CHAPTER 1 : Mirror (Oneshoot)
Annyeong^^, salam kenal semuanya.. kenalin aku Julia, tapi kalian bisa panggil aku Jusooya sebagai nama penaku hehhe, sebenernya ini pertama kalinya aku memposting ffku di dreamers, dan sebelumnya juga ff ini sudah pernah aku publish di salah satu website fanfict.. jadii kalo misalkan ada yang pernah baca maklumin yaa heheh :D , kalau gitu enjoy readers! semoga sukaa yaa~~
comment kalian sangat berarti looh ^^
******
Matahari pagi menyinari jalananan lurus kota kecil di korea selatan yang di sampingnya terdapat banyak toko berbagai macam jenis untuk dilihat dan dibutuhkan tentunya, tak sedikit orang-orang yang berlalu-lalang di sepanjang jalan itu, entah hanya untuk sekedar memanjakan mata ataupun membeli barang sekaligus.
Nampak seorang yoeja tua berkulit putih berjalan menelusuri sepanjang jalanan itu, ia menoleh kekanan dan kekiri seperti sedang mencari-cari sesuatu, sampai akhirnya ia berhenti didepan toko kecil yang menjual perabotan-perabotan antik dan kuno, ia tersenyum kecil lalu memasuki toko kecil itu.
Yoeja tua itu meneliti satu-persatu perabotan antik yang terdapat ditoko kecil itu, dan sampai akhirnya matanya terhenti kepada sebuah cermin klasik tua yang terlihat elegan, ia menghusap-husap lembut besi kerangka cermin itu dan tersenyum puas, lalu ia menoleh kearah penjaga toko yang sedang asyik membaca koran
"joesonghamnida,ajusshi" wanita itu menatap penjaga toko yang sedang asyik membaca koran disudut toko tersebut
"ne, ada yang bisa saya bantu nona?" jawab penjaga toko itu ramah berjalan kearah yoeja tua itu
"saya ingin tanya, berapa harga kaca antik ini?kelihatannya mahal ya?" yoeja tua itu tersenyum pahit di akhir kalimatnya
"aniyeo, memang kaca ini terlihat mahal dan mewah nona, saya menemukan kaca ini di tempat pembuangan lalu saya bersihkan dan saya jual, harganya hanya 40.000 won nona"
wanita itu membelalakan matanya tidak percaya, "jinjja? kaca kuno mewah seperti ini hanya 40.000 won? murah sekali ajusshi, baiklah kalau begitu saya ambil cermin ini" jawab yoeja itu menunjukan ekspresi senangnya
"semoga ia suka dengan kado ulang tahunnya"
*********
Seorang namja berseragam sekolah memasuki pagar rumah sederhana yang terletak tidak jauh dari jalan raya, ia menaruh sepeda usangnya disamping halaman rumah lalu masuk kedalam rumah dengan santai.
Melihat pintu terbuka seroang yoeja tua yang sedang memasak itu langsung menghampiri namja yang ternyata putra semata wayangnya, "sehunnie kau sudah pulang rupanya" yoeja tua itu tersenyum lembut lalu mengecup pipi kanan sehun
sehun yang mendapat perlakuan manis dari oemmanya itu sedikit memundurkan kepalanya, "oemma.. aku bukan anak kecil lagi" ia mengerucutkan bibirnya lucu membuat oemmanya itu gemas
"aigoo, oemma tahu anak oemma sekarang sudah besar,bersihkan dulu badanmu itu..'yoeja itu menutup hidungnya', kau ini sekolah atau bekerja di peternakan sih, bau sekali, cepaat mandi!" ia memberi isyarat melalui kedua telapak tangannya agar sehun cepat mandi disusul dengan raut muka sehun yang tidak mengenakan seperti mengatakan"oemma bawel sekali"
sehun lalu menaruh tasnya asal dan memasuki kamar mandi, didalam kamar mandi sehun masih mendengar omelan oemmanya yang membahas tasnya yang ia geletakan sembarangan tadi,"aish..oemma bawel sekali" decak sehun kesal.
Namanya adalah Oh sehun, namja tampan yang terlahir di keluarga yang sederhana, oemmanya hanya membuka catering kecil-kecilan yang setidaknya masih bisa membiayai sekolah sehun dan juga makan untuk keduanya, appa sehun sudah meninggal sejak sehun masih dikandungan ibunya, sehun tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah dan ia bahkan hanya tau ayahnya melalui foto yang ibunya berikan, ia sama sekali tidak mengetahui bagaimana rasanya mempunyai seorang ayah dan sangat ingin tahu bagaimana rasanya itu,tetapi ia selalu mengabaikannya, baginya oemmanya sudah lebih dari cukup, bisa menjadi ayah,ibu bahkan teman sekaligus.
