CHAPTER 1 : Sunny Smile's 1
Dimulai dengan pemandangan seorang gadis berdiri di depan sebuah meja dan kotak yang berisi kertas yang menumpuk. Gadis itu dalah Kim Yoo Jung. Ia sedang menerima telpon dengan wajah yang sangat sulit ditebak.
“Ne…Ne…Ne…” Yoo Jung menatap layar ponselnya yang sudah tidak menyala dengan tajam. “Dasar tidak penyabar!!” gerutunya pada ponselnya sendiri . Kemudian ia melangkah pergi dari tempatnya. Menyandang tas dan membawa kotak yang berisi tumpukkan kertas itu yang menutup wajahnya sebagian.
“Ah. Kau kejam sekali Tn. Song!!” lagi-lagi ia menggerutu sambil berjalan membawa kotak setumpuk kertas tersebut.
*YooJung : “Hai, namaku Kim Yoo Jung, aku adalah salah satu mahasiswi di University ternama Korea, Hanyang Univercity. aku mengambil jurusan Performing Arts & Sport. ini sudah ditingkat ketiga aku menimbah ilmu. dan ditingkat ke-tiga ini aku diangkat menjadi salah satu asisten dosen yang tidak aku sukai tapi dicintai seluruh penghuni mahasiswi di Univercity ini. “SONG MINHO” dosen muda yang berbakat. Baiklah aku akui dia memang sangat tampan. Tapi ketahuilah, menjadi asistennya itu duka cita untukku. Menjadi Asisten-nya bukanlah menjadi suatu kebanggaan untukku. “ASISTEN” itu hanya lah kata halus-nya. “PESURUH” mungkin ini yang lebih tepat ditujukan padaku. Seperti sekarang.*
“Cheosonghamnida.. Cheosonghamnida.. Mohon jangan menghalangi jalanku!!!” ucapnya. dan siapapun berjalan yang berhadapan dengannya pun menepi.
“Kim Yoo Jung-ssi!”
“Ne?” Yoo Jung memiringkan kepalanya ke kanan, tapi ia tidak melihat siapapun. “Jangan bercanda denganku Jackson. Aku sedang repot!”
“Aish, kenapa kau bisa tahu ini aku!!” Jackson memanyunkan bibirnya dan menunjukkan wujudnya kepada Yoo Jung.
“Ada apa? Jika kau bertanya di mana Youngji dan Soohyun, aku tidak tahu? Menepilah. Aku sedang repot.” Yoo Jung kembali melangkah meninggalkan Jackson.
Jackson menoleh ke belakang melihat Yoo Jung. “Padahal niatku kan ingin membantu!!!”
Tapi ucapan berbalik dari apa yang dilakukannya, ia malah menghiraukan Yoo Jung yang kewalahan dengan tumpukkan kertas itu. Yoo Jung berhenti dan menoleh ke belakang lagi melihat Jackson melangkah pergi tanpa mengikutinya. Ia memicingkan matanya dengan tajam.
*Yoojung: “Jackson Wang!! Namja keturunan Hongkong, tinggal di Korea saat dia masih TK. tapi aku mengenalnya saat kami duduk di bangku sekolah menengah pertama. memiliki sifat yang aneh, yang terkadang memiliki tindakan dan ucapan berbeda. Seperti sekarang!!”*
“Ciihh…” Yoo Jung tersenyum tipis. Tapi kemudian berubah kesal lagi. “Jackson Wang!! Neon Jinjja. Aish..” Yoo Jung mengutuk nama Jackson saking kesalnya karena menghiraukan dia. Kemudian ia berjalan lagi dengan kesal yang sudah di ubun-ubun.
~
Yunhyeong dan Mino menaiki anak tangga sambil berbincang dengan santai. Yah, Song Yunhyeong, adalah adik yang terpaut 5 tahun dari Song Mino, dan dia berada satu kelas dengan Kim Yoo Jung.
*Yoojung : “Song bersaudara. Yunhyeong dan Mino. saudara yang memiliki sifat dan wajah yang bertolak belakang. Yunhyeong adalah teman yang berada satu kelas denganku juga adik kandung dari Mino Seonsaengnim. Yunhyeong adalah tipe namja yang menyenangkan dan banyak bicara. berbeda dengan hyung-nya. ah ya sudahlah”*
“Geundae hyung, apa kau benar-benar menyuruhnya melakukan semua tugas-tugasmu itu? Kau tahu? Kau ini sungguh kejam!!” kata Yunhyeong.
