan badan untuk memungutnya satu persatu sambil membatin dalam dirinya, ‘Jung… Soojung, Kim… Soohyun…”. Tangannya gemetaran saat memungut foto yang satu lagi, ‘Bae..Suji…”
******
Jongsuk membuka kotak perhiasan berisi cincin itu di meja kamarnya. Hatinya berbunga-bunga melihat dua buah cincin yang akan segera mengikatnya dalam sebuah ikatan cinta dengan lebih serius pada pertunangan mereka satu bulan kedepan. Ia pun mengingat saat dirinya melamar kekasih hatinya itu di depan ayunan taman yang berada di dekat rumah Suji seminggu yang lalu.
“Sujiyaa, maukah kamu membagi kenangan suka dan dukamu denganku? Aku yakin bisa membahagiakanmu disisa umurku ini” ucap Jongsuk sambil berlutut didepan Suji.
Sang wanita pun tersenyum haru sambil berlinang airmata, “terima kasih oppa karena mencintaiku. Terima kasih…”
Keduanya pun berciuman di bawah sinar bulan dan bintang yang terang malam itu, seolah berjanji untuk selalu mencintai, selamanya.
******
Suji memejamkan matanya diatas tempat tidurnya setelah meminum obat pemberian dokter Jaerim. Dalam tidurnya, Suji bermimpi mendengarkan suara tawa anak remaja yang sedang asyik bermain dikejauhan. Semakin dia mendekati mereka, semakin jelas pula suara gelak tawa itu di telinga Suji.
Disebuah padang terbuka, ada dua buah ayunan dan empat orang remaja. Dua orang gadis remaja duduk diatas ayunan dan dua orang remaja lelaki mendorong punggung dua gadis itu. “Byul-ah, menyenangkan sekali kan naik ayunan seperti ini?” ujar seorang remaja lelaki beralis tebal yang mendorong ayunan gadis kecil berambut hitam panjang didepannya.
“Byul-ah…byul…” keringat dingin membasahi wajahnya saat Suji mulai mengigau dalam tidurnya memanggil nama gadis yang ada dalam mimpinya. Suji pun terjengat dari posisi tidurnya dengan nafas tersengal-sengal. Kepalanya terasa pusing karena terjaga dengan tiba-tiba dari tidurnya.
“Byul?? Siapa yang ada dimimpiku tadi? Aneh…” gumam Suji sambil menahan airmata yang mulai mengalir dari kedua matanya karena menahan sakit kepala yang terus mengganggunya.
Suji memandangi telapak tangan kanannya, ia teringat pertanyaan dokter Jaerim mengenai orang yang baru pertama kali ia temui hari ini. Suji mengingat saat dirinya menjabat tangan Kim Soohyun pagi ini. Ia ingat bagaimana wajah sang hallyu star sangat familiar di memorinya, tatapannya yang penuh kekhawatiran saat melihat Suji, dan alis matanya yang tebal.
‘Aku belum pernah bermimpi seperti ini sebelumnya, mana mungkin, jangan-jangan…’,batin Suji.
******