**********
Sehun membuka pintu kamarnya, handuk putih pun masih membaluti rambutnya yang basah itu, ia duduk di ujung kasurnya, menghelakan nafas pelan,entah kenapa hari ini terasa sangat lelah bagi sehun, ia tidak tahu apa penyebabnya, mungkin karena aktivitas disekolahnya yang terlalu padat dan tugas yang menumpuk, kalau lelah akibat eskul itu tidak mungkin, seorang oh sehun tidak akan mungkin mengikuti eskul yang memang diadakan sekolah untuk membantu muridnya menyalurkan hobi atau bakat dan tentunya untuk mendekatkan diri terhadap semua murid, dan kalimat terakhir itu yang sangat sehun tidak suka,
apa yang salah didalam diri sehun,ia pun juga merutuki dirinya sendiri yang memang disekolah ia sama sekali tidak pernah mendekatkan diri dengan siapapun, bukan karena ia tidak disukai, mana mungkin seorang namja tampan,putih,tinggi,memiliki badan atletis seperti sehun tidak disukai, ia bisa saja populer disekolahnya jika ia tidak menutup diri seperti sekarang ini, didalam lubuk hatinya yang paling dalam, ingin sekali ia berusaha untuk ramah terhadap terhadap semua teman-temannya, namun apadaya otak dan hatinya selalu tidak menyatu,mempunyai jalan yang berbeda.
Sehun akhirnya memutuskan untuk beranjak dari kasurnya yang ia duduki tadi, mengingat akan tugas dari seosengnim yang tidak segan-segan memberikan setumpuk tugas untuk muridnya, ia berjalan menuju meja belajarnya,namun belum sempat ia sampai di meja belajarnya manik matanya tertuju kepada cermin antik tua yang dilapisi oleh bingkai bertekstur unik,
ia mendekatkan wajahnya kecermin itu, meneliti sudut demi sudut likukan bingkai cermin itu, satu kata yang terucap dibibir sehun adalah 'sempurna', ada hal yang tertinggal yang kalian belum ketahui mengenai sehun, siapa sangka lelaki putih yang terkesan tanpa ekspersi disekolah ini justru akan terlihat menggemaskan jika ia mendapatkan atau menemukan barang-barang kuno dan antik, seperti anak kecil yang mendapatkan permen, ia sangat menyukai barang-barang antik dan juga kuno terlihat dari seluruh dekorasi kamarnya yang justru menurut anak seusianya akan sangat menolak jika mempunyai kamar seperti sehun yang terkesan horor bahkan seperti ruangan kamar dikastil-kastil jaman dahulu
setelah puas tersenyum, terkagum-kagum dengan cermin yang berada dikamar itu, ia melihat secarik kartu kecil berwarna biru muda tergantung di sudut kanan kerangka cermin, ia menarik kartu kecil itu dan membaca pesan didalamnya
Oh Sehun,
anak oemma ternyata sudah beranjak dewasa rupanya, akhirnya kau memasuki usiamu yang ke-18 tahun, saengil chukhae Sehunnie! oemma sangat mencintaimu,hanya ini yang bisa oemma berikan untukmu, maaf jika oemma tidak bisa membuat pesta besar-besaran untukmu layaknya anak seusiamu yang sangat menginginkan pesta ulang tahunnya dibuat semeriah mungkin,bahkan kue ulang tahunpun oemma tidak bisa berikan untukmu, mianhae...
semoga kau menyukai kado pemberian dari oemma sehun-ah.. sekali lagi saengil chukhae
salam sayang,
oemma
Sehun tersenyum sekaligus terharu membaca pesan kecil dari oemmanya itu, bahkan oemmanya tidak langsung memberi ucapan langsung terhadap anaknya dan memberikan kado itu langsung dihadapannya, melainkan menaruhnya langsung dikamar sehun membiarkannya mengetahui sendiri, benar-benar aneh..
