DREAMERS.ID - Saat ini hampir seluruh masyarakat didunia sedang berjuang untuk melawan virus corona, tidak jarang sebagian dari mereka merasakan takut, stress, dan panik yang berlebihan. Bahkan dilansir dari CNN, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, Andri mengingatkan untuk tidak terlalu stress dan cemas dalam menghadapi virus COVID-19.
“Kecemasan ditambah ingatan buruk mengenai corona itu bisa menimbulkan gejala 'corona-coronaan' atau gejala terkait kondisi seperti itu. Kalau dalam ilmu kedokteran jiwa itu dikenal sebagai istilah psikosomatik”. ungkapnya dikutip dari CNN Indonesia.
Psikosomatik sendiri merupakan kondisi dimana seseorang yang mengalami gejala fisik tetapi sebenarnya ketika diperiksa tidak ada perubahan fungsi organ dan tidak ada masalah medis.
Andri kemudian mengungkapkan bahwa risiko seseorang mengalami psikosomatik, salah satunya adalah karena mereka telah disuguhi berita-berita mengenai virus corona lewat media, baik di TV, maupun online.
Baca juga: Ada Puluhan Artis Korea Dinyatakan Positif COVID-19 Sepanjang 2021
“Saat orang mendapat info yang bermakna dan terus-menerus, ini disimpan di amigdala, pusat memori. Pusat memori ini juga merupakan pusat kecemasan. Kalau kelebihan beban, juga akan merespons dengan kecemasan seolah merasa ketakutan luar biasa akibat keadaan itu. Ini suatu tekanan untuk diri kita, otak, stres negatif, bisa jadi gejala psikosomatik”. jelas Andri dikutip dari CNN Indonesia.Gejalanya yang dialami seseorang ketika mengalami psikosomatik ditengah wabah virus corona ini juga mirip dengan gejala pasien COVID-19, seperti batuk, flu, demam, dan sesak nafas. Walaupun mirip, namun gejala keduanya sebenarnya berbeda. Misalkan demam, kalian dapat melakukan cek secara berkala, apakah tinggi atau hanya karena kelelahan, sama halnya dengan batuk dan flu, yang dapat diredakan dengan istirahat yang cukup.
Andri juga mengungkapkan untuk membatasi waktu untuk mengakses informasi mengenai virus corona. Masyarakat dapat melakukan aktivitas lain, seperti bekerja di rumah, bersih-bersih, berolahraga, dan lain sebagainya.
“Lakukan aktivitas lain, misal beres-beres rumah, bersih-bersih, jangan hanya fokus dengerin berita covid-19, lama-lama ya mabuk”. kata Andri
(Rie127)