DREAMERS.ID - Sebagian orang melampiaskan rasa stres dengan mengkonsumsi makanan yang disukai. Makanan yang dipilih pun cenderung berupa makanan berat seperti olahan mie atau pasta, pizza, atau makanan cepat saji lainnya.
Rupanya, hal ini bukan soal selera atau kemudahan mendapat makanan melainkan dapat dijelaskan secara ilmiah dan masuk akal. Melansir laman CNN, tim dari National Institute for Physiological Sciences menemukan bahwa neuron otak yang aktif akibat stres mengalami peningkatan nafsu makan terhadap karbohidrat.
Baca juga: Latihan Fisik Para Artis Korea yang Bisa Kamu Tiru untuk Tetap Bugar
Kesimpulan ini berdasarkan penelitian mereka terhadap tikus. Tikus-tikus dengan neuron yang aktif makan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi tiga kali lebih banyak daripada tikus dengan kondisi neuron normal. Tikus-tikus ini bahkan hanya makan setengah porsi makanan yang tinggi lemak.Dari penelitian ini, Yasuhiko Minokoshi, salah satu periset menyimpulkan bahwa otak memainkan peranan terkait preferensi karbohidrat atau lemak. Studi ini diklaim bisa membantu menghindarkan orang dari konsumsi makanan manis atau junk food yang tak sehat.
Manusia umumnya memilih apa yang ingin dimakan berdasarkan selera dan kondisi nutrisi tubuh. Tapi, mekanisme yang terlibat dalam pemilihan itu masih menjadi misteri. Menurutnya, kebanyakan mereka yang makan makanan manis cenderung menyalahkan diri sendiri akibat nafsu makan yang tak terkontrol, apalagi saat stres.
(fzh)