DREAMERS.ID - Pesawat Militer TU-154 milik Rusia jatuh di Laut Hitam saat terbang menuju Suriah dan menewaskan 92 orang penumpang serta awak yang dibawanya. Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Militer Mayor Jenderal Igor Konashenkov, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (25/12).
Koran the Washington Post melaporkan, Minggu (25/12), pesawat yang membawa 92 penumpang itu berangkat dari Kota Sochi menuju Latakia, Suriah. Pesawat hilang dari radar ketika mengudara di atas Laut Hitam beberapa menit setelah lepas landas.
Pesawat yang membawa rombongan paduan suara militer dan sembilan jurnalis berangkat pukul 05.20 waktu setempat. "Lokasi jatuhnya pesawat sudah ditemukan. Tidak ada korban selamat yang terlihat," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
Namun, ada salah satu penumpang masuk ke dalam daftar penumpang tewas yang dikabarkan selamat. Dia merupakan penyanyi dalam paduan suara Red Army yang rencananya akan menghibur pasukan Rusia di Suriah pada perayaan Tahun Baru.
Baca juga: Pernyataan Resmi Pihak Airbus Terkait Kecelakaan Pesawat Japan Airlines yang Terbakar di Tokyo
Roman Valutov selamat dari tragedi maut tersebut karena paspornya ditolak oleh petugas imigrasi lantaran sudah kedaluarsa. "Saya baru akan melewati pemeriksaan petugas imigrasi ketika saya dicegah. Dia bilang, 'Apa anda bercanda? Paspor ini sudah kadaluarsa dari bulan Juli lalu'," kata Valutov menirukan petugas imigrasi, seperti dilansir dari laman Daily Mail, Senin (26/12)."Saya tidak menyadari (paspor sudah kadaluarsa). Petugas itu menyuruh saya menunggu. Saya cemas apakah saya akan diizinkan berangkat atau tidak tapi tak lama kemudian dia kembali datang dan mengatakan saya tidak diperbolehkan naik pesawat," sambungnya.
Valutov akhirnya pulang ke rumah dan tidak melanjutkan perjalanan. Namun, beberapa waktu setelah pesawat lepas landas, Valutov mulai dihubungi oleh kerabat yang menanyai keberadaannya.
"Saya di bandara sampai pukul 3.30 dan tak lama setelah itu, orang-orang mulai menghubungi saya untuk bertanya apakah saya masih hidup. Saya megecek dan menemukan nama saya ada dalam daftar orang tewas. Saya langsung menangis dan kerabat lainnya terkejut," pungkas Valatov.
(fzh/cnn/merdeka)