CHAPTER 1 : Leave Me? [Part 1]
Kyuhyun’s home
06.35 am
“Hei, bangun pemalas!”
“Hmm...” Gadis itu menggeliat pelan. Mengangkat salah satu bantal untuk menutup wajah cantiknya dari terpaan sinar matahari yang menerobos masuk melalui jendela kaca di kamarnya.
Pria yang sedari tadi meneriakinya untuk bangun itu kembali duduk di tepi ranjang, berusaha menarik bantal dari wajah gadis itu. “Kau bisa terlambat berangkat ke kantor.”
“Lima menit lagi, ok?”
“Tidak, kau juga harus menyiapkan sarapan untukku. Sekarang cepat bangun!”
“Aishhh!! Asal kau tahu, semalam aku tidur larut untuk menyelesaikan laporan proyek perusahaan untuk rapat hari ini!” gadis itu menurunkan bantal dan mengerucutkan bibirnya.
“Selamat pagi nyonya Cho,” seolah tak mendengar teriakan protes itu, Kyuhyun mencondongkan tubuhnya dan mengecup bibir gadis itu sekilas. “Morning kiss.” Lanjutnya.
Gadis itu berdecak kesal dan segera beranjak dari ranjang menuju kamar mandi.
***
06.57 am
“Serius sekali?” tanya Hea Ae yang melihat Kyuhyun memandang ponselnya dengan wajah yang serius. Gadis itu berjalan mendekati lemari pakaian mereka di sudut ruangan, menarik sebuah kemeja berwarna amaranth serta blazer dan rok hitam pendek lalu memakainya dengan cepat.
Kyuhyun menolehkan kepalanya dan tersenyum. “Siwon Hyung, dia bilang akan kembali ke Korea besok. Hyun Kyung Noona dan Rae Hwa ingin berlibur disini.”
“Benarkah?” Hea Ae memandang Kyuhyun melalui kaca meja riasnya.
“Kau senang?”
“Well, kabar bahagia. Aku tidak kesepian lagi. Mereka akan tinggal disini, kan?”
“Aku akan bicara pada Siwon Hyung, dan menyuruh mereka untuk tinggal disini selama mereka di Korea.”
Hea Ae beranjak dari meja riasnya, mendekati Kyuhyun dan meraih dasi pria itu, membenarkan letaknya lalu mengikatnya dengan rapi.
“Terima kasih,” ujar gadis itu tersenyum senang. “Ayo turun, aku akan membuatkan sarapan untukmu.” lanjutnya.
***
07.19 am
“Kau tidak lupa acara makan malam di rumah Eomma, kan?”
“Ahh, benar. Ahra Eonni!” seru Hea Ae sembari menata meja makan dengan menu sarapan mereka. Mereka mempunyai pembantu rumah tangga? Tentu saja. Hanya saja, jika itu berhubungan dengan makanan yang akan dikonsumsi oleh Kyuhyun, Hea Ae selalu berusaha untuk menyiapkannya sendiri.
“Kau tidak perlu membawa mobil hari ini, aku akan mengantar dan menjemputmu nanti.”
“Ok.” gadis itu mengangguk dan mulai menyantap sarapannya.
***
08.12 am
“Aku akan menjemputmu pukul lima sore.” Ujar Kyuhyun kemudian mengecup dahi Hea Ae.
Hea Ae bergegas keluar dari mobil dan menunduk menatap Kyuhyun melalui kaca mobil. “Sampai nanti.” Gadis itu tersenyum dan melangkah masuk memasuki kantornya.
Sebenarnya Hea Ae tidak perlu bekerja karena Kyuhyun adalah direktur utama Cho Corp. Sebuah perusahaan terkemuka dan berjaya di Korea Selatan saat ini dan memiliki entah berapa ratus anak perusahaan yang berada di bawah naungan Cho Corp. Kyuhyun pun sempat menawarkan posisi tinggi di perusahaan tersebut pada istrinya, tetapi Hea Ae menolaknya dengan alasan bahwa gadis itu tidak mau dengan mudah mendapatkan posisi tinggi dalam sebuah perusahaan dan memilih untuk mencari pekerjaan sendiri tanpa bantuan Kyuhyun. Dan disinilah dia sekarang, Shim Enterprise, perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. Dengan posisi sebagai sekretaris utama perusahaan, tangan kanan Shim Changmin, direktur utama Shim Enterprise.