akhirnya sehun dengan terburu-buru keluar kamarnya dan menghampiri oemmanya yang sedang sibuk menonton drama dengan tissue bertebaran disisi sofa, "oemmmmaa..." teriak sehun sembari berlari kearah oemmanya tidak peduli melihat raut wajah oemmanya yang memerah akibat efek dari drama romantis itu,
refleks oemmanya kaget dan menoleh kesumber suara mendengar teriakan sehun yang melengking,
"wae..wae?? kenapa kau berteriak seperti itu? apakau tidak melihat oemma sedang menonton drama yang sangat bagu ini?" omel oemma sehun yang tidak digubris sama sekali oleh sehun, sehun kemudian memeluk erat oemmanya yang masih bingung dengan kelakuan anak semata wayangnya itu
sehun mengecup pipi kiri oemmanya disela-sela pelukannya yang erat seraya membisikan sesuatu ditelinga oemmanya "gomawo oemma, kado itu sudah lebih cukup dari apapun" sehun tersenyum tulus melepaskan pelukannya perlahan
**********
Sehun sudah mengkacingkan kemejanya dengan rapih dan juga memasang dasinya, matahari pun belum terbit dengan sempurna namun sehun harus bergegas pergi kesekolah karena ia harus mengumpulkan tugasnya yang menumpuk yang kemarin sudah ia janjikan dengan songsaengnim sebelum jam 7, dan ia harus segera menaruh tugasnya di meja Cho songsaengnim, guru terkiller disekolahnya sekaligus wali kelasnya itu
Sehun mengambil jas sekolahnya yang tergantung dibelakang pintu kamarnya, baru saja ia ingin keluar kamarnya ia teringat sesuatu, ia belum melakukan kebiasaan atau bahkan mungkin sudah ia jadikan kewajiban, yaitu memakai jel rambut, entah mengapa sehun justru tidak menyukai style rambut pria muda jaman sekarang yang justru malah memanjangkan rambutnya bahkan terkadang matanya tidak terlihat akibat terutup dengan poni yang menurut sehun itu sangat mengganggu penglihatannya, oleh karna itu sehun lebih memilih memoleskan jel rambut nya yang membuat rambutnya terlihat lebih rapih
sehun berbalik arah mengambil jel rambut yang tergeletak asal disamping tempat tidurnya lalu berjalan menuju cermin pemberian oemmanya yang sudah tergantung di dinding dengan rapih, ia mengambil jel itu sedikit lalu mengoleskannya searah ke seluruh helaian rambutnya lalu menyisirnya dengan rapih, dirasa cukup sehun menutup tutup kemasan jelnya itu dan ingin beranjak pergi, namun tunggu... ia merasa ada yang sedikit berbeda dengannya hari ini
sehun berusaha menjelajahi seluk beluk wajahnya mencari-cari dimana keanehan itu, sesaat sehun memegangi ujung matanya, "mataku.. kenapa mataku terlihat lebih besar dari sebelumnya?" sehun mengerutkan keningnya heran, "apa karena aku akhir-akhir ini selalu tidur telat akibatnya mataku membesar?" seketika sehun menggeleng dengan cepat, "ah anii, mana mungkin begitu, yang ada seharusnya kantung mataku yang menebal membuat mataku semakin sipit, namun mengapa ini melebar?dan sepertinya ada yang berbeda dengan hidungku?" sehun berdecak bingung, lalu ia berusaha tidak memikirkan hal itu dan bergegas pergi
**************
Bel istirahat berbunyi, semua murid berhamburan menemukan aktivitas mereka masing-masing setelah 4 jam sudah mereka dinodai(?)dengan berbagai macam pelajaran yang membosankan, seluruh murid-murid terlihat sudah memenuhi koridor sekolah mencapai tujuan mereka, ada yang berlari menuju kelas tetangga dan duduk berbincang, ada juga yang pergi menuju kantin, ada juga yang masih betah berkutik membahas pelajaran yang diberikan oleh songsaengnim, sedangkan sehun? Sehun lebih memilih berjalan menuju ruangan perpusatakaan yang berada dipaling ujung koridor.
