DREAMERS.ID - Di Amerika, kehadiran cheerleader sangat diwajibkan dalam sebuah pertandingan. Baik pertandingan sekelas nasional atau kelas biasa, harus ada tim penghibur berisikan wanita-wanita seksi untuk memeriahkan pertandingan tersebut. Bahkan sebenarnya, tradisi ini perlahan-lahan mulai diikuti oleh Indonesia. Di beberapa pertandingan olahraga terkadang juga menghadirkan cheerleader.
Jadi anggota cheerleader merupakan hal yang sangat bergengsi bagi para wanita muda. Banyak wanita yang berlomba-lomba dan ingin melakukan apapun agar bisa bergabung sebagai anggota cheerleader. Meski perjuangan untuk menjadi diterima menjadi anggota cheerleader sudah sulit, ternyata setelah itu ia harus berjuang untuk mempertahankan posisinya.
Bukan hanya terkait penampilan, cheerleader bahkan dibatasi soal pergaulan. Aturan-aturan ketat ini pun terungkap setelah seorang cheerleader dipecat karena mengunggah foto di Instagram yang dianggap kurang pantas. Menjaga berat badan dengan ketat juga suatu kewajiban.
Mengatur hal pribadi seperti tidak boleh pakai celana sweatpants dan diminta bercukur hingga memakai tampon, juga termasuk aturan untuk mempertahankan posisinya. Selain itu, mereka juga dilarang berteman dengan anggota football, bahkan mereka juga dilarang berada dalam satu restoran yang sama.
Berikut aturan yang harus ditaati oleh anggota cheerleader:
- Ada penimbangan berat badan rutin
- Harus mempertahankan berat badan
- Mencukur bulu sesuai aturan
- Menaati peraturan soal tampon
- Menyembunyikan tindikan
- Menyembunyikan tato
- Menaati aturan kencan dan berteman dalam satu tim
- Meninggalkan stadium sebelum ganti baju
- Tidak boleh pakai sweatpants di publik
- Membatasi aktivitas di media sosial
- Menaati aturan mengenai kuteks dan perhiasan
- Tidak berinteraksi dengan atlet secara langsung maupun online
- Tidak makan di restoran yang sama dengan pemain football
- Meninggalkan restoran saat para pemain datang
- Memblok pemain di media sosial jika di-follow
Sudah dipaksa untuk mengikuti segala aturan yang mengekang tersebut, ternyata jumlah pendapatan yang diperoleh mereka juga tidak seberapa. Dikatakan jika cheerleader harus keluar uang banyak untuk menjaga penampilan tapi gajinya tidak seberapa.
"Niat klub adalah untuk benar-benar mengontrol perilaku para wanita ini, bahkan ketika mereka tidak bekerja. Ini adalah masalah kekuatan. Kamu bisa melihat perbedaan perlakuan pada cheerleader, maskot, dan orang lain dalam tim. Aku tidak berpikir ada bidang lain yang mengontrol seperti ini, bahkan ketika mereka tidak bekerja," ungkap pengacara Leslie Levy yang mewakili sejumlah cheerleader, dilansir dari Detik (6/4).
(gbs)