“Selamat pagi.” Hea Ae menyapa Changmin yang sedang duduk menatap layar komputer di ruang kerja pribadi pria itu.
“Hai!”
“Bagaimana rapat kemarin?”
“Sangat membosankan, kau tahu? Seharusnya kau ikut menemaniku.” Gurau Changmin.
“Jadi karena itukah kau memberiku laporan tambahan untuk rapat hari ini? Kau kesal karena aku tidak menemanimu?” gadis itu terkekeh dan mengambil tempat duduk di depan Changmin.
Hea Ae dan Changmin memang dekat. Changmin adalah teman SMA Hea Ae. Pria itu bahkan sudah menyukai Hea Ae sejak pertama kali mereka bertemu di lapangan sekolah pada hari pertama tahun ajaran baru dimulai. Dan kebetulan, Changmin juga teman Kyuhyun semasa mereka berkuliah di Oxford University. Tapi tentu saja hal itu -status Kyuhyun dan Hea Ae- tidak menyurutkan perasaan Changmin terhadap Hea Ae.
“Sejak kapan aku bisa marah terhadapmu?” Changmin tersenyum konyol. “Kau terlihat cantik hari ini.” Lanjut Changmin.
“Katakan hal itu di depan Kyuhyun, tuan Shim. Dan aku akan dengan senang hati melihat apa reaksinya nanti.”
“Akan kupikirkan. Setidaknya Kyuhyun tidak akan mungkin merusak wajahku, kan?”
“Tentu saja tidak. Tapi aku tidak menjamin keselamatan hidupmu kelak,” gadis itu tertawa. “Ini laporan lengkap untuk rapat hari ini. Rapat akan dimulai pukul sebelas siang, dan kuharap kau tidak lupa untuk mengisi perutmu lebih dulu, karena rapat kali ini ayahmu akan turut serta, jadi kurasa akan memakan waktu yang lama.” Hea Ae menaruh setumpuk map di atas meja kerja Changmin dan beranjak dari duduknya.
Changmin memperhatikan Hea Ae sampai gadis itu membuka pintu ruangan kerjanya. “Aku masih menunggumu, Hea Ae-ya.”
Gadis itu menghentikan langkahnya, menoleh menatap Changmin dan tersenyum. “Jangan konyol, Shim Changmin!” ujarnya lalu segera menutup pintu ruangan kerja Changmin.
***
Shim Enterprise’s parking lot
05.03 pm
“Bagaimana harimu?” tanya Kyuhyun pada Hea Ae setelah gadis itu memasuki Bentley Continental GT hitam milik Kyuhyun.
“Seperti biasa. Kalau kau menganggap kata-kata ‘kau terlihat cantik hari ini’ yang diucapkan Changmin adalah hal menarik, maaf aku tidak tertarik.”
Hea Ae mengendikkan bahunya acuh tak acuh dan memasang seat belt. Kyuhyun tersenyum. Pria itu tahu benar siapa Changmin, dan bagaimana perasaan pria itu terhadap Hea Ae, istrinya. Changmin selalu menceritakan tentang gadis cinta pertamanya saat di SMA pada Kyuhyun saat mereka berkuliah, tapi satu yang menjadi kesalahan Changmin, Changmin tidak pernah memberitahu nama dan memperlihatkan wajah gadis itu, hingga Kyuhyun bertemu dengan Hea Ae dan sampai pada titik dimana mereka mengucapkan janji sehidup semati dan baru mengetahui bahwa Hea Ae adalah cinta pertama Changmin pada saat Changmin menghadiri pesta pernikahan mereka.
“Baguslah. Aku juga tidak pernah berniat untuk melepaskanmu.” Kyuhyun mencondongkan tubuhnya mencium bibir Hea Ae sekilas.
