Saat ini, kita memang dengan mudah menemukan penjual ayam goreng ketika ingin menyantapnya. Namun, di awal abad ke-19, ayam goreng merupakan menu yang hanya disajikan saat perhelatan khusus atau hari raya berlangsung, bukan bebas disajikan setiap hari. Hal ini disebabkan keterbatasan daging ayam hingga lemak yang diperlukan. Saat itu, restoran pun jarang yang memasukkannya ke dalam menu tetap.
Selain itu, saat perbudakan kulit hitam berlangsung di Amerika, warga kulit hitam diperbolehkan memelihara ayam. Pemisahan warna kulit di berbagai restoran pun menjadikan menu ayam goreng rutin dimakan warga kulit hitam.