Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
How It Works?
Dreamland
>
Fan Fiction
YOUR DEATH NOTE
Posted by KaptenJe | Senin,30 Maret 2015 at 17:01
9
70796
Status
:
Ongoing
Cast
:
Jin Woo (WINNER), Dara (2NE1), V (BTS), Jung Kook (BTS)
YOUR DEATH NOTE

CHAPTER 2 : Chapter 2

“V-AH KAU DIMANA? MICHOSEOOO?? SUDAH JAM BERAPA INI KITA AKAN TERLAMBAT!!!!” teriakan DaRa dari balik telephone membuat V yang baru saja kembali dari alam mimpi mau tidak mau langsung berlari menuju kamar mandi untuk sekedar manyikat giginya dan mencuci mukanya dengan tergesa-gesa sebelum wanita sassaeng itu membunuhnya.

 

V tidak sengaja tertidur setelah pulang dari kampus. Padahal ketika masih di kampus, DaRa sudah jutaan kali mengingatkannya dan JungKook untuk tidak tertidur karena malam ini adalah jadwal mereka untuk menonton konser EXO. V berjanji menjemput DaRa dan JungKook pada pukul 3 sore, dan karena tertidur, dia akhirnya harus rela membiarkan telinganya yang malang harus mendengarkan teriakan noona gila pecinta idola itu.

 

V dengan asal-asalan memakai celana jeans-nya dan menelusupkan kaos oblong berwarna hitam ke atas tubuhnya. Dia meraih jaket kulit berwarna hitam dari dalam lemari dan segera melesat menuju garasi dengan menenteng sepatu dan kunci mobil. kemudian melajukan mobilnya dengan cepat menuju rumah DaRa.

 

Sesampainya di depan rumah DaRa dia langsung membunyikan klakson mengisyaratkan DaRa segera keluar dari rumahnya. JungKook sudah ada disana, lelaki itu dengan wajah mengantuk berjalan menuju mobil V meninggalkan DaRa yang masih sibuk mengecek ulang barang-barang bawaannya.

 

***

 

 

“ANDWAEEEEEE!!! KAJIMAAAA!! CHANYEOL-AHH SARANGHAEEEEE!!!!” teriakan DaRa membuat kedua lelaki yang berada di samping kanan kirinya itu menutup telinganya dengan kuat. Berakhirnya konser EXO saat ini sepertinya membuat seluruh fans yang datang sangat menggila. Mereka mengelu-elukan nama idola masig-masing meminta mereka untuk tidak mengakhiri konsernya. Hey, memang kalian tidak lelah berdiri disini selama 4 jam dan berteriak-teriak histeris seperti itu sejak tadi? gerutu V menatap perempuan-perempuan gila di sekitarnya.

 

Setelah para fans menangis-nangis bombay karena konser sudah benar-benar selesai, akhirnya mereka rela untuk keluar meninggalkan gedung itu bersama-sama dan tentunya berdesak-desakan. JungKook berada di depan DaRa dan menggandeng tangannya untuk mencarikan mereka jalan keluar. Tangan DaRa yang lainnya merangkul belakang tubuh JungKook berusaha bertahan agar tubuhnya yang kecil itu tidak terdorong perempuan-perempuan brutal di sampingnya. V berada di belakang DaRa dan ikut melindungi tubuh kecil sahabatnya itu agar tidak terdorong.

 

 

“Huahhhh!! akhirnya sampai juga diluar. Perempuan di sebelahku tadi sungguh brutal. Badannya yang sebesar gajah itu membuat pundakku terhimpit” kesal DaRa pada JungKook yang masih terus menggandengnya berjalan menuju parkiran mobil.

“Jangkamman!” DaRa mengentikan langkahnya dan menoleh kebelakan, matanya menelusuri ke segala arah mencoba mencari V yang sejak tadi tidak dilihatnya.

“V mana?” wajahnya didongakkan pada JungKook yang membalas pertanyaannya dengan mengangkat kedua bahu ke atas pertanda tidak tau.

“Coba noona hubungi diaa”

“Tidak bisa, ponselku mati, aku lupa mengisi baterainya tadi. coba kau hubungi dia Kookie-ah”

“Na dooo. ponselku juga mati. Ottokae? apa kita tunggu disini dulu?”

