DREAMERS.ID - Aksi unjuk rasa dan penuntutan ditangkapnya Basuki Tjahaja Purnama memang berdampak memanas pada situasi politik dan keamanan dalam negeri. Terutama setelah demonstrasi pada 4 November lalu berakhir ricuh.
Isu politik yang ditunggangi pun mencuat. Entah dilakukan sebagai ‘pendekatan’ dan solusi atau pun tidak, sejak itu Presiden Jokowi memang gencar melakukan safari militer dengan mengunjungi beberapa markas tentara hingga mengundang para Ketua Umum Partai.
Tak hanya itu, Jokowi pun sempat melakukan pertemuan dengan Majelis Ulama Indonesia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama hingga Muhammadiyah. Sebagai lanjutan, Kapolri Tito Karnavian pun bertemu dengan pihak Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI pada Senin (28/1!) kemarin.
Baca juga: Resmi, Menhan Prabowo Sandang Bintang 4 Di Pundaknya
Dalam pertemuan itu, MUI menyarankan jika Presiden Jokowi melakukan rujuk Nasional setelah demo 2 Desember agar tak ada aksi lanjutan dan mendinginkan situasi yang ada. Lucunya, sang presiden mengomentarinya dengan santai dan mengingatkan pentingnya Bhinneka Tunggal Ika."Rujuk apa? Yang berantem siapa? Saya kira rujuk-rujuk itu, la wong kita enggak berantem, kok," kata Jokowi melansir Kompas.
"Saya kira kita ini baik-baik saja. Hanya perlu sekali lagi kita mengingatkan kepada semuanya tentang keberagaman itu, tentang pentingnya Pancasila, tentang pentingnya NKRI, tentang pentingnya Bhinneka Tunggal Ika, mengingatkan itu saja," lanjut Jokowi.
Presiden Jokowi memilih untuk menghimbau masyarakat agar tak mudah terpancing isu yang menyebar kebencian dari berita-berita tidak benar, terutama dari media sosial. Hendaknya seluruh lapisan masyarakat ikut mendinginkan suasana dengan tidak ikut menyebarkan isu yang belum tentu tepat kebenarannya.
(rei)