Hea Ae mendorong bahu Kyuhyun pelan. “Kau tidak ingin mendengar suara nyaring Eommonim saat kita datang, kan? Jika tidak, sebaiknya kita cepat menuju kesana supaya tidak terlambat. Kurasa Ahra eonni juga sudah sampai.”
Kyuhyun tertawa dan segera melajukan mobilnya. “Baiklah, nyonya Cho.”
***
Cho Younghwan’s home
06.19 pm
“Kami datang.” Kyuhun berjalan menggenggam tangan Hea Ae memasuki rumah orang tuanya. Cho Han-Na, ibu Kyuhyun terlihat sedikit berjalan tergesa-gesa ke arah pintu utama untuk menyambut kedatangan mereka.
“Ah! Kyuhyun-na, Eomma sangat merindukanmu,” ujar ibu Kyuhyun yang langsung memeluk anak laki-laki satu-satunya itu. “Hea Ae-ya, menantuku. Kau terlihat semakin cantik saja!” lanjutnya yang kemudian memeluk erat Hea Ae, menyalurkan kerinduannya.
“Kami juga merindukanmu Eommonim.” Hea Ae membalas pelukan mertuanya sembari tersenyum.
“Ayo cepat masuk, semua sudah menunggu di dalam.”
“Ahra Noona dan suaminya sudah datang?” tanya Kyuhyun.
“Hmm, hanya tinggal menunggu kalian berdua.” Ibu Kyuhyun terlihat bersemangat.
Mereka bertiga memasuki ruang keluarga. Cho Young Hwan, Cho Ahra dan suaminya duduk disana dengan wajah yang terlihat bahagia.
“Duduklah,” ujar ayah Kyuhyun. “Ahra akan mengumumkan sesuatu.” Lanjutnya.
“Apa itu?” tanya Hea Ae tanpa bisa menutupi rasa penasaran pada nada suaranya.
“Baiklah, karena semua sudah berkumpul,” Ahra menggenggam tangan suaminya erat. “Aku merasa tidak enak badan beberapa hari ini, selalu merasa cepat lelah dan sering sekali pusing. Lalu kami memutuskan untuk ke rumah sakit, dan ternyata hasilnya-”
“Kau sakit?” ujar Kyuhyun panik. Ahra adalah kakak satu-satunya yang dimiliki Kyuhyun jadi tentu saja Kyuhyun sangat menyayangi Ahra.
“Tidak, Kyu. Aku tidak sakit.” Ujar Ahra lembut.
“Lalu?” tanya Kyuhyun.
“Aku hamil.” Ahra tersenyum senang memandang keluarganya.
“Benarkah?” kali ini giliran Hea Ae yang memekik girang.
Ahra menganggukkan kepalanya bersemangat. “Sudah enam minggu.” Ujarnya kemudian.
“Kyaaaaaa!” teriak Hea Ae yang langsung berdiri dan menghampiri Ahra, memeluknya erat. “ Selamat Eonni, aku ikut senang. Akhirnya, aku akan mempunyai keponakan. Aku tidak akan kesepian lagi kalau Kyuhyun tidak ada.”
“Hei, kau ini. Kalau kau tidak mau kesepian, cepatlah menyusulku, jangan bekerja terlalu keras. Kyuhyun tidak akan jatuh miskin, kalau itu yang kau khawatirkan.” Gurau Ahra.
“Kami sedang mengusahakannya Noona. Kalian tenang saja,” ujar Kyuhyun tiba-tiba. Hea Ae menolehkan wajahnya yang semerah tomat ke arah Kyuhyun. Kyuhyun bangkit dan memeluk pinggang Hea Ae dari belakang. “Sebentar lagi Hea Ae akan menyusulmu, Noona.” Lanjut Kyuhyun sembari mengelus perut gadis itu.
“Jangan terlalu lama, Kyuhyun-na, Eomma tidak akan keberatan jika harus menimang dua cucu sekaligus.” Ujar ibu Kyuhyun yang langsung mengundang tawa seluruh anggota keluarga.