“Emm, sepertinya dia belum keluar, dia tadi ada di belakangku” setuju DaRa dan langsung menempatkan bokongnya di depan pintu masuk gedung. Dia duduk bersila sambil terus memperhatikan setiap orang yang baru keluar dari sana.

“Aku rasa semua orang sudah keluar dari sana? bagaimana kalau kita mengeceknya di parkiran?” usul JungKook setelah satu jam mereka duduk menunggu V. Dia meraih tangan DaRa mengisyaratkannya untuk berdiri dan mengikutinya.

 

“V!!!!! V!!!! DISINIIIIIIII!!! YAAKKK!!V!!!!!” teriak DaRa keras sambil berusaha mengejar mobil V yang tampak melesat jauh meninggalkan gedung itu.

“HYUNGGG!! HYUNGGG!!!!!” JungKook juga ikut berteriak berusaha membuat V mendengar mereka dan menghentikan laju mobilnya. Tapi tidak berhasil, mobil merah V sudah melaju dengan cepat menghilang dari tikungan jalan di depan mereka.

“Aisshhh jinjja! bagaimana bisa dia meninggalkan kita???”

“Mungkin V hyung mengira kita sudah pulang duluan. Lagipula ponsel kita sama-sama mati. Dia sepertinya kesulitan menghubungi kita. Kajja noona, kita bisa pulang naik kereta bawah tanah”  JungKook melambaikan tangan ke arah taksi yang akan melewatinya.

 

 

***

 

 

“Jam berapa?” DaRa mendongak ke arah JungKook yang baru kembali dari tempat informasi untuk menanyakan jadwal keberangkatan kereta.

“2 menit lagi noona! ayo lari!” JungKook dengan cepat menarik tangan DaRa mengajaknya berlari menuju rel kereta api yang masih jauh dari ruang tunggu dan ruang informasi. Mereka berlari dengan cepat mencoba melewati beberapa orang yang sepertinya juga baru menghadiri konser EXO dan akan pulang menggunakan kereta api. Hari yang sudah menunjukkan pukul 1 pagi tidak membuat suasana stasiun kereta api itu menjadi sepi. DaRa dan JungKook melewati eskalator dengan terus berlari, sesekali tampak tubuh kecil DaRa menabrak orang-orang yang dilewatinya.

 

Kereta masih tampak menunggu mereka. DaRa melepaskan genggaman tangan JungKook dan berusaha berlari lebih cepat. Tasnya selempangnya yang tampak berat membuatnya kesusahan untuk berlari dnegan cepat.

 

HAP!!

 

JungKook berhasil masuk ke dalam kereta api lebih dulu, dan pintu masih terbuka lebar. DaRa berada tidak jauh dari depan pintu kereta dan masih terus berlari.

 

“Ah!!” Tas yang sejak tadi tersampir di pundaknya tiba-tiba jatuh ke bawah. Laju kaki DaRa yang sudah beberapa langkah di depan tasnya membuatnya harus berbalik dan mengambil tasnya yang terjatuh.

“NOONAA!! PALLIWAAAA!!!” teriakan JungKook terdengar semakin pelan karena ternyata pintu kereta api sudah tertutup. Kereta api itu segera melaju meningalkan DaRa yang masih jongkok untuk mengambil tas nya yang terjatuh.

“SHIT!!!!” gerutu DaRa sambil melihat kereta api yang sudah tidak lagi terlihat oleh pucuk matanya.

“Ahhh! sepertinya aku harus menunggu kereta selanjutnya” ucapan DaRa terdengar pasrah sambil melangkahkan kakiknya keluar dari stasiun dan berjalan menuju minimarket di sebrang jalan.

 

 

***

 

 

“Aiishhhh! kenapa juga aku bisa lupa mengisi penuh baterai ponselku?” DaRa menyesap ramen yang di makannya dengan kasar sampai terdengar bunyi ‘slurpp’ yang sangat panjang. Dalam 2 kali sumpitan saja, mie ramen yang tampak masih sangat panas itu sudah seluruhnya masuk ke perut kecil DaRa. Dia meneguk kuah ramen yang masih tersisa sampai habis seluruhnya.