Ya seperti inilah keseharian sehun, ia tidak menyukai pergi kekantin untuk sekedar membeli minum ataupun duduk santai di taman sekolah yang rimbun, ia menyukai perpustakaan karena sunyi, dan juga ia selalu dibuatkan sarapan oleh ibunya, walaupun sebenarnya perarturan sekolah melarang keras seluruh murid bahkan seluruh orang yang beradadi perpustakaan untuk makan, namun tidak bagi sehun, ia tidak peduli dengan larangan itu, baginya ia makan dengan rapih kok, tidak menyisakan satu noda sedikitpun
Sehun mengambil novel tebal klasik tua yang bercerita tentang lagenda naga dan duduk disebuah kursi dengan meja panjang didepannya, setiap hari ia selalu membaca novel berbagai macam novel lagenda sembari tangan kanannya menggengam roti yang sudah terbuka bungkusnya, tiba-tiba seorang namja yang tidak lebih tinggi dari sehun bersama namja berkacamata bulat yang jauh lebih pendek dan juga namja berkulit tan itu mengahmpirinya
"apakau sudah membaca lagenda Ryujin yang berasal dari Jepang?" tanya namja pendek yang tidak memakai kacamata yang sekarang sudah berdiri disamping sehun, dimana sehun sedang duduk
sehun menoleh kearah sumber suara itu, lalu buru-buru ia menatap bukunya kembali."belum" jawabnya singkat dan datar
namja pendek disampingnya itupun tersenyum, ia sudah terbiasa melihat respon sehun yang memang selalu begitu kepada semua orang, "kalau begitu ini", namja itu menyodorkan sebuah buku yang tidak kalah tebalnya dengan yang sehun baca diatas meja
sehun kembali menoleh lagi lalu menatapnya heran, "untuk apa?"
"jelas untuk kau baca, aku tahu kau sangat suka membaca lagenda" namja itupun tersenyum kembali
sehun menatap namja itu tajam, seolah mencari-cari kejanggalan diraut muka namja itu, hasilnya nihil ia tidak melihat ada tujuan buruk melalui mata namja pendek itu
"gomawo",sehun mendengus pelan, "apakau memberikan ini hanya untuk basa-basi?"
"ah aniyeo, aku hanya ingin mengajakmu berteman, aneh rasanya jika kita sekelas tetapi tidak mengenal satu sama lain, dan akupun tidak enak melihatmu selalu diolok-olok dengan sebagian anak dikelas kita" belum sehun menjawab namja itu memotong pembicaraan lagi
"setidaknya jika kau dipojokan dan dikerjai oleh anak-anak brengsek itu masih ada kai yang mau menolongmu, ia pandai berkelahi, senyuman manis mengembang dibibir namja itu sembari menepuk pelan pundak namja berkulit tan yang berdiri disampingnya,"dan juga kyungsoo, si cupu ini juga pasti akan membantumu mencari-cari lagenda seru lainnya, jangan ragukan dia" namja pendek itu menoleh ke arah si cupu kyungsoo yang disusul dengan death glare mematikannya yang bisa dilihat jelas dibalik kacamata bulatnya itu, lalu namja pendek itu terkekeh
sehun berdecak pelan, "itu sama saja kau basa-basi memberikan buku ini suho-ssi, dan aku tidak butuh bantuan siapapun" sehun menegaskan kata terakhirnya dengan datar lalu ia bangkit dari kursinya dan meninggalkan suho,kai dan juga kyungsoo yang masih terpaku menatap punggung sehun yang perlahan menjauh
"anak itu memang benar-benar aneh" gumam suho disahut anggukan oleh kai dan juga kyungsoo yang berdiri di samping suho
**********
Sehun hari ini malas pulang sore, seharunya pasti ia pulang sore karena ia masih sangat penasaran dengan kelanjutan dari novel lagenda yang ia baca diperpustakaan saat bel istirahat, namun mengingat akan suho dan kedua temannya itu dan juga peraturan menyebalkan dari sekolah yang tidak boleh meminjam buku perpustakaan karena diragukan murid sangat tidak suka mengembalikan buku akhirnya sehun memutuskan untuk membaca nanti, mungkin besok saat bel istirahat tiba, ia sebenarnya bisa pulang sedikit sore seperti biasa yang ia lakukan, namun ia malas pasti si ketua kelas suho dan kedua temannya yang menurutnya aneh, namja hitam yang memang jagoan sekolah bernama jongin tetapi lebih akrab dipanggil kai dengan lelaki cupu disekolah bernama kyungsoo yang pandai dan tidak pernah dibully oleh murid dikelas dikarenakan ia dijaga ketat oleh kai sang jagoan itu memuakan dirinya, ia sangat tidak suka diajak berteman oleh siapapun,
mungkin seluruh murid disekolah selalu menganggap sehun lemah dan juga kuno akibat stylenya yang kuno yang berbeda dengan remaja seusianya dan tidak pernah melawan sekalipun jika ia dibully atau bahkan dikeroyoki tanpa sebab, tetapi sebenarnya bukan berarti sehun tidak bisa melawan, manamungkin lelaki seperti sehun yang mempunya tubuh atletis sama seperti jongin tidak bisa melawan murid menyebalkan yang selalu mencari onar dengan sehun, mungkin jika ia berduet dengan kai mereka sudah tidak akan bisa bergerak, tetapi ia tidak mau menunjukan itu, baginya itu percuma, hanya membuang tenaga
.
