DREAMERS.ID - Arab Saudi memang dikenal ketat dalam hal pakaian untuk wanita. Penutup kepala dan pakaian konservatif lainnya dianggap wajib dikenakan oleh para wanita, tak terkecuali pendatang. Terutama jika bertemu dengan petinggi, raja, dan jajarannya.
Namun tidak dengan Perdana Menteri Inggris, Theresa May, dirinya menolak dan nekat melanggar aturan berpakaian Arab Saudi. Ia berpakaian dengan blazer dan celana panjang, tanpa penutup kepala, seperti gaya sehari-harinya sebagai PM.
Melansir Liputan6, PM May tiba di Riyadh dan bertemu dengan putra mahkota serta pejabat lainnya. Meski begitu, dirinya dikatakan punya alasan di balik tindakannya itu, yaitu memberikan pesan pada perempuan Arab Saudi.
Rabu (5/4), May ingin menjadi contoh bagi kaum perempuan yang terpinggirkan di Arab Saudi. Ia berharap menjadi inspirasi bagi perempuan yang tertekan di Arab Saudi. May memperlihatkan ‘jika perempuan pun bisa melakukan sesuatu yang penting’.
"Ini penting bagi saya sebagai pemimpin perempuan dan pemimpin Inggris untuk menjaga hubungan yang penting bagi kita sebagai negara, untuk keamanan dan perdagangan di masa depan," kata May. "Tapi saya juga berharap orang melihat saya sebagai pemimpin perempuan, bahwa perempuan juga bisa berprestasi dan bagaimana seorang perempuan bisa memiliki posisi penting dalam negaranya."
Perlu diketahui, Arab Saudi memberlakukan aturan pakaian konservatif di tempat umum bagi kaum perempuan di mana mereka harus mengenakan baju terusan panjang dan menutup rambutnya. Kaum hawa pun wajib ditemani muhrimnya.
There May bukan yang pertama, namun ia mengikuti jejak 2 wanita penting di dunia, Hillary Clinton dan Michelle Obama yang menolak memakai penutup kepala saat berkunjung ke negeri minyak tersebut.
(rei)