CHAPTER 1 : The Story
“I can feel her breath
as she’s sleeping next to me Sharing pillows and cold feet She can feel my heart Fell asleep to its beat Under blankets and warm sheets If only I could be in that bed again If only it were me instead of him”Kukecup kening yeoja tecintaku, yang sedang terbaring dalam tidurnya. Semampuku aku berusaha untuk tidak menitikkan air mata. Tetapi satu persatu air mata in jatuh dipipiku, semakin lama semakin deras. Aku tak tau harus berbuat apa. Dia bukan lagi milikku, dia sudah milik orang lain. Sahabat ku sendiri Jang Wooyoung. Sekarang aku tak lagi dekat dengannya. Mungkin karna dulu aku ditinggalkan oleh Suzy, aku jadi sedikit membencinya.
“Chagiya~, aku ingin membicarakan sesuatu padamu. Bisa bertemu hari ini?” Kata Suzy di ujung line telfon genggam ku.
“Ne? Apa yang tidak untukmu chagiya~ nanti malam aku kerumahmu” jawabku santai.
“Aniyooo, jangan dirumahku. Ditaman seperti biasanya saja ya chagi” katanya cepat.
“Hmm oke chagi, kau mau kujemput?”
“Andwae, kita ketemu saja disana. Jam 7 ne?”
“Ne” “tut…tut…tut….”
-
Ia sudah duduk di bangku taman seperti biasa kami duduk. Mukanya sedikit bingung, ditaman ini adalah tempat pertama aku megenalnya dan menyatakan cintaku. Disini juga kami banyak melalui banyak hal, ini taman favorit kami.
“Hai chagi~” kataku sambil mencium pipinya dari belakang. Tak seperti biasanya, ia kaget akan perlakuanku padanya. Biasanya ia tersenyum padaku.
“Kamu kenapaa chagiya?” Tanyaku bingung
“An..ani, gwaencha..nayo” katanya kaku.
“Really? Am I look like a strager? Sampai kau kaget seperti itu? Mianhae chagiya” kataku pelan sambil menghembuskan nafas.
“Aniii, bukan seperti itu. Harusnya aku yang meminta maaf padamu. Begini….hmm… Eng..”
“Kau kenapa chagi?” Tanyaku khawatir. Perasaanku mulai tak enak. Dia masih memikirkan kata-kata yang tepat untuk mengatakan sesuatu padaku, aku dapat melihat kebingungan di matanya.
“Ceritakan padaku, aku akan mendengarkannya. Semuanya, kau tak perlu ragu suzy-ah” kataku menenangkannya.
“Kau ingat 2 tahun lalu, pertama kita bertemu disini?” Katanya angkat suara.
“Iya aku ingat”
“Kau juga ingat 15bulan lalu, pertama kali kau menyatakan cinta disini?”
“Ya aku juga ingat, ada apa?”
“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu… Sesuatu yang sangat penting, aku…….” Katanya tecekat. Aku semakin penasaran.
“Kau mau bicara apa? Aku? Aku apa?” Tanyaku perlahan.
“Aku tidak dapat melanjutkan hubungan ini” katanya perlahan. Aku dengan cepat mencerna omongannya kata demi kata. Kenapa secepat ini? Aku sangat mencintainya. Sungguh, dia adalah cinta pertamaku. Pacar pertama, dan aku juga ingin dia menjadi yang terakhir. Aku tak dapat berkata apapun. Suaraku hilang, lenyap.
“Orang tuaku menjodohkanku dengan Wooyoung, kau tau kan siapa dia. Kalau aku menolaknya usaha keluarga ku akan collapse. Mau tidak mau aku harus melakukannya. Kau tau kan aku anak satu-satunya. Tak ada lagi yang bisa diandalkan, aku tidak punya kakak atau adik dan….” lanjutnya terputus kembali.
“Lanjutkan ceritamu” kataku pelan, tiba-tiba aku berucap seperti itu.