.
.
Sehun terbaring dikasur kamarnya dengan kedua tangannya mengadah untuk dijadikan bantal bagi kepalanya, ia lapar, tetapi tidak ada makanan sama sekali dan oemmanya belum kunjung pulang kerumah akibat pesanan yang lagi menumpuk yang harus oemma sehun antarkan ke pelanggannya, sehun bosan, ia ingin sekedar berjalan-jalan mengitari jalanan dekat rumahnya tetapi cuaca sedang tidak mendukung, menonton televisi? tentu saja jam segini film action kesukaannya belum ada, alhasil ia berbaring dikasurnya berharap ia bisa beristirahat sejenak.
di sela-sela sehun ingin menutup matanya,ia kembali membuka matanya karena merasa janggal dengan cerminnya yang menghadap langsung kearah dimana ia sedang berbaring saat itu, ia memandang heran, cermin itu tampak gelap, seharusnya cermin itu bening dan memantulkan dirinya saat ini dengan baik, tetapi kenapa ia memandang cermin itu dirinya terlihat samar dan gelap, "apa aku mengidap penyakit mata?" gumam sehun pelan lalu beranjak mendekati cermin itu penasaran
samar-samar ia melihat pantulan wajahnya dicermin itu, dan tentunya masih heran dengan matanya yang bulat sempurna, ia melambai-lambaikan tangannya itu ke cermin dan pantulan cermin itu juga berbuat hal yang serupa layaknya fungsi cermin yang memang memantulkan cerminan sesuatu dihadapannya, ia lalu mencoba memiringkan wajahnya ke kanan dan kekiri, dan cermin itu juga memantulkan cerminan yang serupa dengan apa yang sehun lakukan, namun di saat sehun sudah berhenti menggerakan kepalanya tetapi pantulan cermin itu masih menggerakan kepalanya yang mebuat sehun terlonjak kaget bukan main
"A-AP-APA-APPA-APA-APA-APAAN INI!" sehun menutup matanya tidak percaya dengan hal yang ia lihat didepan matanya sahat ini "sesuatu tidak beres dengan mataku, pasti" gumam sehun didalam hati
cermin yang ia lihat itu kini terdiam tidak menggerak-gerakan kepalanya seperti tadi, sehun dengan badan yang sudah bergetar ketakutan mencoba menggerakan kepalanya sekali lagi berharap apa yang ia lihat hanyalah ilusi matanya saja, dan pantulan cermin itu kembali meniru apa yang sehun lakukan sampai akhirnya tiba-tiba pantulan itu terdiam tanpa ekspersi disaat sehun masih menggerakan kepalanya, lagi-lagi ia terkejut bukan main, badannya semakin bergetar hebat, ingin rasanya sehun mengangkatkan kaki sekarang juga namun kakinya sudah terlalu lemas untuk berjalan masih terkejut dengan pengalaman mengerikan yang ia alami ini, ia masih menatap cerminan itu dengan seksama dan tiba-tiba pantulan itu menyeringai sedikit mengerikan membuat sehun jatuh seketika ke lantai
"Halo" sapa cerminan dirinya itu menyapa sehun yang terjatuh lemas dilantai
sehun masih terdiam menutup mulutnya rapat-rapat namun pandangannya masih tertuju lurus oleh pantulan itu
"hei, hei? kau kenapa duduk dilantai seperti itu?" tanya cerminan dirinya yang heran melihat wajah sehun memucat dan terduduk lemas dilantai
"k-k-kau ini si-i-siapa?" tanya sehun terbata
namun cerminan dirinya itu tertawa sekilas melhat ekspresi sehun yang ketakutan
"ah, gwenchana.. tidak usah takut.. aku tidak akan melukaimu" ujar cerminan itu tersenyum lembut, tidak menyeringai menyeramkan seperti tadi
"kau ini siapa?" tanya sehun yang sudah bisa menetralkan kondisi tubuhnya dan berdiri kembali, ia rasa ia sudah gila berbicara dengan bayangannya sendiri
"aku luhan, namamu siapa?" sehun masih terdiam, ia sangat tidak percaya dengan apa yang ia lihat, ia mencoba untuk memukul telapak tangannya dan ia merasakan sakit, tidak.. ini tidak mimpi, ini.. ini kenyataan, setelah sehun berusaha menenangkan pikirannya dan ketakutannya ia pun membuka suara
"aku sehun, oh sehun, jawab pertanyaanku!"sahut sehun sedikit geram
"apa yang harus kujawab? bukannya sudah ku jawab?, aku luhan"
"yak! maksudku kau ini berasal dari mana?" sehun sedikit jengkel dengan cerminan ini, membuatnya ketakutan dan juga kesal sekaligus
cerminan itu tertawa sebentar menunjukan deretan gigi putihnya,"ah aku.. aku itu adalah mah- ani bukan maksudku aku adalah arwah tersesat" cerminan itu tersenyum kikuk,
sehun mentautkan kedua alisnya,"arwah tersesat?"
