CHAPTER 1 : Hi, My Name Is Cho Kyuhyun
[Note: Fanfiction ini terdapat 3 bahasa, semoga kalian tidak bingung. :) ]
ALINA POV.
Suhu dingin sudah bisa aku rasakan saat baru saja menginjakkan kaki di bandara Narita. Mengurus Visa lalu menunggu dijemput oleh sepupu Kak Naomi di sebuah kedai shop. Seperti biasa, aku memesan Green Tea dan duduk di depan kakakku yang sudah duduk disana. Ku lihat ia sedang mengotak-atik iPhonenya, ia hanya melihatku sekilas lalu kembali memfokuskan matanya ke iPhonenya. Oh ya, aku lupa mengenalkan siapa diriku, aku Alina Kirani Dwijaya. Anak ketiga dari tiga bersaudara yang baru saja mendapatkan beasiswa untuk kuliah disalah satu universitas di Jepang. Dan yang ada di depanku adalah kakak sepupuku yang baru saja kembali dari Amerika dan langsung mengantarku ke Jepang, namanya Dylan Putra Dwijaya. Rasa sayangnya kepadaku mungkin saja melebihi rasa sayang kakak kandungku, karena apapun yang aku lakukan selalu saja bisa ia tebak dengan mudah.
"Kamu pesan apa?" tanya Kak Dylan yang akhirnya menatapku.
" Green tea." jawabku.
"Sebentar ya, Ryu akan menjemput kita sebentar lagi." Katanya yang lagi-lagi lebih memilih menatap iPhonenya dibanding adiknya yang sudah setengah kebosanan karena sudah menunggu lumayan lama. Tapi aku harus tahu diri, untuk sementara waktu aku tidak diizinkan untuk menginap di dorm kampus dan tidak diperbolahkan menyewa sebuah flat oleh kakakku ini. Dia masih belum bisa melihatku tinggal sendiri di kota dan negara yang sangat berbeda dengan Jakarta, di tambah kenyataan bahwa aku ini muslim dengan hijab yang selalu menutupi rambutku sejak aku duduk di bangku SMA. Karena alasan itulah akhirnya aku dititipkan di keluarga Sato, karena mereka adalah calon saudaraku mengingat Kak Dylan sedang berhubungan dengan anak sulung keluarga Sato. Yang menjemputku ini adalah sepupu Kak Naomi, Ryu Kanazawa.
Tiba-tiba aku ingin ke toilet, aku pamit sebentar kepada Kak Dylan, berjalan dengan terburu-buru menuju toilet. Dan tiba-tiba saja aku merasakan menabrak seseorang yang kemudian menumpahkan cairan coklat ke pakaiannya. Laki-laki itu menatapku yang kemudian dengan panik meminta maaf dalam bahasa Indonesia, dan tentu saja dia tak akan mengerti itu bahasa apa. Sadar bahwa laki-laki ini sedang bingung dengan bahasa yang aku gunakan, aku akhirnya menggantinya dengan meminta maaf dalam bahasa Jepang.
"Sumimasen, hounto ni sumimasen." kataku dan membungkuk beberapa kali untuk menunjukkan rasa menyesalku. Dia menatapku dengan pandangan aneh, mungkin karena hijab yang menutupi rambutku.
"Ah, daijoubu. Nanti aku bisa berganti baju." katanya dengan tersenyum ramah. Aku melihatnya, senyuman hangat namun seperti senyuman iblis. Apakah iblis bisa seramah ini ya? Pertanyaan itu muncul begitu saja dikepalaku. Aku lalu mengambil sapu tangan berwarna biru dari kantung winter coatku dan menyerahkan kepadanya.
"Ini untuk membersihkannya, maafkan aku. Sekali lagi maafkan aku." Ucapku yang setelah memberikan sapu tangan itu kembali membungkukkan badanku. Lalu ada seorang laki-laki lain menghampiri kami, ia terlihat khawatir terhadap laki-laki ini.
"Kyu-ah, gwaenchana?" tanyanya yang kemudian aku tahu bahwa mereka bukanlah orang Jepang melainkan Korea, pantas saja bahasa Jepangnya tidak terlalu lancar dan terbata-bata. Ada perbedaan umur yang sangat kentara diantara mereka. Laki-laki yang tadi aku tabrak usianya baru memasuki umur 20-an, karena ia terlihat masih sangat muda, sedangkan yang baru saja tiba usianya mungkin sekitar 25-28 tahun.
"Nan Gwaenchanayo, hyung." jawabnya lalu tersenyum menampilkan deret gigi putih yang rapi.
"Kau siapa?" tanya laki-laki yang baru datang itu kepadaku. Lalu aku bingung harus menjawab apa karena aku sama sekali tidak mengerti bahasa Korea, sedangkan ia bertanya dengan menggunakan bahasa Korea.