“Dan… Aku juga kaget setelah tau siapa lelaki itu. Orang tuaku merencanakan pertemuannya. Aku ingin membicarakannya kepadamu dr dulu, tapi aku…” Omongannya berhenti. Sekujur tubuhnya bergetar, kulihat air bening mengambang di ujung matanya. Siap membasahi pipinya. Ini sangat berat bagi kami, apalagi bagi suzy.
“Suzy-ah.. Teruskan..” Kataku dengan suara bergetar. Aku menundukkan kepalaku, menahan agar tidak menangis.
“Tapi, aku terus menahan. Aku tak ingin merusak kebaagiaan mu. Aku ingin senyummu tetap seperti dulu, tertawamu juga. Sekarang aku menyakitimu, sangat. Maafkan aku. Aku tidak dapat menjadi yang terbaik”
“Aku tak bisa melarangmu. Aku tak bisa menahanmu. Aku tak bisa mempertahankanmu. Aku tak bisa melakukan apapun untukmu. Aku bodoh, aku lemah. Tidak dapat menjaga wanita yang sagat kucintai. Maafkan aku, asal kau dapat kebahagiaan bersama uyong. Aku rela, aku tidak ingin kau menderita. Biar aku saja, cukup aku saja. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu” kataku perlahan, air mata sudah membasahi pipiku. Aku memang pria tak berguna. Tidak dapat menahan seseorang yang kucintai tetap ada disisiku terus.
Pipinya basah, ia menangis. Kuhentikan tangisan ku. Aku tak ingin dia melihatku hancur seperti ini. Kuhapus air matanya dengan kedua tanganku. Kucium lembut keningnya lama. Tubuhku bergetar, mehanan tangis. ‘Aku akan mencintaimu sampai kapanpun suzy-ah’ kataku dalam hati.
“Does he watch your favourite movie?
Does he hold you when you cry?
Does he let you tell him all your favourite parts when you see it a million times?
Does he sing to all your music while you dance to purple rain?
Does he do all these things? Like I used to”
Kubelai rambut hitamnya yang panjang, kulihat wajahnya dengan teliti. Memperatikan setiap lekukan wajahnya. Tidak ada satu pun yang berubah sejak 2 tahun lalu saat ku pertama mengenalnya. Tapi aku kehilangan sesuatu, senyumannya. Ya senyumannya. Senyuman yang membuatku jatuh kedalam cinta, cinta pertamaku. Kuharap cinta terakhirku.
“Suzy-ah, bangun” kataku lirih.
“Suzy-ahh..” sambungku.
Aku tak berdaya melihat yeoja ku seperti ini. Kumohon bangun suzy-ah.
“Oppa, ayo kita nonton film ini” kata suzy menunjukkan dvd titanic ditangannya.
“Ah aku bosan dengan film itu. Lain kali saja aku sedang sibuk” wooyoung lalu pergi meninggalkan suzy.
-
“Hiks.. Hiks..”
“Kau kenapa?” Tanya wooyoung.
“Filmnya oppa, sangat sedih”
“Pabo, itukan hanya film. Hah” katanya pergi meninggalkan suzy.
-
I don’t wanna close my eyes
I don’t wanna fall asleep
‘Cause I’d miss you, babe~
“Ya, berhentilah berhentilah bernyanyi. Aku bosan sedari tadi kau menyanyikan lagu itu”
********
“Chagiya~” panggil suzy dengan gaya aegyonya.
“Ne chagiya?” Tanyaku penasaran.
“Ayo kita nonton film ini chagi~” katanya sambil menunjukkan dvd titanic kepadaku.
“Hmm.. Ayo chagi~” kataku mengambil dvd dan memutarnya di home theater.
-
“Hiks…hiks…hiks…..” Isaknya.
“Ya chagiya~ kau kenapa?” Tanyaku bingung
“Filmnya chagi, sangat sedih. Hiks..” Jelasnya.
“Jangan sedih chagi, itu hanya film” kataku sambil memeluknya “aku akan menjagamu, dengan seluruh kemampuan yang aku punya. Jangan bersedih lagi, aku tak ingin melihat mu menangis lagi. Arra?” Jelasku sambil menatap matanya yang nanar sehabis menangis.
