CHAPTER 2 : Black
“Jika tugasmu belum selesai jangan berani untuk tidur !”, kata ayah Joy. Joy hanya diam tak memabalas dan tetap melakukan perintah ayahnya untuk membersihkan toko kecilnya dipasar ikan.
“Ayah pulang dulu, ingat tempat ini harus bersih dan jika besok ayah datang tidak bersih, jangan harap kamu bisa makan! Dengarkan itu “, kata Ayahnya, Kim Heechul.
Joypun sendirian membersihkan tokonya. Apakah dia menangis ? Tidak. Yang ada hanya pandangan keras dari matanya. Ia tetap membersihkan tempat itu sampai dini hari ia baru selesai membersihkannya. Dilihatnya jam 03.00 pagi, sebentar lagi para nelayan akan kembali dari laut dan tempat ini akan kembali ramai dan kotor.
“Ah”, itu kata pertama yang diucapkan Joy setelah selama 4 jam membersihkantempat itu tanpa mengatakan apapun.
“Istirahatlah”, kata Lay pada Joy yang sedang duduk kelelahan.
“Diam saja dan pergi saja “, kata Joy sambil menutup matanya
“Jangan mendekat dan pergilah. Kamu hanya bisa mengotori tempat ini “, tambah Joy
“Ini besok ada tugas, aku membawakan bukuku, belajarlah “, kata Lay sambil mendekati Joy dan tidak sengaja menjatuhkan sebuah box disamping Joy.
“Kamu perhatian sekali, kamu menyukaiku ? Lihatlah, kamu mengotori lagi ”, kata Joy pada Lay, Lay hanya diam
“Kamu hanya kasihan dengankukan? Iya aku memang menyedihkan, tapi aku tidak semenyedihkan itu “, kata Joy lalu bangkit dari bangkunya dan dilihatnya Ayahnya yang sudah kembali.
“Lay, pergi. Cepat! “, bentak Joy, Laypun segera pergi .
“Joy!! Lihat ini kerjaanmu malam ini ? Apa ini kotor! Dasar Bodoh”, kata ayahnya sambil menjambak rambut Joy. Joy hanya diam.
“Jawab aku! Bersihkan cepat jika tidak ini aku akan buang “, kata Ayahnya sambil mengangkat nasi kotak didalam kantong plastik, Joypun langsung membersihkan tempat itu dengan mulut tertutup rapat.
“Apa kamu bisu ? Jawablah aku! Kenapa selalu diam! Jinjja”, kata ayahnya sambil menendang tubuh Joy. Joy yang terlemparpun hanya diam dan bangkit lalu membersihkan tempat itu.
“Dasar bisu! “, bentak ayahnya lalu melemparkan nasi kotak tadi dan meminta Joy meninggalkannya. Mata Joypun menatap nasi kotak itu dengan tatapan datar. Iapun perdi dan dipegangnya dagunya yang sedikit lecet karena terlempar tadi, begitu pula dengan sikunya dan tak luput kepalanya yang terkena cakaran ayahnya. Ia berjalan dengan penuh luka namun ia tidak sama sekali terlihat kesakitan sambil membawa nasi bungkus tadi
“Aigoo Joy ssi, kemarilah. Ini air untukmu “, kata seorang ajumha pada Joy.
“Gamshahabnida ajumha”, balas Joy sambil tersenyum.
Joypun berjalan menuju pantai. Dipagi dini hari dengan udara yang sangat dingin. Ia duduk dibibir pantai dan diroggohnya ponselnya dan ia mengatur alarmnya dan ia memilih tidur dibibir pantai dengan menggunakan buku milik Lay sebagai bantalnya.
***
“Joy, lebih baik kamu melarikan diri saja “, kata Suzy
“Pergi kemana zy, aku menunggu sesuatu “, jawab Joy
“Kemana saja. Iya aku tahu “, jawab Suzy namun Joy hanya diam. Joypun bangkit dari tempat tidur itu dan mendekati Suzy yang duduk. Tanpa mengatakan apapun, Suzy segera memberi perawatan pada Joy. Joy hanya bisa diam.