 

“Berapa?”

 

Suara yang terdengar familiar bagi DaRa membuatnya dengan refleks menolehkan kepalanya ke arah meja kasir untuk memastikan. Suara yang hanya beberapa kali didengarnya tetapi mempunyai ciri khas membuat DaRa langsung mengetahui pemilik suara tersebut. ‘Lelaki yang menciumnya’. Ya, lelaki itu adalah lelaki menyebalkan yang telah menciumnya di toko buku beberapa hari yang lalu.

 

“Kau?” DaRa sepertinya keceplosan memanggil lekaki itu. Lelaki yang merasa dirinya diperhatikan langsung menolehkan wajahnya ke arah DaRa dan lagi-lagi menatap dengan tatapan dinginnya. Kali ini lebih terlihat sadis pada malam hari. Tanpa menggubris DaRa dia langsung melenggangkan kakinya keluar dari minimarket dengan santai.

“Aisss... lagi-lagi lelaki itu mengacuhkanku! sungguh menyebalkan!” DaRa mendengus kesal sambil meneguk kembali kuar ramen yang belum habis sepenuhnya.

 

Setelah menghabiskan kuah ramennya, dia menatap ke arah luar jendela. Matanya kemudian terpaku pada sesuatu. Lelaki itu masih disana. Lelaki yang menciumnya itu duduk di kursi di luar minimarket sambil meneguk pelan bir yang baru saja  di belinya dari dalam. Sesekali dia melihat lelaki itu menghela nafas dengan keras sampai mengeluarkan asap setelahnya karena pengaruh udara dingin malam ini. DaRa memutar otaknya dan memikirkan sesuatu.

 

“Aku pasti sudah gila! Okay, aku harus tahan untuk menjadi gila malam ini” DaRa seperti berbicara pada dirinya sendiri. Entah apa yang dipikirkannya kemudian dia berjalan menuju lelaki itu dan duduk di depannya.

 

 


***

 

 

“Pijami aku ponselmu” DaRa menyodorkan tangan kanannya ke arah lelaki di depannya. Lelaki itu hanya membalasnya dengan tatapan seperti biasa, DaRa yakin kalau saat ini lelaki itu pasti sedang bertanya-tanya tentang maksudnya meminjam ponsel.

“Aku baru saja ketinggalan kereta. Aku harus menghubungi sahabatku untuk memintanya menjemputku. Jadi pinjami aku ponselmu. Nanti akan ku ganti biaya telefonnya” jelas DaRa panjang lebar

“Apa aku bertanya padamu?” lelaki itu menjawab pelan sambil kembali meneguk bir yang dipegangnya. Jawaban yang membuat wajah DaRa seketika memerah. Hatinya menahan malu karena telah menceritakan semuanya padahal lelaki itu tidak bertanya.

“Aisss arasseo, pinjamkan saja aku ponselmu!” ujar DaRa ketus

“Untuk apa aku meminjamkan ponselku pada orang yang tidak ku kenal?”

“Ya! apa susahnya meminjamkan begitu saja. Lagipula aku sudah bilang kalau aku akan menganti biaya telephonenya. aisssh jinjja”

“Aku tidak membawa ponsel” lelaki itu membuang kaleng birnya yang sudah kosong dan beranjak dari tempat duduknya berjalan meninggalkan DaRa yang masih tidak percaya dengan adanya sosok lelaki yang menyebalkan seperti dia di dunia ini. DaRa tidak berkedip melihat punggung lelaki itu sambil sesekali mendengus kesal dengan kata-kata mengutuk.

“Kalau kau mau, kau bisa ikut aku ke apartemenku, aku akan meminjamkanmu ponselku” lelaki itu bebicara dengan sedikit berteriak pada DaRa yang jaraknya sudah agak jauh darinya tanpa menolehkan kepalanya.

 

DaRa langsung tersentak dan bangkit dari tempat duduknya setelah didengarnya kata-kata itu. Dia berlari kecil berusaha menyamakan langkahnya dengan ‘lelaki yang menciumnya’.