“Ne, arraseo” angguknya.
-
“Chagiya, dengarkan cd ini ya. Kubuat khusus untukmu. Aku menyayikan semua lagu ini untukmu. Aku akan kembali 2 minggu lagi dari Australia. Tunggu aku ya” suzy membaca surat buatan ku, dan memutarnya di cd-player miliknya.
Petikan gitar terdengar, kumainkan lagu kesukaannya.
‘ I don’t wanna close my eyes
I don’t wanna fall asleep
‘Cause I’d miss you, babe
And I don’t wanna miss a thing
‘Cause even when I dream of you
The sweetest dream will never do
I’d still miss you, babe
And I don’t wanna miss a thing ‘
“Bagaimana chagiya? Kau menyukainya? Ini lagu kesukaanmu bukan? Kuharap kau menyukainya. Tunggu aku, aku segera kembali. Saranghaeyo chagiya”
“Nado, saranghaeyo Nichkhun-ah” kata suzy sambil memeluk surat dan cd playernya. “aku akan menunggu” lanjutnya.
“Fourteen months and seven days ago
Oh, I know you know
How we felt about that night
Just your skin against the window
Oh we took it slow
And we both know
It should have been me inside that car
It should have been me instead of him in the dark
I know, Love
Happens all the time, Love
You’re on my mind, Love
It happens all the time, Love, yeah
Will he love you like I loved you?
Will he tell you every day?
Will he make you make you feel like you’re invincible
With every word he’ll say?
Can you promise me if this was right,
Don’t throw this all away?
Can you do all these things?
Will you do all these things
Like we used to?
Oh, like we used to..”
Apakah kau mencintainya? Apakah dia memperlakukanmu seperti ku? Apa kau bahagia dengannya? Apakah dia menjagamu? Apakah dia mengapus tangismu dan membuat mu tertawa? Tanyaku dalam hati. Semua pertanyaan ini membuatku bertanya-tanya. Aku tak tau apa jawabannya. Melihatmu seperti ini membuat ku menyimpulkan sesuatu. Kau tidak bahagia bersamanya. mukamu pucat, kenapa kau harus terbaring seperti ini? Koma. Ya, kuharap kau cepat bangun. Bangun lah sayangku. Aku merindukanmu.
Kugenggam jemarinya, kucium sekali dan meletakkannya dipipiku. “Suzy-ah, kau harus bangun arra? Kita akan menonton film bersama lagi. Dan aku akan membuatkanmu lebih banyak rekaman lagu kesukaanmu. Dan melakukan banyak hal untukmu. Kau sudah menungguku, sekarang giliranku untuk menunggumu” kataku pelan.
******
Kulihat gerombolan orang itu satu persatu mulai meninggalkan tempat itu. Dan tak ada orang lain, kecuali karangan bunga. Ditanganku terdapat sebuket bunga lily putih. Bunga kesukaan mu an suzy? Kudekati perlahan. Menaruh bunga yang kubawa diatas kepala batu nisanmu. Kenapa kau harus pergi secepat ini? Kenapa kau meninggalkan ku sendiri suzy? Aku mencintai mu, sampai kapanpun.
“Nichkhun-sshi, ada titipan untukmu” kata seorang ahjussi memberikan sebuah kotak yang tidak terlalu besar. Kubuka kotak itu dan kulihat ada sebuah album kecil, sepucuk surat, dvd titanic yang kukenal itu milik suzy, dan sebuah cd-player bertuliskan ‘bae suzy’. Ini milikmu kan? Kenapa ahjussi itu memberikan ini padaku?
Kuputar cd player itu, dentuman piano dan kutau itu lagu kesukaanmu.
‘ I don’t wanna close my eyes, I don’t wanna fall asleep cause I miss you babe~ ‘
Tapi kau telah tertidur untuk selamanya suzy-ah.
Kulihat dvd dan album kecil itu ternyata berisi foto kita berdua. Aku tersenyum kecil.
Kubaca sepucuk surat yang daritadi membuat mataku ingin melihatnya. Kubaca dengan seksama.
“Nado, saranghaeyo suzy”