“Sudah “, kata Suzy.
“Gumawo”, kata Joy sambil tersenyum.
“Apa semalam ada Lay lagi ?”, tanya Suzy
“Iya, dia memang berada ditempat itu dijam itu “, jawab Joy lalu bangkit dari tempat duduknya.
“Ayo kembali ke kelas “, kata Suzy sambil tersenyum
“Kajja”, kata Joy
***
“Dari mana saja kalian !! “, tanya guru matematika. Lee Kwangsoo.
“Kami dari uk.”, kata Suzy.
“Maaf kami terlambat pak, sebenarnya saya yang membuat Suzy terlambat pak. Jadi hukum saja saya “, potong Joy.
“Joy lagi Joy lagi! Kenapa kamu sangat pemalas, memangnya apa yang kamu lakukan sampai terlambat ! apa kamu kerja sampai pagi!! “, bentak pak Lee dengan gaya lucu. Laypun menatap Joy begitupula dengan Suzy.
“Pak lihat, tas saya itu sudah dibangku saya, saya itu hanya bosan. Jadi saya jalan – jalan dan saya mengajak Suzy. Dan dia mau karena dia takut dengan saya, iya kan Suzy!”, bentak Joy pada Suzy. Suzy hanya diam membeku.
“Yah kamu sudah salah! Membentak temanmu juga! Kamu berdiri dipojokan sampai kelas saya berakhir. Jangan lupa kaki kanan diangkat dan tangan di telinga”, perintah pak Lee pada Joy. Joy dengan senang hati melakukannya.
“Ya jangan tidur!! “, teriak pak Lee saat sesaat melihat Joy menutup matanya.
Bobby yang sedang berjalan melewati kelas Joypun terkejut saat melihat Joy berdiri didepan kelas dan tanpa pikir panjang ia membuka pintu kelas Joy.
“PAK LEE! KENAPA JOYKU BERDIRI SEPERTI ITU! JANGAN KEJAM DENGANNYA PAK LEE! “, teriak Bobby pada pak Lee
“BOBBY!!! KENAPA KAMU KELUAR SAAT JAM PELAJARAN DAN SEENAKNYA BERKATA SEPERTI ITU “, teriak pak Lee
“Saya hanya bosan dan saya ingin melihat Joyku dan Joyku berdiri seperti itu. Itu menyakiti perasaanku pak Lee”, kata Bobby sambil mendekati Joy. Joy tidak peduli.
“KAMU TIBA- TIBA MENGGANGGU KELAS AJA, KAMU BERDIRI DILAPANGAN”, perintah pak Lee
“DENGAN JOY PAK ?”, balas Bobby dengan sumringah.
“Ani!! Aku lebih baik dikelas ini saja, lebih dingin daripada diluar “, tolak Joy dengan santai.
“KALIAN BERDUA BERDIRI DILAPANGAN! SEKARANG JUGA! JINJJA!”, teriak pak Lee lalu batuk karena keselek.
“Minum dulu pak “, kata Joy dengan santai. Pak Lee terlihat hanya menarik nafas melihat tingkah Joy. Lay hanya tersenyum sinis.
***
“Pabo, kenapa kamu mengikutiku. Lihat disini panas, jinjja! “, omel Joy pada Bobby
“Walaupun panas jika aku denganmu akan terasa dingin “, goda Bobby
“Jangan mendekat”, kata Joy sambil mengeser tubuhnya dari Bobby, tapi Bobby mendekat lagi.
“Lihat aku membawa ponselku dan headset, mari kita mendengar lagu “, kata Bobby dengan tersenyum. Joypun tersenyum.
Merekapun mendengarkan lagu bersama, bernyanyi bersama.
“Joy ah, apa aku boleh tanya sesuatu ?”, tanya Bobby
“Ada apa katakan saja “, balas Joy
“Walaupun aku tau kau akan menikah denganku, tapi aku penasaran “, kata Bobby, Joy malah pergi dan merebut bola dari siswa yang sedang olahraga lalu kembali ke Bobby sambil memainkan bola.
“Lay menyukaimu?”, tanya Bobby