“Tidak semuanya!! Mana yang kupikir mudah menurutku saja, itu yang kuberikan padanya!!” jawab Mino santai.
Tapi sebelum Yunhyeong bereaksi, tiba-tiba terdengar suara terkesiap keras dari atas mereka, disusul bunyi keras. Mereka berdua serentak mendongak. Semuanya terjadi begitu cepat sehingga Mino sama sekali tidak melihat apa yang terjadi. Sesuatu terjatuh dari lantai atas, menubruknya dengan keras, membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh berguling-guling di tangga. Juga ditaburi dengan tumpukkan kertas yang beterbangan.
“Hyung!!!” teriak Yunhyeong
Mino mendengar panggilan Yunhyeong sebelum dirinya mendarat di lantai dan kepalanya membentur sesuatu yang keras. Pandangannya menggelap sesaat dan kegelapan serasa berputar-putar di balik kelopak matanya. Sesuatu yang besar menindihnya. Ia tidak bisa bicara dan hampir tidak bisa bernapas.
“Hyung… Mino Hyung! Gwaenchanayo?” tanya Yunhyeong dengan begitu khawatir. Tapi ia tidak bisa mendengar jawaban dari Mino. “Yoo Jung??” suara Yunhyeong terdengar lagi. Kali ini nada suaranya terdengar lebih khawatir lagi. “Yoo Jung-ah gwaenchana??”
Mino membuka mata dan langsung menyadari apa yang sebenarnya menindihnya dan membuat dadanya terasa berat. Mino mengerjap satu kali, lalu mata kecilnya terbelalak kaget.
“Oh..Oh.. Astaga… Cheosonghamnida.” Yoo Jung cepat-cepat berusaha berdiri.
“Yoo Jung-ah, wae?” tanya Jiwon yang menghampiri mereka.
“Apa yang terjadi?” tanya Yunhyeong kembali sambil menarik lengan Yoo Jung untuk membantunya berdiri.
Yoo Jung meringis ketika kaki kirinya menginjak lantai. “Ack, sebentar!!”
“Apa Kakimu terkilir? Apa kita perlu ke rumah sakit?” tanya Yunhyeong khawatir.
“Aniyo! Gwaenchanayo, jinjja gwaenchana.” bantah Yoo Jung dengan cepat. Ji Won hanya mengernyitkan dahinya ketika melihat kekhawatiran Yunhyeong pada Yoo Jung, sedangkan hyung-nya hanya diabaikannya saja.
Begitupun dengan Mino. Ia menatap Yunhyeong dengan tatapan tidak percaya. Yang sibuk mengurusi Yoo Jung dan tidak peduli pada Hyung-nya yang tergeletak tak berdaya di lantai. Jiwon melihat tatapan mata Mino yang mengerikan dari biasanya.
“Omona!! Yunhyeong-ah, kau akan menerima balasannya nanti!” ucap JiWon pelan dengan mata terus melihat ke arah Mino yang sedang berusaha duduk yang menggerakkan tangan untuk menopang tubuhnya dan langsung diserang oleh rasa sakit yang tidak tanggung-tanggung.
“Tapi sebaiknya kau memeriksakan diri ke rumah sakit. Hanya untuk memastikan!” sambung Yunhyeong pada Yoo Jung
Mino duduk dengan susah payah dan menyela Yunhyeong. “Kurasa kita harus ke rumah sakit.” Mendengar ucapan Mino, Yoo Jung menoleh ke arah Minho.
“Anieyo! Aku tidak apa-apa. Sungguh!!” sela Yoo Jung cepat.
Namun Mino pun menyelanya dengan tajam. “Bukan kau, Kim Yoo Jung-Ssi!!” ucap Mino sambil mengertakkan gigi menahan rasa sakit yang menusuk-nusuk pergelangan tangan kanannya “Tapi aku!”
Kali ini Yunhyeong yang menoleh ke arah Mino. “Astaga, Hyung!”
***
“Habislah riwayatmu Kim Yoo Jung!!!” ringis Yoo Jung sambil memukul kepalanya dengan pelan.
“Ini bukan sepenuhnya salahmu! Kau juga bukannya sengaja tersandung karpet dan menjatuhkan diri dari tangga untuk mencelakainya.” ucap Yunhyeong untuk menghibur Yoo Jung.