cerminan itu mengangguk mantap disela-sela senyumannya, "ya, aku sudah meninggal 2tahun yang lalu akibat kebakaran yang terjadi dirumahku, dan akupun tertimpa cermin besar dan akhirnya atap rumah yang sudah terbakar jatuh mengenaiku dan aku.., cerminan itu tersenyum kecut, dan aku terjebak di cermin ini,untunglah oemmamu membeli cermin ini dan akhirnya aku bisa mempunya teman" sorak cerminan itu girang
"hei siapa juga yang ingin berteman denganmu" sehun menatap tajam cerminan itu
"sudahlah sehunnie, kau jangan menunjukan tatapan tajammu itu kearahku, aku sudah tau bagaimana kelakuan aslimu, yang sebenarnya.., lagi-lagi cerminan itu tertawa di sela-sela bicaranya, yang sebenarnya bahwa kau ternyata seperti bayi yang menggemaskan" sahut cerminan itu sembari mengepalkan kedua tangannya disamping kanan dan kiri dengan raut muka yang dibuat semenggemaskan mungkin tetapi malah membuat sehun bergidik ngeri
sehun mencibir, "kau ini menyeramkan, pantas saja aku merasa ada yang berbeda dengan wajahku"
"heei panggilah aku dengan sebutan hyung, aku lebih tua darimu" cerminan itu menatap sehun sebal
entah mengapa sehun merasa ada yang berbeda dengan cerminan ini, merasa bodoh karena ia berbicara dengan cermin namun ia merasa seperti mendapatkan kasih sayang seorang kakak laki-laki
"apakah ini rasanya mempunyai kakak?" batin sehun
dan tidak tahu ada angin apa sehunpun luluh dengan cerminan namja yang sangat mirip dengannya hanya saja matanya yang lebih bulat dan hidung yang tidak terlalu mancung seperti sehun
"okelah, hyung" jawab sehun dengan penekanan diakhir kalimat seperti mengejek
"yak! kau ini!" cerminan yang bernama luhan itupun mengepalkan tangannya seraya ingin menjitak kepala sehun, namun sehun buru-buru menjulurkan lidahnya lucu
"apa? kau ingin memukulku? pukul saja.. pukul saja kalau bisa" sehun menempelkan kepalanya ke cermin itu agar luhan bisa menjitaknya namun ia tahu bahwa luhan tidak pernah bisa menyentuhnya,ia hanya sebuah pantulan cermin..
pantulan cermin yang bisa meluluhkan dinginnya oh sehun...
pantulan cermin yang bisa membuat hari-hari sehun lebih berwarna...
pantulan cermin yang bisa membuat sehun merasakan apa arti seorang saudara...
pantulan cermin yang awalnya sehun anggap berarti dihidupnya setelah ibunya...
pantulan cermin yang membuat sehun buta...
buta karena sandiwara yang sempurna, sangat sempurna...
karena.. tidak selamanya yang kita anggap baik itu semuanya baik hanya dilihat dari satu sisi...
