Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Dinilai Janggal, Ini Penjelasan Dokter Terkait Ratusan Petugas KPPS yang Meninggal Pasca Pemilu 2019
02 Mei 2019 17:15 | 5418 hits

DREAMERS.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia saat bertugas pada pemilu 2019 kini mencapai 377 orang. Menurut pakar, ada kejanggalan dari banyaknya korban meninggal dunia karena kelelahan.

Seperti yang diketahui, jumlah anggota KPPS yang meninggal dunia bertambah sebanyak 59 orang dari hari sebelumnya yang mencapai angka hingga 318 orang. Angka tersebut tercatat KPU per 1 Mei 2019 pada pukul 09.00 WIB. Menanggapi polemik yang terjadi itu, pihak rumah sakit didorong untuk membuka secara utuh catatan medis penyebab para petugas KPPS yang meninggal dunia.

Hal itu dinilai penting demi menghindari tudingan yang menyebutkan kelelahan menjadi penyebab utama kematian. "Dalam terminologi kedokteran, tidak ada kematian disebabkan oleh kelelahan. Seperti yang selama ini banyak media beritakan," jelas Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Umar Zein, pada Rabu malam (01/05).

Dilansir dari laman CNN Indonesia, Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan tersebut, membandingkan kerja petugas KPPS dengan proyek ambisius era kolonial yang menerapkan kerja paksa untuk membangun Jalan Raya Anyer - Panarukan di masa Gubernur Jendral HW Deandels pada tahun 1808.

Seperti yang diketahui, para pribumi dipaksa untuk mengerjakan proyek yang super melelahkan, ditambah lagi kekurangan gizi, kehausan, kelaparan, hingga daya tahan tubuh lemah dan akhirnya jatuh sakit. Menilik peristiwa itu, Umar Zein mengungkapkan bahwa dalam pemilu saat ini situasinya berbeda.


Image Source: cnnindonesia.com

Baca juga: ‘Siap Sayang’ Sampai ‘My Love’, Deretan Chat Ketua KPU Hasyim Asy’ari yang Terkena Kasus Asusila

Petugas KPPS yang bertugas mempunyai kesempatan untuk beristirahat dan mengatur ritme kerjanya. "Mereka cukup mendapatkan minuman dan makanan, bukan kerja paksa, ada waktu istirahat meski bergantian, boleh permisi bila kondisi darurat," ungkapnya.

Umar juga mengungkapkan bahwa ada tiga pintu kematian, yakni otak, jantung, dan paru. Bila otak tidak mendapat oksigen yang cukup, seperti penyumbatan pembuluh darah, maka terjadi kematian sel-sel otak. "Tetapi pasien tidak langsung mati. Ada mekanisme kompensasi untuk mempertahankan kehidupan sel-sel yang lain," jelasnya.

Ia mengatakan bahkan kematian batang otak disebut kematian secara medis, dan membutuhkan beberapa jam untuk kemudian terjadi kematian biologis setelah jantung dan paru berhenti berfungsi.

Umar juga memastikan bahwa kelelahan petugas pemilu tidak sampai 1/1000 dari kelelahan para pekerja Anyer-Panarukan. "Kelelahan mungkin bisa sebagai pemicu gangguan akut atau eksaserbasi dari penyakit kronik yang diidap. Namun sekali lagi, ini butuh pembuktian melalui pemeriksaan medis yang cermat," ujarnya.

Ia memberikan kesimpulan bahwa kejujuran pihak rumah sakit mengenai penyebab kematian para petugas KPPS menjadi penting, agar dapat menebitkan rekomendasi dari kalangan akademisi kesehatan, sehingga petaka tersebut tidak terulang kembali.

(fnj)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio