DREAMERSRADIO.COM - Wayan Agus Widiantara, atlet judo Kabupaten Bangli, Bali, meninggal dunia setelah terkena jurus bantingan dari lawan, di pertandingan penyisihan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali ke-12 di GOR Undiksha Singaraja.
"Atlet bersangkutan dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng," kata Ketua Pelaksana Pertandingan, Agus Putra Adnyana kepada wartawan, Selasa (8/9).
Kejadian nahas itu terjadi saat pertandingan hari ketiga. Wayan Agus Widyantara berhadapan dengan atlet tuan rumah Buleleng atas nama Gede Sandy Juniartha, di kelas berat 90-100 kilogram putra.
"Pada awalnya pertandingan berlangsung lancar dan sesuai dengan aturan yang berlaku pada cabang judo, sesuai dengan aturan Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI)," kata dia.
Pertandingan diawali dengan Hajime. Kemudian pada saat kedua pejudo melakukan bantingan pada area pertandingan sisi kiri, lawan dari Wayan Agus membanting dengan teknik bantingan Kosi Guruma, berlanjut dengan bantingan di bawah.
"Pada bagian bergumul di bawah tidak ada hasil, maka wasit menghentikan pertandingan di detik ke-21, dan kedua pejudo kembali ke tengah pertandingan," ungkap dia.
Ketika pertandingan dilanjutkan, wasit menghampiri dan menepuk bahu Wayan Agus tetapi tidak mendapatkan respons, sehingga wasit membaringkannya di lantai untuk memberikan perawatan medis.
"Petugas medis memberikan perawatan berupa bantuan oksigen tambahan, melakukan pengecekan detak jantung," imbuhnya.
Karena keadaan korban kritis, tim medis memberi petunjuk panitia pelaksana agar membawa Wayan Agus ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Dokter yang merawat menyatakan atlet tersebut meninggal dunia, di mana secara medis dinyatakan henti napas," imbuhnya. Sementara itu, ketua panitia penyelenggara Porprov Bali, Nyoman Artha Widnyana mengatakan kejadian tersebut disebabkan murni karena musibah.
"Pertandingan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku dalam aturan pertandingan judo internasional," imbuhnya. Artha Widnyana menambahkan, pihaknya saat ini mengintensifkan penanganan atlet cidera ketika bertanding. "Setiap hari kami menyiagakan 50 orang tim medis yang selalu siap memantau pertandingan," katanya. [cob]