karena selama ini juga sehun sudah larut didalam sandiwara oleh pantulan cermin bernama luhan yang akan merenggut jiwanya saat ini
*********
Sehun terbaring lemah dilantai dengan leher yang sudah ditahan oleh jari-jemari putih pucat, bukan, itu tidak bisa disebut putih pucat bahkan lebih bisa disebut dengan kebiruan dan juga bercak-bercak pink warna dasar kulit
wajah itu sangat ia kenal, ya itu adalah luhan.. orang yang sangat ia kenal, sebenenarnya ia tidak bisa disebut sebagai orang, melainkan mahluk yang mengerikan yang saat ini sehun lihat, saat ini tubuh sehun sudah terkulai lemas akibat pertarungannya dengan orang yang sangat dekat dengannya akhir-akhir ini, tidak disangka bahwa ia adalah monster yang menyamar sebagai pangeran
sehun masih dapat mengenali wajah luhan walaupun sekarang bukan luhan yang ia kenal sebelumnya, luhan saat ini adalah mahluk aneh yang memiliki kulit pucat bahkan tidak memiliki kulit seperti manusia, ia lebih bisa dibilang seperti mahluk tanpa daging, sekujur tubuhnya sangat kurus bahkan terlihat kerangka tulang tubuhnya yang sudah jelas bukan disebut sebagai kerangka manusia, kerangka badannya menyerupai macan yang tidak berekor dan mempunyai tekstur wajah seperti manusia hanya saja tidak memiliki daging dan hanya dibalut oleh kulit-kulit tipis yang mengkilat
saat ini juga nyawa sehun sudah berada ditangan luhan ia masih mengingat menit-menit terakhir sebelum ia terkulai lemas seperti ini, hal itu kembali berputar diotaknya
Flashback
Sehun masuk kekamarnya dengan terburu-buru, ia ingin menunjukan robot iron man yang ia tahu bahwa luhan sangat menyukai iron man sewaktu ia masih hidup, ia sengaja membeli robot iron man itu di sebuah toko mainan, karena harganya tidak terlalu mahal,sehun membelinya dan berniat untuk menunjukan kepada luhan karena seharusnya kalau luhan masih hidup ia sedang berulang tahun hari ini
"Luhan! Luhan hyung!!" teriak sehun kearah cermin kuno miliknya, namun luhan tidak menampakan wujudnya
"Luhan hyung! lihat apa yang kubawa" sehun mengangkat robot iron man yang masih dibungkus rapih itu kearah cermin, tetapi luhan belum juga menampakan wujudnya
"Hyung.. kau jangan bermain-main padaku.. aku sudah tahu kebiasaanmu seperti ini lalu tiba-tiba kau muncul dengan seringaianmu yang terlihat mengerikan, tetapi aku sudah tidak takut" celoteh sehun seorang diri
menyadari luhan yang tidak kunjung muncul, akhirnya sehun memutuskan untuk hendak pergi
"baiklah kalau begitu kalau kau tidak ingin melihat iron man ini" sehun berbalik namun tiba-tiba ada yang memanggil sehun, siapa lagi kalau bukan luhan
"sehun" ujar luhan datar
sehun menoleh kearah luhan dan tersenyum senang
"aku tahu kalau kau hanya mengerjaiku hyung" sehun tersenyum lega karena akhirnya luhan menampakan dirinya
luhan ingin membuka mulutnya untuk berbicara namun seketika terhenti akibat sehun yang terus menerus berbicara
"hyung! lihat apa yang kubawa" sehun menunjukan kardus yang berisi robot ironman
luhan yang melihatnya hanya tersenyum kecut,
sehun yang melihat tingkah luhan yang aneh itupun heran
"otte? kau tidak suka ya hyung?" jawab sehun yang diiringi dengan hembusan nafas lirih
"ah ani.. aku suka" luhan tersenyum, lebih tepatnya senyum yang dipaksakan
menyadari hal itu sehun tersenyum lirih,
"apa kau tidak menyukainya ya hyung? sehun memandang sayu kearah bungkusan robot yang ia beli itu, memang harganya tidak seberapa dan tidak asli hyung.. setidaknya aku ingin memberikannya untukmu karena hari ini adalah hari ulang tahunmu, setidaknya walaupun kau tidak bisa menyentuhnya aku bisa menunjukannya untukmu kapanpun kau mau,tetapi jika kau tidak suka aku akan menyimpannya saja.. saengil chukhae.." cecar sehun panjang lebar,jujur sehun sedikit kecewa melihat respon luhan, mungkin ia terlalu berlebihan menganggap luhan itu seperti hyungnya
tetapi seketika sehun melihat ada yang berbeda dengan luhan, kulitnya memucat dan bertambah kurus
"hyung? gwenchana? apakau sakit?" tanya sehun spontan dan terlihat khawatir tapi disela-sela pertanyaannya ia merutuki dirinya sendiri apakah hantu bisa sakit?
