DREAMERS.ID - Laporan terbaru menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca efektif melawan virus Corona varian Delta. Ini merupakan varian yang disebut sangat cepat penularannya dan ditemukan pertama kali di India. Kemanjuran vaksin terhadap Kappa, varian lain yang ditemukan di India, juga telah terbukti.
Hasil tersebut didapatkan dari penelitian terbaru Universitas Oxford terhadap kemampuan antibodi monoklonal dalam darah seseorang yang pulih, dan dari mereka yang divaksin untuk menetralkan varian tersebut.
"Hasil studi Oxford dibangun berdasarkan analisis terbaru oleh Public Health England (PHE)," kata perusahaan merujuk otoritas kesehatan di Inggris tersebut, dikutip dari Reuters, Rabu (23/6) lewat Detik.com.
Pekan lalu, PHE juga mengeluarkan hasil riset yang menunjukkan AstraZeneca menawarkan perlindungan tinggi terhadap varian Delta. Vaksin memberikan 92 persen perlindungan ke penerimanya, dari risiko rawat inap ke rumah sakit akibat varian Delta.
Lebih lanjut, vaksin AstraZeneca kini tengah diteliti terkait pemberian dosis ke-3 untuk meningkatkan respons imun. Riset terbaru menunjukan, interval 10 bulan dan pemberian dosis 3 lebih efektif meningkatkan kadar antibodi.
Baca juga: Kabar Baik! Pemerintah Akan Segera Keluarkan Izin Penggunaan Vaksin Booster
Masih dari hasil penelitian yang sama, para peneliti untuk pertama kalinya menyebut, booster yang diberikan lebih dari 6 bulan setelah dosis kedua menginduksi respons yang kuat dan meningkatkan perlawanan terhadap varian Corona.Peneliti utama Andrew Pollard mengatakan bahwa pihaknya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan durasi kekebalan dari 2 dosis dan efektivitas AstraZeneca terhadap varian baru Corona. Hal itu juga yang ke depannya akan menentukan diperlukan atau tidaknya dosis booster ke-3.
Penelitian ini juga menunjukan, antibodi yang diinduksi setelah dosis pertama bertahan sampai batas tertentu setelah 1 tahun. Namun setelah 180 hari, levelnya setengah dari yang terlihat pada puncak 28 hari. Namun, dosis kedua meningkatkan kadar antibodi antara empat dan 18 kali lipat satu bulan setelah suntikan.
Studi ini menemukan bahwa antibodi yang diinduksi setelah dosis tunggal bertahan sampai batas tertentu setelah satu tahun. Namun diketahui, dosis kedua bisa meningkatkan kadar antibodi sebesar 4 sampai 18 kali lipat dalam waktu 1 bulan setelah suntikan.
Penelitian lainnya menunjukan, tingkat antibodi lebih tinggi terhadap varian Corona Alfa, Beta, dan Delta setelah dosis ke-3 daripada dosis ke-2.
(fzh/detik)