Yoo Jung menghela napas dalam-dalam dan mengembuskannya dengan pelan. Ia dan Yunhyeong sedang duduk di deretan bangku di koridor rumah sakit, menunggu Song Mino yang masih berada di ruang pemeriksaan dokter.
Yoo Jung masih terbayang bagaimana ekspressi wajah dosennya itu memejamkan mata dan menggertakkan gigi menahan sakit selama perjalanan ke rumah sakit. Yoo Jung sudah benar-benar mempersiapkan diri menerima yang terburuk. Tetapi, ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Apalagi selain meminta maaf, tapi tetap saja itu tidak cukup, apa harus membayar semua biaya perawatannya. Gagasan itu tiba-tiba menyelinap di benak Yoo Jung. Bau rumah sakit benar-benar membuat Yoo Jung semakin tertekan. Ia benar-benar ingin keluar dari sini. Dan membuatnya ingin dengan segera pergi adalah, ketika dentingan lift berbunyi dan pintu lift itu terbuka.
Yunhyeong meloncat berdiri ketika melihat Mino. Yoo Jung mendongak dan melihat Mino keluar dari ruang pemeriksaan bersama seorang dokter tua. Dokter sedang mengatakan sesuatu dan Mino mendengarkan sambil mengangguk muram. Mata Yoo Jung berdalih ke tangan Mino, yang tergantung kaku di dadanya.
“Oh, tidak” desisnya pelan.
“Hyung, Eotte? Apa kata dokter?” Yunhyeong bertanya ketika Minho sudah selesai bicara dengan dokter dan menghampiri mereka.
Yoo Jung ikut berdiri dengan perlahan. Saat itu juga mata Mino berdalih ke arahnya dan Yoo Jung merasa jantungnya berhenti sejenak dan napasnya tercekat. Mata kecil yang menatapnya dengan dingin itu membuat Yoo Jung berharap bumi menelannya detik ini juga. Jika tatapan mengerikan itu tidak dengan cepat berdalih ke arah Yunhyung
“Kenapa dia masih ada di sini?” tanya Mino dengan suara rendah dan pelan.
Yunhyeong tahu betul “Dia” siapa yang dimaksud Mino. “Hyung, ayolah. Yoo Jung tidak mencelakaimu dengan sengaja. Kau tahu itu!” ucap Yunhyeong berusaha menenangkan Hyung-nya.
Mino tidak berkata apa-apa. Tanpa melihat ke arah Yoo Jung lagi ia berjalan melewati adiknya dengan langkah lebar.
“Hyung…” panggil Yunhyeong.
Yoo Jung menatap punggung Mino yang berjalan pergi menyusuri koridor dengan perasaan bercampur aduk. Bingung, cemas, dan takut.
Yunhyeong mendesah berat dan menoleh menatap Yoo Jung sambil tersenyum. “Kajja!”
Yoo Jung menatap Yunhyeong, lalu menatap sosok Mino yang menjauh, lalu kembali menatap Yunhyung. “Ehm… kurasa aku tidak…”
“Ya!” sela Yunhyeong sambil meraih siku Yoo Jung dan menariknya menyusul Mino yang sudah tiba di depan pintu lift di ujung koridor.
Begitu pintu lift terbuka dan mereka melangkah masuk, Yoo Jung langsung berdiri menempel di sudut. Mino tidak berbicara sepatah kata pun. Yunhyeong menatap Yoo Jung dan hyung-nya bergantian, lalu mengembuskan napas pelan.
“Apa yang dikatakan dokter??” Yunhyeong mencoba bertanya kepada Mino sekali lagi.
Yoo Jung memberanikan diri melirik Mino. Ia tidak bisa melihat dosennya itu dengan jelas dari tempatnya berdiri, tetapi dari apa yang bisa dilihatnya, wajah Minho masih terlihat menakutkan. Bahkan ini lebih menakutkan dari biasanya.
“Aku tidak boleh menggerakkan tanganku. Dan tanganku akan tetap dibebat seperti ini selama 45 hari ke depan. Setelah itu kita baru bisa tahu dengan pasti apakah aku bisa menggerakkan tanganku seperti dulu lagi atau tidak?”
“APA??”
Bagaimana??? Heheeee,,
Please Leave Coment and Your Love *yang tertera dipojok kanan atas.^,^/
Kamsahamnida ^^,