***
Kyuhyun’s home
09.02 pm
Kyuhyun meletakkan tas kerjanya dan tas tangan milik Hea Ae ke sofa di sudut ruangan kamar, lalu melepas jasnya. Hea Ae duduk di tepi ranjang, melepas high heels lalu merebahkan tubuhnya.
“Kau lelah?”
“Sedikit. Beruntung semua pekerjaan kantor sudah kuselesaikan hari ini.” Jawab Hea Ae sembari memejamkan matanya.
Kyuhyun merebahkan tubuhnya di samping Hea Ae. Tangannya bergerak merapikan helaian rambut gadis itu yang menutupi wajahnya. Kyuhyun mengecup puncak kepala Hea Ae. Gadis itu tersenyum, menggapai wajah Kyuhyun dengan tangan kanannya. Kyuhyun memajukan wajahnya lagi mengecup bibir Hea Ae bertubi-tubi. Gadis itu membuka matanya dan membalas ciuman Kyuhyun. Kyuhyun bergerak menindih tubuh Hea Ae.
“Kau tidak lupa apa pesan Eomma tadi, kan?” tanya Kyuhyun seduktif.
“Cih! Itu memang karena faktor otakmu yang mesum, tuan Cho!” Hea Ae tertawa. Kakinya bergerak keatas dan mengaitkannya pada pinggang Kyuhyun. Mencoba menggoda suaminya.
“Ahhh...” Kyuhyun menggeram tertahan.
“Show me!,” Hea Ae tersenyum puas. Kyuhyun menunjukkan smirk-nya dan mulai mencium gadis itu lagi.
***
Incheon Airport
10.05 am
“Hyun Kyung Eonni!”
Seorang pria berperawakan tinggi tegap dan seorang wanita yang sedang menggandeng anak perempuannya menoleh ke arah sumber suara. Tawa wanita itu melebar sembari melepaskan genggaman tangan pada anaknya yang dengan segera berlari ke arah suara itu.
“Uncle Kyu!” seru anak perempuan berumur empat tahun itu sembari melompat ke arah Kyuhyun. Kyuhyun segera menggendong anak perempuan itu.
“Rae Hwa-ya kenapa hanya uncle Kyu saja yang kau sebut, hmm? Kau tidak merindukanku?” tanya Hea Ae pada Rae Hwa sembari mengerucutkan bibirnya.
“Anniyo! Aku juga merindukanmu auntie.” Ujar Rae Hwa polos sembari mencondongkan tubuhnya, mencoba mencium pipi Hea Ae. Kyuhyun tertawa melihat tingkah keponakannya.
“Kalian seharusnya tidak perlu menjemput kami, kami bisa pergi dengan taksi.” Ujar Siwon.
“Tidak apa-apa, Hyung. Lagipula ini kan hari Minggu.”
“Sudah selesai tuan-tuan? Kalian bisa meneruskan pembicaraan kalian nanti di rumah.” Seru Hea Ae sembari berjalan lebih dulu dan merangkul lengan Hyun Kyung.
***
Kyuhyun’s home
06.52 pm
“Rae Hwa-ya, berhenti bermain-main disini dan pergilah ke tempat daddy dan uncle Kyu, ok?” ujar Hyun Kyung lembut.
“Biarkan saja Eonni.” Hea Ae menolehkan kepalanya ke arah Hyun Kyung yang sedang menurunkan Rae Hwa dari atas meja dapur.
“Kita tidak akan bisa makan malam tepat waktu kalau dia terus mengganggu, jadi, biarkan saja dia bermain dengan daddy dan uncle kesayangannya itu.”
Hea Ae terkekeh pelan lalu kembali berkutat dengan pekerjaan dapurnya. Hea Ae dan Hyun Kyung sedang memasak makan malam untuk mereka. Kyuhyun dan Siwon, tentu saja mereka tengah membicarakan segala hal yang diyakini Hea Ae bahwa topik pembicaraan mereka tidak akan jauh dari bisnis dan pekerjaan mereka.
***
“Kami akan berkunjung ke rumah Ahjumma dan Ahjussi besok.” Ujar Siwon.
