DREAMERS.ID - PSY menjadi sasaran penggeledahan polisi karena dugaan pelanggaran aturan resep obat tidur secara non-tatap muka dan pengambilan obat oleh pihak lain (proxy).
Pada 11 Desember, agensi PSY, P NATION, mengonfirmasi kepada media Sports Kyunghyang, “Benar pada tanggal 4 Desember lalu polisi melakukan penggeledahan. Kami bekerja sama sepenuhnya sesuai permintaan pihak berwenang, dan ke depannya kami akan terus mengikuti semua prosedur hukum yang diperlukan.”
Sebelumnya, stasiun TV KBS melaporkan bahwa Kepolisian Seodaemun, Seoul, telah melakukan penggeledahan terhadap kantor P NATION dan mobil pribadi PSY pada tanggal 3 Desember atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Kedokteran (Medical Service Act).
Polisi diketahui menyita ponsel PSY untuk dilakukan digital forensik serta mengamankan berbagai dokumen terkait resep non-tatap muka dan pengambilan obat oleh orang lain. Berdasarkan barang bukti yang diperoleh, polisi disebut-sebut sedang mempertimbangkan untuk memanggil PSY secara langsung untuk diperiksa.
PSY diduga sejak tahun 2022 hingga baru-baru ini terus menerima resep obat psikotropika (obat tidur) dari salah satu rumah sakit universitas di Seoul tanpa pernah melakukan kunjungan tatap muka ke dokter. Obat-obat tersebut kemudian diambil oleh manajernya atas nama PSY.
Pihak P NATION menjelaskan, “Sejak masa pandemi, PSY memang menerima resep melalui konsultasi jarak jauh (telemedicine). Setelah itu, karena jadwal yang sangat padat, ia tetap melanjutkan cara non-tatap muka. Kami mengakui ada kelalaian dalam hal ini.”
Namun agensi menegaskan, “PSY sama sekali tidak menerima resep atas nama orang lain, tidak mengonsumsi obat melebihi dosis yang ditentukan, dan tidak pula menggunakan obat tersebut untuk tujuan selain pengobatan yang diresepkan.”
Saat ini polisi masih terus melakukan penyelidikan mendalam terkait apakah tindakan tersebut melanggar ketentuan resep dan pengelolaan obat psikotropika di Korea Selatan.
(fzh)
Share 