 

“Namamu siapa? kenalkan, namaku DaRa”

“Apa aku bertanya?” lagi-lagi jawaban lelaki itu menohok hati DaRa

“Ya! bisakah kau hanya menjawab pertanyaanku saja? menyebalkan sekali”

“Jin Woo. nae ireumi (namaku)” lelaki itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Mencoba mendapat kehangatan dari dalamnya. DaRa mengikutinya dengan langkah yang ringan masuk ke gedung apartemen yang letaknya tidak jauh dari minimarket yang didatanginya tadi.

 

 

***

 

 

“Yoboseyooo... V-ah!!!” teriak DaRa kegirangan ketika V mengangkat panggilannya. Jin Woo menatapnya dengan dingin lagi, membuat DaRa langsung mengkoreksi ekspresinya mencoba berbicara dengan V setenang mungkin.

“Kau dimana? Ini nomor ponsel siapa? Apa kau belum pulang? YAK! NEON MICHEOSSEO! INI SUDAH PAGI BUTA KAU TAU!!!??” teriakan V dengan nada yang khawatir ternyata lebih bisa menebabkan gangguan pendengaran dibandingkan teriakan DaRa sebelumnya.

“Tidak salah kau mengomel padaku? bukannya kau yang meninggalkanku dan Kookie disana? Eiyyy jongmal”

“Aku sudah satu jam menunggu kalian di parkiran, kukira kalian sudah duluan. Mana JungKook, aku mau berbicara dengan bocah itu”

“Yak yak! siapa yang kau sebut bocah? Fikirannya lebih dewasa darimu dasar bocah!! Dia tidak denganku, kami terpisah tadi di stasiun. Jangan tanya kenapa dan segeralah menjemputku sekarang. Aku sangat mengantuk!”

“Kau dimana?”

 

Mendengar pertanyaan V barusan, DaRa langsung refleks menolehkan wajahnya ke arah Jin Woo yang sedang duduk di atas sofa dan menyilangkan kedua tangan di atas dadanya. Lelaki itu terlihat sedang memperhatikan percakapan DaRa dan V.

 

“Apa aku pernah berkata padamu kalau kau boleh menunggu temanmu itu di rumahku?” perjelas Jin Woo dengan memejamkan matanya perlahan. Matanya yang sudah sangat mengantuk sejak tadi akhirnya berhasil dipejamkan dengan keren.

“Aissshhh lelaki itu dasar!” rutuk DaRa sepelan mungkin berusaha agar suaranya tidak didengar oleh Jin Woo maupun V. “Jemput aku di stasiun kereta dekat gedung konser tadi. Aku menunggumu di ruang tunggu.

“Arasseo, aku akan menjemput supirku dulu karena aku tidak bisa menyetir saat ini”

“Ah, waeeeee?????” tanya DaRa dengan ketus

“Aku sangat mengantuk! kau mau kita mati bersama nanti???” Jawab V dengan nada yang jauh lebih ketus dari Dara.

“Arasseo kenno (aku tutup)”

 

DaRa mengakhiri percakapannya dengan V, dia kemudian dengan cepat meletakkan ponsel Jin Woo di meja. Matanya kemudian menatap ragu ke arah Jin Woo yang sepertinya sudah terlelap. Hati DaRa sangat bingung, saat ini dia sangat membutuhkan charger untuk mengisi ulang baterai ponselnya. Dia ragu kalau harus membangunkan lelaki mengerikan itu. Yang ada nanti bisa-bisa dia diterkam dengan gigi taring yang tersembunyi di balik bibir merahnya itu.

 

DaRa melambai-lambaikan tangannya ke depan wajah Jin Woo. Dia mencoba memeriksa jika Jin Woo sudah benar-benar terlelap. Dia mengurut-urut dadanya pelan berusaha menenangkan degup jantungnya sendiri, kemudian beranjak dari dekat Jin Woo dan berjalan sambil memutar matanya, mencoba mencari tempat dimana Jin Woo menyimpan charger ponselnya.

 

Perempuan itu melangkahkan kakiknya mendekati sebuah ruangan tertutup yang sudah pasti adalah kamar tidur Jin Woo, mengingat hanya ada satu ruangan terpisah di dalam apartemennya. DaRa membuka pintu dengan sangat berhati-hati, berusaha membuat suara sepelan mungkin agar tidak membangunkan lelaki yang tengah tertidur diatas sofa yang letaknya tidak jauh dari tempat dia berdiri sekarang.