“Mereka akan senang sekali melihat kalian. Aku akan menyuruh seseorang untuk mengantar, atau kalau kau mau, kau bisa memakai mobilku, Hyung.” Ujar Kyuhyun.
Siwon tersenyum dan mengangguk. “Gomawo.”
***
Cho Corp
09.03 am
Kyuhyun menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Memijat pelipisnya pelan. Ini masih pagi, tentu saja. Tidak biasanya juga sepagi ini Kyuhyun sudah merasa pusing akibat pekerjaannya yang menumpuk. Karena memang bukan, bukan pekerjaannya yang membuatnya pusing. Kyuhyun kembali menatap layar ponselnya. Hanya menatapnya, tanpa melakukan apapun. Mungkin terlalu shock melihat sederet tulisan yang ada di layar ponselnya tersebut.
‘Aku akan kembali ke Korea segera, oppa. Kau tidak melupakanku, kan? Kau harus meluangkan waktumu untukku, dan aku tidak menerima penolakan.’
Kyuhyun menghela nafasnya gusar. Tak ada nama pengirimnya. Hanya sebuah nomor asing yang tertera disana. Tapi tanpa nama pengirim pun Kyuhyun sudah tahu siapa pengirimnya.
Tak bisakah kau tidak kembali? Dan seharusnya memang kau tidak perlu kembali. Tidak saat ini, Shin Rye Mi.
***
Kyuhyun’s home
10.06 pm
Kyuhyun membuka pintu kamarnya perlahan. Hea Ae menoleh dan tersenyum, beranjak bangkit meninggalkan semua pekerjaannya di meja kerja di sudut lain dari kamar tidur mereka. Hea Ae berjalan mendekati Kyuhyun yang tengah meletakkan tas kerjanya. Tangan gadis itu beralih menggantikan jemari Kyuhyun yang sedang bekerja melepas dasinya. Kyuhyun menatap dalam wajah istrinya. Hea Ae mendongak dan kembali menatap Kyuhyun dengan satu alis terangkat. Tidak biasanya Kyuhyun terlihat aneh begini.
Kyuhyun menggerakkan tangannya menuju pinggang Hea Ae dan mengecup lama dahi Hea Ae sembari memejamkan mata.
“Kau sakit?” tanya Hea Ae ketika Kyuhyun akhirnya menjauhkan bibirnya dari dahi Hea Ae. Kyuhyun menggeleng pelan.
“Maaf,” ujar Kyuhyun sembari menunduk. Merasakan tenggorokannya yang terasa kering. “Maaf tadi aku tidak bisa menjemputmu.”
Bukan, bukan kata maaf itu yang sebenarnya ingin Kyuhyun ucapkan. Melainkan ada kata maaf lain yang seharusnya ia katakan. Tapi mungkin kata-kata itu tidak akan pernah terucapkan. Tidak untuk saat ini.
Hea Ae kembali tersenyum. “Ck! Kau membuatku khawatir, Kyu. Seperti kau telah melakukan kesalahan besar saja. Aku kan masih bisa pulang dengan taksi atau meminta Changmin untuk mengantarku pulang, mungkin?” gurau Hea Ae.
Kyuhyun mengeraskan rahangnya kemudian memeluk Hea Ae. “Tidak. Kau tidak boleh pergi dariku. Sampai kapanpun!” Kyuhyun mengeratkan pelukannya.
“Kau kenapa, Kyu? Tenanglah. Aku kan hanya bercanda.” Ujar Hea Ae sembari mengelus punggung Kyuhyun dengan gerakan teratur.
***
07.49 am
“Kemarin aku bertemu dengan temanmu, Lee Hyukjae. Dia bilang kalian sekarang jarang bertemu setelah kau mengambil alih posisi Ahjussi.” Siwon membuka percakapan di tengah-tengah kegiatan mereka menyantap sarapan.
“Yeah, kami memang jarang bertemu setelah itu. Kau tahu Hyung.” Jawab Kyuhyun sembari mengendikkan bahunya.
