DREAMERS.ID - Anggota DPR RI Periode 2014-2019 mengusulkan pembangunan gedung baru dan apartemen yang nantinya akan dihuni oleh anggota dewan. Apartemen ini akan terintegrasi dengan kompleks perkantoran DPR RI sehingga dinilai menambah nilai efisiensi kerja karena akses rumah-kantor lebih dekat.
Meski baru rencana, hal ini dikritik oleh publik yang menyoroti soal anggaran. Pasalnya, Tahun Anggaran 2018 direncanakan naik 34% atau jadi Rp5.7 triliun karena pembangunan ini dari anggaran 2017 yang sebesar Rp4.26 triliun.
Apartemen yang diperbincangkan ini rencananya dibangun di bekas lahan Taman Ria Senayan, dianggap tidak masuk akal dan lucu oleh Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi).
"Saya kira rencana itu enggak hanya lucu tapi juga alasannya semakin memeperlihatkan DPR itu semakin manja," ujar Lucius Karus, peneliti Formappi.
Baca juga: Tiket Konser DPR di Jakarta Mulai dari 950 Ribu, Benefit VIP Terbatas!
"Mengeluhkan macet yang bikin terlambat dan tidak hadir rapat sama sekali, padahal kita tahu yang namanya Jakarta nggak akan bisa lepas dari kemacetan. Padahal untuk orang seperti mereka (anggota DPR), perencanaan waktu itu sangat penting. Semua orang Jakarta yang tau kondisi itu punya jalan keluar, berangkat lebih pagi," katanya.Kritik juga datang dari Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti yang ragu dan menyebut kinerja serta moralitas anggota DPR tak ada hubungannya dengan fasilitas.
"Semua kelemahan mereka, baik dalam konteks kinerja dan moral, itu dikaitkan dengan fasilitas yang tidak tersedia. Saya tidak bisa melihat korelasi di antara keduanya (kinerja dan fasilitas)," ungkap Ray via Detik.
Ray pun menyebut jika ketidakseimbangan antara kinerja dan fasilitas di DPR itu disebabkan oleh kegagalan kepemimpinan di DPR. Daripada mengusulkan pembangunan ratusan miliar, lebih baik fokus pada peningkatan kepercayaan publik.
"Bagi saya, sebetulnya itu juga bagian dari kegagalan kepemimpinan yang sekarang. Ada Bung Setya Novanto yang sekarang sudah ditetapkan sebagai tersangka, Fahri Hamzah yang entah gimana lebih banyak berkoar-koar di luar fungsinya sebagai pimpinan DPR begitu, ada juga Fadli Zon dengan watak yang juga hampir sama begitu," beber Ray.
(rei)