luhan masih terdiam dan akhirnya tangan luhan keluar menembus cermin itu membuat sehun sangat kaget dan refleks termundur kebelakang dan menjatuhkan kotak robotnya itu, ia tidak melihat sosok luhan yang biasanya melainkan sosok mahluk asing yang menyeramkan
"n-nu-nuguseyo?" sehun terus merangkak mundur tetapi mahluk itupun tetap maju kearah sehun sampai akhirnya sehun terpojok tidak bisa merangkak lebih jauh lagi
mahluk itu menyeringai, menunjukan giginya yang sehun ketahui sangat rapih namun saat ini giginya bertaring seperti harimau yang buas
"Oh sehun.. namja bodoh, bahkan sangat bodoh hingga bisa ku kelabuhi hahahha" mahluk yang ternyata luhan itu tertawa mengerikan
"kkau..?"
"ya.. aku luhan, kau terlalu bodoh sehunnie.." luhan mendekatkan jarinya yang mempunyai kuku panjang itu membelai pipi sehun lembut
sehun masih berusaha memberanikan dirinya untuk melihat luhan, "se..sebenarnya kau siapa?
"kau tidak perlu tahu siapa aku oh sehun..aku memang hari ini sedang berulang tahun, namun yang kubutuhkan bukanlah ironman tidak berguna itu", ia menyeringai penuh kemenangan,"namun,tubuhmu yang sempurna untuk kumasuki oleh jiwaku yang sudah bertahun-tahun terkutuk oleh tubuh menyeramkan ini!" ia memangdang tubuhnya lalu tersenyum mengejek kearah tubuhnya sendiri
sehun masih diam terpaku, ia masih tidak mengerti maksud luhan dan masih berusaha mencerna, untuk saat ini pikiran sehun melayang entah kemana
tanpa sehun sadari sebuah kata yang mengena dihati luhan namum sekaligus membuatnya geram keluar dari mulut manis sehun
"hyung.." jawab sehun pelan disela2 nafas yang sudah menipis akibat tangan luhan yangmemegang leher sehun dengan erat
luhan sedikit tersentak akibat ucapan sehun, lalu wajahnya terlihat mengerang dan dengan sekali kilat jarinya yang mempunyai kuku tajam bagaikan pisau itu menusuk langsung pipi kanan sehun
"akkhh.....appaa..i..ni" sehun berusaha menahan badannya yamg bergetar hebat akibat tusukan kuku luhan yang kini berhasil menusuk pipinya yang langsung mengeluarkan banyak darah
"jangan pernah anggap aku hyungmu!!" seru luhan tajam kemanik mata sehun, lalu mengetatkan cengkramannya itu
Flashback end
Sehun sudah berusaha melawan luhan sekuat tenaga, dan berusaha memanggil oemmanya, namun sia-sia oemmanya sedang tidak dirumah dan kesempatan bagi luhan untuk menghabisi sehun saat ini juga, dan saat ini tubuh sehun sudah banyak meninggalkan banyak bercak darah yang melumuri seluruh badannya, sekali sehun berusaha melawan 2kali lipatlah sehun mendapatkan berbagai tusukan disekujur tubuhnya
Sehun sudah benar-benar tidak berdaya, namun tidak tampak raut wajah iba di wajah luhan, ia malah menyeringai lebar seperti kehausan, lalu ia membisikan rangakaian kata yang hanya bisa sehun dengar
"kau tau oh sehun.. aku adalah mahluk dari spesies lain yang terobsesi agar memiliki tubuh manusia.. dan beruntungnya aku, oemma mu membeli kaca rongsokan itu yang membawaku bertemu dengan mu dan mencari waktu yang tepat agar melakukan ini,tutup matamu sehun.. dan buatlah permintaan terakhir sebelum tubuhmu seutuhnya milikku..dan jiwamu.. lalu ia mengecilkan suaranya seperti mendesis mengerikan
dan jiwamu....musnah dari bumi ini
selamat tinggal, sehunnie......
end.
*******
"luhan hyung kau janji kan tetap selalu menjadi hyungku.. hyung yang tinggal dicermin hahaha"
"aku janji tidak akan menyakitimu sehunnie.."
"hyung, terimakasih telah menunjukanku apa arti saudara"
"selamanya kita akan menjadi saudara sehunnie.. bagaimanapun itu.."
ya selamanya....
Selamanya yang hanya akan ada di balik mulut luhan yang manis namum mempunyai tujuan busuk didalam dirinya....
********