DREAMERS.ID - Jenis diet semakin hari kian bervariasi mengikuti tren. Ada yang mengklaim berdasarkan teori nutrisi, medis, penghitungan kalori, pendekatan filosofis, dan sebagainya. Namun, apakah semuanya sudah aman?
Mengutip laman CNN Indonesia, Ahli Gizi Klinis dari RS Pondok Indah, Juwalita Surapsari melihat sebagian orang memilih untuk tetap diet mandiri tanpa harus konsultasi dengan yang ahlinya. Padahal tanpa disadari, praktik diet populer tanpa pengawasan yang jelas bisa menimbulkan rasa kekhawatiran lho.
Selain itu, rata-rata diet populer juga menyalahkan hormon tertentu yang mengganggu penurunan berat badan. Begitu pula dengan diet populer juga menjanjikan hasil dramatis dalam waktu cepat, belum tentu aman. Simak ulasannya berikut ini.
1. Diet Ketogenik
Diet tipe ketogenik ini lebih menuntut asupan karbohidrat serendah mungkin, dengan kata lain asupan karbohidrat sangat perlu dibatasi dan diganti dengan asupan lemak. Lita mengatakan, diet ini aman diikuti untuk jangka pendek sekitar 3-6 bulan.
Ikuti diet ini untuk menstimulasi fat loss, memperbaiki metabolisme, dan membantu transisi ke diet Mediterania.
2. Intermittent fasting
Diet Intermitten fasting ini membuat kalian harus mengambil waktu untuk berpuasa dengan metode sebagai berikut:
- 5-2, Anda bebas makan normal selama 5 hari dalam seminggu. Kemudian 2 hari melakukan puasa atau menurunkan konsumsi kalori hingga 20 persen dari konsumsi kalori harian atau hanya 500-600 kalori.
Baca juga: Transformasi Youtuber Korea Turun 50 Kg, Ini Tips Dietnya
- 24-Hour, selama 1-3 hari dalam seminggu Anda akan diminta untuk mempraktikkan puasa selama 24 jam penuh.Diet ini terbilang efektif untuk jangka pendek dengan penurunan berat badan 2,5-9,9 persen termasuk massa lemak. Orang pun tidak dibatasi soal pilihan makanan.
3. Low carb diet
Low Carb Diet membuat tubuh untuk menggunakan energi lemak alih-alih dari karbohidrat. Jenis diet yang satu ini sangat berdampak pada penurunan berat badan, khususnya untuk orang-orang dengan berat badan berlebih dan obesitas.
Namun, diet rendah karbohidrat belum tentu cocok untuk semua orang, karena tidak semua orang merasa nyaman menjalani pola makan ketat ini. Diet ini terbilang aman jika kalian memperhatikan jenis pangan untuk asupan lemak.
Diet rendah karbohidrat juga aman dilakukan dalam jangka pendek sekitar 3-6 bulan, untuk kemudian kembali ke diet gizi seimbang atau diikuti dengan diet mediterania.
4. Diet Mediterania
Diet Mediterania ini terinspirasi dari diet masyarakat Eropa Selatan. Dimana lebih berfokus pada buah-buahan, sayur-mayur, biji-bijian, produk gandum utuh, ikan, ayam, keju, yogurt, dan minyak zaitun.
Jenis diet ini lebih mudah membantu menurunkan berat badan dan risiko terkena penyakit, akan tetapi harga bahan pangan diet Mediterania biasanya mahal. Selain itu untuk penderita diabetes perlu untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani diet Mediterania.
(srtk)