"I'm so sorry, I can't speak Korean." jawabku yang akhirnya lebih memilih menggunakan bahasa Inggris ketimbang bahasa Jepang karena menurutku ia juga tidak akan mengerti bahasa Jepang. Sebelum laki-laki itu menjawab, Kak Dylan datang menghampiriku.
"Al, Ryu sudah datang. Ayo." kata Kak Dylan.
"Iya sebentar ka, tadi aku tidak sengaja menabrak laki-laki ini dan membuatnya terkena kopi atau apalah itu." Kataku sambil melihat ke arah laki-laki yang tampangnya lebih muda, dan aku tahu dia juga punya wajah yang tidak membuatku bosan melihatnya.
"Kok bisa sih Al? Kamu ini selalu saja ceroboh." Omel Ka Dylan yang lalu menatap kedua laki-laki dihadapan kami ini dengan tatapan aneh, lagi-lagi aku tidak sadar bahwa aku sedang berbicara dengan bahasa Indonesia.
"Maafkan adikku, dia tidak sengaja menabrak kamu. Maaf ya, maaf." Ucap Kak Dylan membungkukkan badanya dan kali ini ia berbicara dengan menggunakan bahasa Jepang.
"Tidak apa-apa. Ini juga salahku." kata Laki-laki yang memiliki senyuman ramah seperti iblis.
"Kalau begitu, kami pamit dulu." Ucap Kak Dylan lalu berpamitan dan meminta maaf sekali lagi sebelum menggandengan tanganku berjalan disampingnya.
"Cotto matte kudasai." Teriak laki-laki itu lagi ketika aku sedang mengambil tasku.
"Nani?" tanyaku heran, untuk apa lagi laki-laki ini memanggil kami? bukankah aku sudah meminta maaf kepadanya?
"What is your name?" tanyanya, bahasa Inggrisnya lumayan bisa kumengerti.
"Ah, Hello my name is Alina Kirani Dwijaya. But you can call me Al." jawabku membungkukkan badan, sesuai dengan tata cara Jepang.
"Hi, my name is Cho Kyuhyun." katanya lalu mengulurkan tangannya. Aku membalasnya dan aku merasa seperti pernah mendengar namanya, tapi dimana ya?
Lalu setelah perkenalan singkat dengan laki-laki bernama Cho Kyuhyun itu aku berjalan bersama Kak Dylan menuju mobil yang diparkirkan Ryu dan akan membawa kami ke rumah keluarga Sato. Selama diperjalanan bayangan wajah laki-laki dengan senyum ramah namun seperti iblis itu, aku mengira-ngira dimana aku melihatnya karena wajahnya sepertinya pernah aku lihat. Tapi siapapun dia sepertinya aku bersyukur akan mengenalnya.
CHO KYUHYUN POV.
"Kau tidak apa-apa Kyuhyun-ah?" Tanya Juwon Hyung yang kali itu diminta menemani Kyuhyun untuk berobat dan menyembuhkan lukanya akibat kecelakaannya tahun lalu.
"Aku tidak apa-apa, hyung. Tenang saja." Jawab Kyuhyun yang keluar dari dalam toilet dengan pakaian baru. Kemejanya ia masukkan ke dalam plastik dan menyerahkannya ke Juwon Hyung.
"Kau kenapa ingin berkenalan dengan wanita itu? Usianya pasti masih muda."
"Senyumnya lain, Hyung. Apakah aku bisa bertemu dengannya lagi ya?"
"Yyaaa, kau ini! Fokus dulu dengan penyembuhan lukamu, kau kan harus ikut promosi dengan member yang lain."
"Aratso hyung."
Kyuhyun lalu berjalan disamping Juwon Hyung menuju parkiran mobil lalu mereka pergi meninggalkan bandara untuk langsung ke rumah sakit dimana dokter.
Cho Kyuhyun, yang saat ini sedang tenar-tenarnya berkat Super Junior. Maknae dari boyband yang saat ini sedang naik daun membuatnya kini juga ikut terkenal. Ia penyanyi yang bisa membuat Super Junior lengkap. Tapi dengan adanya kecelakaan tahun lalu yang membuatnya koma selama empat hari dan harus recovery selama beberapa bulan membuatnya kini harus bekerja keras menyusul kekurangannya. Ia mencoba mengobati lukanya dengan berbagai cara agar ia bisa bekerja bersama-sama dengan Super Junior dengan baik. Sebagai maknae dia harus bisa tampil maksimal, makanya ia harus menyembuhkan luka-luka yang masih terasa di tubuhnya.
Maka disinilah ia, bertemu dengan dokter sahabat ayahnya yang akan membantunya. Dan selama perjalanan menuju rumah sakit ia masih memikirkan gadis yang tadi ia temui di kedai kopi. Ada sesuatu yang membuatnya sangat tertarik, dan ingin bertemu dengannya lagi. Kyuhyun mengeluarkan handphonenya dan mengetikkan sesuatu di notesnya, "ALINA".
[To Be Continue]
Ps. Maaf kalau jelek, saya masih dalam menulis lanjutannya. :)