 

DaRa memutar matanya, dia mencoba memperhatikan seluruh isi kamar itu tanpa ada yang terlewat. Nuansa gelap sangat terasa sesaat setelah dia membuka pintu kamar. Warna merah darah bercampur dengan warna hitam yang digunakan oleh springbed king size yang berada tepat di tengah-tengah kamar membuat semua mata yang melihatnya pasti akan berdecak kagum bercampur heran. Kamar itu lebih mirip seperti set syuting film horror yang sering dilihatnya di televisi.

 

Kali ini DaRa memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Matanya sangat tertarik dengan 5 pigora yang tergantung sejajar di diding. Setiap pigora bertuliskan sebuah nama yang sepertinya ditulis dengan tangan. Nama pertama adalah Kim Jae Chul, lalu Han Nae Bi, Kim Jin Ah, Park Soo nam dan nama terakhir masih kosong. Kertas di urutan terakhir belum terisi apapun, hanya gambar berpola aneh di atasnya yang sama seperti setiap kertas yang lain.

 

DaRa menatap lekat-lekat pola tersebut, berusaha merekam dengan memorinya untuk mencoba mengingat-ngingat gembar pola yang sepertinya pernah di lihatnya di suatu tempat.

 

 

“Apa kau mempunyai ijin untuk masuk ke kamarku DaRa-ssi?”

 

DaRa terlonjak mendengar suara itu, ekspresinya berubah menjadi panik setelah mendengar suara berat Jin Woo dari balik tubuhnya.

 

“Wae? apa kau tertarik dengan Death Note itu?” lanjut lelaki itu lagi. Suaranya yang lebih terdengar menyeramkan dari sebelumnya saat menyebut kata Death Note tak ayal langsung membuat bulu kuduk DaRa berdiri. Kakinya tidak mampu digerakkan bahkan untuk menoleh ke arah lelaki di belakangnya itu sekalipun. Ya, benar, pola yang sangat familiar olehnya itu ternyata pola gambar yang biasanya digunakan oleh film-film horor untuk menggambarkan Death Note ataupun Dewa Kematian.

“Death Note? apa dia dewa kematian?” gumam DaRa dalam hati mencoba berfikir menggunakan akal sehatnya. “Maldoandwae, jaman seperti ini? dewa kematian? oh, ayolah.. V pasti akan meledekku habis-habisan jika aku mempercayai omongan lelaki gila ini”

DaRa menempelkan ibu jari dan jari telunjuknya ke atas wajahnya, dia menarik bibirnya hingga menampakkan senyuman dan menghilangkan ekspresi kepanikan seperti sebelumnya. Kemudian dia berbalik dengan tenang ke arah Jin Woo yang masih berdiri disana menunggu jawabannya.

 

“Yahh.. sebenarnya aku hanya ingin meminjam charger mu tanpa mengganggu tidur nyenyakmu Jin Woo-shi. Tapi sepertinya aku membangunkanmu ya? ah mian, aku tidak jadi meminjam chargermu dan akan langsung saja pergi dari sini” DaRa menjawab Jin Woo dengan panjang lebar sambil melangkahkan kakinya mendekati lelaki itu. Kemudian dia berhenti tepat di sebelah Jin Woo dan membisikkan sesuatu padanya.

“Thanks for your help, dan aku sarankan untuk berhenti membaca buku bertema horror dan pembunuhan yang sudah bertumpuk penuh di sebelah tempat tidurmu itu. Aku fikir kau sudah mulai gila” bisik DaRa pelan dengan penuh penekanan tepat di sebelah telinga Jin Woo sebelum akhirnya melengang pergi meninggalkan Jin Woo dengan meninggalkan hawa nafas hangat yang masih menempel di tengkuk lelaki yang masih mencoba mengontrol detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak liar.

 

***

Please Leave Your Comment or Love^^


Tags:
Komentar
RECENT FAN FICTION
“KANG MAS” YEOJA
Posted Rabu,16 Juni 2021 at 09:31
Posted Senin,20 April 2020 at 22:58
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 23:42
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:08
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
FAVOURITE TAG
ARCHIVES