Tiga Karya Indonesia Eksis di Busan Film Festival yang Penuh Kontroversi
DREAMERS.ID - Festival Film Busan adalah salah satu ajang sineas perfilman yang dipandang dunia seperti Cannes Film Festival dan semacamnya. Tahun ini, tiga film berkualitas asal Indonesia juga ikut diputar dan dianggap memberi ruang untuk film-film independen terutama di Asia.
Melansir CNN, sineas internasional sekelas Oliver Stone yang pernah meraih Oscar pun hadir. Darren Aronofsky juga datang untuk filmnya, ‘Mother!’ yang dibintangi Jennifer Lawrence. Acara tahunan Busan International Film Festival (BIFF) ini pun digelar di Busan Cinema Center, Korea Selatan.
Dari Indonesia, ada film ‘The Seen and Unseen’ yang diputar di program ‘A Window on Asian Cinema’. Film ‘Marlina the Murderer in Four Acts’ yang melenggang ke Festival Film Cannes di Perancis pun diputar. ‘The Carousel Never Stops Turning’ karya Ismail Basbeth bahkan menggelar pemutaran perdana, dan mendapat cap Kim Jiseok Award dalam festival itu.
.jpg)
Image source: Recap.id
Baca juga: Lee Je Hoon Sakit, Park Eun Bin Jadi MC Tunggal di Pembukaan BIFF 2023
Sayangnya, BIFF masih dibayang-bayangi kontroversi politik yang gelap. Skandal itu berawal dari gelaran tahun 2015 karena menayangkan film dokumenter kontroversial, ‘Diving Bell: The Truth Shall Not Sink with Sewol’ meski telah didesak Wali Kota Busan untuk tidak menayangkannya.Film itu sendiri bercerita tentang kritik soal penanganan tragedi feri Sewol yang tenggelam dan menewaskan 300-an orang. Setelah penayangan, pemerintah memotong kucuran dana pada BFF yang dituding ada skandal politik di baliknya.
“Meski festival tahun ini masih menghadapi masalah-masalah yang tak terpecahkan, kami tetap bertekad untuk mendukung sutradara-sutradara Asia baru, mendukung film-film baru Asia dan peran kami selanjutnya di industri film,” kata Kim Dong Ho, penggagas BIFF.
(rei)
Share 
