DREAMERS.ID - Bentrokan maut kembali terjadi di sepanjang perbatasan Gaza antara demonstran Palestina dengan tentara Israel. Bahkan, hari Senin (14/5) kemarin, waktu setempat tercatat sebagai hari paling berdarah bagi warga Palestina.
Korban tewas dalam bentrokan maut itu terus bertambah menjadi 58 warga Palestina. Sebagai bentuk solidaritas, Pemerintah Turki menetapkan tiga masa hari berkabung untuk para korban tewas yang disebut mati martir.
Baca juga: Semakin Vokal Bela Palestina, eaJ Park Balas 'Ancaman' Donald Trump
Kementerian Kesehatan Palestina sendiri menyebut sudah sekitar 2.700 orang lainnya luka-luka terkena gas air mata dan peluru sungguhan. Penetapan tiga hari masa berkabung ini disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Turki, Bekir Bozdag.Dalam pernyataannya, Bozdag menuding Amerika serikat telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dengan membuka Kedubes baru di Yerusalem pada Senin (14/5) waktu setempat. Bozdag juga menyatakan otoritas Turki telah meminta digelarnya rapat darurat OKI pada Jumat (18/5) mendatang.
"Hari ini (Senin) akan tercatat dalam sejarah sebagai Senin Berdarah bagi umat muslim dan negara-negara Islam," sebut Bozdag. "Status bersejarah dan spiritual Yerusalem tidak akan pernah berubah. Sama seperti sebelumnya, Yerusalem akan terus menjadi ibu kota Palestina merdeka,"
(rei)