“Pekerjaan lebih penting?” gurau Siwon sembari tersenyum. “Ahh! Dan dia mengatakan kalau teman lama kalian, Shin Rye Mi, akan kembali dari Jerman dua hari lagi. Aku tidak menyangka akan bertemu gadis manja itu lagi. Kukira dia sudah melupakanmu dan semua tentang Korea dan bahkan masa la-”
“Melupakan Kyuhyun dan Korea?” gadis disamping Kyuhyun-Hea Ae, menatap Siwon penasaran.
“Uhuk… uhuk…” Kyuhyun segera menyambar gelas air putih yang ada dihadapannya.
“Pelan-pelan, Kyu.”
Siwon melirik Kyuhyun sekilas dan akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi. Siwon melemparkan tatapan tak percayanya ketika Kyuhyun kembali memandangnya dengan tatapan ‘jangan-bicara-macam-macam’.
“Kau tidak memberitahu Hea Ae tentang Rye Mi?” tembak Siwon yang langsung mendapat delikan tajam dari mata Kyuhyun.
“Ehm, kurasa itu bukan masalah serius dan kau tahu bahwa itu sama sekali tidak penting, Hyung!” Kyuhyun menundukkan kepalanya, mencoba kembali fokus pada piring di hadapannya.
“Shin Rye Mi adalah teman SMA Kyuhyun dan Hyukjae. Rye Mi sangat mencintai Kyuhyun dulu, dan begitupun sebaliknya,” Hea Ae menoleh cepat ke arah Kyuhyun sembari memiringkan kepalanya. “Tapi saat di kelas dua, Rye Mi terpaksa harus meneruskan sekolahnya di Jerman. Dan harusnya kau datang lebih cepat saat itu. Kyuhyun butuh waktu bertahun-tahun hingga ia bertemu denganmu untuk melupakan Rye Mi.” Siwon mengakhiri ceritanya sembari terkekeh menatap istrinya-Hyun Kyung yang sedang menatapnya dengan tatapan ‘apa-yang-kau-lakukan?’.
“Hyung!” Kyuhyun kembali menatap tajam Siwon.
“Tapi itu hanya masa lalu, Hea Ae. Kurasa kau tak perlu khawatir. Sekarang Kyuhyun hanya tergila-gila padamu.” Siwon mengalihkan pandangannya pada Hea Ae.
Hea Ae tertawa pelan. “Tentu saja, Oppa. Masa lalu sama sekali bukan masalah. Lagipula, kami sudah menikah.”
“Kau sudah selesai? Kita berangkat?” tanya Kyuhyun tiba-tiba. Hea Ae menganggukkan kepalanya. Menenggak habis sisa jus jeruk di gelasnya.
“Kami berangkat dulu Oppa, Eonni. Sampaikan salam ciumku pada Rae Hwa jika dia bangun.” Ujar Hea Ae sembari bangkit dari meja makan dan berjalan ke arah pintu keluar.
“Kyu, aku ingin bicara denganmu sebentar.” panggil Siwon.
Kyuhyun menoleh, membiarkan Hea Ae berjalan keluar lebih dulu. Siwon menghampiri Kyuhyun.
“Kuharap reaksimu tadi bukan sesuatu yang harus kami khawatirkan, Kyu. Aku sangat tahu bagaimana kau, tapi bagaimanapun juga, kami sangat menyayangi Hea Ae. Jangan pernah melemparkan bensin ke dalam kobaran api. Kuharap kau mengerti apa yang kumaksud, Kyu.”
Siwon membalikkan badannya dan berlalu pergi. Kyuhyun menatap kosong punggung orang yang sudah dianggap sebagai hyung-nya itu. Pikirannya melayang entah kemana, kembali merasakan kedutan di dadanya yang sudah hampir dua tahun ini hilang.
“Kyu?” Hea Ae melongokkan kepalanya dari arah pintu. “Berangkat?”
“Ah, yeah. Maaf.” Kyuhyun segera berjalan menyusul Hea Ae.
Maafkan aku atas kesalahan yang mungkin akan kubuat, Hea Ae-ya.
***
TBC