DREAMERS.ID - Aktris asal Tiongkok, Zhao Lusi belakangan menjadi pembicaraan banyak orang setelah tersebar fotonya yang lemah tidak berdaya di atas kursi roda, serta postingan yang mengungkap pelecehan dari agensinya.
Sahabat Zhao Lusi, Wei Xiao menyatakan bahwa bintang drama Hidden Love itu menderita afasia atau masalah kesehatan yang menyebabkan gangguan berkomunikasi (berbicara, menulis, maupun memahami ucapan orang lain).
Pada 2 Januari, Zhao Lusi akhirnya angkat bicara melalui Weibonya, dia menulis, "Ini adalah tanggapan pertama dan terakhir saya terhadap semua yang terjadi baru-baru ini. Saya dengan tulus meminta maaf karena telah menarik perhatian publik. "
Setelah bertahun-tahun berusaha menutupi penyakitnya, Zhao Lusi mengungkapkan, "Tidak seorang pun kecuali dokter yang memiliki hak untuk menilai tingkat keparahan trauma seseorang atau menentukan apakah itu memenuhi syarat sebagai penyakit."
Aktris kelahiran 9 November 1998 ini memaparkan bahwa dia sudah merasakan gejala depresi pada tahun 2019, namun orang disekitarnya tidak mengindahkan keluhannya.
Gejala semakin parah pada tahun 2021, Zhao Lusi berbagi, "Saya mulai merasa seolah-olah serangga merangkak pada saya, disertai dengan sensasi seperti jarum dan alergi."
"Bahkan setelah minum obat dan mendapatkan suntikan, gejalanya tidak membaik. Saya akhirnya mencari psikolog untuk membantu mengelola kecemasan saya," ungkapnya.
Penyakit yang dideritanya bertambah pada tahun 2023, di mana Zhao Lusi didiagnosa mengidap pneumonia, emfisema, pityriasis rosea, serta mengalami gatal-gatal, keringat malam, bangun tiba-tiba, dan tuli saraf.
Kondisinya diperparah dengan kedukaan dari beberapa anggota keluarga yang divonis kanker dan meninggal dunia. "Semuanya dalam waktu singkat. Namun, besarnya peristiwa itu menutupi emosi saya, dan saya terus mengabaikan diri saya sendiri."
Baru pada tahun 2024, Zhao Lusi mulai mengalami gejala fisik yang parah seperti sering mengalami pusing, nyeri sendi, dan alergi yang memburuk. "Saya berasumsi ini adalah efek samping normal dari obat alergi yang ditargetkan," ujarnya.
Beban mental dan trauma yang dialami Zhao Lusi merupakan dampak dari pelecehan yang dialaminya sejak kecil. Dia mengungkapkan, "Ketika saya masih kecil, saya sering dicap sebagai "tidak berguna" dan "wajah cantik"."
"Selama bimbingan belajar sepulang sekolah, seorang guru pernah memukul saya di asrama mereka. Saya percaya itu dibenarkan karena saya tidak berprestasi baik secara akademis dan tidak berani berbicara, berpikir, saya sumber masalahnya."
Kekerasan fisik dialaminya saat dewasa, ketika gagal dalam audisi akting. "Saya terbiasa menangani semuanya sendiri dan tidak pernah mencari bantuan," kata Zhao Lusi.
Setelah aktingnya mendapat pengakuan publik, dia memberanikan diri untuk menuntut pemutusan kontrak.
Zhao Lusi menutup pernyataannya dengan menulis, "Saya mengerti betul bahwa saya tidak dapat memiliki semua yang saya inginkan, saya juga tidak dapat menuntut kesempurnaan dari teman, keluarga, atau perusahaan saya."
"Mereka tidak menyakiti saya dan telah melakukan yang terbaik untuk melindungi saya—itu lebih dari cukup. Saya belum pernah secara terbuka menyebutkan penyakit saya sebelumnya karena saya tidak ingin itu dicap sebagai "aksi publisitas." Namun, mengingat keadaan saat ini, saya berharap ini dapat meningkatkan kesadaran."
(mth)
Share 
